“Sekarang, apa yang harus aku lakukan Sistem? Apakah aku perlu membuat sebuah program baru untuk games ini atau bagaimana?” tanya Lintang.
Membuat sebuah game dengan mengandalkan Sistem, pasti sangat berbeda dengan membuat game pada umumnya. Bisa jadi game miliknya bisa langsung jadi, bisa jadi Lintang perlu melakukan persiapan lain lagi.
[Ding]
[Misi telah dibuat]
[Ding]
[Host pergi temui Seno Eko Mulyadi dan masuklah ke dimensi miliknya]
[Host perlu menanyakan kepada lima orang anak buah Seno Eko Mulyadi mengenai kemampuan yang mereka miliki]
[Kemampuan tersebut nantinya akan menjadi dasar dari kelas yang ada di dalam game serta kemampuan yang akan dimiliki oleh para pemain]
[Batas waktu : 2 hari]
[Hadiah : +1.000 poin game]
[Hukuman : -2.000 poin game]
[Host lakukan misimu dengan sungguh-sungguh dan bantu penduduk Bumi dalam perang antar galaksi]
“Eh … menuju dimensi Seno Eko Mulyadi? Bukankah itu nama Kakekku? Kenapa pula aku harus menemui Kakekku? Bukankah dia sudah meninggal? Lalu, apa yang dimaksud dengan dimensi itu?” tanya Lintang.
Seno adalah kakek Lintang. Ketika Lintang masih kecil, kakek dan neneknya meninggal dalam sebuah kecelakaan mobil. Tubuh mereka terbakar habis tidak bersisa. Lintang melihat sendiri bagaimana sisa tubuh kakek dan neneknya dikebumikan.
Jadi, bagaimana mungkin Sistem menyatakan bahwa ia harus menemui Seno, sementara dia sudah meninggal? Apakah Sistem memintanya untuk mati sekarang? Lintang kira, tidak akan ada lagi misi yang akan mengorbankan nyawanya. Namun, permintaan Sistem yang satu ini sama saja dengan memintanya untuk mati.
[Host jangan salah sangka dahulu]
[Seno Eko Mulyadi masih hidup dia belumlah mati]
“Belum mati? Bagaimana mungkin? Setiap tahun aku datang ke makam Kakek dan Nenekku. Sekarang Kamu mengatakan bahwa mereka belum mati?” tanya Lintang dengan nada tinggi.
[Jika Host tidak percaya, coba tanyakan hal ini kepada Ayah Host]
[Aku yakin Host akan menerima jawabannya]
Mendengar ucapan Sistem, Lintang menjadi sangat penasaran. Ia tidak peduli dengan badannya yang masih bau keringat karena belum mandi sejak kemarin. Lintang ia langsung berganti pakaian dan mengambil kunci mobil miliknya.
Lintang berniat menemui Adelard, ayahnya untuk menanyakan hal ini. Bisa saja Lintang bertanya mengenai hal ini melalui telepon. Namun, Lintang rasa membicarakan hal seperti ini lebih baik dilakukan dengan bertatap muka secara langsung.
Satu jam kemudian, Lintang sampai di rumah Adelard. Ia melihat mobil yang biasa dipakai oleh Adelard terparkir di garasi. Ini berarti, Adelard sedang berada di rumah sekarang.
“Eh anak Mama sudah pulang. Kakak pulang kok nggak ngabarin sih? Apa Kakak sekalian pindah kosan dan tinggal di rumah?” tanya Putri, ibu dari Lintang.
“Enggak, Ma. Aku belum beres-beres bajuku buat pulang ke rumah. Sekarang, di mana Papa, Ma? Aku lihat tadi mobilnya ada di garasi. Aku ingin membicarakan sesuatu dengan Papa.”
“Papa Kamu sedang ada di ruang bawah tanah. Katanya ada sesuatu yang perlu ia kerjakan di bawah. Kamu cari aja Papa di bawah.”
“Kalo begitu aku turun dulu, Ma. Ada hal penting yang perlu aku bicarakan dengan Papa,” ucap Lintang yang lalu mencium pipi Putri.
Tanpa mempedulikan apa yang akan Putri ucapkan, Lintang bergegas menuju ke ruang bawah tanah rumahnya. Di rumahnya ini, terdapat sebuah ruang bawah tanah. Di sana tidak ada hal yang menarik. Hanya sebuah gudang yang selalu tertata rapi. Di sana juga menjadi tempat Adelard menyimpan koleksi anggur miliknya.
Meski tidak ada sesuatu yang menarik di sana, Adelard sering menghabiskan waktu berjam-jam di sana. Itu yang membuat Lintang penasaran. Sebenarnya, apa yang dilakukan Adelard di ruang bawah tanah rumah mereka?
Lintang pernah ingin melihat apa yang dilakukan Adelard di sana. Namun, ketika datang ke ruang bawah tanah, Lintang tidak menemukan keberadaan Adelard. Lintang curiga ada ruang rahasia lain di sana. Namun, sampai sekarang Lintang belum juga menemukan pintu masuk dari ruang rahasia itu.
“Papa, apakah Papa ada di bawah?” tanya Lintang ketika dirinya berada di tangga menuju ruang bawah tanah. Lintang tidak mendengarkan jawaban apa pun. Ia memutuskan untuk tetap turun ke bawah. Lintang berkeliling di ruang bawah tanah. Namun, ia tidak juga menemukan keberadaan Adelard.
“Aneh. Mama bilang Papa ada di sini. Tetapi kenapa tidak ada Papa di sini? Apakah Papa masuk ke ruang rahasia miliknya?”
Hal itu membuat Lintang mengetuk semua pintu dan lantai yang ada di sini. Ia juga menarik apa pun yang bisa ditarik. Lintang sedang berusaha mencari keberadaan mekanisme yang membantu membuka pintu ke ruang rahasia. Namun, setelah sepuluh menit mencari, Lintang tidak juga menemukan apa yang ia cari.
“Lintang! Apa yang sedang Kamu lakukan di sini?”
Sebuah suara mengagetkan Lintang. Hal itu membuat botol anggur yang sedang Lintang bawa, terjatuh ke lantai. Akibatnya, salah satu botol anggur koleksi Adelard harus pecah dan isinya mengalir di lantai.
Lintang pun membalikkan tubuhnya. Di salah satu sudut ruang bawah tanah, Lintang bisa melihat keberadaan Adelard. Lintang yakin tadi tidak ada Adelard di sana. Lalu, ia juga sudah memeriksa sudut itu. Tidak ada hal mencurigakan di sana. Jadi, bagaimana bisa Adelard muncul begitu saja di sana?
“Kenapa Papa bisa muncul secara tiba-tiba di sana?” tanya Lintang balik.
“Kamu sendiri kenapa di sini?” tanya Adelard sekali lagi. Sepertinya Adelard enggan menjawab pertanyaan Lintang. Ia justru kembali menanyakan alasan Lintang berada di ruang bawah tanah rumah mereka.
“Aku ingin bertanya mengenai keberadaan Kakek Seno kepada Ayah. Ada yang bilang bahwa Kakek Seno masih hidup. Apakah itu benar Ayah?”
Lintang bisa melihat mata Adelard sedikit melebar setelah ia mengatakan hal ini. Ia juga bisa melihat Adelard kembali bersikap biasa saja seolah ia tidak kaget mendengar pertanyaan dari Lintang. Hal itu membuat Lintang tahu, bahwa Ayahnya tengah menyembunyikan sesuatu sekarang.
“Jangan ngaco Kamu, Kak. Mana mungkin Kakek Kamu masih hidup. Kamu juga melihat bagaimana Kakek Kamu dikebumikan bukan? Jadi, jangan mengatakan hal yang seperti itu. Jika Kamu kangen dengan Kakek Seno, besok Ayah akan mengajak Kamu untuk datang ke makamnya. Dengan begini, Kamu bisa melepas rindu ke Kakek Seno,” jelas Adelard.
“Tetapi Papa, orang yang menyuruhku menemui Kakek memintaku untuk pergi ke dimensi milik Kakek dan menemui anak buahnya. Apakah Papa tahu apa itu dimensi milik Kakek?” tanya Lintang.
Setelah Lintang berucap demikian, Adelard melakukan gerakan yang cukup cepat. Ia tiba-tiba saja berada di depan Lintang sekarang. Tentu saja Lintang kaget melihat hal itu. Adelard yang semula berada di sudut ruangan, kini tiba-tiba berada di depannya dengan cukup cepat. Adelard seolah memiliki kemampuan teleportasi.
“Apa Kamu bilang tadi? Ada yang menyuruhmu datang ke dimensi milik Kakekmu? Siapa dia?” tanya Adelard dengan nada bicara yang cukup serius. Lintang berani bersumpah bahwa ia tidak pernah melihat Adelard memasang ekspresi seserius ini.
“Aku tidak tahu Papa. Sebuah bisikan terdengar di telingaku. Dia memintaku menemui Kakek. Apakah itu hantu, Papa?”
Lintang tidak tahu apakah dirinya diijinkan untuk mengungkap keberadaan Sistem. Jadi, dia memilih mengatakan hal ini. Setidaknya di negara di mana hal mistis masih dipercaya, Lintang yakin jawaban yang ia berikan cukup bisa diterima.
“Kalau begitu, Kamu tunggu di sini.”
Setelah berucap demikian, Adelard kembali ke sudut ruangan di mana ia tadi datang. Lintang lalu melihat bagaimana Adelard menabrak tembok yang ada di sana. Seharusnya, sekarang tubuh Adelard terbentur ke tembok. Namun, yang Lintang lihat justru membuatnya melebarkan mata. Adelard menghilang begitu saja.
“Apa ini? Bagaiman ini bisa terjadi?” tanya Lintang. Tidak ada jawaban yang Lintang terima. Bahkan, Sistem miliknya juga tidak menjawab. Hal ini membuat Lintang kebingungan.
Lintang lalu mendekat ke arah sudut ruangan di mana Adelard tadi menghilang. Ia meraba semua tembok yang ada di sana. Tidak ada mekanisme apa pun. Jadi, bagaimana Adelard bisa menghilang begitu saja.
Tidak lama kemudian, Lintang kembali melihat Adelard. Namun, kali ini Adelard tidak datang sendiri. Ada seorang laki-laki yang datang bersama dengan Adelard, dan Lintang mengenali laki-laki itu. Selain itu, kini di sudut ruangan tempatnya berada, terlihat sangat berbeda.
Lintang sekarang bisa melihat adanya sesuatu seperti tabir cahaya berwarna putih muncul di sudut ruangan. Dari tabir cahaya itulah Adelard dan laki-laki itu muncul.
“Kakek Seno?” tanya Lintang tidak percaya. Ternyata perkataan Sistem ada benarnya. Kakeknya masih hidup. Kakeknya masih terlihat muda seperti terakhir kali ia lihat. Sebuah pemikiran pun muncul di benak Lintang. Apakah Kakeknya juga pemilik sebuah Sistem?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
John Singgih
kakeknya punya sistem awet muda kali
2023-08-21
0
katanya bisa mengendalikan api 🗿
2023-06-29
0
Scurity MT
👍2️⃣1️⃣2️⃣
Wiro Gemblung
2022-07-11
0