Dengan ditemani Dina, Lintang mengendarai mobil listriknya menuju ke rumah yang ditinggali Andi. Ia perlu menempuh jarak sekitar sepuluh kilometer untuk sampai di desa kecil yang dihuni oleh seluruh anggota Keluarga Prayudi yang sudah “mati”.
Mereka sengaja meminta Seno untuk menyiapkan lahan untuk mereka bangun desa kecil yang hanya berisikan keturunan Keluarga Prayudi. Dua puluh lima menit kemudian, Lintang sampai di desa kecil itu. Banyak rumah dari kayu yang berdiri di sini. Kebanyakan bangunan di sini merupakan bangunan tiga atau empat lantai.
Di depan desa itu, ada beberapa orang yang terlihat seperti berumur dua puluh tahunan, berkumpul di sana. Namun, Lintang tidak langsung percaya apa yang dia lihat. Bisa jadi orang-orang yang sekarang nampak berlatih bela diri itu, adalah orang-orang yang memiliki umur dua kali lipat umur Lintang.
Kedatangan Lintang dan Dina sama sekali tidak menganggu latihan bela diri dari orang-orang dari Keluarga Prayudi yang kebanyakan adalah laki-laki. Setelah memarkirkan mobil listrik yang ia naiki, Lintang mengikuti langkah kaki Dina melwati lapangan. Ketika melewati lapangan tempat orang-orang berlatih bela diri, Dina mengangguk pelan kepada mereka yang ada di sana.
Pada akhirnya Dina berhenti di depan sebuah gua yang terletak di belakang desa. Dari mulut gua, Lintang sudah mendengar suara besi beradu. Suara seperti ini biasanya terjadi di tempat seorang pandai besi.
Tanpa basa-basi, Dina membawa Lintang masuk. Di dalam gua, Lintang merasakan suhu yang naik. Suhu di dalam gua lebih panas daripada di luar. Di sana Lintang melihat dua orang laki-laki, bertelanjang dada, tengah mengangkat palu yang cukup besar dan menempa besi secara bergantian.
Kedatangan Lintang dan Dina nampaknya tidak mengganggu mereka sama sekali. Mereka tetap menempa besi itu bergantian. Barulah ketika besi yang mereka tempat diletakkan kembali ke bara api, keduanya melihat ke arah Lintang dan Dina.
“Ada perlu apa Kamu ke sini, Dina?” tanya seorang laki-laki yang Lintang lihat menjadi orang yang mengarahkan penempaan besi tadi.
“Om Andi, aku membawa seseorang ingin bertemu denganmu. Dia adalah Lintang, anak dari Putri, cucu Om Andi,” jelas Dina.
“Jadi dia anak dari Putri yang memepersiapkan manusia Bumi untuk berperang?” tanya Andi.
“Ya.” Dina lalu menjelaskan ulang apa yang Lintang inginkan dengan menemui Andi. Mendengar hal itu, Andi hanya mengangguk pelan mendengarkan.
“Baiklah. Aku akan mengajarimu membuat senjata. Jika perlu, aku bisa menjadi NPC di dalam game milikmu untuk mengajari secara langsung para pemainmu. Dengan begitu, mereka bisa membuat senjata lebih baik. Aku bisa membantu mereka membuat senjata tajam maupun senjata api. Jadi, Kamu bisa lebih tenang untuk urusan kemampuan menempa para pemainmu,” jelas Andi.
Mata Lintang berbinar mendengar ucapan Andi. Ia tidak menyangka akan mendapatkan masukan sangat bagus dari Andi. Menjadikan mereka sebagai NPC merupakan ide yang cermelang. Meski menjadi NPC, Andi tidak perlu terus menerus berada di dalam game. Asalkan Andi dalam kurun waktu tertentu Andi mengajari para pemain keahlian pandai besi, semua akan baik-baik saja.
“Itu ide yang bagus, Kakek Buyut. Dengan begitu, NPC yang berperan sebagai guru di game milikku akan bertambah,” jawab Lintang.
“Iya, itu benar Om. Ide Om ini sangat bagus. Bagaimana jika seluruh keluarga kita masuk ke dalam game milik Lintang dan menjadi NPC di sana. Dengan begitu, akan lebih mudah bagi kita mengajari para pemain dalam mempelajari kemampuan yang bisa mendukung mereka dalam berperang. Kita juga bisa melakukan riset lain untuk membuat senjata baru, yang bisa membantu kita melawan musuh,” imbuh Dina.
“Itu juga bisa. Aku akan mengajak seluruh Keluarga Prayudi untuk melakukan hal ini. Lalu, aku juga akan menghubungi seseorang dari Naranga Group untuk membantu mempromosikan game milik Lintang.”
“Jika perlu, pada pod game seri terbaru dari Naranga Techno yang akan diluncurkan minggu depan, kita bisa memasukkan game milik Lintang sebagai game bonus. Jadi mereka tidak perlu mengunduh game milik Lintang lagi.”
“Apakah tidak masalah melakukan hal itu, Kakek Buyut?” tanya Lintang.
Bukannya Lintang tidak mau dengan tawaran Andi. Namun, Lintang tahu tawaran Andi tidak semudah itu dilakukan. Itu karena Lintang tahu bahwa pengurus dari Naranga Group tidak semuanya berasal dari Keluarga Prayudi. Sudah pasti akan cukup sulit membuat semua orang untuk setuju mempromosikan game miliknya secara besar-besaran dengan menggunakan sumber daya milik Naranga Group.
“Tentu saja bisa. Tujuh puluh persen dari saham Naranga Group. Jadi, kita masih bisa memberikan permintaan seperti ini. Bisa dibilang bahwa ini adalah hal yang sangat mudah dilakukan.”
“Aku mohon bantuannya, Kakek Buyut. Jika game milikku bisa lebih dikenal oleh masyarakat, terutama masyarakat seluruh dunia, itu akan membuat peningkatan jumlah pemain milikku.”
“Baiklah. Aku akan menghubungi cucuku yang saat ini menjadi penanggung jawab dari Naranga Group. Sesegera mungkin semua itu akan dilaksanakan, terutama penambahan game milikmu di pod game baru milik Naranga Techno.”
“Memangnya apa yang baru dari pod game ini, Kakek Buyut?” tanya Lintang.
Ini adalah pertama kali Naranga Group mengeluarkan pod game baru semenjak mereka membuat pod game pertama. Ini berarti, pod game yang mereka keluarkan ini sangat berbeda dengan pod game sebelumnya. Biasanya, Naranga Techno hanya memperbarui perangkat lunak dari pod game tanpa membuat perubahan besar.
“Sekarang, waktu bermain di dalam pod game akan lebih panjang. Jika sebelumnya hanya enam belas jam, sekarang pemain bisa memakainya selama dua puluh tiga jam. Mereka perlu keluar dari pod game selama setengah jam untuk beristirahat.”
“Dua puluh tiga jam? Ini berarti pemainku bisa memperkuat diri lebih lama dari biasanya. Mereka hanya perlu beristirahat di luar game selama setengah jam saja. Jika mereka memiliki waktu luang, atau bahkan untuk para pencinta game mereka bisa bermain hampir dua puluh empat jam,” jelas Lintang.
Dengan bertambahnya waktu bermain dan berkurangnya waktu istirahat, ini sangat menguntungkan bagi Lintang maupun para pemain. Bayangkan mereka tengah melakukan peperangan. Namun, dalam waktu bersamaan mereka perlu menunggu satu jam untuk pemain lainnya kembali ke dalam game. Meski setengah jam terhitung lama tetapi itu lebih baik daripada satu jam.
“Baiklah kalau begitu aku akan kembali dulu, Om Andi. Aku akan bertanya kepada yang lain apakah mereka mau menjadi NPC dalam game milik Lintang. Lintang nanti akan kembali menemuimu untuk membicarakan keinginannya mempelajari teknik menempa,” jelas Dina.
“Baiklah. Aku akan menunggu Kamu di sini. Jika Kamu tidak bisa menemuiku di sini, Kamu bisa bertanya kepada yang lain mengenai keberadaanku,” ucap Andi.
“Tentu, Kakek Buyut.”
Lintang dan Dina lalu kembali menuju ke rumah kayu yang ditinggali Seno, Dina dan Miranda. Dalam perjalanan, Lintang menanyakan apa yang selama ini membuatnya penasaran. Mengenai mereka yang nampak berumur panjang.
“Jadi, apa yang membuat Nenek dan yang lain hidup sampai sekarang? Apa rahasia kalian?” tanya Lintang.
“Itu adalah efek dari sayuran ajaib milik Kakekmu. Dengan mengkonsumsi sayuran itu dalam jumlah banyak, maka seseorang akan memiliki sel tubuh yang selalu memperbarui diri. Sel yang seharusnya mati dengan bertambahnya umur seseorang, tidak akan pernah mati. Oleh karena itu, kami memiliki usia panjang dibanding yang lainnya.”
“Apakah Kamu percaya bahwa sebenarnya Kamu bukanlah anak tunggal dari kedua orang tuamu?”
“Apa? Aku bukan anak tunggal? Bagaimana mungkin? Selama ini aku tidak memiliki saudara lain. Jadi, bagaimana bisa Nenek mengatakan bahwa aku ini bukan anak tunggal?” tanya Lintang heran.
“Sebenarnya, Adelard dan Putri, kedua orang tuamu, sudah berumur lebih dari dua tiga puluh tahun. Setiap setiap tiga puluh tahun, mereka akan berpura-pura mati dan menghilang dari peredaran publik. Lalu, nantinya mereka akan kembali dengan identitas baru setelah publik melupakan nama mereka."
"Itu juga yang kami dan beberapa orang lain lakukan. Jadi, ketika Om Andi mengatakan bahwa Kamu bisa menggunakan sunbet daya perusahaan sesukamu, itu karena hampir semua petinggi perusahaan adalah keluarga. Kamu tidak perlu merasa membebabi orang lain dengan hal ini," jelas Dina.
Lintang tidak memberi respon apa pun kepada Dina. Otaknya tengah memproses apa yang baru didengarnya. Orang tuanya ternyata berumur dua ratus tahun lebih, dan ia memiliki saudara? Lintang benar-benar bingung dengan informasi yang barusan ia peroleh.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
𝕸y💞🅰️nny🌺N⃟ʲᵃᵃ🍁❣️
wew... pantas... populasi makin banyak.. yg org jaman old nggak mati² masalahnya..😄😄
2022-05-28
3
Roro
the real elite global
2022-04-21
0
Supri Yanto
mantap, pura-pura mati ganti identitas hidup lagi di negara lain. gitu aja terus lama-lama jadi film highlander 😁😁
2022-04-14
2