"Sistem, bisakah Kamu membuat tempat pelatihan untuk para pemain? Aku rasa mereka memerlukan pelatihan dasar. Jika perlu, kita harus memberikan guru untuk mengajari mereka dasar-dasar penggunaan senjata yang mereka pilih bukan?" tanya Lintang.
Jika Lintang tidak memberikan pelatihan kepada para pemain, ia yakin banyak yang akan menyerah di tengah jalan. Melawan kelinci levek satu saja cukup menyulitkan mereka. Jika nanti monster yang mereka hadapi semakin kuat, pasti mereka akan lebih kesulitan lagi.
Lintang tidak mau kehilangan pemain. Bagaimanapun juga, mereka adalah calon pasukannya dalam perang antar galaksi nanti. Jika jumlah mereka semakin berkurang karena banyak pemain yang menyerah, bukankah Lintang akan rugi nanti.
[Sistem bisa saja memberikan tempat pelatihan seperti yang Host inginkan. Namun, Host perlu mencari sendiri guru untuk mereka. Sistem tidak bisa menyediakan guru untuk para pemain.]
"Seperti itu rupanya. Jadi, berapa poin game yang aku butuhkan untuk membuat tempat pelatihan seperti itu? Untuk guru aku akan memikirkannya nanti."
Lintang berencana meminta bantuan Seno untuk hal ini. Ia ingin Seno meminjamkan anak buahnya untuk menjadi guru bagi para pemain. Bukankah sebelumnya Seno sudah berjanji akan membantu Lintang dalam memperkuat manusia Bumi? Jadi ini adalah bantuan yang bisa Seno berikan.
[Setelah Sistem hitung, Host perlu membayar 2.000 koin game untuk bisa mendirikan tenpat pelatihan bagi para pemain. Apakah Host mau membuat tempat pelatihan itu sekarang?]
"Dua ribu poin? Kenapa mahal sekali? Bukankah bangunan dasar tadinya hanya ratusan poin game? Setidaknya itu haruslah berada di harga seribuan poin game bukan?" tanya Lintang.
Bukannya Lintang tidak mau membayar poin game sebanyak itu. Hanya saja, kebutuhan poin game miliknya cukup banyak. Ia perlu menabung untuk memunculkan bos liar untuk para lemain. Belum lagi ia perlu membuat dungeon.
Selain itu, masih ada senjata yang perlu Lintang pikirkan. Jelas Lintang akan membeli lebih dari satu senjata. Setidaknya, satu senjata tingkat A untuk setiap jenis senjata yang dipakai oleh pemain. Lalu, ia akan membeli tiga senjata tingkat S untuk para pemainnya.
Semua itu membutuhkan poin game yang tidak sedikit. Lintang perlu menghemat penggunaan poin game miliknya untuk bisa memenuhi semua kebutuhan tersebut.
[Tentu saja itu akan mahal, Host. Seperti yang Host ketahui, senjata yang dipakai oleh para pemain jenisnya cukup banyak. Jelas tempat untuk melatihnya juga beragam. Tidak mungkin bukan tempat untuk berlatih memanah sama dengan tempat untuk berlatih pedang?]
"Masuk akal juga. Baiklah. Kalau begitu buatkan aku tempat untuk para pemain berlatih," pinta Lintang.
[Ding]
[2.000 poin game telah diambil dari poin game milik Host. Selamat Host mendapat arena pelatihan. Host, silahkan tentukan lokasi untuk menempatkan arena perlatihan.]
Lintang lalu mengedarkan pandangannya. Ia mencari lokasi yang tepat untuk meletakkan arena pelatihan tersebut. Pada akhirnya, Lintang memilih lokasi kosong yang adadi sebelah kedai.
Ada alasan Lintang memilih tempat itu. Alasan utamanya adalah meningkatkan penjualan makanan di kedai dari Sistem, Lintang tahu bahwa kedai tersebut menjual makanan yang bisa menambah stamina dari para pemain yang hikang setelah bertarung.
Ketika para pemain lelah berlatih, maka mereka akan langsung menuju ke kedai yang ada di samping arena pelatihan. Bukankah ini adalah ide yang brilian? Uangnya akan bertambah seiring dengan bertambahnya transaksi di dalam game.
"Eh lihat itu. Ada bangunan baru yang muncul."
"Bangunan apa itu? Baru kali ini aku mrlihat game yang memunculkan bangunan baru tanpa meminta para pemain untuk keluar. Tidak ada update sama sekali dari developer game."
"Kamu benar. Cukup banyak keanehan dari game ini. Game ini tidak berjalan seperti game pada umumnya. Lalu, apakah Kamu sudah mencoba makanan di kedai? Makanan di sana sangatlah lezat, itu tidak kalah dengan makanan di dunia nyata. Rasanya juga tidak kalah enak dari nasakan koki restoran ternama."
"Benarkah itu? Aku ingin mencobanya. Namun, sebelum itu kita lihat bangunan apa yang muncul itu. Mungkin itu adalah hal menarik yang bisa berguna bagi kita."
Lintang mengangguk pelan mendengar obrolan beberapa pemain di sekitarnya. Mereka terlihat menerima bangunan yang Lintang berikan. Apalagi respon para pemain mengenai kedai yang ada di dalam game. Ingin sekali Lintang mencicipi makanan di kedai dan membandingkannya dengan makanan di dunia nyata. Apakah benar seenak itu?
Namun, ia akan mengesampingkan hal itu untuk sekarang. Lintang perlu menemui Seno dan meminta anak buahnya sekarang. Jika Lintang tidak segera mengatasi permasalahan para pemain, maka jumlah pemain miliknya akan berkurang.
...
"Jadi, Kamu ingin anak buah Kakek menjadi guru untuk para pemainmu?" tanya Seno setelah mendengar penjelasan Lintang mengenai kesulitan yang dihadapinya.
"Ya, Kakek. Aku berharap anak buah Kakek mau menjadi pelatih untuk pemain gameku. Bagaimanapun juga, tidak banyak yang mengetahui teknik dasar berpedang atau memanah. Jadi, aku perlu guru untuk mengajari para pemain kemampuan dasar itu. Apakah Kakek bisa membantuku melakukan hal itu?" pinta Lintang.
"Tentu saja aku akan membantumu. Bukankah aku sudah mengatakan akan membantumu dalam memperkuat manusia Bumi? Serahkan saja semua itu pada Kakekmu ini. Lalu, apakah Kamu membutuhkan bantuan lain? Misalnya pemain berbakat?"
"Pemain berbakat? Apakah Kakek bisa memberikanku pemain seperti itu?" tanya Lintang antusias.
Jika Seno bisa melakukan hal itu, tentu Lintang akan semakin senang. Pemain berbakat akan mudah dalam menaikkan level mereka. Lintang ingat semakin tinggi level pemainnya semakin banyak pula poin game yang bisa ia dapatkan.
"Aku bisa meminta beberapa tentara Indonesia untuk menjadi pemain dalam game milikmu. Aku yakin setidaknya akan ada beberapa kompi pasukan yang akan bergabung menjadi pemain dalam game milikmu," jelas Seno.
"Beberapa kompi tentara? Kakek yakin bisa memberikan beberapa kompi tentara untuk menjadi pemain game milikku?"
Lintang sulit mempercayai ucapan Seno. Bukannya Seno seorang pembual, hanya saja yang mereka bicarakan adalah tentara Indonesia, bukan orang sembarangan. Lalu, Seno juga mengatakan bahwa ia akan memberikan beberapa kompi pasukan kepadanya. Itu sangat mustahil.
Satu kompi pasukan berisikan seratus orang tentara. Jadi, bagaimana bisa Seno meminta ratusan tentara Indonesia untuk menjadi pemain game? Kedudukan apa yang Seno miliki untuk bisa memerintahkan para tentara seperti itu?
"Itu adalah hal yang sangat mudah, Lintang. Aku tinggal mengatakan sesuatu kepada Jenderal Hartono, maka dia akan mengirimkan beberapa kompi tentara. Bahkan, jika Jenderal Hartono tahu manfaat apa yang akan diterima oleh para pemainnya, bukan hal yang mustahil jika dia mengirimkan satu batalyon pasukan."
"Satu batalyon? Itu tujuh ratus hingga seribu tentara? Kakek, sebenarnya kedudukan apa yang Kakek miliki sehingga bisa memerintah seorang Jenderal seperti itu?" tanya Lintang penasaran.
"Jika Kamu membaca sejarah, maka kamu akan tahu bahwa tentara Indonesia masuk ke dalam lima besar pasukan terkuat di dunia. Bukan karena senjata mereka, bukan karena peralatan perang mereka, melainkan taktik bertarung gerilya dan pertahanan mereka yang kuat."
"Semua itu ada hubungannya denganku. Selain mereka memakan sayuran ajaib milikku, mereka juga berlatih di dimensi yang aku miliki. Kamu tahu, di sini ada banyak tempat dengan kondisi ekstrim yang bisa mereka jadikan tempat latihan."
"Hutan hujan yang sangat basah dan lembab, padang pasir yang sangat panas, laut dengan air yang sangat dingin, tempat bersalju dengan suhu ekstrim, semuanya ada di sini. Jadi, jika tentara kita dikirim untuk perang, mereka bisa bertempur di medan apa pun."
"Meminta para tentara untuk menjadi pemain game milikmu adalah hal yang sangat mudah bagiku. Selagi game milikmu masih di masa-masa perkembangan seperti ini, sangat cocok untuk mengirim para tentara untuk menjadi pemain game milikmu. Mereka juga akan membantu strategi game milikmu nantinya."
Mata Lintang berbinar setelah mendengar penjelasan dari Seno. Tawaran Seno itu sangat menggiurkan. Ratusan pemain yang memilki pengalaman berlatih keras di dunia militer sangat Lintang butuhkan. Jelas mereka akan lebih ahli dari pemain pada umumnya.
"Tetapi Kakek, aku tidak memiliki pilihan karakter yang cocok untuk para tentara. Karakter yang tersedia hanya karakter yang memakai senjata tajam saja. Sementara itu, para tentara selama ini sudah terbiasa dengan senjata api."
Seno mengibaskan sebelah tangannya. "Kamu tenang saja Lintang. Mereka juga berlatih dengan senjata tajam. Meski teknologi senjata api sangat maju sekarang, tetapi pada kondisi tertentu senjata tajam lebih unggul. Jadi, Kamu tidak perlu mengkhawatirkan apa pun."
"Baiklah. Aku akan menerima bantuan dari Kakek. Aku tunggu kedatangan para tentara itu."
"Ya. Aku akan segera menghubungi Jenderal Hartono. Mungkin mereka membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengirimkan para tentara. Kamu tahu sendiri bukan bahwa butuh pod game untuk bisa memainkan game milikmu. Akan membutuhkan waktu dan dana yang besar untuk persiapannya."
"Tidak masalah jika aku harus menunggu, Kakek. Kalau begitu, aku undur diri dulu. Aku masih perlu melihat oara pemain milikku dan melihat apakah ada kekurangan lain."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
useless god
wait kenapa gak masukin orang ke dimensi siseno aja anggap aj wajib militer
2023-07-28
0
kedudukan seno di militer sepertinya sebagai orang istimewa 🗿
2023-06-29
0
KING LIVERPOOL
sok keren lu
2022-12-22
0