GW 6 Hito

Setelah masuk ke dalam game, Ari mendapati tubuhnya berada di sebuah ruangan. Ini terlihat seperti sebuah kamar. Di sekitarnya ada lima buah hologram yang memperlihatkan tubuh orang yang berbeda. Di bawah hologram itu terdapat nama serta penjelasan dari tiap-tiap hologram.

“Jadi ini adalah ras yang bisa dipilih oleh para pemain di Galaxy Wars. Namun, kenapa tidak ada ras manusia di sini?” tanya Ari pada dirinya sendiri.

Kelima ras tersebut adalah Ras Elf yang fokus dengan senjata busur atau pedang, Ras Natra dengan senjata berat, Ras Trunes yang fokus pada penyembuhan atau biasa disebut dengan pendukung, Ras Jemuor yang sering mengambil serangan untuk anggota tim, dan Ras Beasman yang ahli dalam elemen.

Di beberapa game biasanya manusia disertakan menjadi ras pilihan. Namun, game ini tidak melakukan hal yang sama rupanya. Ari lalu membaca dengan seksama deskripsi dari setiap ras. Ia mempertimbangkan keuntungan dan kerugian yang akan ia miliki jika memilih ras-ras tersebut.

“Baiklah. Aku akan memutuskan untuk memakai Ras Elf sebagai ras pilihanku. Mereka memiliki wajah yang lebih tampan daripada ras yang lain. Aku tidak mau memiliki karakter game yang terlihat jelek,” putus Ari pada akhirnya.

Ari memiliki wajah yang terbilang tampan. Tentu saja ia tidak mau memiliki wajah jelek, meski itu hanya karakter gamenya. Karakter yang akan Ari pakai memang memiliki wajah yang cukup mirip dengan wajah aslinya. Jadi Ari perlu sedikit memodifikasi penampilan karakter game tersebut agar tidak banyak yang mengenalinya.

[Silahkan masukkan nama Anda di dalam game]

Sebuah pemberitahuan muncul setelah Ari selesai memodifikasi karakter miliknya. Untuk nama dalam game, Ari sudah mempersiapkannya sejak lama. Bisa dibilang nama ini adalah nama yang selalu ia pakai ketika bermain game.

[Apakah Anda yakin menggunakan nama Hito sebagai nama game Anda?]

[YA] [TIDAK]

[Nama Hito sudah dipilih. Persiapan mengirim pemain ke dalam game. Anda akan dikirim ke dalam game dalam 5 … 4 … 3 … 2 … 1]

Setelah hitung mundur selesai, Ari merasakan pandangannya menggelap. Ia merasa tubuhnya yang ada di dalam pod game seolah melayang sekarang. Padahal ia tengah memainkan game. Namun, perasaan itu segera menghilang dalam beberapa detik saja.

Ketika pandangannya mulai kembali Ari, tidak Hito melihat dirinya sudah berada di tempat baru. Sekelilingnya serba kermerahan. Tanah gunung semua terlihat berwarna kemerahan. Belum sempat Hito menikmati suasana di sekitarnya, sebuah pemberitahuan game muncul.

[Selamat datang di Planet Mars. Para pemain harap perkuat dirimu dan jelajahi seluruh Planet Mars. Buat Planet Mars menjadi markas pertama dalam persiapan perang dengan Ras Hujole. Terus berjuang untuk menjadi lebih kuat.]

“Hanya itu? Aku kira akan ada misi yang bertahap seperti game pada umumnya. Di sini, aku hanya diberi misi yang tidak terlalu detail seperti ini,” gumam Hito.

Pada game yang selama ini ia mainkan, pemain biasanya diminta untuk melakukan sesuatu. Seperti seorang kepala desa yang memintanya membunuh sepuluh kelinci yang ada di dekat desa. Atau seorang petani yang meminta bantuannya untuk membasmi babi hutan yang merusak lahan pertaniannya.

Namun, game ini tidak memberikan misi seperti itu. Hito bahkan tidak menemukan satu pun bangunan di sini. Hanya tanah lapang yang sekarang mulai terisi oleh beberapa pemain baru.

“Sial,” umpat Hito keras. Ia merasa telah ditipu oleh developer game sekarang. “Apakah ini game setengah jadi? Kenapa tidak ada apa pun di sini? NPC pun tidak ada. Jadi, apa yang harus kami lakukan? Hanya meningkatkan level saja?”

Ketika sedang emosi, Hito merasakan hembusan angin menerpa wajahnya. Hal itu membuat Hito yang semula marah, menjadi tertegun. Ia memperhatikan kembali sekelilingnya. Hembusan angin tadi terasa nyata. Ia baru sadar semua yang ada di sini terasa nyata. Hito berani bersumpah bahwa ini adalah game pertama yang ia mainkan yang bisa memberikan perasaan bermain senyata ini.

“Ah … aku akan menarik ucapanku mengenai game ini yang setengah jadi. Tidak mungkin game setengah jadi bisa memberikanku sensasi seperti ini. Semuanya terlihat nyata. Karena aku sudah berada di sini, lebih baik aku mencoba game ini terlebih dahulu. Setelah aku memainkannya, barulah aku akan menilai game ini.”

“Namun, ke mana aku harus pergi? Tidak ada petunjuk apa pun mengenai keberadaan monster di sini,” ucap Hito sedikit kebingungan.

“Ah sudahlah. Lebih baik aku mencarinya terlebih dahulu. Aku yakin nanti juga aku bisa menemukan keberadaan monster jika aku berjalan keluar dari area di mana para pemain berada.”

Hito langsung pergi menuju ke arah utara, atau arah yang ia kira merupakan arah utara. Cukup banyak pemain yang bermunculan di sini. Kemungkinan besar mereka sama seperti Hito, pemain Star Wariors yang menunggu game itu selesai diperbarui. Karena ada game sejenis mereka jadi memilih game ini.

Mungkin juga di antara pemain yang masuk itu, banyak yang menginginkan uang satu juta yang dijanjikan oleh game developer. Buktinya banyak yang langsung berlari ke sembarang arah. Kemungkinan mereka mencari keberadaan monster untuk mereka bunuh agar level mereka segera naik.

[Anda berada dalam mode bertarung. Selama mode bertarung aktif, Anda tidak bisa berganti senjata.]

Sebuah pemberitahuan muncul setelah Hito berjalan selama lima menit. Jika ada pemberitahuan seperti itu, berarti ada monster di sekitar Hito sekarang. Mengetahui hal itu, Hito langsung memasang anak panahnya di busur. Ia juga mengedarkan pandangannya ke sekeliling.

Sepuluh meter di depannya, Hito melihat keberadaan monster yang mirip seperti kelinci. Namun, kelinci tersebut memiliki bulu berwarna merah menyala. Ketika memandang kelinci tersebut, sebuah deskripsi mengenai identitas kelinci itu pun muncul.

[Kelinci penghuni Mars]

[Lv 1]

[HP : 100]

[Bulunya bisa digunakan sebagai bahan membuat zirah. Dagingnya jika dimasak akan sangat enak]

“Akhirnya muncul juga monsternya. Baiklah Kau akan aku jadikan targetku untuk menaikkan level.”

Hito langsung menarik busur miliknya. Cukup berat bagi Hiito dalam menarik busur tersebut. Ini terasa seperti menarik busur di dunia nyata. Hito pernah memakai busur milik sepupunya. Hambatan yang ia rasakan sekarang sama seperti menarik busur sepupunya.

Meski begitu, Hito masih bisa menarik busur tersebut hingga penuh. Kemungkinan kekuatan busur ini tidak terlalu besar. Jadi, Hito masih bisa menarik busur tersebut. Anak panah langsung melesat dari busur Hito. Namun, anak panah itu berhasil dihindari oleh kelinci tersebut. Kelinci itu melompat menjauh.

“Sial. Ini ternyata tidak mudah.”

Meski gagal, Hito tidak menyerah. Ia mencoba memanah kelinci itu lagi. Kali ini anak panah Hito bergerak tepat ke arah kelinci tersebut. Hito yakin anak panahnya bisa mengenai sasaran. Sayangnya, anak panah Hito meleset. Ia gagal mengenai targetnya.

“Sial. Ini benar-benar seperti memanah sungguhan. Jika begini, mengenai target memang benar-benar hal yang sulit.”

Sekali lagi Hito memanah kelinci tersebut. Ia masih belum menyerah. Ini adalah pertarungan pertamanya. Jadi, mana mungkin ia menyerah begitu saja.

[Critical Hit -15]

Serangan ketiga dari Hito akhirnya berhasil mengenai perut kelinci tersebut. Usahanya tidak sia-sia rupanya. Apalagi serangan Hito menghasilkan critical hit. Tentu saja Hito senang. Hito kembali menyerang kelinci di depannya. Awalnya ia mengira cukup sulit untuk melukai kelinci tersebut.

Namun, sekarang setelah dirinya berhasil melukai kelinci tersebut, pemikiran itu hilang begitu saja. Hito hanya perlu berusaha lebih keras untuk membunuh monster di depannya.

[-10]

[-11]

[Meleset]

[Critical Hit -15]

Sedikit demi sedikit darah dari kelinci yang Hito hadapi berkurang. Tidak semua anak panahnya berhasil mengenai kelinci tersebut, tetapi lama kelamaan Hito mulai terbiasa menggunakan anak panah miliknya. Pada akhirnya Hito berhasil membunuh kelinci tersebut.

[Selamat Anda berhasil membunuh seekor kelinci. Selamat Anda mendapatkan +10 EXP, 1 buah daging kelinci]

[Selamat Anda mendapatkan skill “Memanah”]

“Sepuluh EXP untuk satu kelinci. Lalu, aku baru mendapatkan kemampuan memanah setelah membunuh kelinci? Ini berarti, game ini memberikan skill berdasarkan apa yang dilakukan oleh pemainnya. Ini akan semakin menarik.”

“Coba kita lihat berapa EXP yang aku butuhkan untuk naik level. Aku juga perlu melihat skill yang aku punya. Aku tadi belum mengecek panel status milikku.”

Sebuah hologram kini muncul di depan Hito. Pada hologram tersebut, informasi mengenai Hito terpampang jelas. Dengan cermat, Hito membaca informasi mengenai dirinya.

[Nama : Hito]

[Level : 1] [EXP : 10/100]

[HP : 100] [MP : 100]

[ATK : 10] [MATK : 10] [DEF : 10]

[STR : 5] [VIT : 5] [DEX : 5] [AGI : 5] [INT : 5]

[POIN STATUS : 0]

[KOIN : 0 gold, 0 silver, 0 bronze]

[PENYIMPANAN : 0/50]

[SKILL : - Memanah Tingkat E Lv 0 kemahiran 0%]

“Sudah aku duga. Pada game ini jika ingin memiliki skill kuat, aku harus sering menggunakan skill tersebut. Lihat saja ada tingkat kemahiran di belakang level skill. Ini akan semakin menarik. Ini sangat berbeda dengan Star Wariors yang hanya perlu menggunakan skill poin untuk meningkatkan level skill. Semua yang kuat di sini adalah mereka yang bekerja keras.”

Semangat seorang gamer dalam diri Hito langsung membara mengetahui hal ini. Ia sangat menyukai game seperti ini. Semua orang terlihat sama. Ini bukan game pay to win, jadi asalkan berjuang keras meningkatkan level skill, meski tidak memakai equipment bagus, seseorang masih bisa bersaing. Hito sangat yakin Galaxy Wars akan memiliki cukup banyak pemain setelah ini.

“Aku harus memaksa teman-temanku untuk memainkan game ini. Akan sangat disayangkan jika mereka melewatkan hidden gem seperti ini,” gumam Hito.

Namun, sebelum ia memberitahu teman-temannya, ada yang perlu Hito lakukan. Meningkatkan level adalah hal utama. Mungkin dia bisa ikut bersaing merebutkan hadiah satu juta untuk sepuluh pemain pertama yang mencapai level sepuluh.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***