Menjadi Pelayan Pribadi Kekasihku
Happy reading
Seorang pria berwajah tampan sedang mencium aroma bunga mawar kesukaan sang kekasih itu.
Hari ini adalah hari kelulusan sang pacar, tadi siang ia tak bisa menghadiri wisuda sang pacar karena ada meeting. Untung sang pacar tak marah malah menghargai kejujurannya.
"Semoga Viola suka dengan bunga yang ku bawa ini," gumamnya dengan senyum. Yah, seperti yang ada di sinopsis pria ini adalah Galaksi Ariano.
Ia sudah tidak rindu dengan pacarnya itu, bukan hanya wajahnya tapi juga masakan wanitanya.
Cahaya mobil itu semakin mendekatinya yang tak sanggup untuk menghindari dan.
Brak
Bunga mawar yang ia pegang sudah mental entah kemana, dunianya gelap hanya satu kata yang terucap sebelum pria itu kehilangan kesadarannya.
"Vi-viola."
***
Pyar
"Astaga apa yang terjadi? Kenapa perasaanku tidak enak seperti ini?" tanyanya dalam hati.
Viola memunguti pecahan beling dari gelas yang tadi ia pegang. Rasa cemas itu memenuhi hatinya.
"Gala," gumamnya langsung berlari menuju kamarnya dan mengambil ponselnya.
Viola menghubungi nomor pacarnya tapi tak kunjung mendapat balasan.
"Ayolah angkat jangan buat aku khawatir," gumamnya.
"Reno yahh aku harus telepon Reno," gumamnya mencari nomor ponsel sekretaris pacarnya itu.
"Halo Nona," ucap seseorang dari seberang.
"Halo Reno, Mas Gala ada denganmu tidak?" tanya Viola dengan nada tergesa.
"Maaf Nona, tuan Galaksi mengalami kecelakaan dan sekarang beliau ada di rumah sakit GV," jawab Reno dengan jujur.
Ia tak bisa membohongi kekasih tuannya itu karena bagaimanapun mereka sudah dekat jadi tidak perlu ada yang ia sembunyikan.
Air mata Viola jatuh bersamaan dengan tubuhnya yang langsung terduduk. Ia tak salah dengar kan? Kekasihnya kecelakaan? Galaksinya?
"Gak ini pasti bohong, aku gak percaya," ujar Viola dengan senyum. Ia belum percaya jika belum benar benar melihat dengan mata dan kepala sendiri.
Dengan cepat Viola mengambil tasnya dan berlalu menuju rumah sakit tempat Galaksi di tangani.
Di dalam perjalanan air mata Viola tak berhenti mengalir, ia bertanya alam hatinya kenapa pacarnya bisa kecelakaan karena setahun Galaksi sangat hati hati saat berkendara.
Sampailah ia di rumah sakit tempat dimana Galaksi ditangani. Viola memberi ongkos pada sopir taksi itu dan berlalu masuk kedalam rumah sakit.
Tapi langkahnya berhenti saat melihat keluarga Galaksi ada disana. Ia takut pada mereka saat itu. Kedua orang tua Galaksi terlihat sangat sedih apalagi sang ibu yang terus terus menyalahkan pacar Galaksi.
"Andai Galaksi tak membeli bunga itu, dia tak akan berakhir disini," ucap Mama Audi dengan tangis.
"Sudahlah mah, ini sudah takdir. Kita tak ada yang bisa mengubah takdir yang sudah di gariskan untuk kita," ujar Papa Bara pada sang istri.
"Tapi paham..."
"Sudahlah, percaya jika Galaksi tak apa apa!"
Papa Barat memeluk tubuh istrinya sedangkan sang adik hanya bisa duduk dan menatap pintu ruangan kakaknya.
"Kakak Ayolah, kami tak akan apa-apa. Bukan kah kakak ingin memperkenalkan dengan calon kakak iparku? Tapi kenapa kamu masuk rumah sakit?" tanyanya dalam hati.
Viola yang mendengar itu memegang dadanya yang terasa sesak, jadi ia penyebab kekasihnya masuk serumah sakit? Ini salahnya kenapa ia tak tahu jika Galaksi ingin ke apartemennta?
"Apa ini yang kamu bilang kejutan Mas? Kamu bohong jika kamu akan selalu bersamaku! Kenapa kamu tega memberi kejutan yang sangat menyakitkan?" tanya Viola duduk bersandar di kursi itu menatap dari jauh ruangan kekasihnya.
10 menit.
20 menit.
30 menit.
40 menit.
50 menit.
60 menit.
Tak terasa satu jam lebih dokter dan tim medis lainnya belum juga keluar dari ruangan itu.
Ceklek.
Dokter keluar dari ruangan itu dan diikuti oleh dua suster dibelakannya.
"Bagaimana keadaan anak saya dok?"
"Mari ikut saya keuangan bu, pak, ada yang harus saya jelaskan saat ini," ujarnya.
"Sebelumnya dok, kapan kakak saya bisa pindah ke kamar rawat VIP?"
"Jika obat biusnya sudah hilang Nona," jawab sang dokter.
Dokter itu berlalu anda diikuti oleh mama Audio dan Papa Bara. Sedangkan Cara masih ada disana menatap sang kakak.
"Kakak cepat sembuh, katanya mau kenalin aku sama calon kakak ipar aku," ucap Clara menatap kakaknya dari luar.
Ia sangat sedih melihat kondisi kakaknya yang seperti ini, lihatlah selang oksigen dan infus yang terpasang pada tubuh Galaksi.
Sedangkan di ruangan dokter, kedua paruh baya itu duduk didepan dokternya.
"Maaf pak saya harus memberitahukan jika kedua tulang kering dan tulang hasta tuan muda mengalami keretakan yang cukup parah mungkin beliau harus mengalami kelumpuhan yang sulit untuk disembuhkan," ujar sang dokter dengan sedih.
"Papa, Gala pah. Dia lumpuh," ujarnya dengan tangisnya.
Papa Bara hanya diam, ia bingung ingin berkata apa pada sang istri, tapi ia hanya bisa mengelus punggung sang istri.
"Apa tak ada cara lain agar anak saya bisa sembuh dok?" tanya Papa Bara.
"Ada tuan tapi itu juga harus ada kemauan dari dalam diri tuan muda, jika beliau semangat untuk terapi dan segala operasi yang kemungkinan akan dilakukan mungkin beliau akan sembuh. Tapi kesembuhan tuan muda akan sangat memakan waktu tuan."
"Lakukan apapun untuk anak saya dok," pinta mama Audi.
"Baik tuan tapi kami juga mohon untuk membujuk tuan muda agar mau di rawat sesuai prosedur," ujarnya dan dianggukkan oleh keduanya.
Tanpa ada yang tahu jika Viola sedari tadi mendengarkan apa yang diucapkan oleh orang yang ada di dalam itu.
"Gala lumpuh? Oy, ya Tuhan... Kenapa kau memberi cobaan ini pada kami," batin Viola berlalu meninggalkan tempat itu.
Ia penyebab Galaksi kecelakaan jika saja Galaksi tidak membeli bunga mungkin ini tak akan terjadi.
Viola bingung sekarang disisi lain ia ingin sekali menjenguk pacarnya tapi disisi lainya takut akan kemarahan orang tua Galaksi yang mengalahkannya atas kecelakaan yang Galaksi alami.
"Nona," panggil Reno pada kekasih tuan mudanya yang sedang terisak itu.
Viola mendongakkan kepalanya menatap Reno yang ada didepannya.
"Kenapa Nona tidak ke sana, mari saya antarkan," ajak Reno yang langsung ditolak oleh Viola.
"Ini salahku Reno, Mas Gala kecelakaan gara-gara aku. Dia lumpuh gara-gara aku, aku takut dia marah, apalagi keluarganya."
Tangis Viola makin kencang dengan sesekali ia menyeka air mata itu tapi tetap saja keluar
"Ini bukan salah Nona, bos tadi izin pada saya ingin memberikan kejutan atas wisuda Anda karena beliau tidak bisa datang saat Anda wisuda."
"Tapi kenapa harus membeli bunga hingga membuat dia seperti ini?"
"Karena bos sangat mencintai Nona," jawabnya.
"Mari Nona biar saya kenaikan dengan keluarga beliau," ajak Reno.
"Aku tak bisa, dan tolong janganberitahu pada mereka jika aku disini. Aku mohon," ujarnya.
Sebenarnya Reno kasihan dengan Nona nya ini, tapi mau bagaimana lagi. Ia hanya bisa mengangguk dan didalam hati ia akan membantu Nona nya ini untuk bisa dekat dengan bosnya.
"Anda tak salah memilih wanita bos," batin Reno.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments
Nova Evita
aku mampir ya thor ....
2023-12-06
0
Soraya
numpang duduk dl ya kak
2023-11-06
0
Asih Ningsih
kenalkan sy baru hadir.
2023-09-24
0