Happy reading
Pagi harinya, Viola sudah rapi dengan baju pelayan dan bedak cokelatnya. Cara juga sudah kembali ke kamarnya sendiri subuh tadi.
Viola keluar dari kamar menuju kamar kekasihnya. Ternyata Galaksi sudah bangun dan menatap dirinya dengan tajam.
Viola hanya tersenyum baginya tatapan tajam Galaksi tak ada apa-apanya karena ia sudah sangat hafal akan hal ini.
"Lu niat jadi pelayan gue gak sih?" tanya Galaksi dengan nada ketus.
"Baru juga jam 5 pagi tuan," ujarnya membangunkan Galaksi dan mengajaknya ke kamar mandi.
"Kenapa aku manut aja apa yang dia lakukan," batin Galaksi menatap wajah Viola.
"Tuan," panggil Viola.
"Hmm."
"Tuan gak mau terapi gitu?" tanya Viola memijat pelan kaki Galaksi yang berbalur sabun mandi itu.
"Belum, gue masih mau kerjain lu," jawabnya dengan nada datarnya.
Viola hanya menggeleng, tangannya mulai naik ke paha Galaksi untuk memancing agar pria ini mau bereaksi.
"Apa yang kamu lakukan?" tanya Galaksi dengan nada membentak.
"Diamlah tuan, melakukan ini memerlukan keberanian yang tak semua orang punya," geram Viola pada sang pacar saat Galaksi membentaknya hingga tanpa sengaja ia menyenggol benda pusaka itu.
"Astaga apa yang aku pikirkan? Tapi aku memang merindukanmu yang dulu Gala," batinnya sedih.
"Bagaimana rasanya?" tanya Viola setelah mengurut kaki Galaksi.
"Biasa aja gak ada perubahan, kamu modus kan mau pegang pegang? Kamu tuh gak ada bedanya sama pelayan pelayan yang lain ya," ujarnya dengan ketus.
Sejujurnya kakinya sedikit terasa setelah urutan dari Viola tadi tapi Galaksi enggan mengakuinya. Malu dong kalau bilang iya.
Setelah selesai memandikan Galaksi, mereka keluar dari kamar mandi dan membawa Galaksi ke gorden karena itu yang dilakukan Galaksi setiap hari.
"Mau sarapan dibawah tuan?" tanya Viola menatap Galaksi.
Viola bagaikan memainkan peran dimana ia harus benar benar totalitas dalam menjadi pelayan pribadi kekasihnya.
"Bawakan saja ke sini, gue gak mau turun."
Dengan patuh Viola berlalu menuju ruang makan dan mengambil sarapan untuk pacarnya.
Sedangkan Galaksi yang bosan itu menjalankan kursi rodanya dan menatap sekeliling kamar itu
Mungkin ia bisa menemukan sesuatu yang bisa memacu ingatannya ia tak percaya jika selama ini ia belum memiliki orang yang spesial dihatinya.
Mengingat jika setiap malam ia selalu di datangi seorang wanita yang mengecup dan mengelus rambutnya dengan lembut membuat Galaksi tak bisa percaya dengan ucapan orang yang mengaku menjadi Mamanya sendiri. Apalagi wanita itu berkata jika dirinya adalah pacarnya.
Galaksi mulai mencari sesuatu yang ada disana, mulai dari lemari pakaian, nakas, sampai pada meja kerjanya.
Ceklek
"Tuan sarapannya datang," ujar Viola masuk kedalam kamar Galaksi.
Merasa tak ada jawaban dari majikan plus kekasihnya ini membuat Viola mencari Gala.
"Kesini lu," teriak Galaksi dari ruangan kerja Galaksi yang memang terhubung dengan kamar itu.
"Syukurlah dia gak loncat dari balkon tadi," batin Viola mengelus dadanya dengan senyum.
Viola sempat berpikir jika Galaksi loncat dari balkon karena tak menerima keadaannya yang sekarang lumpuh dan cacat.
Dengan cepat Viola berlari menuju sumber suara itu dan melihat ruangan yang sudah seperti kapal pecah karena berkas-berkas itu.
"Astaga Tuan, kenapa ruangannya jadi kapal pecah?" tanya Viola menatap ruangan itu.
"Diamlah, tolong bukakan lemari bawah ini. Aku tak sampai," ujarnya meminta tolong kepada Viola.
"Memang Tuan mau cari apa?" tanya Viola mengikuti apa yang diperintahkan oleh Galaksi.
"Sudahlah jangan kepo, letakkan semua yang datang di siti ke atas meja," ujarnya dengan ketus.
Viola membuka lemari kecil itu dan matanya membulat kala melihat banyak foto mereka yang tersimpan disana.
"Astaga ternyata dia mengawasiku selama ini," batinnya melihat foto airnya.
Foto itu sebagian besar fotonya saat berpakaian seksinya saat di rumah dan itu hanya Galaksi saja yang melihat.
"Apa selama ini Gala menjadikanmu objek nafsunya? Astaga kenapa aku sebodoh ini. Untung aja cinta kalau enggak udah aku penggal kepalanya dari dulu," batin Viola kesal.
"Cepat!!"
Mau tak mau Viola harus meletakkan apa yang ada dilemari itu diatas meja. Galaksi yang melihat banyak foto itu bingung siapa wanita dalam foto ini?
"Kamu tahu siapa dia?" tanya Galaksi pada Viola yang hanya diam.
"Kamu mana tahu, kan kamu dari kampung. Dia cantik dan seksi gini sedangkan kamu jelek."
"Sialan ni cowok, dulu aja muji muji gue cantik walau gak pake make up, sekarang!! Awas aja sampai dia udah ingat semuanya. Bener bener gue mutulasi lu Gal," batinnya kesal tapi ia juga harus menahannya karena saat ini ia sedang menyamar menjadi pelayan Galaksi.
"Apa dia pacarku? Atau apa?" tanya Galaksi dalam hatinya.
Galaksi membawa foto foto itu keluar dari ruangan itu meninggalkan Viola yang ada disana.
"Beresin lagi," perintah Galaksi pada Viola yang menggerutu kesal.
"Seenaknya dia nyuruh nyuruh aku kayak gini. Eh tapi gak salah juga sih kan gue pelayannya. Tapi masa pelayan jadi babu sih, eh pelayan kan sama kayak babu. Arrghhh bodo ah bingung."
Viola merapikan ruang kerja Galaksi, berkas berkas penting yang berisi jutaan bahkan milyaran. Jika saja salah satunya hilang mungkin perusahaan bisa mengalami kerugian besar.
Tiba-tiba pandangan Viola mengarah pada dokumen yang memperlihatkan fotonya didepan.
"Jadi dia sudah menyelidiki aku sedari dulu, emang gak salah sih gue ngaruh hati buat dia. Makin cinta, tapi sayang dia lagi gak ingat aku," gumamnya memeluk berkas itu dengan senyum mengembang.
Viola kembali merapikan ruangan itu dan berlalu menuju kamar Galaksi lagi. Ia melihat cowok itu sedang menjejer foto foto itu di ranjang.
"Tuan sarapan dulu ya, nanti dilanjutkan lagi liatin foto ceweknya," ujar Viola mengambil nampan yang tadi ia letakkan di nakas.
"Hmm."
Viola yang mendapat jawaban itu langsung mengambil makanan itu dan menyuapkannya pada Galaksi.
"Buka mulutnya," ujar Viola menatap tajam Galaksi yang masih fokus pada foto foto itu.
Dengan pasrah Galaksi membuka mulutnya Anda menerima siapanya dari Viola.
"Lu udah sarapan?" tanya Galaksi pada Viola.
"Saya nanti saja Tuan. Gampang saya mah," jawabnya dengan senyum.
"Setelah ini lu juga sarapan, gue gak mau pelayan gue kurus kering cuma karena gak makan," ujar Galaksi dan diangguki oleh Viola dengan senyum miris.
Gini amat mau deket ama pacar sendiri harus siap makan ati karena omongan pedas pacarnya.
Seraya mengunyah makanan yang ada di mulutnya, Galaksi juga menatap foto foto itu.
"Apa dia memang pacar aku? Apa dia juga yang datangi aku setiap malam. Tapi kenapa dia gak kesini kalau dia pacar aku?" tanyanya dalam hati.
Tak bisa Galaksi pungkiri jika cewek yang aa di foto ini sangat cantik, bahkan cantik banget.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments
Asih Ningsih
bukannya gak datanh ypi cewek lu udh di depan bahkan dekat ama lu galaksi
2023-09-25
0
Yunni Hary
banyak typo ny thor, kshan yg baca
2023-01-27
0
Panta Jhoni Panta Wsl
next
2022-07-21
0