Happy reading
Di tengah malam di saat semua orang sudah tertidur, Viola masuk ke dalam ruangan Galaksi.
Air matanya kembali turun saat melihat kondisi kekasihnya sekarang. Ia berjalan mendekat dan memenggenggam tangan Galaksi.
"Mas Galaksi."
"Viola datang."
"Maafin Vio baru bisa jenguk Mas Gala sekarang, soalnya Vio takut sama keluarga Mas Galaksi serem serem."
"Kenapa Mas Gala jahat sama Vio? Kenapa Mas Gala gak bilang kalau mau ke apartemen Vio?"
"Maafin Vio juga karena ingin menemui Vio, Mas Galaksi harus begini. Ini salah Vio mas, maaf."
"Mas Galaksi bangun dong, dedek mau dicium lagi sama Mas Gala. Dedek juga mau di manja sama Mas Galaksi."
"Mas Gala udah cukup buat Vio khawatir sekarang, Mas Gala cepat sadar," ucapnya dengan lirih.
"Mas bangun dong, nanti kalau kamu bangun aku kabulkan deh apa mau kamu," bisikan tepat di telinga Galaksi.
Tangisnya kembali meluncur saat mengatakan itu, pasalnya Viola sangat tak suka jika dipanggil dedek oleh Galaksi.
Tak banyak yang bisa diucapkan Viola saat ini, ia takut jika terlalu banyak berbicara salah satu ari mereka akan terbangun dan mencurigainya.
"Mas, besok Vio akan kesini lagi. Mas cepat sembuh ya, Vio janji akan selalu bersama Mas Gala dalam keadaan apapun. Ini janji Vio sama Mas Gala."
Viola mengecup kening Galaksi dengan penuh kasih sayang. Tangannya mengusap air mata Galaksi yang mengalir di sudut matanya.
"Mas kuat, jadi gak boleh nangis. Biar Vio yang rasain ini," ujarnya dengan senyum yang tak luntur walau air matanya tetap mengalir.
Setelah itu Viola keluar dari ruangan itu tanpa tahu jika Cara sudah bangun dan mendengar yang diucapkan wanita itu.
"Jadi itu tadi pacarnya Kak Gala? Cantik dan terlihat lembut. Kenapa Kak Gala gak langsung kenalin ke Mama dan Papa, dan juga kenapa aku harus tahu saat begini? Kenapa kakak cantik tadi masuk saat semua terlelap?"
"Apa mungkin dia takut akan disalahkan oleh keluarga ini?"
Clara hanya bisa bertanya dalam hatinya, tapi tak bisa ia pungkiri jika ia senang melihat kakaknya yang dingin ini memiliki pawangnya.
Clara bangkit dari duduknya dan berjalan menuju ranjang kakaknya.
"Kak Gala, itu tadi calon kakak ipar Clara ya? Ih kakak sembunyiin calon kakak dimana selama ini? Kenapa Mama dan Papa tak bisa mengetahuinya?"
"Dia cantik, dan juga sangat lembut. Clara lihat dia mencium kening kakak tadi. Sweet banget! Kakak cepat bangun biar bisa kenalin pacar kakak sama keluarga."
Clara duduk dikursi samping ranjang sang Kakak dan menutup matanya.
...----------------...
Saat ini Viola sedang menelusuri jalan dimana tempat kekasihnya tadi kecelakaan.
Masih ada garis kuning polisi disana, ia membayangkan bagaimana semua ini terjadi dan lagi lagi ia tak bisa menahan air matanya.
"Siapa yang tega menabrak kamu Gal?" tanyanya dalam hati.
Seorang ibu pemilik warung yang melihat Viola menangis di pinggir jalan itu menghampirinya.
"Non.."
Viola yang mendapat tepukan dibahu itu langsung menatap wanita itu.
"I-iya bu?"
"Kenapa malam malam nangis disini?"
"Ibu tahu korban kecelakaan tadi disini? " tanya Viola mengikuti ibu itu.
"Oh, tahu atuh Non. Saya malah melihat secara langsung karena dari sini terlihat jelas," jawabnya jujur.
"Non siapanya korban?" tanya ibu itu.
"Saya pacarnya bu," jawabnya dengan tangis.
"Oh pacarnya si Aden yang beli bunga disana tadi. Terus bagaimana keadaannya sekarang Non?" tanya Ibu itu pada Viola.
"Pacar Vio lumpuh Bu dan itu semua gara-gara Vio. Andai Vio tahu kalau Gala ingin ke apartemen Vio. Andai Gala gak beli bunga buat Vio."
Ibu warung itu hanya bisa mengelus punggung Viola yang bergetar. Ia bisa merasakan bagaimana sedihnya wanita yang ada didepannya ini.
"Non jangan nyalain diri sendiri gitu Non, semua ini sudah takdir. Aden tadi mungkin ingin memberikan kejutan untuk Non."
"Tapi akibatnya dia harus kecelakaan Bu."
Ibu warung itu mengingat sesuatu dan berlalu mengambilnya sebuket bunga yang sudah sedikit rusak karena terlempar tadi.
"Non."
Viola menatap ibu warung dengan mata sembab, Viola menatap bunga yang dibawa ibu itu. Ibu itu memberikan bunga itu pada Viola.
"Ini bunga yang Aden beli tadi, ibu pikir bakal simpan jika ada yang mencarinya karena ibu tahu bunga ini sangat mahal."
"Kenapa bunga ini ada disini bu?" tanya Viola dengan nada bergetar.
Viola menatap bunga yang ada di tangannya itu dengan nalar. Hanya gara-gara sebuket bunga sampai membuat Galaksi terbaring di rumah sakit. Lagi lagi Viola hanya bisa menyalahkan dirinya atas apa yang menimpa kekasihnya.
"Tadi terlempar sampai depan warung ini Non, jadi Ibu yang ambil."
"Di minum dulu ternyata biar sedikit mendingan," ujar ibu itu memberikan segelas teh hangat pada Viola.
"Terima kasih bu, sudah ikut menyelamatkan bunga ini. Setidaknya masih ada kenang kenangan untuk saya dari pacar saya," ucapnya mencium bunga itu.
"Sama sama Non."
Setelah cukup lama di warung itu Viola pamit pada pemilik warung itu seraya mengucapkan terima kasih.
Viola menghentikan taksi dan berlalu menuju apartemennya.
"Maafin aku Gal, maaf."
Sopir taksi yang melihat itu ikut kasihan entah apa yang dialami penumpangnya itu hingga terlihat sangat kenyedihkan seperti ini.
"Kasihan sekali nona ini," batinnya dengan prihatin.
Tak lama sampailah ia di apartemennya. Viola masuk ke dalam apartemennya dengan langkah tak semangat.
Ia kembali mengingat kekasihnya yang ada di rumah sakit, lagi lagi air matanya turun. Entah sudah berapa liter air matanya keluar bahkan tak ada hentinya.
Ia mengambil pigora yang ada di nafas itu dan memeluknya. Tangisnya tak kunjung mengingat kisahnya dulu dengan sang kekasih.
"Maafin aku maaf."
"Aku minta maaf karena sudah membuat kamu seperti ini, ini salahku Gal. Tapi aku janji akan menebusnya entah itu dengan apa," ujarnya dengan tangis.
Ia membaringkan dirinya diatas kasur dengan air mata yang masih mengalir membasahi bantal yang ia gunakan.
"Aku harap ada keajaiban untuk kita Gal, aku tahu pasti setelah ini orang tuamu tak akan merestui hubungan kita," batinnya.
Berbeda dengan Viola yang terus terusan menangis. Di rumah sakit Galaksi mulai membuka matanya.
Pria itu menatap langit-langit rumah sakit yang tampak aneh, ia mengedarkan pandangannya kearah lain dan ia melihat keluarganya dengan tatapan bingung.
"Ini dimana? Dan mereka siapa?" tanyanya.
Bersambung
...Hai kakak kakak gimana karya baru aku, kalian suka gak? Jangan lupa like dan komennya ya. Kasih hadian juga gak apa apa hahahaha. canda kok....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments
aira aira
y
2024-03-07
0
Alifah Azzahra💙💙
Wah gala amnesia nich 😔😔kasihan viola dong klw gala tdak mengingat dirinya 🥰🥰
2023-12-07
0
Asih Ningsih
thor knpa harus hilng ingatan lalu bagaimana viola apa akan jdi perawatnya.
2023-09-24
0