Happy reading
Ceklek
Viola kempat Galaksi lagi, ia kembali melihat Galaksi yang sedang menatap foto yang kemarin ditemukan.
"Tuan, sarapan di bawah yuk. Nyonya nyuruh Tuan buat sarapan soalnya," ujarnya dengan lembut.
"Gue gak mau, bawa sarapan gue ke kamar," ujarnya dingin.
"Tuan, sekali kali Tuan harus merasakan rasanya sarapan bersama keluarga. Siapa tahu Tuan bisa sedikit mengingat sesuatu saat sarapan nanti," ujarnya dengan lembut. Stok sabar Viola harus banyak saat ini.
Galaksi menatap pelayannya dengan author tak bisa dibaca, Viola hanya mengangguk dan tersenyum.
"Oke," jawabnya.
Dengan senang Viola mendorong kursi roda Galaksi menuju lift. Karena kamar Galaksi aa di lantai 5 jadi tak mungkin ia memakai tangga.
Sampainya di lantai bawah, mereka yang ada disana menatap tak percaya kearah lift. Ini pertama kalinya setelah Galaksi keluar dari rumah sakit mau sarapan bersama.
Mama Audi yang sedang mengambilkan suaminya nasi itu menatap tak percaya kearah lift begitupun Papa Bara.
Berbeda dengan Clara yang sangat antusias langsung menggeser kursi sebelahnya untuk sang kakak dan kakak iparnya.
"Nak kamu beneran mau makan bareng?" tanya Mama Audi belum sepenuhnya percaya akan ini.
"Iya Ma."
"Wah kakak hebat bisa bawa kak Gala keluar dari kamar," bisik Clara dengan senyum.
"Kecil ini mah," jawabnya dengan senyum.
Viola menyapa majikannya dengan sopan, lalu mengambilkan nasi dan lauk untuk kekasihnya.
"Tuan bisa makan sendirian?" tanya Viola.
"Hmm."
"Tuan Nyonya... Viola ke dapur dulu ya, selamat makan," pamit Viola.
"Sarapan bareng aja. Lagian kamu pelayan pribadi Kak Gala kan? Jadi harus stay didekat kak Gala dong," ujar Clara mencoba menahan Viola.
"Iya kamu sarapan bareng kita aja," ujar Mama Audi pada pelayan putranya.
Rasanya tak enak untuk makan bersama mereka, dirinya merasa rendah karena sudah masuk ke dalam tengah tengah mereka.
"Tapi Non Nyonya..."
Belum sempat Viola berucap, Galaksi sudah menyuruhnya untuk duduk disampingnya. Alhasil mau tak mau Viola harus menurut.
"Pah ini kemajuan yang sangat bagus untuk Galaksi, dia sudah mau makan bareng sama kita lagi. Entah bagaimana caranya pelayan itu ngajak Galaksi, Mama cuma berharap Galaksi mau di terapi," bisik Mama Audi pada suaminya.
"Papa juga harap gitu Ma, Papa seneng dengan ini. Apa perlu kita kasih bonus Viola sebagai pelayan pribadi Galaksi?" tanyanya dan dianggukkan oleh Mama Audi.
"Viola adalah satu satunya pelayan yang tahan akan sikap Galaksi, tapi bagaimana bisa? Padahal banyak yang mengeluh tak betah," batin Mama Audi.
"Ya Tuhan semoga Kak Gala bisa ingat semuanya termasuk kak Viola yang selama ini menemaninya. Sejujurnya aku sedih melihatnya lelah akan sikap kak Gala yang seperti itu pada semua orang," batin Clara menatap Kakaknya yang sedang memakan sarapannya itu.
Galaksi cuek akan apa yang dilakukan semua orang disana, ia menatap sekilas Viola yang sangat mudah untuk makan steak dipiring itu.
"Dia seperti bukan orang kampung, melihat dari cara makannya dan dia sangat lihai dalam memotong daging itu. Apa ada yang di sembunyikan oleh Viola selama ini?" tanya Galaksi dalam hati.
Setelah selesai sarapan Galaksi meminta Viola untuk menemaninya jalan jalan keliling rumah ini saja, ia masih malu untuk keluar dari rumah.
"Tuan senang?" tanya Viola pada Galaksi yang sepertinya sangat menikmati udara sejuk di dekat kolam ikan itu.
"Heem," jawabnya.
"Gue mau terapi," ujar Galaksi yang membuat Viola membulatkan matanya.
Apa ia tak salah dengar jika sang kekasih ingin terapi? Ya Tuhan apa Galaksi baru saja mendapatkan hidayah hingga tak ada hujam tidak ada pelangi Galaksi berucap mau terapi.
"Hei kok bengong."
Viola tersadar dan langsung menyinggungkan senyumnya, ia bahagia dengan ucapan Galaksi.
"Saya janji akan selalu temani Tuan terapi, Tuan harus semangat ya. Saya yakin Tuan bisa sembuh dan seperti sedia kala," ujarnya dengan senyum tak terasa air matanya jatuh saat itu.
"Kenapa lu nangis?" tanyanya seraya mengusap air mata Viola.
"Seneng aja Tuan," jawabnya dengan senyum manis.
Galaksi kembali menatap ikan ikan yang bergerak bebas itu dengan riangnya. Tak seperti dia yang hanya bergantung pada kursi roda.
"Ya Tuhan ku mohon jika suatu saat aku sudah sembuh jangan buat aku sakit jika ada kenyataan yang membuatku menyerah," batinnya.
Walau terdengar simpel tapi batinnya ini memiliki arti lain untuk Tya.
"Nanti Viola bilang sama Tuan besar dan Nyonya Besar," ucap Viola pada Galaksi.
"Jangan aku tak mau orang lain tahu jika aku ingin melakukan terapi," jawabnya dengan serius.
"Tapi ini berita bagus Tuan, kenapa Anda malah tak mau mereka tahu?" tanyanya.
"Lu gak perlu tahu alasan gue, lu cukup mengiyakan," ujarnya dengan tegas.
"Baik Tuan," jawab Viola dengan patuh.
Disisi lain Mama Audi yang tak sengaja melihat Viola dan Galaksi disana itu penasaran kenapa Viola tak diusir seperti pelayan pelayan lain.
"Apa aku perlu menyelidiki siapa Viola? Aku rasa dia bukan hanya anak kampung yang datang ke kota untuk mencari pekerjaan," gumamnya.
Mama Audi sebenarnya orang baik tapi sejak mendengar Galaksi kecelakaan itu ia sering berprasangka yang tidak tidak. Apalagi jika itu menyangkut putra dan putri kesayangannya.
Mama Audi menelepon seseorang untuk mencari identitas Viola sebenarnya, apalagi jika Viola benar dari kampung pasti itu akan sangat mudah diketahui.
Mama Audi meninggalkan tempat itu dan masuk ke dalam rumah besar itu. Ia baru saja mengantarkan putrinya ke sekolah. Karena Clara tak mau diantar oleh orang lain selain dirinya dan kakaknya, tapi berhubung Galaksi tak bisa mengantar jadi ya harus dia yang mengantar.
"Tuan hari sudah panas, masuk yuk," ajak Viola pada Galaksi yang sedari tadi menatap ikan ikan dikolam itu.
"Hmm."
Viola mendorong kursi roda Galaksi masuk ke dalam rumah.
"Aku harus menghubungi Kak Reno, agar dia yang mencarikan dokter terapi yang baik," batinnya dengan semangat.
"Kenapa dia terlihat senang sekali? Sebenarnya apa yang dia sembunyikan dariku?" tanya Galaksi dalam hati.
Bersambung
Hai kak mampir ke novel teman aku yuk!!
Judul: Pesona Tuan De Luca
Karya: Komalasari
Matteo de Luca adalah seorang putra mahkota dari organisasi hitam terbesar di daratan Italia. Setelah dikhianati dan hampir terbunuh dalam sebuah transaksi, ia yang tengah terluka melarikan diri ke kota Venice. Di sanalah Matteo bertemu dengan sosok Mia, gadis lembut dan sangat lugu yang mampu mengguncang dunianya.
Namun, sayangnya kisah cinta mereka tak semulus percintaan dua insan biasa. Dunia yang berbeda, membuatnya harus rela meninggalkan gadis itu. Sampai suatu hari, Matteo mendengar kabar bahwa Mia akan menikah dengan pria lain. Ia pun kembali dan berusaha untuk menggagalkannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments
Asih Ningsih
pasti viola senang krn kmu mau di terapi biar cepat sembuh.
2023-09-26
0
Tihajar
kembalikan ingatan gala dong kak
2022-05-08
1
Sri Mulyati
iya pasti senanglah.
kesembuhan akan segera tiba.
semangat 💪💪💪 up nya Thorrr 😘😘😘😘😘😘😘😘😘
2022-05-06
2