Happy reading
Hari ini Sania datang ke kediaman Riano karena disuruh oleh Mama Audi. Sania senang tapi juga malas jika disuruh mengurus orang cacat, tapi mau gimana lagi ini demi ambisinya.
"Galaksi sayang lihat siapa yang Mama bawa nak," ucap Mama Audi masuk kedalam kamar dimana Viola sedang menyuapi Galaksi sarapan.
"Siapa gadis itu?" tanya Viola dan Galaksi dalam hatinya saat melihat Sania dibelakang Mama Audi.
"Kamu bisa pergi!" usir Mama Audi pada Viola.
"Dia akan tetap disini," titah Galaksi.
Mau tak mau Mama Audi harus mengiyakan Viola disana.
"Galaksi kenalin ini namanya Sania, dia pacar kamu sebelum kamu kecelakaan. Sayang sekali kamu melupakannya," ucap Mama Audi memperkenalkan Sania pada Galaksi.
Deg
Jantung Viola seperti berhenti berdetak saat mendengar jika Sania adalah pacar kekasihnya. Tapi itu semua tak mungkin, Galaksi pacarnya kekasihnya. Hanya dia bukan wanita lain.
"Siapa sebenarnya gadis ini kenapa dia diakukan sebagai pacar Galaksi?" tanya Viola pada dirinya sendiri. Matanya menatap Sania yang memakai pakaian seksi itu.
Tak jauh beda dari Viola, Galaksi juga akan langsung menatap Sania dengan rasa tak percayanya tapi kenapa ibunya mengatakan jika Sania adalah pacarnya?
"Astaga apa aku memiliki pacar dengan pakaian terbuka seperti ini. Apa aku tak memiliki uang untuk membelikan pacarku baju? Tapi kenapa aku merasa asing dengan wajahnya. Berbeda dengan gadis yang ada di foto kemarin," batin Galaksi bertanya tanya.
"Ayo nak kenalan lagi! Dia Sania pacar kamu, apa kamu tak mengingatnya?" tanya Mama Audi pada Galaksi yang menggeleng.
"Hai Gal, aku Sania pacar kamu. Mungkin sekarang kamu tak ingat tapi aku yakin suatu saat kamu akan mengingat aku sebagai pacar kamu," ucap Sania memegang tangan Galaksi.
"Biarin aku suapin kamu ya Gal, seperti saat kamu belum seperti ini," ujar Sania pada Galaksi.
"Jika kamu pacar aku, jadi kamu juga yang sudah menyebabkan aku lumpuh?" tanya Galaksi dengan raut dingin. Mama Audi dan Sania yang mendengar itu kaget.
Entah kenapa ia tak percaya akan ucapan kedua orang ini yang mengatakan jika pacarnya adalah Sania.
"Salah sendiri ngomong sama Gala jika yang menyebabkan dia kecelakaan adalah pacarnya," batin Viola tersenyum senang.
"Kenapa kamu ngomong gitu?" tanya Sania pura-pura sedih.
"Mama yang bilang jika yang menyebabkan aku kecelakaan adalah pacar aku berarti itu kamu kan?" tanyanya dengan nada mengintimidasi.
"Iya karena kamu ingin mengunjungi Sania yang sedang sakit saat itu, kamu tak memperhatikan jalan dan kamu kecelakaan," jawab Mama Audi berbohong.
Galaksi tetap tak percaya, pria itu menatap Viola yang sepertinya sedih akan hal ini.
"Kenapa dia kelihatan sedih? Apa Viola menyukaiku?" tanya Galaksi dalam hatinya.
Viola yang merasa ditatap itu hanya bisa tersenyum, setidaknya ia mengurangi rasa penasaran Galaksi kenapa ia begitu.
"Kamu percaya kan?" tanya Mama Audi pada anaknya.
"Hmm."
Duar
Runtuh sudah harapan Viola untuk terus bertahan dengan Galaksi yang mulai nyaman akan keberadaan.
Ia tak kuat terus menatap semua ini, deheman dari Galaksi sudah membuat jawaban bagi mereka dan tentu hal itu membuat hati Viola sakit.
"Saya permisi dulu Tuan, Nyonya."
Viola pamit dari kamar itu dan di iyakan oleh Mama Audi yang menganggap Viola adalah penganggu. Dan semua itu tak lepas dari tatapan Galaksi bahkan tatapan sakit dan kecewa Viola pun ia tahu.
"Mungkin ini yang bisa aku lakukan untuk membuktikan kecurigaanku," batin Galaksi yang sebenarnya tak mau mengiyakan ucapan Sania.
Mama Audi yang melihat Galaksi mau disuapin oleh Sania itu tersenyum, ternyata rencananya berhasil. Sekarang tinggal menyingkirkan Viola karena dia yakin Sania bisa menggantikan peran Viola merawat Galaksi.
"Mama keluar dulu ya, kalau ada apa-apa langsung panggil Mama," pamit Mama Audi yang dianggukkan oleh Sania.
Kini tinggallah Sania dan Galaksi di kamar itu. Setelah sekian tahun Sania akhirnya bisa dekat dengan Galaksi walau harus mengorbankan pekerjaannya demi merawat Galaksi.
Sedangkan Galaksi tak mendapatkan ketulusan dari mata Sania, berbeda dengan Viola yang selalu membuatnya nyaman. Ia merasa asing dengan wanita yang mengaku menjadi pacarnya ini.
"Jika dia pacarku lalu foto siapa yang aku temukan itu, dan kenapa aku lebih suka tatapan gadis di foto itu walau aku tak kenal dia siapa?" batinnya bertanya.
"Apa kau pernah ke rumah sakit saat aku dirawat saat itu?" tanya Galaksi pada Sania.
Sania yang memang tak pernah ke rumah sakit itu menggeleng. Karena ia baru tahu jika Galaksi kecelakaan itu kemarin dari Mama Audi.
"Aku seorang model yang mempunyai jadwal dimana-mana. Saat itu aku ada di Amerika untuk menghadiri sebuah pertemuan. Maaf jika aku tak mengunjungi saat itu," jawabnya dengan senyum dan itu jujur. Entah kenapa ia lupa akan apa yang diucapkan Mama Audi tadi.
"Hahaha ketahuan juga dia berbohong, kata Mama aku kecelakaan saat ingin kerumah sakit mengunjungi dia. Tapi nyatanya dia sedang di Amerika," batin Galaksi sedikit kesal akan sandiwara Mama Audi dan Sania yang mudah ditebak.
Setelah menghabiskan makanan itu, Sania pamit keluar dari kamar membereskan sisa makanan ini walau sedikit dongkol karena ia tak pernah melakukan hal ini sebelumnya.
Setelah melihat Sania sudah keluar dati kamar itu, Galaksi mengambil foto gadis yang ia sembunyikan dibawah bantalnya. Ia menatap wajah cantik itu seraya mengingat tapi bukan ingatan yang ia dapatkan tapi malah sakit kepala yang tak kunjung hilang.
Viola yang sedang menangis di kamarnya itu tak sengaja mendengar teriakan Galaksi. Dengan cepat ia menghapus air matanya dan keluar dari kamar menuju kamar Galaksi.
Setelah membuka pintu kamar Galaksi, betapa terkejutnya melihat Galaksi terduduk di lantai dingin itu dengan meringis memegang kepalanya yang kelihatan sangat sakit.
Viola berlari menghampiri Galaksi dan mencegah Galaksi yang menjambak rambutnya sendiri itu.
"Tuan sudah cukup, jangan siksa kepala Tuan dengan mengingat semuanya," ujar Viola menarik kepala Galaksi agar bersandar di dadanya seraya mengelus rambut acak acakan Galaksi.
"Aku lelah tak bisa mengingat semuanya, dengan mudahnya mereka menipuku, aku bodoh. Dan kenapa aku tak bisa mengingat sesuatu yang mengingat tentang gadis itu," gumamnya menikmati elusan Viola.
Rasa nyaman itu menjalar keseluruhan tubuhnya, tangan yang tadinya menjambak rambutnya itu lemas di lantai dingin itu.
"Aku tak berguna," lirihnya lagi.
"Sstt sudahlah suatu saat nanti Tuan akan mengingat semuanya kok. Viola akan selalu bantu Tuan," ucap Viola dengan senyumnya.
Entah apa yang tadi terjadi kenapa kekasihnya menyebut jika dirinya gampang ditipu? Apa Sania menipu Galaksi atau bagaimana.
"Saya ajak jalan jalan mau gak Tuan, sambil latih kaki Tuan lagi," ajak Viola yang membuat Galaksi mengangguk senang.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments
Asih Ningsih
iya klu org gak pernah brbohong jadi kebohongannya cepat trbongkar.
2023-09-28
1
Sri Mulyati
bagus Gala. mereka sudah terjebak.
semangat 💪💪💪💪 menyingkirkan siluman Rubah betina itu.
semangat 💪💪💪 up nya Thorrr 😘😘😘😘😘😘😘😘
2022-05-06
1
💮Aroe🌸
kurang persiapan tu, bohongnya😆
2022-04-21
2