Happy reading
Viola yang melihat itu hanya tersenyum tipis, ia tak bisa berkata banyak karena baginya kesembuhan Galaksi itu nomor satu.
Setelah bercerita itu Viola mengajak Galaksi untuk berdiri dan berjalan dengan lancar. Pasalnya beberapa hari lalu Galaksi sudah mampu berjalan sendiri walau hanya ke kamar mandi tapi bagi Viola itu sebuah kemajuan yang perlu diapresiasi.
Clara hanya mengamati kakaknya yang sudah bisa berjalan menuju Viola yang agak jauh darinya.
"Ayo Tuan, dikit lagi sampai nih. Kalau sudah sampai sini saya kasih pelukan gmhangat buat Tuan," pancing Viola dengan senyumnya.
Galaksi yang mendengar itu senang tapi juga sedih. Setelah mendengar cerita dari Clara tadi, ia merasa bersalah pada pacarnya yang ada difoto itu karena sudah pernah pelukan dengan Viola bahkan tidur bareng.
"Gue udah punya pacar ya, jangan peluk gue lagi," ujar Galaksi tetap berjalan menuju Viola.
"Iya Tuan, maaf deh. Tapi kan pacar Tuan gak ada disini."
"Gue cowok yang setia ya!!"
"Hahaha iya Tuan saya tahu kok," jawab Viola. Walau ia sedikit sedih saat Galaksi sudah tak mau memeluk bahkan di peluknya.
Akhirnya setelah beberapa saat Galaksi sampai di tempat Viola dengan keringat yang bercucuran.
Viola yang melihat itu langsung memberikan air minum dan mengelap keringat Galaksi dengan sapu tangannya.
Clara yang melihat hal itu tersenyum, ia bahagia memiliki calon kakak ipar seperti Viola yang baik luar dalam.
"Ya Tuhan semoga aja mereka selalu bersama, dan Kak Vio mengaku pada Kak Gala jika dia adalah pacarnya. Aku kasihan pada kak Viola yang harus menahan sakit karena penolakan dari Kak Galaksi," gumamnya menatap keduanya.
Drtttt.
"Kak Reno! Tumben telepon ada apa gerangan?" tanyanya saat melihat nomor Reno memanggilnya.
[Halo kak ada apa?]
[Halo Nona, apa Nona Viola ada bersama Anda?]
[Iya ada, dia lagi bantuin kak Gala jalan]
[Bagaimana perkembangan Tuan Galaksi, Nona?]
[Dia semakin baik, kak Gala makin lancar jalannya]
[Syukurlah kalau Tuan Gala semakin lancar jalannya]
[Hmm, ada apa ya kakak cari Kak Viola?]
[Tak ada Nona. Tolong katakan saja bahwa saya ingin berbicara dengannya, tolong suruh Nona Viola menghubungi saya]
[Oke]
[Terima kasih Nona]
[Sama-sama Kak]
Setelah itu panggilan telepon itu terputus. Clara mengajak kakak-kakaknya untuk makan disebuah restoran yang sangat disukai Galaksi setiap mengajak Clara keluar.
Galaksi menatap bangunan besar itu dan terlintaslah sebuah ingatan.
"Kak kenapa ka restoran ini lagi, Clara bosen."
"Disini bagus loh dek, ada pemandangannya didalam. Disini juga ramah lingkungan."
"Huuhhh kakak mah kayak gak ada tempat yang lebih bagus aja. Clara sebel sama kakak."
Galaksi mengingat itu dengan keras hingga kepalanya kembali sakit karena terus mengingat sekilas kecil saja, yang pasti dalam ingatannya Galaksi mengingat jika ia pernah mengajak Clara kesini.
Viola dan Clara yang melihat Galaksi meringis seraya memegang kepalanya itu khawatir dengan cepat Viola menahan tangan Galaksi agar tak menjambak rambutnya lagi.
"Kakak maafin Clara jika membuat kepala kakak sakit lagi," ujarnya dengan sedih ia memeluk tubuh sang kakak sedangkan Viola memijat kepala Galaksi dengan lembut hingga membuat pria itu kembali rileks.
"Aku pernah mengajak kamu kesini kan Ra?" tanya Galaksi yang membuat Viola dan Clara tersenyum senang karena hal itu.
"Syukurlah kakak mengingatnya, aku bahagia."
Viola juga tak kalah bahagia, saat Galaksi sedikit mengingat tentang masa lalunya. Walau itu bukan tentang dirinya.
Setelah sakit Galaksi berkurang mereka mendorong kursi roda itu masuk kedalam restoran. Clara mengambil meja VIP yang memang ada di restoran itu.
Viola yang memang sudah beberapa kali diajak ke restoran ini oleh Galaksi entah apa yang disukai Galaksi pada tempat ini. Tapi jujur ia juga sangat menyukai konsep restoran ini.
Clara dan Viola memesankan makanan dan minuman untuk mereka, sedangkan Galaksi hanya diam mengamati kedua wanita yang ada di depannya ini.
"Kenapa keduanya seakan sangat akrab seperti itu bukannya mereka jarang bertemu?" tanya Galaksi dalam hati.
"Kalian akrab?"
Viola dan Clara yang sedang bercanda itu seketika menoleh kearah Galaksi kemudian saling bertatap satu sama lain.
"Kita emang dekat kak, Kak Vio orangnya enak diajak ngomong," jawab Clara tak sepenuhnya bohong. Tak mungkin ia bilang jika Clara adalah calon kakak iparnya.
Setelah makanan mereka sampai, ketiganya menikmati makanan mereka. Viola dan Clara yang kebali merasa masakan restoran ini bersama Galaksi itu senang. Rencana kedepannya mereka akan mengajak Galaksi ke tempat tempat yang sering mereka kunjungi dulu.
Viola yang melihat Galaksi makan makanan favoritnya disini dengan lahap itu membuat rasa senang dihatinya tumbuh. Makanan itu adalah makanan yang dulu sangat dibenci Galaksi tapi entah kenapa saat dipaksa Viola karena sudah terlanjur terpesan saat itu, membuat Galaksi jadi menyukainya bahkan menjadikan makanan favorit.
Setelah selesai makan Viola terlebih dahulu membersihkan noda kuah yang ada disudut bibir Galaksi dengan pelan. Pada dasarnya Galaksi juga mager jadi ia membiarkan saja apa yang dilakukan Viola.
Karena matahari sudah mulai terbenam mereka bertiga membayar makanan dan pergi dari restoran itu.
Saat diperjalanan, Viola tercengang saat mereka melewati jalan dimana dulu Galaksi kecelakaan hingga membuatnya begini.
"Ya Tuhan kenapa perasaanku tak enak begini," batinnya dengan cemas.
"Maaf Nona, Tuan... Jalannya macet sepertinya ada kecelakaan didepan," ucap pak sopir itu.
"Ya sudah pak, gak apa-apa sekalian biar lebih lama sampai rumah," ujar Clara dengan senyumnya.
"Kak Gala ini adalah tempat dimana kakak dulu kecelakaan, dan kakak membeli bunga itu disana. Galaksi yang mendengar itu langsung menatap arah tunjukkan Clara.
Galaksi yang masih menatap toko bunga dan jalan yang dikerubungi banyak orang membuatnya pening. Galaksi memejamkan matanya dan berusaha mengingat apa yang sebenarnya ia alami dulu.
"Toko bunga, bunga mawar, jalan, mobil, dan semuanya hilang. Bayangan apa tadi kenapa aku sangat bodoh tak mengingatnya lagi."
"Viola...."
Galaksi semakin sakit saat mengingat hal ini, hal itu seperti puzzle yang menari di kepalanya. Entah kenapa kepalanya seakan menolak diajak untuk berbuat mengingat lebih.
Viola yang melihat Galaksi kembali memegang kepalanya itu, langsung memeluknya dan meletakkan kepala pria itu ke dadanya. Karena hanya itu tempat yang paling nyaman bagi Galaksi.
"Stttt jangan di paksa Tuan, walaupun Tuan sangat ingin sembuh. Saya gak mau Tuan bertambah sakit," ucap Viola seraya mengelus rambut Galaksi dengan lembut.
"Aku tak tahan tersiksa seperti ini, aku ingin cepat sembuh Vio," gumamnya yang masih bisa didengar oleh Viola.
"Saya tahu, saya juga ingin Tuan segera sembuh dan mengingat semuanya. Tuan bisa berjalan dan melakukan semuanya dengan normal tapi jangan terlalu memaksa kepala Tuan untuk mengingat daripada Tuan lebih sulit langit mengingat!"
"Hmm."
Perlahan sakit yang dirasakan Galaksi berganti menjadi ketenangan yang membuat pria 26 tahun itu memejamkan matanya seraya menelusupkan wajahnya dibelahan dada empuk itu.
Clara yang melihat itu dari kaca depan itu tersenyum dalam diamnya. Menurutnya kakak dan kakak iparnya itu sangat sweet karena bisa seperti itu.
"Ya Tuhan semoga aku mendapatkan pria seperti kakak," doa Clara dalam hatinya.
Siapa yang tak mau pacar pengertian dan penuh kasih sayang seperti Galaksi. Semua orang menginginkan itu.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments
Nova Evita
bukan nya Clara ada hati ya sama Reno? sayang ternyata Reno sudah punya kekasih
2023-12-06
0
Asih Ningsih
aaah galaksi modus tu
2023-09-29
0
Panta Jhoni Panta Wsl
lanjut
2022-07-21
0