Happy reading
"Anda siap Nona?" tanya Reno dan dianggukkan oleh Viola.
Ting Tong
Bel itu ditekan oleh Reno, Clara yang mendengar bunyi bel itu langsung bangkit dari duduknya dan berlalu dan membuka pintu itu.
"Kakak, dia siapa?" tanya Clara menatap wanita berwajah manis di belakang Reno.
"Dia Nona Viola, Nona Muda," jawab Reno dengan sopan.
"Kak Vio?" tanya Clara menatap tak percaya calon kakak iparnya. Sangat beda, dimana calon kakak iparnya yang cantik bak bidadari itu kenapa jadi manis seperti ini?
Viola yang melihat Clara itu menundukkan badannya. Ia bersikap seolah pelayan yang menghormati majikannya.
"Nona."
Clara yang melihat itu tersenyum geli, Clara mendekat kearah Viola dan memeluk calon kakak iparnya.
"Kakak cantik kenapa jadi manis?" tanya Clara dengan lembut.
Sedangkan Viola yang mendengar itu terkejut ternyata Clara sudah tahu siapa dia. Viola menatap Reno yang hanya tersenyum dan mengangguk.
"Aku minta tolong sama kakak untuk kembalikan ingatan Kak Gala, aku gak sanggup lihat dia selalu murung dan tak ingin keluar dari kamar," pinta nya dan dianggukkan oleh Viola.
"Maafkan aku yang sudah membuat kakakmu seperti ini," ujar Viola pada Clara.
"Semua sudah takdir kak. Ayo masuk biar aku panggilkan mama dan papa," ajak Clara pada keduanya.
Reno dan Viola mengikuti Clara masuk ke dalam rumah besar itu dan meninggalkannya di ruang tamu.
"Bagaimana jika Clara memberitahukan siapa aku sebenarnya?" tanya Viola pada Reno.
"Tidak akan karena Clara berpihak dengan kita. Clara juga yang sudah memberi tahu jika Tuan muda membutuhkan pelayan pribadi," jawab Reno.
"Syukurlah kalau begitu," ujarnya.
Tak lama mereka menunggu Papa Bara dan Mama Audi turun beserta Clara dibelakang mereka.
"Selamat sore Tuan, Nyonya," salam Reno dengan sopan begitupun dengan Viola.
"Apa ini pelayan Galaksi?" tanya Papa Bara.
"Iya tuan, namanya Viola. Dia baru di kota ini dan mencari kerjaan kebetulan Nona Clara memberitahukan jika Tuan Muda membutuhkan pelayan. Saya pikir Viola cocok dengan Tuan muda," jawab Reno dengan sangat profesional.
"Ya, kamu kesini."
Viola mendekat kearah Mama Audi yang duduk di kursi single itu.
"Tugas kamu harus 24 jam non stop disini. Kamu pasti sudah diberitahu jika anak saya mengalami kelumpuhan dan amnesia secara bersamaan?"
Viola mengangguk pertan dan ia sudah tahu apa yang terjadi dengan kekasihnya.
"Kamu harus ada dari Galaksi bangun tidur sampai tidur lagi. Kamu harus menyiapkan aya yang dia pakai, yang ia makan, minum obat, semuanya."
"Kamu juga harus memandikannya dua kali sekali pagi dan sore," lanjutnya dan lagi lagi diangguki oleh Viola walau kalimat terakhir Mama Audi membuat Viola malu sendiri.
"Ingat kamu tidak boleh terbawa perasaan selama bekerja disini," ujar Mama Audi.
"Baik nyonya saya akan berusaha sebaik mungkin untuk itu," jawab Viola dengan patuh.
"Gaji kamu 30 juta per bulan, bisa dihitung kamu satu hari mendapat 1 juta. Jika kerja kamu bagus kamu bisa mendapatkan bonus dari saya," ujar Mama Audi dan diangguki oleh Viola.
Viola tak mempermasalahkan berapa gaji yang ia dapatkan, baginya dekat dengan sang kekasih saja sudah membuatnya senang bukan main.
"Kita akan bertemu lagi Gala," batinnya dengan senyum tipis agar tak terlalu kelihatan oleh orang lain.
Setelah menjelaskan apa yang harus Viola lakukan, Mama Audi menyuruh salah satu pelayan untuk mengantarkan Viola ke kamar yang tak jauh dari kamar Galaksi hal itu bertujuan agar memudahkan Viola untuk menemui Galaksi dan tentu saja aja hal itu membuat Viola senang.
"Semoga kamu betah kerja jadi pelayan tuan muda," ujar salah satu pelayan yang mengantarkan Viola ke kamarnya.
"Memangnya kenapa?" tanya Viola seolah tak tahu.
"Nanti kamu akan tahu setelah menjadi pelayan tuan muda," jawabnya dengan senyum manis.
"Disana sudah ada seragam untukmu."
"Terima kasih mbak."
"Sama-sama, sebagai sesama pembantu kita harus solidaritas ya," ujar Pelayan itu dan diangguki oleh Viola.
Mereka berpisah disana, Viola masuk kedalam kamar itu dan berganti pakaian pelayannya. Sekarang sudah pukul 4 sore waktunya Galaksi mandi.
Dengan langkah cepat Viola keluar dari kamar menuju kamar Galaksi.
Deg! Deg! Deg!
Tiba-tiba degup jantung Viola terdengar jelas, Viola seperti ingin bertemu dengan Galaksi untuk pertama kalinya.
"Astaga kenapa dengan jantungku?" tanya Viola.
Ceklek
Viola membuka pintu kamar itu dan melihat Mama Audi ada disana membujuk Galaksi yang tampaknya tak peduli akan Mama Audi.
"Permisi tuan, nyonya."
Mereka menoleh kearah Viola, Mama Audi menyerahkan tugas pertama Viola yaitu memandikan.
"Mama keluar dulu ya sayang, yang akur sama pelayan barunya."
Ucap Mama Audi mengecup kening Galaksi lalu keluar dari kamar itu.
"Tuan," panggil Viola yang geli memanggil kekasihnya seperti itu.
Ia keembalinteringat saat dulu pertama kali ia memanggil Galaksi dengan Tuan.
"Oke tuan, perkenalkan nama saya Viola Angelista. Pelayan pribadi tuan muda, saya harap tuan muda tidak benci atau apa sama saya. Oh ya tuan tolong jangan membuat Nyonya pusing karena harus mengganti pelayan lagi."
"Hmmm."
"Astaga tuan, saya butuh jawaban bukan deretan Nisa Sabyan," gerutu Viola yang membuat sudut bibir Galaksi tertarik.
"Ya."
"Oke setidaknya ada katanya."
"Tuan tugas pertama saya adalah memandikan Anda, apa Anda tidak keberatan jika saya memandikan Anda?" tanya Viola sedikit takut akan tatapan Galaksi.
Tatapan yang selama ini teduh, lembut, dan menghangatkan hatinya seakan hilang dengan tatapan tajam itu.
"Ya."
Galaksi tak ada pilihan lain selain mengiyakan, karena ia juga perlu hiburan untuk mengerjai pelayannya ini.
Viola mendorong kursi roda itu menuju kamar mandi, wanita itu mulai menjalankan tugasnya sebagai pelayan. Viola mulai membuka pakaian Galaksi hingga titik dimana bayangan beberapa bulan lalu terbayang dimana Galaksi mengambil hal yang paling berharga darinya.
"Tuan bisa lepas celananya sendiri?" tanya Viola polos.
"Apa gunanya dirimu sebagai pelayan jika aku yang membukanya sendiri," ujar Galaksi kesal.
Akhirnya dengan segala keberaniannya, Viola membuka celana itu dan syukurlah ia bisa tahan. Viola mulai memandikan Galaksi dengan telaten mulai dari rambut hingga kaki tak lepas disentuh oleh Viola. Bahkan Viola sempat menggoda Galaksi dengan menggekitiki kaki pria itu.
Setelah selesai mandi, Viola memakaikan baju sedikit longgar untuk kekasihnya. Viola sangat paham bagaimana kerasnya Galaksi saat memakai pakaian yang menurutnya tak nyaman.
"Kerjamu cukup bagus," ujarnya berlalu begitu sama saat ia sudah ada diatas kursi roda.
Viola yang mendengar itu sedikit kesal, jika saja Galaksi tidak lupa ingatan mungkin ia sudah bejek bejek kekasih hatinya itu. Tapi Viola tak bisa melakukan itu karena ia sangat mencintai laki laki itu.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments
Nova Evita
kan lumpuh thor ?! emang berasa ya kalo kaki di gelitikin ??!
2023-12-06
0
Asih Ningsih
sekali2 kasih pelajaran aja vi galaximu
2023-09-25
0
Asih Ningsih
gemees aku ama viola
2023-09-24
0