Alena masih duduk bersandar di kepala Ranjang saat melihat Alvino masuk dengan keadaan rambut basah.
" Abang mandi besar? " Tanya Alena.
" Iya ini gara - gara kamu, Ayah melihat nya meledek saya." Jawab Alvino kesal lalu kembali berbaring di kasur lantai.
Alena terkikik yang kini Alvino memunggunginya, lalu Alena mencolek punggung Alvino.
" Bang. "
" Apa sih? "
" Tidur di atas."
" Nggak."
" Naik Bang."
" Ogah."
" Adek takut Bang." Ucap Alena sambil menahan tawa.
" Biasa nya juga tidur di atas sendirian."
" Bang."
" Ogah."
" Ayolah Bang."
" Kamu jangan mengganggu Alena."
" Bang..!! "
" Saya sudah mandi Alena, tidur Sana."
" Ya sudah kalau nggak mau tidur bareng, Alena akan tinggal disini sama Niken."
" Ish... bisa nya mengancam." Ucap Alvino lalu bangun dan naik ke atas tempat tidur. Dan Alvino memunggungi Alena.
Sedangkan Alena tersenyum, lalu memeluk tubuh Alvino dari belakang. Mata Alvino membuka lebar, bahkan merasakan benda kenyal di punggung nya.
" Lepasin nggak? "
" Nggak."
" Saya minta lepasin."
" Saya nggak mau rugi, kita harus sama - sama untung." Ucap Alena yang langsung mengeratkan tubuh Alvino.
" Kalau Saya khilaf bagaimana? "
" Biar nggak apa - apa, Saya hamil anak Abang juga nggak apa - apa." Tantang Alena.
" Kamu jangan memancing." Ucap Alvino geram.
" Sudah akh tidur, Mata Saya mengantuk."
Setelah mengatakan itu, Alena tanpa suara ternyata sudah tidur bahkan terdengar dengkuran halus. Bahkan Alvino pun tersenyum sambil memegang tangan Alena yang melingkar di perut nya.
*****
Dengan masih posisi yang sama, Alvino bangun setelah mendengar suara Adzhan shubuh terdengar.
Alvino membalikkan tubuh nya dan memandang wajah yang alami tanpa polesan make up Alena tampak cantik.
" Kamu cantik Alena, tapi kenapa Saya belum bisa jatuh cinta sama kamu." Ucap Alvino.
Alena sedikit merubah posisi tidur nya bahkan dirinya memeluk kembali Alvino dan menenggelamkan wajah nya di bawah leher Alvino.
Alvino tersenyum lalu membalas memeluk tubuh Alena.
******
" Hah.. Saya tertinggal." Ucap Alena yang langsung turun dari atas tempat tidur.
Ceklek
Alvino membuka pintu kamarnya terlihat Alena berdiri dengan rambut masih terlihat acak - acakan.
" Cepat mandi nanti kita tertinggal pesawat." Ucap Alvino.
Alena pun menganggukkan kepalanya lalu berjalan menuju kamar mandi.
******
" Nenek sama Kakek akan rindu sama kamu sayang." Ucap Ibu Husna sambil mencium kedua pipi Niken.
" Nanti kalau sudah sampai jangan lupa kasih kabar kami." Ucap Pak Abas.
" Nenek Kakek, Niken akan rindu sama kalian." Ucap Niken.
" Iya sayang." Ucap Ibu Husna.
" Kami pamit Ayah Ibu, Niken salim dulu sama Kakek Nenek." Ucap Alvino.
Alvino pun memasukan beberapa barang bawaannya, saat hendak masuk kedalam mobil Lestari datang.
" Bang." Panggil Lestari.
" Abang pamit." Ucap Alvino.
Alena melihat pemandangan tersebut dari dalam mobil.
" Walau kita tidak jadi menikah, jangan putus tali persaudaraan."
" Iya, bagaimana pun kamu adik almarhumah istri Saya dan Tante nya Niken."
" Hati - hati Bang."
Alvino pun masuk kedalam mobil yang akan membawanya ke Bandara, Niken, Alena dan Alvino melambaikan tangan nya.
*****
" Bang, dari Bandara jauh nggak? " Tanya Alena saat sudah dalam pesawat.
" Lumayan masih di pinggiran kota." Jawab Alvino.
" Sekolah nya Niken deket? " Tanya Alena.
" 15 menit dari Batalyon." Jawab Alvino.
" Papah ngantuk." Rengek Niken.
" Sini tiduran di paha Mamah." Ucap Alena yang mengarahkan kepala Niken berbaring di kedua paha nya.
" Kalau mengantuk bersandar saja di bahu Abang." Ucap Alvino.
Alena pun menganggukkan kepalanya lalu kepalanya bersandar di bahu Alvino.
*****
Setelah penerbangan selama 3 jam meraka pun sampai dan di jemput dengan sebuah mobil.
" Bang, bagaimana perjalanan nya? " Tanya seorang Tentara yang berpangkat di bawah Alvino.
" Saya biasa saja, mungkin anak sama istri Saya yang kelelahan." Jawab Alvino yang saat itu sambil menggendong Niken.
" Kalau begitu kita ke mobil, biar Saya yang bawa Bu koper nya." Ucap Raihan namanya.
" Terima kasih. " Ucap Alena.
Setelah sampai di dalam mobil Alena dan Niken hanya fokus pada pemandangan luar dari balik kaca mobil, terlihat Niken yang banyak tanya pada Alena.
" Apa ada kabar tentang kepindahan Saya kemari? " Tanya Alvino.
" Aman Bang, status Abang aman untuk saat ini tidak ada yang mencurigakan mantan Ajudan jendral pindah tugas kemari. "
" Ada berapa orang yang tahu masalah ini? " Tanya Alvino.
" Beberapa, karena status nya masih rahasia. Publik belum tahu bahkan pemimpin negara kita baru tahu sekarang. Dan Sasaran yang di tuju sudah jelas, hati - hati karena orang dalam lah yang bermain."
" Kamu tahu? "
" Hati - hati Bang, suatu saat bisa datang kapan sana " Ucap Raihan sedangkan Alvino menatap ke arah Alena dari kaca spion.
*****
Alvino pun membantu Raihan memindahkan barang bawaannya dari mobil Dinas ke dalam Rumah yang sudah di siap kan.
Bahkan Alena dan Niken langsung masuk dan memeriksa kondisi rumah yang akan di tempatinya.
" Mamah Niken Mau di kamar ini ya." Ucap Niken.
" Ok sayang, berarti Mamah Papah kamar kedua nya dong."
" Iya kamar utama buat Niken, Papah nanti di cat warna pink ya. " Ucap Niken.
" Iya tapi nanti ya kalau semuanya sudah beres dan kita baru sampai." Ucap Alvino.
" Bang Saya pamit dulu." Ucap Raihan.
" Terima kasih, ini buat kamu." Ucap Alvino sambil memasukan lembaran merah ke saku Raihan.
" Bang, jangan."
" Sudah buat beli rokok."
" Terima kasih Bang."
" Sama - sama."
" Bang, disini buat beli bahan makanan dan snack jauh nggak ya? "
" Urusan itu biar Abang yang beli, dan untuk mengantar Niken sekolah biar Abang yang antar, kamu diam di rumah nggak boleh kemana - mana." Ucap Alvino.
" Kalau begitu bete dong." Ucap Alena.
" Ingat tujuan awal Saya menikahi kamu."
" Iya Saya ingat."
*****
Alvino membawa banyak barang belanjaan untuk stok beberapa hari dan keperluan dapur lainnya.
Alena mengikuti Alvino ke arah Dapur yang langsung membongkar belanjaan nya.
" Bang, ini untuk masak? " Tanya Alena.
" Iya untuk makan kita." Jawab Alvino.
" Tapi kan Alena nggak bisa masak Bang."
" Oh iya ya kamu nggak bisa masak."
" Terus? " Ucap Alena.
" Terus, kamu diam saja gitu nggak mau belajar masak."
" Ya.. gitu deh." Ucap Alena.
" Mulai besok belajar masak." Ucap Alvino.
" Iya.. " Ucap Alena yang memajukan bibir nya.
*****
" Bang ini di apakan sayurannya? " Tanya Alena saat memegang wortel dan buncis.
" Di potong nyonya, itu wortel di bersihkan kulitnya di kupas sama bucis ujung nya di buang terus cuci dan potong - potong." Jawab Alvino.
" Ok. "
Tok... Tok.. Tok...
" Assalamualaikum." Sapa seseorang dari luar.
" Bang ada tamu." Ucap Alena.
" Oh itu suara Bang Vidi. "
" Bang Vidi? " Ucap Alena.
" Biar Alena yang buka pintunya Bang."
" Iya, Abang cuci tangan dulu."
Alena berjalan ke arah pintu depan dan membuka pintu saat terbuka terlihat pria yang berdiri memunggunginya.
" Abang Vidi..!! "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
sriyatningsih 1708
Belajar memasak yoo Alena biar tambah disayang suami walaupun blm cinta
2022-05-22
1
Sery
biar nggak bete, kasih benih bang. biar ada kerjaan Alena 🤣🤭
2022-04-12
3
Nurmila Karyadi
moga" cinta cepat bersemi pada mrk thor.
jgn tegang" amat thor crtanya..hehee
2022-04-03
2