Alvino pun sampai dan melihat Lestari pergi tanpa menyapa dirinya.
" Lestari kamu mau pulang? "
Lestari hanya diam dan terus melenggang kangkung.
" Mau di antar nggak? " Ucap Alvino.
Lestari menoleh ke arah Alvino dengan wajah yang cemberut. Alvino lalu turun dan mendekati Lestari.
" Kenapa kamu? "
" Jahat kamu Bang, ternyata kamu sudah lama berhubungan dengan Alena, dan kalian diam - diam sudah bersama sejak lama malah sebelum menikah." Ucap Lestari.
Alvino menggaruk tengkuk lehernya yang tak gatal dan terus menatap bingung ke Lestari.
" Maksud nya apa sih? " Tanya Alvino.
" Augh akh.. Saya kecewa sama Abang." Jawab Lestari.
" Besok Saya berangkat lagi, Niken besok Saya bawa. "
Lestari menatap ke arah Alvino dengan mata yang berkaca - kaca.
" Kalau Abang sudah buat keputusan ya sudah, Niken anak Abang punya hak kok tidak dengan Saya. Mau melarang Saya nggak ada hubungan nya."
" Terima kasih Lestari, kamu sudah menjaga Niken dengan baik. Saya tidak bisa membalasnya. " Ucap Alvino.
Hiks... hiks.. hiks....
Alvino mengusap air mata yang keluar dari kelopak mata Lestari.
" Maaf kan Saya, maaf kan Saya selama ini menerima perjodohan Saya belum ada rasa sama kamu. Maaf kan saya selama ini tidak bisa membalas saya belum bisa mencintai kamu."
" Iya Bang, Saya tidak bisa memaksa nya."
" Abang antar pulang ya? "
Lestari menganggukkan kepalanya dan Alvino menaiki kembali motornya.
Dari balik pintu Alena melihat Alvino mengantar pulang Lestari.
" Kenapa Saya jadi nyesek ya lihat dia sama Lestari." Ucap Alena.
******
Alena menidurkan Niken, saat akan menutup pintu kamar dengan pelan pintu kamar Niken saat akan berbalik badan Alvino sudah berada di belakang nya.
" Abang sudah pulang? " Ucap Alena.
" Niken sudah tidur? " Tanya Alvino.
" Sudah tidur dan minum obat." Jawab Alena.
" Mau makan, Alena siap kan? "
" Kamu makan belum? " Tanya Alvino.
" Belum Bang."
" Mau makan apa, nanti Abang beli kan? "
" Yang ada di dapur saja ada apa."
Alvino berjalan ke arah dapur di ikuti oleh Alena, Alvino pun mencari bahan makanan di dalam kulkas ternyata hanya ada mie dan telor.
" Bikin mie rebus saja ya? "
" Abang saja yang bikin, Alena tak bisa masak Mie rebus."
" Nanti belajar masak, ada Niken kamu Mau beli setiap hari."
*****
" Ehhhhmmmm.. yummy banget Bang." Ucap Alena.
" Kamu baru makan mie rebus kayak gini? "
" Alena nggak pernah bikin mie rebus seperti ini, kalau pengen apa - apa tinggal pesan atau pembantu yang masak tapi nggak seperti ini banyak topping." Ucap Alena.
" Habiskan." Ucap Alvino.
" Ini sudah mau habis."
*****
" Bang."
" Hmm.. "
" Apa Abang akan tidur di bawah terus sampai disana juga? " Tanya Alena saat berbaring di atas tempat tidur.
" Kenapa takut? " Tanya Alvino kembali.
" Ya nggak Bang, kalau mau tidur di atas juga nggak apa - apa, Abang juga sudah melihat tubuh Saya yang polos." Jawab Alena.
Alvino pun lalu bangun dan duduk sambil menatap ke arah Alena yang sedang berbaring menatap langit - langit kamar.
" Kamu serius, kalau Saya khilaf bagaimana? "
" Saya istri Abang, dan Abang suami Saya. "
" Ceritanya mau menantang Abang? "
Alena menatap ke arah Alvino, lalu bangun dan duduk sambil bersila.
" Apa Abang benar tidak bisa mencintai Saya, apa bayangan mba Wulan masih ada? "
Alvino pun berdiri di depan tempat tidur, dan melihat Alena merangkak ke arah Alvino.
" Apa selama hidup bersama Saya, Abang belum punya rasa sama saya? " Tangan Alena yang sudah mengusap Milik Alvino, sedangkan Alvino hanya memejamkan matanya sambil merasakan sentuhan dari Alena.
" Seperti nya kita nggak masalah tidur satu tempat tidur, Abang sudah melihat tubuh Saya kenapa Saya tidak mencoba melihat tubuh Abang yang kekar dan berotot." Ucap Alena dengan tangan yang sudah masuk di balik kaos yang di kenakan Alvino, bahkan memainkan dua benda di dada Alvino dengan jari yang memainkan puncaknya.
Alvino menahan suara yang akan keluar dari mulutnya, dengan mengepalkan kedua tangan nya.
Alena menatap menggoda ke arah Alvino dengan tangan yang menurunkan resleting celananya.
" Wow.. keras Sayang, sangat menggoda."
Mata Alvino membuka, lalu mendorong tubuh Alena, dan mencium bibir Alena dengan rakus dengan tangan yang sudah bermain di dua bukit yang menggantung.
" Mmmm... Bang...!! "
Alvino seakan tuli dan tidak memperdulikan Alena yang terus mendorong nya.
" Bang....!!! " Ucap Alena mendorong keras Alvino yang sudah acak - acak kan.
" Kenapa? "
Alena tertawa dan segera merapikan pakaian nya.
" Berarti Abang sudah lupa sama Mba Wulan buktinya Alena rayu, Abang terpancing."
Alvino menatap bingung Alena yang masih tersenyum.
" Kamu kerjain Saya? " Ucap Kesal Alvino.
" Iya kenapa, tadi Saya lihat Abang mengantar pulang mba Lestari dia nangis karena cinta nya di tolak, apa benar yang di ucap kan Abang itu sama dia dan sama Saya hanya mba Wulan, ternyata di kasih enak langsung on."
" Kamu pikir Saya bukan lelaki normal, saya menahan nya juga ada batasnya Alena." Ucap Kesal Alvino beranjak dari atas tempat tidur dan membenarkan celana dan kaosnya.
" Kemana Bang? " Tanya Alena dengan rasa yang tidak bersalah.
" Mau menuntaskan ini!! " Tunjuk Alvino sambil menunjuk Milik nya yang masih membuat sesak celananya.
Hi hi hi hi hi...
" Mau solo ya? " Ucap Alena yang masih tertawa melihat wajah Alvino yang menahan sesuatu.
Alvino melanjutkan berjalan keluar kamar menuju kamar mandi.
******
Ceklek...
" Ayah."
" Alvino, kamu malam - malam mandi? "Tanya Pak Abas.
" I - iya Ayah gerah." Jawab Alvino
" Keramas lagi." Ucap Pak Abas sambil tersenyum sambil menoleh ke arah kamar Alvino.
" Pikiran Ayah kemana sih? " Ucap Alvino Kesal.
" Ayah juga waktu muda dulu juga begitu." Ucap Pak Abas sambil tersenyum.
" Gara - gara kamu Alena, bikin malu saja." Ucap Alvino kesal dalam hatinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
eza
,😂😂
2022-11-21
1
Siti Maimunah
🤣🤣🤣🤣 ga jd tanggung yaaaj
2022-10-20
1
sriyatningsih 1708
Alena jngn godain Alvino kasihan 😂😂
2022-05-22
2