Alvino selesai menidurkan Niken, putri Kecil nya kini tampak sedikit segar. Alena yang sedang duduk bersandar di kepala ranjang menatap bahagia.
" Kamu kenapa senyum, ada yang lucu? " Tanya Alvino.
" Nggak ada Bang, hanya senang saja melihat Niken sehat. " Jawab Alena.
" Ingin jalan - jalan keluar kamar nggak? " Tanya Alvino.
" Boleh Bang." Jawab Alena.
Alvino pun mendorong kursi roda di mana Alena duduk, Alvino membawa Alena duduk di taman rumah sakit di mana di hiasi lampu dan bunyi air mancur.
" Pertama kali saat itu, Dokter memvonis Niken Ginjal nya harus di ambil saat dia berusia 1 tahun. Saat itu posisi saya jauh, saya sedang Satgas. Antara sedih dan bingung ambil keputusan, dan akhir nya saya menyetujui pengangkatan satu Ginjalnya. Saya sangat sedih saat pulang, anak sekecil dia harus hidup dengan Satu ginjal dan hanya selang satu tahun ginjal nya bermasalah lagi dan harus cuci darah. Dari situ saya mulai bekerja banting tulang, Dokter tidak bisa berkata apa - apa karena harapan nya yang tipis. Saya akan bayar berapa pun untuk pengobatan Niken asal dia bisa bertahan hidup."
" Pasti Niken kesakitan terus setiap hari." Ucap Alena.
" Tangisan nya sangat menyayat hati, kadang saya menangis berdua dengan Niken. Dan kemarin saat Dokter bilang Niken harus tranplantasi ginjal jujur hati saya berkata di mana saya akan cari, mencari donor itu tidak satu atau dua hari dapat. Dan bagai mimpi indah mendengar kabar Niken dapat donor ginjal yang cocok, saya nggak menyangka kalau itu kamu." Ucap Alvino.
" Saat itu saya mendengar apa yang Dokter katakan sama Kamu Bang, saat itu juga saya menemui Dokter yang menangani Niken. Lalu saya meminta dia untuk ambil ginjal saya dan ternyata cocok walau Dokter sempat menanyakan keyakinan saya, tapi saya sudah berniat, dan Niken seperti itu gara - gara saya." Ucap Alena.
" Kenapa kamu rahasiakan ini? "
" Karena saya ikhlas dan sudah niat untuk Niken. "
" Alena."
" Iya."
" Terima kasih, kamu sudah sayang sama Niken dan menjadi Mamah Sambung untuk nya."
" Iya Bang sama - sama."
" Alena."
" Iya."
" Maaf kalau saya sebagai suami buruk di Mata kamu, maaf kan atas semuanya."
" Jangan masalahkan tentang pernikahan kita Bang, pernikahan kita hanya terpaksa karena suatu pekerjaan, Abang menjalankan tugas untuk melindungi saya."
" Bila saya tidak bisa melindungi kamu, saya minta maaf tapi saya tidak akan pernah lalai melindungi kamu."
" Bang, seandainya saya harus berakhir di tangan mereka, ambil lah ginjal satu nya lagi, agar Niken hidup sempurna Dengan dua ginjal. Rasa sayang dan cinta Saya ada pada tubuh Niken, kenanglah Saya saat mengingat ginjal yang ada di tubuh Niken."
" Saya tidak akan membuat kamu berakhir di tangan mereka, Saya sendiri yang akan mengambil chip di paha kamu, kapan kamu siap."
*****
" Kondisi kedua nya sudah baik dan bisa langsung pulang hari ini, nanti Niken kontrol ya Pak Alvino, dan Ibu Alena juga sama dan jangan terlalu capek karena Ibu sekarang hidup dengan satu ginjal. " Ucap Dokter.
" Terima kasih banyak Dokter, saya akan kemari lagi sesuai jadwal yang Dokter kasih."
Setelah Dokter pergi, Alena dan Niken pun pulang, Alena yang di dorong kursi roda oleh Alvino sedang kan Niken oleh Pak Abas.
Setelah sampai di rumah, Alvino membawa Niken ke dalam kamar nya.
" Papah, Niken kan sudah sembuh jadi Niken bisa sekolah Dong? "
" Bisa sayang tapi nanti daftarnya di tempat Papah Dinas di tempat yang baru." Ucap Alvino.
" Asik... jadi Niken nanti ikut Papah."
" Iya sayang, Mamah kamu yang minta di ajak."
" Niken juga ingin berkumpul sama Mamah dan Papah."
" Kalau begitu Niken istirahat, Papah mau ke Mamah dulu."
" Ok."
******
" Mau ambil apa? " Tanya Alvino saat melihat Alena berjalan sambil memegang bekas jahitan operasi.
" Saya ingin ambil baju untuk ganti Bang, ingin mandi." Jawab Alena.
" Abang lap tubuh kamu ya."
" Hah.. nggak jangan saya bisa sendiri."
" Kamu bisa mandi sendiri, terus ganti baju sendiri bisa? "
" Bisa lah Bang, kata siapa nggak bisa. Alena bukan gadis manja."
Namun saat akan membuka lemari, Alena kembali merasakan nyeri lagi, dan membuat Alvino menggelengkan kepalanya.
" Sok kuat." Ucap Alvino mengambil pakaian tidur terusan.
" Buruan saya bantuin."
" Nggak akh enak saja mau cari kesempatan dalam kesempitan apa."
" Alena, kamu itu istri saya. Saya halal lihat tubuh kamu, kalau kamu tolak juga nggak masalah. "
" Saya tolak."
" Ya sudah Sana mandi sendiri."
Alena pun berjalan ke kamar mandi sedang kan Alvino mengikuti dari belakang.
" Mau ngapain? " Tanya Alena.
" Saya khawatir kamu ceroboh saat mandi, dan apa kamu yakin bisa ganti itu perban? " Tanya Alvino.
" Bisa lah."
Ucap Alena langsung masuk kedalam kamar mandi.
Saat Alvino menjauh Alena memanggil Alvino, dan membuat Alvino berbalik badan mendekati pintu kamar mandi.
" Bang...!! "
" Iya ada apa? " Ucap Alvino.
" Saya ngeri loh Bang buka perban nya, dan takut ini kena air perih."
" Buka pintu kamar mandinya."
Alena membuka pintu kamar mandi nya yang sudah setengah telanjang yang di tutupi handuk namun masih berbalut dalaman.
" Biar Abang yang bersihin tubuh kamu, sekarang lepas semuanya."
" Apa Bang, kamu mau mesum? "
" Alena saya ini suami kamu, mesum juga sama istri bukan sama orang lain. Sudah buruan." Bentak Alvino.
Dengan sedikit ragu, namun di pikir kembali Alvino adalah suaminya bukan orang lain. Alena pun melepas semuanya hingga tak tersisa.
Alvino dengan menahan sesuatu mencoba untuk tenang dengan mulai menyiram, menggosok bahkan memberikan sabun.
" Bang. " Panggil Alena.
" Jangan bicara." Ucap Alvino.
" Abang baik - baik saja kan? "
" Menurut kamu bagaimana? "
Alena hanya diam dan menikmati sentuhan tangan Alvino, hingga sampai semuanya selesai.
" Bang, saya..?? "
" Sudah diam, kamu tahan juga saya sudah pusing ini kepala." Ucap Alvino.
Alvino mengeringkan tubuh Alena dengan hati - hati, dan mengganti perban yang melekat di pinggang Alena.
" Jahitan nya bagus sudah kering." Ucap Alvino Sambil memasang perban yang baru.
" Sudah selesai Bang? " Tanya Alena yang dengan wajah memerah.
" Sudah." Ucap Alvino lalu Alena berbalik berhadapan dengan Alvino.
Kedua nya pun canggung saat posisi mereka di kamar mandi yang tidak terlalu luas hingga posisi mereka sangat dekat.
" Abang baik - baik saja kan? " Tanya Alena saat melihat wajah Alvino yang memerah.
" I - iya saya baik - baik saja, kita keluar dari kamar mandi lama - lama gerah." Jawab Alvino yang keluar dulu an dan di ikuti Alena.
" Kalian habis ngapain di kamar mandi hah...!!! "
Sontak membuat kedua nya kaget saat Lestari berdiri tepat di depan Alena dan Alvino.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
gah ara
lucu 🥱🤭🤭🤭🤭🤭
2022-10-15
1
Alanna Th
iiih, gk tau malu tuh prwn tue! mau ngapain keq, y bebas atuh udah sah swami istri 😝🤣🤣👍
2022-09-30
1
Rhiedha Nasrowi
habis ngadon adeknya Niken 😂😂😂😂
2022-06-19
2