" Jadi Ibu sudah usir Alena? " Tanya Pak Abas.
" Iya, gara - gara perempuan itu Ibu di marahin sama Fatma di depan Ibu - Ibu lagi." Jawab Ibu Husna.
" Tapi bagaimana nanti sama Alvino? " Tanya Pak Abas.
" Bilang saja Ibu di hina dan di injak - injak di depan ibu - ibu pasti Alvino akan mengerti."
Terdengar bunyi motor Alvino, Niken pun lalu berlari keluar dari kamarnya.
" Papah...!!! " Panggil Niken dengan mata yang sembab.
" Niken, kamu kenapa habis nangis ? " Tanya Alvino.
" Papah cepat cari Mamah. " Jawab Niken.
" Cari Mamah, memang Mamah kemana apa nyasar? "
" Mamah pergi dari siang karena Nenek mengusir Mamah."
" Istri kamu sudah bikin masalah, harga diri Ibu di injak - injak , apalagi saat Ibu Fatma berkata sakit hati karena gara - gara kamu Menikah sama Alena." Ucap Ibu Husna.
" Ibu usir Alena? " Ucap Alvino dengan nada sedikit tinggi dan terkejut.
" Alena nggak baik Alvino." Ucap Pak Abas.
Alvino langsung berlari keluar menaiki motornya kembali, Ibu Husna dan Pak Abas memanggil Alvino namun tak kunjung menoleh .
*****
Sepanjang jalan Alvino mencoba mencari Alena namun tak ketemu hingga sampai pintu masuk ke kampung nya
" Kalau pergi nya dari tadi, lewat sini pasti saya tahu atau teman - teman lain juga pasti bilang. "
Alvino diam dan mencari Alena menelusuri jalanan yang mungkin di lewati Alena.
Saat dirinya mengambil ponsel baru teringat Alena pun memiliki ponsel yang baru dia belikan kemarin. Lantas Alvino pun mencoba menghubungi Alena.
Telepon pun berdering namun tak di Angkat, Alvino pun mencoba menghubungi kembali dan telepon pun di angkat.
" Hallo... Kamu dimana? " Tanya Alvino panik.
" Saya ingin pulang saja Bang, saya ada di terminal. " Jawab Alena dari seberang.
" Tunggu di situ jangan bergerak, posisi kamu dimana? "
" Pintu masuk utama. "
Dengan segera Alvino mengarahkan motornya ke arah terminal, dan Alvino masih memikirkan bagaimana Alena bisa sampai di terminal sedangkan dirinya tidak memegang uang bahkan kenapa semua tukang ojeg tidak ada yang tahu Alena pergi melewati mereka.
******
Alvino dengan motornya berhenti tepat di pintu utama dan melihat Alena tengah duduk di atas trotoar.
" Alena."
Alena mendongak ke atas dengan mata yang berkaca - kaca.
Alvino pun duduk di samping Alena dan menyalakan rokoknya di samping Alena.
" Saya ingin pulang saja Bang, terserah sampai sana saya hidup atau mati. Kalau mereka ingin mengambil Chip ini silahkan lantas menghabisi saya juga tak apa dari pada Abang begini dan kedua orang tua Abang di salahkan gara - gara Menikah dengan Saya. " Ucap Alena.
" Apa saya akan melepaskan istri saya begitu saja? " Ucap Rio.
" Abang nggak cinta, saya pun sama. Dan Abang pun walau belajar mencintai saya tidak akan pernah bisa. Hati Abang hanya untuk Wulan dan Niken, bahkan hidup Abang hanya untuk Niken. Jangan jadi beban hadirnya saya. " Ucap Alena.
" Saya suami kamu, bagaimana hubungan kita saat ini seperti apa, sekarang pulang kasihan Niken dia menangis cari kamu. Katanya sudah janji sama Niken kamu nggak akan meninggalkan saya. " Ucap Alvino sambil menghembuskan rokoknya.
" Niken Bang. " Ucap Alena.
" Iya ayo pulang. "
Alena menggeleng kan kepalanya dan tetap duduk di trotoar.
" Kenapa, hari sudah malam mau jadi gelandangan disini? "
" Ayah dan Ibu sudah mengusir Alena, dan kalau Alena pulang mereka akan marah. "
" Bertahan sebentar saja, nanti kalau surat pindah tugas Abang sudah turun kita pergi dari rumah. Kamu ikut Abang dimana Abang tugas, tenang saja siapa kamu mereka tak akan ada yang tahu kamu anak siapa."
Alvino pun berdiri dan mengulurkan tangan nya saat Alena meraih tangan Alvino kaki Alena sakit kesemutan dan telapak kakinya lecet.
" Kamu jalan kaki dari rumah kesini? "
******
" Mamah...!!! " Teriak Niken langsung berlari.
" Niken kenapa duduk di luar, kan dingin sayang. " Ucap Alena yang langsung memeluk tubuh Niken.
" Niken marah sama Kakek dan Nenek, Niken duduk menunggu Mamah Pulang. Mamah jangan pergi ya. " Ucap Niken memeluk erat tubuh Alena.
" Mamah nggak pergi lagi."
Alena pun masuk kedalam rumah Alvino dengan di papah Alvino karena telapak kaki yang lecet.
Saat masuk kedalam rumah Pak Abas dan Ibu Husna sedang duduk di ruang tamu dan menatap dengan tatapan tak suka.
" Ayah Ibu harus terima Alena , karena wanita yang saya pilih berarti wanita yang saya cintai. Niken menerima Alena, kenapa Ayah sama Ibu tidak mau menerima Niken. Sekali lagi Ayah dan Ibu mengusir Alena, Alvino tidak akan pernah menginjakkan kaki di rumah ini lagi. "
Pak Abas dan Ibu Husna hanya diam saja, dan Alvino memasuki kamar nya bersama Niken dan Alena.
*****
Aaaawwwww
" Diam, kalau kamu teriak terus dan banyak gerak nggak akan bisa di obati." Ucap Alvino saat sedang mengoles obat di telapak kaki Alena.
" Mamah sakit banget ya..? " Tanya Niken.
" Perih sayang. " Jawab Alena.
" Kamu coba ke terminal jalan kaki, Mau pulang Mau bayar sama apa hah..?? "
" Ngemis."
Tok
Awwww
Alvino menotok jidad Alena hingga meringis kesakitan.
" Walau suami kamu susah , nggak mengajarkan istrinya untuk meminta - minta." Ucap Alvino.
******
" Kapan surat tugas nya turun? " Tanya Alvino lewat panggilan ponsel nya.
" Sabar Bang, belum di tanda tangan." Jawab seseorang dari seberang.
" Mereka kenal Saya kan siapa Saya, dan Saya juga masih dalam misi yang belum selesai. Saya ingin segera pergi dari sini dan nggak mungkin Saya akan seperti ini terus." Ucap Alvino.
" Tunggu lah Bang, kita nggak bisa bicara jujur siapa Abang dan siapa istri Abang karena hanya satu dua orang yang tahu."
" Ok Saya tunggu, dan tolong minta bantuan orang yang benar - benar bisa menolong Saya."
" Papah. " Sapa Niken saat Alvino selesai telepon.
" Ada Nak? " Tanya Alvino.
" Papah nanti pergi lagi ya? " Tanya Niken.
" Iya, Papah kemungkinan jauh sayang tugasnya." Jawab Alvino.
" Sekarang kan Tante Lestari nggak jadi nikah sama Papah, nanti kalau Niken Cuci darah sama siapa? "
" Kan ada Nenek sama Kakek."
" Niken ingin ikut saja sama Papah dan Mamah, Niken ingin dekat sama Mamah Papah."
" Tapi Sayang.. "
" Saya akan antar dia ke rumah sakit Bang, dan Saya akan antar dia ke sekolah."
" Kita lihat nanti saja ya sayang." Ucap Alvino.
*****
" Saya bawa kamu sudah bahaya, kamu menyetujui membawa Niken."
"Memangnya kenapa? "
" Saya tidak mau Niken jadi korban, masalahnya takut meraka tiba - tiba datang Alena."
" Yang di cari Alena, bukan Niken. Percaya sama Alena , Niken baik - baik saja. "
" Bisa saja mereka melukai Niken, hanya dia harta yang paling berharga. "
" Saya akan pasang badan untuk nya, apa kamu tega Bang anak sekecil dia sudah jarang menerima kasih sayang dari orang tuanya setiap hari dan apalagi dia sakit Bang, Apa Abang tega dan ingin bila terjadi sesuatu pada nya Abang tidak di Sisi nya? " Ucap Alena.
" Jangan katakan itu, satu yang Saya takuti Niken pergi seperti Wulan."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Hendry Aditya
katanya Niken sama alvino trs knpa ada Rio yg ikut bicara heran?
2022-06-03
1
sriyatningsih 1708
Betul kata Alena Niken biar ikut kasihan kalau di tinggal apalagi Niken dalam keadaan sakit
2022-05-18
1
Sery
Kapan nih bucin
2022-04-03
3