" Saya sendiri nggak tahu Bang ini paha ada bekas jahitan ternyata di dalam nya terdapat Chip. " Ucap Alena.
" Kamu tahu darimana Alena itu di tanam di paha kamu? " Tanya Alvino sambil menghembuskan asap rokok.
" Bang Niko bilang, kalau paha kamu di tanam sebuah Chip, ada rahasia negara di situ. " Jawab Alena.
" Abang apakah tahu rahasia apa? "Tanya Alena.
" Abang tak terlibat langsung karena itu urusan Ayah kamu sama Abang kamu, jadi Abang masih aman untuk berkeliaran, mereka sebenarnya tidak tahu kamu seperti apa, tapi mereka tahu Ayah memiliki seorang putri. " Jawab Alvino.
" Apakah ini alasan nya, Ayah Menikah kan kita ? "
" Iya dia minta saya melindungi kamu. "
*******
" Papah...!! "
Hiks.. hiks...
"Papah..!!! "
Alvino terbangun saat mendengaran Niken menangis, dengan segera Alvino bergegas masuk keluar kamar dan menuju kamar Niken.
Alena pun ikut terbangun saat mendengar suara pintu kamar terbuka.
" Kenapa sayang , Sakit? " Tanya Alvino.
" Sakit Papah hiks.. hiks... " Jawab Niken.
Alvino pun segera mengusap pinggang Niken, gadis kecilnya menangis terus mengatakan sakit.
" Papah ambil obat pereda sakitnya sayang."
Alvino mencari obat milik Niken, Alena pun ikut masuk ke kamar Niken dan naik ke atas tempat tidur di mana Niken sedang menangis kesakitan.
" Kamu sakit apa sayang? " Tanya Alena.
" Mamah, Niken sakit ginjal satu ginjal Niken sudah di angkat dan satu lagi nya sudah rusak kembali dan harus rutin cuci darah, alasan Papah itulah kenapa Papah banting tulang hanya demi pengobatan untuk Niken."
Alvino mengangkat sedikit badan Niken dan meminum obatnya, Alena sangat terkejut saat tahu Niken sakit Parah. Pertanyaan yang di pikiran Alena pun terjawab kenapa Alvino banting tulang dan kedua orang tua nya mengatakan seperti itu pada Alena, karena demi kesembuhan dan pengobatan untuk Niken.
setelah minum obat kondisi Niken membaik, Alvino mengusap kening Niken.
" Mamah, jangan tinggalkan Papah kalau suatu saat Niken pergi, hanya Mamah harta berharga yang di miliki Papah selain Niken." Ucap Niken dengan tersenyum .
Tidak dengan Alvino yang menunduk menyusupkan wajahnya di samping Niken dengan menahan tangis.
" Mamah janji akan tetap bersama Papah, tapi Niken harus kuat dan suatu saat bisa bermain seperti anak lainnya. Mamah nggak mau janji kalau Niken nggak sembuh, mamah ingin Niken sembuh dan Mamah akan bersama Papah tidak lagi meninggal kan Papah." Ucap Alena dengan mata yang berkaca - kaca.
****
Niken telah tidur pulas, Alena dan Alvino memeluk tubuh Niken. Lalu Alena menarik tangan nya begitu pun juga Alvino.
" Sekarang kamu tahu kan, kenapa saya seperti ini, sekarang pertanyaan kamu terjawab. Tapi tenang saja, selama bersama saya kamu tidak akan kelaparan dan apa yang kamu minta akan saya turuti."
" Maaf kan saya Bang, selama ada saya Abang jadi nambah pengeluaran."
" Nggak apa - apa, jangan di masukin hati kalau Ibu sama Ayah bicara macam - macam."
" Bang, apa yang bisa Alena bantu untuk Niken? "
" Bantu doa saja untuk kesembuhannya, saya akan lakukan apapun demi Niken umur panjang, kenapa saya belum bisa mencintai kamu karena saat ini hanya Niken yang saya pikirkan, saya tidak ingin terlambat seperti Wulan dia sakit tanpa di ketahui, tahu - tahu saat Niken berumur 1 bulan dia meninggal dunia." Ucap Alvino dengan mata yang berkaca - kaca.
******
" Bang, kita sampai kapan di sini? " Tanya Alena.
" Kenapa nggak betah? " Tanya Alvino.
" Abang nggak Dinas gitu? " Tanya Alena.
" Apa ini bukan Dinas? "
" Maksud nya? "
" Abang sedang menyelamatkan hidup orang banyak secara tidak langsung. "
Alena menatap Alvino dari ujung atas sampai ujung kaki, dengan penampilan santainya.
" Abang mau kemana? "
" Ngojeg, mengumpulkan pundi - pundi uang. Nanti mau makan sama apa? "
" Makan yang ada di rumah saja Bang."
Alvino mengerutkan Alisnya dan menatap tak percaya pada Alena.
" Nggak salah, disini jarang masak ayam atau daging? " Tanya Alvino.
" Nggak apa makanan sederhana juga mulai sekarang saya akan biasakan." Jawab Alena.
" Abang masih mampu mengasih makan enak buat kamu dan kebutuhan lainnya tapi tidak dengan barang - barang mahal atau branded yang kamu inginkan itu Abang tak mampu."
" Nggak Bang, kasihan Abang kan kumpulkan uang untuk biaya pengobatan Niken."
" Kalau Abang bilang bisa ya bisa, tenang saja gaji Abang nggak min kok. "
******
" Sayang. " Sapa Alena saat masuk kedalam kamar Niken yang tengah duduk bersandar di kepala ranjang.
" Mamah." Ucap Niken.
" Obat nya sudah di minum? "
" Sudah Mah tadi sama Papah."
" Kalau nggak ada Papah sama siapa berobat dan minum obat? "
" Sama Tante Lestari, kan selama Papah nggak ada Niken tinggal sama Tante Lestari."
" Tante Lestari baik ya, tapi Papah kamu kenapa nggak cinta." Ucap Alena.
Niken menaikan kedua bahunya lalu kembali memainkan game di ponsel nya.
******
" Bu Husna, menantunya cantik ya seperti nya anak orang kaya. sudah putih mulus dan rambutnya bagus lagi." Ucap salah satu Ibu saat membeli sayuran.
" Kenapa nggak jadi sama Lestari? " Tanya salah satu Ibu lagi.
" Nggak tahu Bu Ibu anak saya nya demen sama tuh perempuan padahal kami sudah sreg sama Lestari."Ucap Ibu Husna.
" Kenapa kalau sudah sreg, kamu biarkan Alvino menikah Husna. " Ucap Ibu Fatma tiba - tiba datang sambil memilih sayuran.
Terdengar bisik - bisik dari Ibu - ibu yang sedang memilih sayuran.
" Maaf kan saya Fatma, saya sama suami nggak tahu kalau Alvino menikah, tahu - tahu pulang bawa istri saja. " Ucap Ibu Husna.
" Bu Ibu Saksi ya disini, anak saya lestari di sakiti sama Alvino, apa tidak menghina sikap nya, bikin keluarga sakit hati. " Ucap Ibu Husna.
" Iya ih betul itu, anak ibu Husna sudah menyakiti hati Lestari. Dan Ibu sama suami juga salah. " Celetuk salah satu Ibu.
******
" Keluar kamu...!! " Bentak Ibu Husna saat melihat Alena tengah bermain dengan Niken.
" Ibu. " Ucap Alena.
" Pergi kamu dari sini tinggal kan Alvino. Gara - Gara kamu Saya di Permalukan oleh Ibu - Ibu di sini bahkan Nenek nya Niken pun marah besar gara - gara Alvino Menikah sama kamu."
" Maaf kan Saya Bu, tapi Saya tidak akan pergi meninggalkan Bang Alvino. " Ucap Alena.
" Nenek jangan usir Mamah." Ucap Niken.
" Niken, Mamah kamu itu Tante Lestari bukan Mamah Alena. "
" Niken hanya ingin Mamah Alena." Ucap Niken sambil memegang tangan Alena.
" Kamu itu sudah merusak semua nya, Lestari sudah lama hadir dan kamu hanya baru hitungan hari dan bulan. Gara - gara kamu, Saya di maki - maki sama Ibu - Ibu di sekitar sini." Ucap Ibu Husna.
" Saya minta kamu pergi yang jauh dan jangan pernah kembali."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Hartin Marlin Marlin
lanjut lagi
2022-05-29
1
Tri Utari Agustina
kasiah alena
2022-05-20
1
Salwa As Maza
duuuhh kaku amat yakk
2022-05-14
1