Tiara dan mbak Yuni tengah mempersiapkan makan malam untuk tuan mereka, Arnold. Sesekali gadis itu menelan ludahnya, saat harum dari masakan menguar ke udara dan masuk ke indera penciumannya. Sejak siang Tiara memang belum makan, jadi wajar jika sekarang dia lapar.
“Kalau pembantu, makannya nanti ya Mbak?” tanya Tiara pada mbak Yuni, wanita yang usianya mungkin tiga puluhan.
“Nggih Neng,” jawab mbak Yuni.
Tiara menghela napas, mampukah dia bertahan sampai Arnold selesai makan nanti. Sedangkan cacing-cacing dalam perut sudah berdemo, minta diisi.
“Oh, iya. Mbok Ina ke mana Mbak?”
Tiba-tiba Tiara merindukan, mbok-mbok yang pertama kali dia temui saat menginap di rumah ini. Tak terlihat lagi sampai sekarang, membuat dia penasaran.
“Itu Neng, anaknya sakit, jadi belum bisa masuk kerja,” tukas mbak Yuni, yang dibalas anggukan oleh Tiara.
Lalu keduanya tak berbicara lagi, ketika melihat Arnold tengah berjalan menuju meja makan. Seperti biasa, wajah pria itu selalu datar, tak menggambarkan ekspresi apa pun.
“Silakan menikmati makan malamnya Tuan,” ujar mbak Yuni sembari menuang nasi dan lauk ke piring Arnold.
Wanita itu kembali berdiri, lalu menyenggol lengan Tiara pelan.
“Apa Mbak?” tanya Tiara bingung.
“Tuang minumnya Neng,” bisik mbak Yuni.
Tiara benar-benar malas melakukannya, lagian, Arnold kan punya tangan pasti bisa menuang sendiri. Pikir Tiara. Namun, mendapat senggolan kedua kalinya dari mbak Yuni, akhirnya gadis itu beranjak untuk menjalankan perintah.
“Jus jeruk,” ucap Arnold tiba-tiba, membuat gerakan tangan Tiara menuang air putih terhenti.
“Tapi Tuan, sebaiknya minum air putih biar sehat,” celetuk Tiara.
“Aku bilang jus jeruk. Kenapa mesti membantah? Buat sana!” perintah pria itu.
Sabar, sabar hanya kata itu yang terus Tiara ucapkan dalam hati. Dia berjalan pergi meninggalkan meja makan untuk membuatkan jus jeruk permintaan pria itu. Sesekali dia mendumal kesal, karena Arnold selalu saja meminta ini dan itu. Membuat Tiara berpikir, apakah pria itu mengerjai dia.
Setelah menuang jus ke dalam gelas, Tiara lekas membawa ke meja makan. Dia meletakkan dengan pelan, lalu berniat untuk pergi. Tapi gerakan kakinya terhenti ketika mendengar suara Arnold kembali.
“Siapa yang menyuruhmu pergi? Sini, berdiri di sampingku,” pinta Arnold.
“Baik Tuan,” jawab Tiara sopan.
Akhirnya dia berdiri di sebelah pria itu, melihat Arnold makan dengan lahap. Tiara hanya bisa mengelus perutnya, dan menelan ludah berulang kali. Sedangkan mbak Yuni sudah ke belakang, mungkin saja wanita itu tengah makan.
“Ini masakan kamu?” Arnold membuka suara seraya menoleh pada Tiara.
“Iya Tuan,” jawab Tiara.
“Lumayan,” ucap Arnold lagi, lalu kembali fokus pada makanannya.
Sebenarnya bukan ide Tiara untuk memasak semur ayam, tetapi ide mbak Yuni. Wanita itu bilang, selain suka nasi goreng, Arnold juga suka semur ayam. Meski setiap hari dimasakkan itu, Arnold tetap memakannya.
“Tuan ...,” cicit Tiara dengan kepala menunduk.
“Apa?” tanya pria itu dengan ketus.
“Apa masih lama?” Tiara balik bertanya. Jujur saja, perutnya sudah keroncongan. Dia tak bisa lagi menahan lapar lebih lama.
“Kenapa?”
Arnold malah menaikturunkan sebelah alisnya, seolah-olah sedang mengejek gadis itu. Tak sampai di situ, Arnold juga mengambil semur ayam yang telah dia potong kecil lalu memasukkan ke dalam mulutnya. Pria itu memejamkan mata, mengunyah dengan lambat.
Sekali lagi, sekali lagi Tiara menelan ludah.
“Kamu lapar?” Arnold memicingkan matanya. Sedangkan Tiara memasang wajah melas dan langsung menganggukkan kepala.
“Boleh saya makan Tuan?” tanya Tiara takut-takut.
“Boleh,” lontar Arnold.
Yes! Gadis itu mengepalkan tangan semangat. Akhirnya dia akan menikmati makanan, dan mengenyangkan perutnya.
“Tapi nanti, tunggu aku selesai,” sambung Arnold.
Seketika tubuh Tiara lemas. Kakinya seolah tak bisa menopang tubuh lagi, dia nyaris ambruk kalau saja tak bertahan dan terus mengucap kata sabar.
Dasar Tuan kejam! Aku sudah lapar begini, dia malah menikmati makanan tanpa memberikan sedikit saja untukku. Lihat aja nanti, akan kukerjai kamu, Tuan!!
Sumpah serapah akhirnya terus terucap dalam hati Tiara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
𝓙𝓪𝓷𝓲𝓮 🍵
pingsan aja tiara biar Arnold klabakan
2022-04-03
2
Vita Zhao
awas ajah tiara sampek pingsan.
jahat banget si Arnold.
kapan mamanya Arnold main k rumahnya Arnold, biar di kerjain sama tiara, aduin kali😅
2022-04-03
1