TMA Bab 9

Tiara Andarisa, itu nama yang pamannya beri sejak dia kecil. Sosok gadis berhati baik, dan sangat menyukai binatang. Sejak kecil Tiara selalu di manja, minta ini dan itu pasti akan dituruti oleh pamannya.

Jadi, dia tak pernah merasa bahwa pamannya orang jahat. Tapi ketika mengingat sikap pria paruh baya itu, seketika raut wajah Tiara berubah seketika. Sekarang dia harus mengakui, pamannya hanya memanfaatkan dia saja.

Setelah membereskan kamar, Tiara memilih duduk di ruang utama sambil menunggu mamah Arnold yang tengah pergi ke supermarket. Sebenarnya Tiara mau ikut, tetapi Aela melarang.

Pandangan gadis itu mengedar ke seluruh penjuru ruangan. Hingga helaan napasnya terdengar. Kalau Tiara terus-terusan di rumah ini, dia tak akan mendapat uang untuk biaya hidupnya.

Memangnya Arnold mau membayar dia, setelah banyak yang Tiara lakukan untuk pria itu? Mana mungkin! Arnold bukan orang baik, pikir Tiara.

“Kamu nunggunya lama ya, Sayang?”

Tiara terkejut mendengar teguran Aela. Dia segera menyalami tangan wanita dengan balutan baju elegan, lalu meminta keresek di tangan Aela agar dia yang membawa.

“Enggak kok, Mah. Memangnya Mamah habis belanja apa?” tanya Tiara. Mereka berjalan beriringan menuju dapur.

“Beberapa seafood untuk membuat nasi goreng. Ada juga buah-buahan buat kamu, biar makin sehat,” ucap Aela sambil mencubit gemas pipi Tiara.

Gadis itu meringis, bukan karena kesakitan melainkan sedih. Bagaimana nanti kalau Aela tahu, dia bukan pacar Arnold? Tiara tak bisa membayangkan bagaimana wanita di sampingnya ini akan kecewa.

“Mamah mau masak buat siapa? Biar Tiara bantuin,” ucap gadis itu.

“Ini buat Arnold. Anak Mamah sangat suka sama nasi goreng seafood. Jadi, Mamah berniat buat makanan itu untuk makan siang Arnold,” balas Aela sembari mengeluarkan semua yang dia beli tadi.

“Kalau gitu Tiara bantuin deh. Biar Mamah nggak kecapean,” lontar Tiara.

“Makasih Sayang.”

“Sama-sama, Mah.”

**

Tak terasa sudah hampir satu jam kedua wanita itu memasak, kini masakan mereka sudah bisa dicicipi. Aela sibuk memasukkan nasi goreng beserta lauk lainnya ke dalam bekal.

Sedangkan Tiara, gadis itu memilih mencuci semua alat yang mereka gunakan tadi. Agar segera lekas selesai.

Aela memang tak mau dibantu pelayan, dia hanya meminta Tiara untuk membantunya. Karena masakan ini spesial. Begitulah ucapan Aela.

“Sayang,” panggil Aela. Tiara segera menoleh.

“Iya Mah?” jawab Tiara sembari menghampiri mamah Arnold.

“Kamu saja ya, yang nganter makanan ini ke kantor. Soalnya Mamah ada janji sama teman,” ujar Aela sambil menunjuk bekal yang sudah dia taruh di paper bag.

Tiara melongo. Yang benar saja, mana mungkin dia ke kantor Arnold. Bisa-bisa mereka berdebat lagi, seperti tadi pagi. Lagian, Tiara juga tak tahu di mana letak kantor pemilik rumah ini.

“Tapi Mah ....”

“Udah enggak apa Sayang. Mamah percaya sama kamu.” Aela menyela ucapan Tiara.

Menggaruk kepala, Tiara mendadak bingung. Akhirnya dia hanya bisa mengangguk.

“Alamatnya di mana ya, Mah?” tanya Tiara setelah lima menit sebelumnya hanya diam. Membuat dahi Aela mengerut.

“Kamu enggak tahu letak kantor Arnold?” tanya balik Aela dengan mata menyipit.

Tiara jadi salah tingkah, merasa ada yang salah dengan ucapannya. Memang benar, sekarang ini mereka tengah akting sebagai pasangan. Pasti mamah Arnold bingung, karena dia tak tahu kantor pria itu.

“Oh, itu Mah. Soalnya kalau Tua ... eh, Arnold ngajakin ke kantor. Tiara selalu menolak karena takut bosan,” kata Tiara dengan gugup.

“O. Ya sudah. Ini alamatnya. Jangan lupa ya Sayang.” Aela memberikan kertas nama kantor Arnold, yang sudah ada alamatnya di sana.

“Oke Mah,” balas Tiara sambil meraih kertas itu.

Aela berjalan ke westapel untuk mencuci tangan. Lalu kembali menghampiri Tiara yang masih berada di meja makan.

“Nanti kalau Tiara mau pulang ke rumah, minta antar Arnold saja ya. Soalnya Mamah nggak bisa anter, sehabis ketemuan nanti langsung balik ke rumah Mamah. Papah kasian sendirian,” jelas Aela.

“Iya, Mah,” jawab Tiara gamang.

Lagian, aku juga mau pulang ke mana Tante. Batin Tiara sedih.

Setelah kepergian Aela, Tiara bisa bernapas lega. Dia segera membereskan dapur, setelah itu membawa paper bag ke ruang utama. Tiara berinisiatif untuk ganti baju menjadi dress yang Arnold berikan kemarin. Setelah itu dia baru akan berangkat ke kantor pria itu, untuk mengantar makanan ini.

“Benar-benar serasa pembantu aku,” gerutu Tiara dengan wajah kecut.

“Apalagi harus akting. Mana capek banget lagi,” sambung gadis itu.

Sepanjang jalan Tiara terus mengomel dalam hati. Merasa lelah dengan hidupnya setelah bertemu Arnold.

 **

Maaf, othor telat update. Soalnya urusan dunia nyata lebih harus didahulukan.

Terpopuler

Comments

Amisyah

Amisyah

heem

2022-06-23

1

Sri Wahyuni

Sri Wahyuni

s tiara kya ga punya otak az msa ga inisiatif pergi dri rmh itu cari krja gtu mau y numpang az

2022-05-22

0

Vita Zhao

Vita Zhao

semangat kak

2022-04-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!