Perkataan Feli tadi terus mengganggu Tiara. Gadis itu berusaha untuk melupakan, tetapi tak bisa.
“His, ngapain sih aku pikirin. Lagian, ini kan cuma pura-pura, ngapain aku peduli dengan Tuan Arnold,” monolog Tiara.
Dia memilih menikmati hidangan yang dia ambil tadi. Cake cokelat dan beberapa makanan lainnya. Sambil menunggu Arnold, Tiara memilih duduk di tempat yang nyaman dan jauh dari orang-orang.
Tiara lelah dipandang ‘waw’ oleh semua yang ada di dalam sini. Mungkin saja karena dia mengaku sebagai pasangan Arnold, tetapi, apakah seterkenal itu Arnold hingga banyak orang mengenal.
Sambil menyuapkan makanan, Tiara juga memejamkan matanya untuk menikmati sensasi makanan yang ada di mulutnya. Hingga tepukan dibahu, membuatnya terkejut.
“Kamu siapa?” tanya Tiara takut saat melihat pria yang berdiri di belakangnya dengan bingung.
“Padahal saya cuma mau kenalan tadi Mbak, tapi sepertinya Mbak ketakutan,” celoteh pria itu sambil tertawa renyah.
Tiara jadi merasa bersalah, dia meraih minuman di gelas dan menyesapnya. Setelah itu berdehem lalu mempersilahkan pria yang tadi menepuk bahunya, untuk duduk.
“Maaf Mas, saya terkejut,” ucap Tiara.
“Ah, seharusnya saya yang minta maaf. Karena sudah membuat Mbak terkejut.” Pria itu menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
“Tidak perlu Mas. Nggak apa juga,” cegah Tiara.
Keduanya saling diam, Tiara menggeser kursi yang dia duduki untuk memberi jarak antara dia dan pria itu. Tiara hanya takut orang-orang berpikir macam-macam tentangnya, karena sekarang dia tengah berperan sebagai kekasih dari pengusaha terkenal, Arnold.
“Kenalin, saya Emil.” Pria itu kembali membuka suara, membuat Tiara menoleh ke arahnya.
“Saya Tiara,” balas Tiara ramah.
“Hmm, Mbak pacarnya Tuan Arnold?” tanya Emil.
Kan, Tiara sudah bisa menebak. Pasti semua orang selalu bertanya tentang hubungannya dengan Arnold. Kalau saja bisa jujur, sudah pasti Tiara akan berteriak dan mengungkapkan semuanya.
“Iya Mas. Memangnya kenapa ya?” Tiara memasang wajah penasaran.
“Enggak sih Mbak. Saya hanya bertanya,” sahut Emil.
Tiara kembali menjawab dengan ‘oh’ saja. Lalu mereka kembali terdiam. Merasa ada yang memperhatikan, Tiara menoleh. Dia mendapati Arnold tengah menatapnya dengan tajam, seolah ingin menguliti tubuhnya.
‘Pergi dari sana!’
Mungkin seperti itulah, bahasa isyarat yang Arnold layangkan lewat mata. Mampu membuat Tiara bangkit dan segera pamit pada Emil untuk pergi.
“Saya ingin menghampiri pacar saya,” pamit Tiara dan langsung pergi dari sana.
Takut-takut dia menghampiri Arnold, tentunya karena tatapan pria itu yang semakin tajam bak silet.
“Kamu kuperintahkan untuk bekerja, bukan pacaran,” tekan Arnold dengan suara pelan, jadi hanya Tiara yang bisa mendengarnya.
“Aku nggak pacaran Tuan. Dia cuma kenalan aja tadi,” ucap Tiara membela diri.
“Sama aja!”
Tampaknya Arnold memang tak pernah mau mengalah, nyaris membuat Tiara kesal. Lagian, salah Arnold juga. Seharusnya dia tak terus bercerita tentang perusahaan dengan temannya, hingga membuat Tiara pergi dari sana karena bosan.
Apalagi gadis itu tak mengerti dengan perusahaan sama sekali.
“Ayo beri selamat untuk pengantin, setelah itu kita pulang,” ajak Arnold seraya menarik tangan Tiara.
“Iya Tuan.”
Menunggu giliran, Tiara memegang tangan Arnold dengan erat. Lalu dia berjalan karena sudah gilirannya untuk memberikan selamat.
“Selamat atas pernikahan kalian,” ucap Arnold, datar dan dingin.
“Terima kasih. Semoga kalian cepat menyusul ya?” Sang mempelai wanita tersenyum, sembari menepuk pelan lengan Arnold.
Sungguh Tiara ingin muntah mendengar doa dari pengantin itu, yang benar saja dia dan Arnold, menikah? Satu kejadian yang tak pernah dia impikan. Sungguh tidak!
“Selamat Mbak dan Masnya.” Kini giliran Tiara, dia menyalami dengan sopan dan selalu tersenyum ramah.
“Sama-sama. Pantas saja Arnold tertarik, orang kamu secantik ini,” puji mempelai perempuan, lagi-lagi Tiara hanya membalas dengan senyuman.
Selesai memberikan selamat, Arnold benar-benar mengajak Tiara pulang. Mereka tak lagi saling bergandengan tangan saat sudah akan sampai di dekat mobil.
“Dias memuji karena make up-mu, jadi jangan berharap lebih!” sinis Arnold.
Tiara memutar bola matanya, malas.
“Artis juga cantik karena make up! Jadi, ngapain mereka terkenal?” sahut Tiara dan segera masuk ke dalam mobil.
Arnold menggeram marah dengan tangan sudah mengepal erat. Dasar gadis aneh!
**
Ketemu sama mereka besok lagi ya guys. See you. Babay
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Tika Hustatika
suka thor akoo baru mulai baca sdh suka dan menantang.. lanjut
2022-05-31
1
Sujarti Ny Arianto
semangat 💪 Thor
2022-04-26
0
Vita Zhao
pagi2 sudh di kasih up, lanjut thor lebih banyak lagi up nya🥰
2022-03-30
1