Pagi sudah menyapa, ayam berkokok membangunkan manusia yang tengah pulas di tempat tidur. Begitu pun bagi Tiara, dia segera bangun saat mendengar suara ayam dari luar.
Merenggangkan otot, Tiara turun dari kasur. Meski kamar yang dia tempati tak seenak kamarnya, tetapi Tiara bersyukur bisa tidur malam ini. Setelahnya, dia harus berpikir akan pergi ke mana dan tinggal dengan siapa.
“Sepertinya aku harus masak deh,” kata Tiara setelah mencuci wajahnya.
Dia bergegas keluar dari kamar menuju dapur, mungkin dengan membantu memasak. Tuan pemilik rumah ini tak lagi marah, ya, mungkin. Pikir Tiara.
“Astagfirullah! Nona siapa?” Pertanyaan dengan keterkejutan penuh membuat Tiara juga kaget. Dia menggaruk tengkuk yang tak gatal dengan senyum malu.
“Saya, Tiara, Buk,” jawab gadis itu. Tentunya dengan kepala tertunduk.
“Kenapa Nona bisa ada di sini? Apa pembantu baru?” tanya wanita paruh baya lagi.
“Tidak, Buk! Saya hanya menumpang satu malam di sini,” tukas Tiara dengan sopan.
“Owh. Begitu, ya, Nona. Terus ... Nona mau ngapain di dapur?” Lagi, wanita yang bekerja sebagai pembantu itu bertanya.
“Saya mau bantu memasak, Buk.” Tiara mengambil wortel dari meja. Berniat untuk membersihkannya.
Sedangkan pembantu wanita itu, melotot tak percaya. Dia segera menghentikan Tiara, karena merasa tak enak dengan gadis muda itu.
“Tidak perlu, Nona! Ini pekerjaan saya, jadi biarkan saja saya yang mengerjakannya,” ujar wanita paruh baya itu.
Akhirnya Tiara mengalah, dia memilih pergi dari dapur setelah mengucap kata ‘maaf’ berulang kali. Kini, Tiara malah merasa bingung sendiri.
“Aku harus ngapain sekarang? Nggak mungkin langsung pergi dari rumah ini.”
Sesuatu yang tidak bisa Tiara lakukan dengan tergesa. Dia harus memikirkan hidupnya, Tiara yakin pamannya tidak akan pernah mau mengalah. Pasti pria paruh baya itu, telah merencanakan sesuatu untuk menangkap dia. Jadi, Tiara harus memiliki rencana yang pas setelah keluar dari rumah ini.
“Ayo turun Nak! Kamu itu, sudah dewasa juga jam segini belum bangun. Jangan sampai telat lagi ke kantor!”
Sungguh Tiara tak percaya dengan apa yang dia lihat. Terlihat Arnold di ruang utama bersama seorang wanita, yang mungkin usianya seusia pamannya atau lebih. Sebab, wajah wanita itu masih terlihat cantik dan bersinar.
“Lagian, Mamah ngapain sih ke rumah aku pagi-pagi seperti ini? Arnold capek, Mah, butuh istirahat yang cukup!” Suara Arnold menggema ke seluruh ruangan.
Tiara yang berada di dekat dinding, semakin menyembunyikan dirinya. Dia tak jadi ke ruang utama, dan lebih memilih di ambang pintu menuju dapur.
Melihat Arnold seperti itu, membuat Tiara meringis. Sangat disayangkan si pemilik rumah bertindak tak sayang pada ibunya, padahal Tiara tahu betul sang ibu sayang pada pria itu.
Dia jadi sedih karena selama hidup tak pernah sekalipun melihat ibunya, bahkan ayahnya juga. Tiara hanya tahu paman, karena memang dia dibesarkan oleh pria paruh baya itu.
“Bagaimana dengan pasanganmu? Pokoknya, Mamah tidak mau tahu, kamu harus bawa pasangan ke acara pernikahan anak teman Mamah!” Ucapan wanita cantik di ruang utama, lagi-lagi mengalihkan pandangan Tiara.
Gadis itu semakin berniat untuk menguping pembicaraan antara anak dan ibu di depannya sana.
“Arnold tidak punya pasangan, Mah. Apalagi pacar, jadi, jangan memaksa Arnold terus!" bantah Arnold tak suka.
“Pokoknya, Mamah nggak mau tahu. Kamu harus bawa pasangan, titik!” Wanita yang dipanggil mamah oleh Arnold, pergi dari sana melalui pintu utama yang terbuka lebar.
Kini tinggalah pria itu, menjambak rambutnya frustrasi. Arnold menjatuhkan tubuhnya di sofa, bahkan dia masih memakai piama tidur. Sungguh, pagi yang buruk. Dia sudah harus mendengar omelan sang mamah pagi-pagi begini.
“Kasihan sekali, Tuan, Arnold. Tapi ... dia juga salah,” pikir Tiara sembari keluar dari persembunyiannya.
Sampai dia tak sadar, bahwa Arnold melihat ke arahnya dengan tatapan yang sangat tajam.
“Hei, kamu! Sini!” teriak Arnold melambaikan tangan pada Tiara.
“Haduh, mampus aku,” bisik Tiara sambil mengusap wajahnya.
Menghampiri Arnold, Tiara berdiri dengan tubuh menegang. Dia terus menatap ke bawah, dan jemari setia memilin pakaian yang dia kenakan.
“Sebagai imbalan karena aku sudah membiarkanmu menginap di sini. Ikut aku nanti malam, berlagaklah seperti pasanganku!” tekan Arnold membuat Tiara terkejut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Tika Hustatika
asik tiara ada yg bela nanti
2022-05-30
1
Sujarti Ny Arianto
lucu lucu, gemes gitu 🤭
2022-04-26
0
Dani Manteman
kata "monolog" mohon diganti
2022-04-12
0