TMA Bab 16

Aela mengajak Tiara untuk jalan-jalan, karena tak bisa menolak. Akhirnya gadis itu hanya mengangguk saja. Tiara dengan sabar mengikuti langkah Aela memasuki mal besar yang mereka tuju.

Sesekali gadis itu melihat ke sana kesini, rasanya tak nyaman saat beberapa orang memperhatikan dia. Alhasil Tiara memilih menundukkan kepala saja, menghindari tatapan-tatapan itu. Hingga tanpa sadar Tiara menabrak punggung Aela yang berhenti.

“Kamu enggak apa Sayang?” tanya Aela khawatir.

“Enggak kok Mah, enggak,” jawab Tiara kikuk.

“Lagian kenapa bisa nabrak Sayang?” Aela menatap Tiara dengan menyipitkan matanya, membuat gadis itu jadi salah tingkah.

Tiara menggaruk tengkuk yang tak gatal, lalu dia menatap Aela kembali dengan menyengir kuda.

“Tiara malu dilihatin orang-orang di sini Mah, jadi nunduk deh,” ucap Tiara jujur.

“Ya ampun, kirain ada apa. Uda Sayang enggak usah malu, kan Tiara pakai baju,” saran Aela sembari mengusap kepala Tiara lembut.

Tapi menurut Tiara ada yang aneh, dia merasa orang-orang di sini seperti melihat artis. Kadang bisik-bisik sambil menunjuk dia, ada juga yang terdengar mencibir. Sekali lagi Tiara mengecek pakaiannya, takut ada yang salah.

Aela yang melihat gerak gerik Tiara hanya bisa tersenyum geli, dia segera menghentikan aktivitas gadis itu.

“Bukan karena pakaian kamu atau wajah Sayang. Tapi mereka itu kaget, karena Mamah akhirnya bawa calon menantu ke sini,” ujar Aela.

“Maksudnya Mah?” tanya Tiara bingung.

“Kan ini malnya Buk Aela, Mbak. Jadi wajar semua orang tahu, lagian pasti mereka kaget. Biasanya Ibu datang sendiri, tetapi sekarang sama perempuan, cantik lagi.” Bukan Aela yang menjawab, melainkan pegawai mal yang berada di dekat mereka.

Tiara sungguh tak percaya itu, berulang kali dia mengerjapkan mata dengan mulut menganga. Pandangannya pun tak lepas dari pegawai itu, seolah-olah bertanya benarkah perkataan dia.

“Ya sudah Sayang, ayo kita jalan-jalan lagi,” ajak Aela membuat Tiara tersadar.

“I-iya Mah,” jawab Tiara gugup.

Benar-benar keluarga Sultan, pikir Tiara. Dia tak habis pikir bisa jalan bareng pemilik mal besar ini, wah sesuatu yang luar biasa sekali.

Mereka kini berhenti di depan toko hp, Aela membalikkan badannya menatap Tiara dengan senyum mengembang.

“Mamah lihat, kamu tidak pernah main hp Sayang?” tanya Aela seraya memerhatikan Tiara dengan saksama.

Gadis dengan dress merah muda itu gelagapan, benar saja. Dia memang tak memiliki hp, Tiara baru ingat hpnya kan tertinggal di rumah paman. Hais, Tiara kini harus berpikir lagi untuk berbohong pada Aela. Tak mungkin dia jujur bahwa hpnya di rumah pamannya dan dia kabur dari sana.

“Oh, itu Mah. Hp Tiara hilang, iya hilang. Terus Tiara belum sempat beli baru lagi, makanya nggak pegang,” bohong Tiara. Dia menggigit bibir bawah, khawatir.

“Ya ampun Sayang, kasihan sekali kamu.”

Lalu Aela membalikkan badannya jadi menghadap ke arah tokoh hp kembali. Dia meminta kepada pegawai di sana untuk mengambilkan hp merek terbagus.

“Coba kamu lihat Sayang, ini bagus tidak?” Aela menyodorkan hp dengan logo apel digigit itu pada Tiara.

Dia yang masih melongo terkejut, sebisa mungkin Tiara tak menampakkan itu dengan terus tersenyum. Lalu dia mengambil kotak yang Aela sodorkan dan pura-pura mengamati.

“Bagus Mah, malah menurut Tiara ini sangat bagus,” katanya sambil menunjuk kotak ditangan.

“Ya sudah kalau gitu Mamah pilih itu saja buat kamu. Gimana, kamu mau kan?” tanya Aela lagi.

Sontak Tiara melotot tak percaya, antara terkejut dan bingung. Sungguh ini sesuatu yang luar biasa sekali, sudah diberi tumpangan oleh anaknya, kini Tiara dibelikan hp juga oleh ibunya.

Tiara mengganti mimik wajah, lalu menatap ke arah Aela. “Maksudnya Mah?” tanya Tiara pura-pura tak tahu.

“Hp ini buat kamu,” ulang Aela.

“Serius? Eh, maksudnya nggak apa ni Mah?”

Jujur Tiara senang sekali, dia tak ada niatan buat menolak sebenarnya. Namun, harus berbasa basi dulu, jangan kelihatan sangat menginginkan. Entar ibu dari Tuannya itu curiga, ada yang iya iya di balik mimik wajahnya. Hihihi

“Ya enggak apa Sayang, anggap saja hadiah dari Mamah karena sudah menemani,” ucap Aela.

Waduh, kalau gitu Tiara siap menemani wanita ini setiap hari. Siapa tahu hari ini hp, besok mobil. Hihi. Se-random itu pemikiran Tiara.

“Makasih Mah, makasih banget.” Tiara mengecup berulang kali punggung tangan Aela.

Sedangkan wanita yang diperlakukan seperti itu hanya tersenyum, lalu dia meminta Tiara untuk duduk sebentar sembari menunggu hp siap pakai. Tak lupa pula Aela memasukkan nomornya di hp Tiara.

“Di hp ini sudah ada nomor Mamah, Arnold dan bibi di rumah ya Sayang,” kata Aela sembari menyodorkan hp baru itu ke depan Tiara.

Arnold? Mendengar nama itu Tiara jadi malas. Eh, tapi, harusnya dia bersyukur. Meski kejam dan sedikit galak, Arnold keturunan orang baik. Pikirnya.

“Sekali lagi terima kasih, Mah,” ucap Tiara dengan sungguh-sungguh, Aela hanya mengangguk saja.

Selesai sudah urusan dengan toko hp, Aela kembali mengajak Tiara ke tempat foto, dia ingin mengajak Tiara berfoto bersama.

Memang di mal ini cukup lengkap, Aela sengaja merancang begitu agar pengunjung juga ramai yang datang. Lagi pun, mereka bisa menikmati berbagai hiburan dan juga macam-macam hal unik yang bisa mereka nikmati.

“Ganti baju dulu sana Sayang, kita mau foto,” suruh Aela.

“Foto buat apa Mah?” tanya gadis itu bingung.

“Buat kenang-kenangan deh,” ujar Aela.

Lalu keduanya menuju ke tempat ganti baju, mereka keluar sudah dengan baju berbeda dan tentunya sangat cantik. Berbagai pose keduanya lakukan, hingga jadilah foto secantik dan bagus mungkin untuk mereka pamerkan pada orang-orang nantinya.

**

Sekarang Tiara sedang berada di restoran, Aela mengajak dia untuk makan di sana. Jelas Tiara menerima, dia juga lapar karena terlalu lama berkeliling.

Sambil menunggu pesanan datang, Tiara ingin mencoba hp barunya.

Bagaimana jika dengan nomor Tuan Arnold?

Dia tersenyum, lalu memencet nomor Arnold. Dan mulai mengetik sesuatu di keyboard untuk mengirim pesan pada pria itu.

[Permisi?] Oke, Tiara benar-benar mengirim pesan itu pada Arnold sebagai kalimat pembuka.

Sepertinya dia tak harus menunggu lama lagi, karena centang dua abu-abu sudah berubah menjadi biru. Hingga hpnya berdering, menampilkan balasan pesan di aplikasi WhatsApp itu.

Tuan Kejam

[Siapa?]

[Tidak bisa melihat foto profilnya kah? Padahal sudah secantik itu loh orangnya.] Pesan balasan dari Tiara kembali terkirim.

[Saya hanya melihat kambing di sana.]

What, kambing? Tiara tak habis pikir. Kalau saja tak ada Aela di sana, sudah pasti dia akan mengumpati pria dingin berhati kejam itu. Sungguh, menjengkelkan!

[Sepertinya Tuan rabun. Bidadari di bilang kambing. Haduh.]

Tuan Kejam

[Bidadari dari pantat kambing? Begitu?]

Argh! Sudahlah, Arnold benar-benar menghancurkan mood Tiara. Lekas dia meletakkan hpnya di meja dengan kesal, membuat Aela bingung.

 **

Kalian mau lihat gambar yang digunakan Tiara untuk profil WA nya? Ini loh, padahal cantik😂

Gambar hasil foto di mal Tante Aela😂

Maaf ya, othor baru up hari ini. Soalnya sesuatu membuat othor haru mengurusi itu dulu. InsyaAllah kedepannya bakalan up setiap hari.

Terpopuler

Comments

Tika Hustatika

Tika Hustatika

lucu bageet pasangan ini buat merk bucin

2022-05-31

1

Sujarti Ny Arianto

Sujarti Ny Arianto

suka banget sama Tiara, yg gak lemah

2022-04-26

0

Nasriah

Nasriah

tampilkan bab 16.

2022-04-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!