Lili menghela nafas tersenyum,.”Anak kita udah besar yah yah.”Gumamnya.
Dani mengangguk cemas saja. Dani dan Lili bersyukur sedari kecil Glory tidak mengungkit tentang dirinya diculik, selalu berlaku dan menjadi anak yang baik dan membanggakan keluarganya.
Dani dan Lili yakin jika Glory sudah lupa keluaganya saat ini. dan diakte sekailipun Glory bukana naak angkat tapi anak kandung.
Doni sudah menceritakan asal usul Glory pada Lili dulu, awalnya Lili kaget dan marah pada Domi karena sudah melakukan kejahatan hampir membunuh putri orang lain, tapi memang Doni bisa apa? Semua sudah terlanjur.
Lilipun menerima Glory dan memperlakukannya sebaik mungkin. Alasan Doni dulu pun sejujurnya ia mencari uang untuk persalinan istrinya, dulu keluarganya adalah orang yang sangat miskin dan hidup dengan orang desa yang menyuruhnya kerja disawah mereka, alias buruh tani.
Makan sulit, menyekolahkan anak mereka tidak mampu, kadang tak ayal mereka hanya makan nasi sayur garam dan cabe rawit hasil nanam didepan rumah saking tidak punya uangnya.
Ada juga mereka hanya makan rebus jagung hasil membantu warga panen untuk mereda rasa perut lapar.
Doni yang merasa sedihpun berusaha mencari kerja kekota demi biaya anaknya lahiran, Siapa sangka dia bertemu teman seperjuangan nya di SD dulu sudah sangat sukses menjadi pembunuh bayaran.
Tanpa sengaja Doni mendapatkan tawaran dari temanya dari kota untuk membunuh seorang anak kecil dan dia akan mendapatkan uang satu miliyar membuat ia menjadi tertarik.
Tapi siapa tau jika karma berlaku detik itu juga. Yang mati malah anaknya bahkan karma parahnya ia tidak lagi bisa punya anak bersama istrinya. Bukan anak yang ia culik
Setelahnya ia pun membangun hidup lebih baik, uang yang ia dapatkan pun mulai membeli tanah dan sapi-sapi perah, ia mulai menanam ladah, dan juga sayuran. Sampai sepuluh tahun usaha mereka sukses dan merekapun menjadi juragan dikampungnya.
Iya dia menjadi toke Sawit juga, tokeh ladah dan memiliki sapi perah hingga omset yang ia dapatkan ratusan juta dalam satu minggu.
Karena itu Lili dan Dani menganggap jika Glory adalah karma sekaligus berkah keluarga mereka. Tak ada pebedaan antara anak kandung dan Glory. Smua sama bahkan mereka lebih memperhatikan Glory kadang dibanding Angkasa sebab anak perempuan cantik siapa si yang tidak kgawatir? Baik Lili, Dani atau Angkasa mereka sama-sama posesif pada Glory.
“Ingat Nona jangan nakal, nurut sama abang, nanti abang jemput dibandara yah.” Ujarnya Lili mengingat Glory.
Glory mengangguk patuh disana, ia akan berangkat sendiri ke Jakarta menggunakan pesawat. “Baik bubun pipi.... nanti pas sampek Nona kabarin.”Ujarnya dengan semangat..
Merekapun berpelukan sebentar sebelum Glory pergi. Dani dan Lili saling berpelukan menatap pesawat yang Glory tumpangi, sampai melesat barulah mereka perrgi pulang. Perjalanan menghabiskan waktu selama 2 jam saja, saat sampai Glory segera mengambil kopernya dan memakai kaca mata, membenarkan masker hitamnya menelpon angkasa.
Sampat didepan loker tempat tunggu ia melihat sekeliling sebab ia sudah bilang pada angkasa jika ia berangkat tadi, namun ia dikagetkan dengan seseorang yang memeluknya dari belakang erat.
“Eheh..”Ternyata kakaknya ia tersenyum riang.
“Abang....” Teriaknya lalu melompat masuk kepelukan Angkasa, angkasa tertawa dibuatnya memeluk sang adik. Angkasa dan Glory pun menggesek hidung mereka gemas sebagaimana kebiasaan mereka.
ada beberapa orang teriak gemas disana karena mengira mereka sepasang kekaish.”Udah aah diliatin orang. ayok bang.”Ujarnya. Angkasa mengusap kepala sang adik dan mengambil alih koper sang adik, Glory segera memberikan tas tote bagnya kebahu sang kakak. Angkasa menghela nafas sangat tau jika sang adik itu pemalas.
“Ih kakak jangan didorong itu bisa jalan sendiri loh. Kayak gini.”Glory menduduki koper miliknya dan benar saja itu berputar membuat Angkasa menatap adiknya gemas..
“Ngenggg yokkk kak.”Ujar Glory terkekeh seperti anak kecil.
“Nona Jangan ngebut-ngebut. “Teriak Angkasa lalu bergegas mendekati Glory.
Glory disana terkikik.”Siapa beliinnya? Kok yang abang nggak dibeliin si?”Tanya Angkasa melihat koper sang adik kesal.
“Kata Pipi sama Bubun kalo abang mau beli aja lagi, ini hadiah dari pak gubernur tauk, katanya oleh-oleh dari kota.”Ujarnya polos. Btw Gubernur kotanya itu memang tetangganya. Dia sangat baik dan menyayangi Glory seperti anaknya sendiri jadi setiap pulang pasti selalu bawa oleh-oleh. Apalagi pas tau jika Glory ingin pergi sekolah jauh.
Angkasa mendengus.” Pak Gubernur itu pilih kasih, kalo kamu terus dibeliiin oleh-oleh mahal, kalo abang? Paling dikasih sandal butut yang harganya 15ribuan itu.”Ujarnya kesal, pernah dulu dia diberi sandal selop murahan membuat ia kesal. Glory memang kesayangan orang kampungnya.
Glory tergelak dibuatnya.”Iri nih yeh.”Ujar Glory. Angkasa mengeleng sembari menuju kemobil miliknya. Glorypun bangkit dan memasuki mobil sang kakak menuju rumah.
Dulu Angkasa pernah beli apartemen tapi pas lihat ada jual rumah yang lumayan bagus nan minimalis membuat ia menjual apartemennya dan membeli rumah saja, karena jika apartemen akan antrian buat naik lift, kadang jika brisik akan membuat tetangganya menegurnya apalagi tetangganya resek. Oke lupakan. Mereka sekarang sudah sampai.
Angkasa mengeluarkan koper Glory dan mengambil tas adiknya. Memasuki rumah minimalis namun tidak minimalis itu. Glory menatapnya dengan kagum sebab ini bagus baginya cocok untuk ditinggali dua atau tiga orang saja. “ Kamar kamu dilantai atas saja yah kalo di bawah abang punya.”Ujarnya. Glory mengangguk menuju kamarnya.
Ia tidur sebentar dirumah Angkasa, ada kamar tamu sangat luas, ada kamar kakaknya cukup luas dan berbuansa Angkasa, sampai dikamarnya ia menemui kamarya lebih luas dibanding kakaknya bernuansa pink pastel Glory tak mempermasalahkanya sebab selagi tidak norak. Ini cukup bagus baginya. Ia pun memilih merapikan bajunya dan juga mandi sebelum tidur dan makan malam.
...----------------...
“Nono bang—“ baru saja berteriak hendak membangun kan Glory tapi Glory sudah keluar dengan baju yang sudah lengkap menatap sang abang tersenyum.
“Pagi abang Cup.”Ia mencium pipi sang kakak sebelum mengunci kamarnya.
Angkasa menatapa diknya aneh.”Tumben bangun cepet, biasanya digedor sama ibu dulu baru bangun.”Cibirnya sembari menuruni tangga menuju dapur.
Glory terkekeh.”Kan disini nggak ada bubun jadi yah harus mandiri.” Padahal ia saja yang tidak sabar melihat adegan langsung di sekolahnya serta melihat sekolah barunya,
Angkasa menggeleng.””Ini makan, kakak masakin buat kamu, besok kamu yang masak. Gentian ye. ”Ujarnya.
Glory bergumam saja sembari makan nasi putih sayur telor ceplok serta sambal cumi kaleng disiapkan kakaknya sedangkan sang kakak makan nasi goreng. Glory memang tidak bisa makan nasi goreng pagi-pagi sebab ia akan mual.
Setelah sarapan mereka bergegas pergi ke sekolah mereka, saat diperjalanan Glory berfikir jika ia baru masuk kesekolah diusia 17 kan tapi di akta umurnya masih 16 tahun, berarti Glora kembarannya sudah kelas 2 SMA, Dan para pemerannya adalah kakak kelasnya kan? termasuk Aruna? Tokoh utama perempuan.
Dan jika begitu jalan cerita sudah sampai dimana yah? setahu Glory Aruna itu anak baru kelas 2 jadi bisa jadi novelnya baru mau mulai kan?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
Sri Mulyaningsih
masih nunggu lanjutannya 🤭
2022-12-26
0
Coretan Stok
typo 'nona'
2022-10-11
0
ZahraMarzia
bikin penasaran 😘❤️ ❤️
2022-04-13
1