.
Happy reading,jangan lupa tinggalkan jejak yah guys...!
Suara jalanan yang bising sangat jauh berbeda dengan desanya, Glory menatap kedepan dimana gedung besar nan tinggi yang akan mereka masuki, bahkan mereka harus antri dengan beberapa mobil lain. Beda disekolah nya di kampung yang bahkan anak SMA dilarang mengemudi Motor apa lagi mobil..!
Bahkan guru yang punya mobil saja bisa dihitung jari. Sebab ada banyak guru honorer yang hanya di haji 300ribu perbulan, itupun dibayar saat enam bulan sekali bagaimana bisa kridit mobil coba?
Glory jadi meneguk saliva kering sebab tak bisa mebayangkan bagaimana kaya-kayanya orang disini.
Tak sadar mereka sudah selesai memarkirkan mobil, jujur Glory degdean saat ini karena baru menginjak area asing baginya. Angkasa segera keluar dengan cepat menuju ke samping membuka pintu untuk Glory. Di ssi lain segerombolan laki-laki yang sedang duduk di atas ,motor masing masing menatap kearah mobil yang baru saja masuk keperkarangan parkir.
“Angkasa Cu. Tumbenan dia makek mobil biasanya motoran.” Ujar Jay.
Laki-laki yang tak lain dan tak bukan adalah salah satu sahabat Angkasa. Pria keturunan Jepang campur Indonesia, dengan ketampanan yang tidak perlu diragukan lagi, mata sipit, kulit putih dan juga tubuh yang kurus namun tinggi. Sikapnya paling petakilan antara yang lain.
Dimas menggeleng menatapnya.” Wihh cewek gess.. gilak mggak pernah deket sama cewek tiba—tiba deket aja nih sama cewek, ini nih diem-diem makan dalam.”Sahiut Dimas tak kalah Heboh. Dia itu heboh, tukang gossip sangat serasi bermain dengan Jay. Keturunan asli Indonesia itu bersorak heboh. Berbeda dengan dua lelaki yang sedari tadi diam menatap siapa yang sedang dalam dibicarakan.
“Ceweknya makek makser taat protokol kesehatan gess hehe. Jadi penasaran sama mukanya. “ Ujar Jay menyahur.
”Tapi dari matanya aja cantik si, tapi penampilannya nggak penarik si hehe. “Ujarnya mengangguk.
Dimas mengangguk. “ Eh dia kesini nih.” Ujar Dimas disana heboh.
Disisi lain Glory menghela nafas membenarkan maksernya.”Yok, nggak usah sok kecantikan, “Ujar Angkasa.
Glory memutar bola mata malas menggandeng lengan sang kakak. “ Kak tas Glory bawain dong. Berat banget masa hari pertama aja banyak buku.”Ujar Glory disana mendengus.
Angkasa menghela nafas membawa tas Glory kesamping kanan tangannya.”Nanti taro diloker aja semua buku kamu biar besok nggak usah tenteng gini lagi. capek.”Ujarnya.
Glory berdehem saja menikmati banyak yang meliriknya. Glory tidak tau apa yang mereka bicarakan tapi yang pasti mereka membiarakan dan bertanya-tanya siapa dirinya.
Sampai didepan teman-teman Angkasa Glory baru sadar sang kakak mengajaknya bergabung dengan teman-temannya.. Glory melirik dengan diam disana menatap siapa-siapa.
Ganteng-ganteng banget Oyyyyy..!!!! tapi oh tapi bagi Glory sudah biasa, webab dia kembang desa sering dikejar lelaki tampan sedari dulu. Dikasih ini dan itu sudah tidak mempan baginya.
“Gilak, siapa nih Sa. Diem-diem nggak deketin cewek tiba-tiba bawa cewek aja nih. Mana mesrah amat pakek gandengan, tas dibawain.” Goda Jay menyolet lengan Angkasa dengan gerlingan mata menggoda.
Angkasa memutar bola mata malas.” Dia adek gue.”Ujarnya ketus.
Semua membulatkan mulit mereka. Glory disana tersenyum kepada mereka tipis tipis.” Ehh kenalin dulu dong ba-“
“Nggak ada-nggak ada. Dek kenalin ini Jay. Dimas, ini Rangga dan ini Dava.” Potong Aksa ketus sembari mengenalkan temannya pada Glory.
Glory diam menatap mereka satu persatu mengingat nama-nama, sayangnya Glory itu punya ingatan yang minim akan nama-nama orang, tapi tadi siapa?
Dava? Seperti nama tokoh utama batinnya,
Tapi Dava kan banyak?
Glory mengangguk. “ Dava? Dava Gabrell Broun? Dan Rangga Putra Ming?” Tanya Glory dengan pelan. Rangga kakak ketiga tubuh ini.
Semua membulatkan bibir kecuali kedua manusia yang sedari tadi diam. “Kamu kenal
dek?” Tanya Aksa dengan pelan.
Glory menggeleng.” Itu diname teg nya.”Ujarnya melirik dada Dava.
Plak..” Sialan, kirain kenal.” Kepala Glory dijitak Jay.
“Apa loh sembarangan jitak pala ade gue. mau gue potong kepala loe ha?” Aksa langsung melotot pada Jay sembari mengusap kepala Glory. Glory menjulurkan lida pada Jay karena dijitak.
“ Cuma gue yang boleh kotak dia
.Plakk.."
“Abang..!!” Terak Glory sebab pipinya ditarik kencang lalu dilepas begitu saja oleh Aksa membuat ia kesal dans emua orang tertawa. Glory mendengus karema berfikir sang abang akan mendukungnya eh malah ikutan.
“Udah ayok abang anter ke kelas nanti abang jemput yah.”Ujarnya.
Glory berdehem mengangguk dan tersenyum pada teman abangnya.” Nona duluan yah. Dah..!!!"
Ia melambaikan tangan sembari melirik Rangga sebentar namun ternyata mata itu menatapnya dalam. Glory gugup namun diam melanglah pergi saja.
Rangga terus menatap Glory dalam tatapan tak bisa di artikan... Rangga tidak tau kenapa dirinya tapi yang pasti, Glory memiliki magnet untuk dirinya penasaran.
Dava menatap Glory diam dan tak bicara saja, Glory memghela nafas melepaskan rasa gugupnya. Ragga itu kakak pemilik tubuh ini, alias kakak Ketiganya, memang mereka sempat bertemu hanya beberapa kali kalah hari besar tapi dia tidak mungkinkan masih mengenalinya???
Dan dimana kembarannya? Semoga saja baik-baik saja.
Aksa menghantarnya didepan kelas, lalu menaruh buku Glory didalam loker menyebabkan banyak mata memandang mereka dalam diam, sebab Glory baru hari ini masuk.
“ Nanti abang jemput, kalo ada apa-apa bilang jangan dipendem. Ingat kita disini Cuma berdua Na, kalo kamu ada apa-apa abang pasti khawatir.” Ujarnya mengingat Glory.
Glory mengangguk patuh sembari membuka jaker miliknya dan menaruhnya diatas meja. “Siap bang, abang juga kalo mau kemana-mana bilang yah, takutnya nanti Nana jadi khawatir.”Ujarnya.
Aksa tersenyum mengusap kepala sanga dik lalu mencium kepalanya.” Abang kekelas yah. bay..!!!” Ujarnya melangkah meningalkan Glory tersenyum melambaikan tangan, hilangnya Aksa hilang juga senyum Glory yang berganti dengan helaan nafas nya,
Ia duduk dikursi yang tadi ia tempati dekat dengan jendela, ia melirik kekaca yang ternyata terpampang lapangan basket dan Voly dibawah sana, ini sangat bagus dan strategis.
“Woy.. ini bangku gue.,” Ujar dari sisi kanan menyadarkan Glory.
Glory langsung mendongak menatap sang pelaku. Ia menggaruk pipinya pelan. “ Eh iya yah? maaf Nona tidak tau, tapi bolehkah Nona duduk disini?”Tanya Glory dengan pelan dan lembut.
Seorang pria itu diam menatap Glory, semua orang yang dari tadi menatap Glory diam dan tak berkutik. “ Nggak mau.” Ujar pria iru. Glory menghela nafas dan melirik kursi lain, ia memang telah masuk, harusnya orang orang masuk satu minnggu yang lalu saat MOS, sedangkan dia tidak ikut MOS. Jadinya ia tidak punya teman dan bangku.
Ia mengangguk bangkit.”Tapi loe bisa duduk dikursi samping gue.”Ujar pria itu saat tau tatapan Glory yang bingung. Senyum Glory mengembang. Meski ia tidak bisa duduk disana setidaknya ia tidak perlu pusing memikirkan tempat duduk.
“ Terimakasih??”
“ Nanda. Nama Gue nanda. Loe?”Pria itu duduk saat Glory pindah. Ia menyodorkan tangan didepan Glory.
Glory terima dengan semangat. “ Nona Glory tapi kamu bisa panggil Glory atau Nona, tapi biasanya aku dipanggil Nona atau Nana.”Ujarnya.
Nnada mengangguk saja disembari menaruh melepaskan tangan mereka yang berjabat. “ Loe baru masuk hari ini? loe nggak ikut Mos.?”Tanyanya.
Glory menggeleng. “Nggak, soalnya kemarin belum di izin sekolah disini.”Jawab Glory jujur.
Setelahnya terkadilah percakapan keduanya yang sampai pada pengenalan.
Nando itu sosok yang santay, namun semua orang mengenalnya adalah sosok yang mudah marah, Glory baru tau juga jika Nanda adalah ketua kelas disini, Nanda punya kembaran yang bernama Nando, jadilah beberapa saat mereka sudah berteman. Glory mau punya teman perempuan? Mau tapi sedari tadi belum ada yang mengajaknya berkenalan.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
aluna
bahasanya kakk
nyerimpeti
2024-04-05
0
Sri Mulyaningsih
👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
2022-12-26
0
asyifa ayumi
upnya kok berwaktu
2022-04-18
0