******
Zico sudah bersiap untuk pergi ke kampus. Meskipun sebentar lagi dirinya akan lulus, ada beberapa hal yang harus dia urus. Sebenarnya dia akan berangkat dengan Zafrina. Tapi gadis itu kini malah meringkuk karena merasakan kram perut.
"Apa kamu yakin tidak perlu ke rumah sakit?" Zico duduk di tepi ranjang dan mengusap kening Zafrina yang berkeringat. Sepertinya istrinya itu sedang menahan sakit yang amat sangat.
"Aku baik-baik saja, Zi. Berangkatlah...! nanti Profesor Anderson akan mengira kamu itu orang yang tidak tepat waktu."
"Baiklah, beristirahatlah. Aku akan segera pulang jika semua sudah selesai." Zico mengecup kening Zafrina, gadis itu memejamkan matanya sesaat.
Setelah kepergian Zico, Zafrina duduk bersandar di head board ranjang Zico. Dia mengambil sebuah tabung berisi pil-pil kecil. Zafrina mengambil 2 dan segera menelannya tanpa air.
Sejenak Zafrina mengatur nafasnya, karena tidak mudah menelan pil tanpa air. Ia menarik nafas panjang lalu membuangnya perlahan.
Setelah pil pereda nyeri itu mulai bekerja Zafrina beranjak dari ranjang. Dia duduk di balkon dan menghubungi papa Gerry.
(Percakapan dalam telepon)
Zafrina : "Papa... "
Gerry : "Ada apa, sayang, kenapa suaramu terdengar lain? apa semua baik-baik saja?"
Zafrina : "Hmm, ya begitulah. Apa mama sudah boleh pulang?"
Gerry : "Iya, sayang. Mamamu sudah diperbolehkan pulang. Tinggal menunggu resep dokter saja. Jangan khawatir.
Zafrina : "Apa papa dan mama akan lama tinggal di sini?"
Gerry : "Papa dan mama akan tinggal selama masa liburan adikmu. Ana dan Fia sedang dalam perjalanan. Sementara kami akan memakai apartemen yang ada di sebelah unit milik kakakmu. Karena kalau ke rumah lama akan memakan waktu untuk bertemu kalian."
Zafrina : "Baiklah, nanti kabari Ina jika kalian sudah berada di apartemen. Ina mau istirahat dulu, pah."
Gerry : "Apa kamu kurang enak badan, Inna?"
Zafrina : "Papa jangan khawatir. Aku hanya sedang mendapat tamu bulananku dan itu membuat tubuhku lemas karena sakit."
Gerry : "Jika begitu segera istirahat. Jangan pikirkan mama dan papa. Nanti kalau kondisi mama memungkinkan papa akan ke mansion Zico."
Zafrina mengakhiri percakapan dengan papanya. Tak lama ponselnya bergetar, Zafrina mengernyitkan alisnya.
"Fred... " gumam Zafrina saat melihat pesan dengan nama yang sangat familiar itu. Ia pun lantas membuka pesan dari pria itu.
Ina, bisa kita bertemu? aku ingin minta maaf padamu.
Zafrina meneruskan pesan dari Fred pada kakaknya. Dia tidak ingin mengganggu Zico saat ini. Karena bagaimana pun dia tidak bisa terus bergantung pada pria itu meskipun Zico adalah suaminya.
Zafa langsung membalas pesan Zafrina, Jika dia bersungguh-sungguh ingin bertemu, minta dia ke mansion Zico.
Akhirnya Zafrina mengirim pesan pada Fred sesuai arahan dari kakaknya. Tapi Fred hanya membacanya, dia tidak lagi memberi tanggapan mengenai undangan Zafrina itu.
....... ...
Fred mengumpat kesal saat menerima pesan balasan dari Zafrina. Dia merasa dipermainkan oleh gadis itu. Fred menggebrak meja dengan keras.
"Fred, ada apa denganmu?" tanya Eden gusar, dia sendiri sedang merasa terancam dengan datangnya amplop misterius itu, sekarang putranya datang dan berulah.
"Bantu aku... "
"Ada apa denganmu? kenapa kamu sama sekali tidak bisa diandalkan, Fred?"
"Bukankah kau sudah berjanji akan membantuku untuk membalas dendam?" Fred bicara dengan keras pada ayahnya. Eden yang sedang kacau pikirannya langsung melempari wajah Fred dengan amplop yang berisi ancaman itu.
Wajah Fred memerah terkena lemparan amplop dari ayahnya. Dia lantas memunggut amplop itu dan membuka isinya.
Fred membaca satu kertas yang sedikit berbeda dan membaca isinya.
Rahasiamu ada padaku.. Jangan pernah melakukan sesuatu diluar tugasmu sebagai wali kota, atau aku akan membuat rakyatmu berbalik melawanmu.
Fred kembali mengumpat saat melihat isi amplop itu. Ada beberapa foto saat Eden membayar beberapa orang Parlemen. Dan ada foto Eden yang sedang menyabotase mobil lawannya hingga akhirnya lawan Eden batal mencalonkan diri.
"Siapa yang mengirimnya?"
"Jika aku tahu, aku tidak akan kacau seperti ini. Ini semua gara-gara kau yang tidak becus."
"Tidak becus bagaimana?"
"Surat itu datang setelah kau berulah, apa kau tahu artinya?" Seru Eden kesal. Ayah dan anak itu terus berdebat mengenai surat misterius itu, mereka melupakan masalah dengan Zafrina. Mereka lebih penasaran untuk mencari tahu siapa yang berani mengusik ketenangan mereka.
"Jangan-jangan ini perbuatan Zico," geram Fred.
"Jangan sembarangan bicara jika tidak memiliki bukti. Apa kau mau lidahmu menjadi pajangan di kediaman mereka?"
Fred seketika menciut nyalinya, benarkah Zico semenakutkan itu? jika ya, kenapa Zafrina tampak biasa saja menghadapi Zico, apa dia tidak tahu siapa Zico yang sesungguhnya? semua pertanyaan itu bersarang di pikirannya. Dia akan mencaritahu sendiri nanti. Jika Zafrina benar-benar tidak tahu, ini adalah kesempatan besar baginya untuk mendapatkan Zafrina.
Eden merasa tidak senang melihat Fred tersenyum sendiri. Dia sungguh kesal melihat wajah bodoh putranya itu.
"Hei, anak b*doh! kenapa kamu tersenyum seperti itu?" ketus Eden.
"Tidak ada. Aku akan pergi memikirkan masalahku, ayah silahkan pikirkan masalahmu sendiri." Fred berlalu dari ruangan Eden. Pria paruh baya itu menggeram kesal melihat tingkah tak acuh putranya.
"Dasar tidak berguna."
....... ...
Di bandara Ana dan Fia baru saja tiba, keduanya menarik koper mereka sambil sesekali mengedarkan pandangan. Marvel yang mengetahui kedua nona mudanya langsung mengangkat kertas yang tadi sempat ia bawa. Zayana dan Zafia langsung menghampiri Marvel.
"Kak Marvel.... " Zayana berlari meninggalkan adiknya bersama dengan koper bawaannya lalu menghambur memeluk Marvel. Marvel yang tidak siap terhuyung ke belakang, namun dia masih bisa menahan tubuh Zayana.
"Ana... kita jadi tontonan."
"Biarkan saja. Apa kakak tahu, beberapa hari tanpa kakak di mansion terasa hampa. Tidak ada pemandangan yang membuatku bersemangat."
Zafia berjalan dengan santai menyeret dua koper. Namun saat berada di dekat kedua insan itu Zafia menendang koper milik Zayana.
"Apa kakak pikir aku ini pembantu? aku akan katakan pada papa dan kak Zafa mengenai hal ini." ujar Zafia ketus dia terus berjalan tanpa mempedulikan kakaknya dan pengawal papanya itu. Wajah Marvel memerah, namun Zayana tampak cuek setelah membuat Marvel bak kepiting rebus.
"Fia, jangan bilang apapun pada papa dan kakak." Zayana mengejar adiknya meninggalkan kopernya bersama Marvel. Marvel geleng kepala dengan tingkah putri kedua keluarga itu.
"Nona, kamu selalu saja berbuat seenaknya." batin Marvel. Marvel memungut koper Zayana dan menyusul kedua gadis yang telah mendahuluinya itu.
Di dalam mobil Zafia memilih duduk di belakang diam dan menyalakan musik. Ia memasang earphones di tetelinganya lalu memejamkan mata. Sementara Zayana duduk di sebelah Marvel. Dia menatap kagum pada kota dimana kedua kakaknya menuntut ilmu.
🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Ayo birukan jempolnya, atau merahkan jempolnya. Jangan lupa komen vote dan gift kalian. Tanpa kalian apalah othor ini.
Sambil nunggu ada baiknya kalian mampir di karya temanku
Judul : After Darkness
Penulis :SkySal
Kisah Cinta Tak biasa antara dua insan yang sama-sama keras kepala.
Di aplikasi sudah 67 bab.
Cuplikan...
"Adikku lah" jawab Elsa ketus "Keluarga ku semuanya cariin aku gara gara hp ku rusak, kamu harus ganti, bocah tengil!" seru Elsa yang tentu saja membuat Robin langsung kesal, entah kenapa ia sangat benci dua kata itu saat keluar dari mulut Elsa.
"Berhenti memanggil ku bocah tengil!" desis Robin dan ia melangkah mendekati Elsa, tatapannya begitu tajam seolah ingin menguliti Elsa detik ini juga.
"Pada kenyataannya memang kamu bocah tengil!" seru Elsa lagi dengan sengit "Kamu merusak hp ku, tapi tidak di ganti," kata Elsa sembari melangkah mundur saat Robin sudah sangat dekat dengannya "Kamu menciderai lengan ku, dan kamu tidak mau tanggung jawab" lanjutnya lagi.
"Kamu juga salah faham sama aku, fikiran kamu terlalu pendek untuk mengerti suatu masalah. Kamu terlalu bodoh untuk melihat suatu hal dari segala sisi" seru Elsa lagi yang membuat Robin semakin marah, Robin menggertakkan giginya dan ia langsung menarik lengan Elsa yang terkena kopi tadi.
"Ah, Robin. Perih!!!" pekik Elsa dan ia berusaha menarik lengannya, namun Robin justru semakin mencengkram lengan Elsa dan bahkan dengan sengaja meremasnya.
"Robin, please!" rengek Elsa dengan mata yang berkaca-kaca.
"Kenapa? Mau aku lepas?" tanya Robin sambil tersenyum sinis.
"Perih, sakit" rengek Elsa berusaha menarik tangannya.
"Dasar manja!" seru Robin dan ia menghempaskan tangan Elsa dengan kasar "Baru itu saja meringis perih sakit, sudah seperti di perawanin saja" tukas Robin dengan enteng nya yang membuat Elsa melongo.
"Jaga omongan kamu ya!" seru Elsa marah.
"Kenapa? Kamu merasa tersinggung? Apa kamu berteriak seperti itu saat di perrwanin?" tanya Robin lagi yang membuat Elsa menggeram marah, hal itu justru membuat Robin merasakan kepuasan tersendiri dalam hatinya.
"Aku jadi penasaran, yang merenggut kesucian kamu siapa? Jimmy atau Papa? Oh atau ada pria lain?" tanya Robin mengejek Elsa, membuat hati Elsa langsung bergemuruh dan tanpa fikir panjang Elsa langsung mengangkat tangannya dan mendaratkan tamparan sempurna di pipi Robin.
Plakkkkk
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
❤️⃟Wᵃf🤎⃟ꪶꫝ🍾⃝ͩDᷞᴇͧᴡᷡɪͣ𝐀⃝🥀ᴳ᯳
sungguh novel Zico and zafrina ini sungguh mengandung kebucinan dan kesweetan yang hakiki... aku gk kuat.. irii.. 🤮🤧😷😷 tapi candu baca teruss... gimana ini. 😱😍😍😍🤣🤣🤣🤣
2023-09-07
1
Novianti Ratnasari
Zayana jodoh nya Marvel
2022-08-10
2
Nur Lizza
lanjut
2022-07-30
1