19. Tunggu Aku Kembali !!

Pagi kini telah kembali tiba, Suara Kokok ayam menandakan telah di mulainya hari baru. Tetes embun masih lekat menempel di dedaunan, sang mentari pun sepertinya masih malu-malu untuk beranjak.

Kini aku terbangun di sebuah ruangan yang asing bagiku. Sepertinya ini sebuah kamar. Ya aku terbangun di sebuah Ruangan kamar bercat hijau dengan banyak dekorasi boneka berbagai bentuk. Aku terbaring di atas kasur dengan sprei bergambar bunga-bunga, wangi kamar ini cukup familiar dengan hidungku. Ternyata aku pingsan tak jelas apa yang membuatku pingsan. Aku hanya samar-samar mengingatnya. Aku coba untuk bangun namun, kepalaku masih sangat berat untuk beranjak dari peraduanku.

Ceklekk krtttt

Pintu terbuka, mungkin saja dia pemilik kamar ini. Siapapun dia aku berterimakasih padanya karena sudah menolongku. Hingga pintu itu terbuka lebar dan memperlihatkan sosok wanita dengan wajah manisnya membawa nampan berisi baskom dan selembar handuk kecil. Ayu! Aku hampir tak mengenalinya karena kini ia tak memakai jilbab seperti biasanya. Dengan rambut terurai sebahu dan baju panjang dia sama sekali tak kehilangan sisi cantiknya. Dan Kini dia sudah duduk di sebelahku. Tersenyum kepadaku yang sedari tadi terus memandanginya.

"Alhamdulillah Kamu udah bangun?," Ucap ayu sambil memegang dahiku.

"Aku dimana yu?", Tanyaku sembari mencoba bangkit dan duduk.

"Ini kamar ayu. Jangan dipaksa bangun dulu kalo masih sakit, coba ayu lihat dulu masih panas nggak,". Ucap ayu.

Pantas Aku hanya bisa memandanginya dengan tersipu malu. Rambutnya yang terurai sesekali tersapu kipas angin yang menyala. Menebarkan semerbak harum Dan wanginya mampu membuat jantungku berdesir. Namun, aku sedikit masih trauma dengan kejadian kemarin. Kejadian waktu surup, aku kira yang ku bonceng ayu eh ternyata malah demit.

"Yu, ini kamu kan? Ayu yang asli?,". Kataku meyakinkan diri dengan mencubit cubit pipi ayu yang tembam.

"Ihhh ini ayu emang siapa lagi. Jangan-jangan kamu cari kesempatan ya, dasar! ,". Protes ayu.

"Nih obatin sendiri aja. Ayu gamau,". Ucapnya lagi seraya bangkit dari duduknya.

"Eh eh jangan gitu. Aku kan cuma memastikan. Soalnya semalem aku ketemu Nyai sialan itu. Aku hampir mati di buatnya,". Kataku mencoba menjelaskan.

"Iya iya tapi jangan asal cubit kaya gitu lagi. Sakit tau pipi ayu,". Jawab ayu dengan bibir yang di maju majukan. Sungguh imut.

"Eh yu, kok aku bisa disini sih?". Tanyaku sambil merebahkan tubuh. Rasanya kepalaku masih berkunang kunang.

"Ayu kompres ya,". Ayu mulai meletakkan handuk kecil di bahuku yang memerah karena lebam. entah mungkin karena terantuk kerasnya batuan aspal mungkin.

"Yu, apa nenek tari udah di makamin ya? Aku jadi nggak enak sama yang lain gara-gara aku nggak kelihatan di pemakaman nenek.", Aku mencoba membuka obrolan.

"Huh, Simbah Tari udah di makamin tiga hari yang lalu, bahkan tahlilannya aja udah rampung tadi malem.", Jelas ayu.

"Apa? Tiga hari? Aku pingsan selama itu?,". Jawabku kaget.

"Iya kamu tuh pingsan selama itu. Jadi selama itu ayu yang ngerawat kamu,". Ucap ayu sambil bangkit meninggalkanku.

"Yu, apa menurutmu Nyai sialan itu bakal datang lagi,". Tanyaku.

Ayu hanya mengganguk pelan sembari melempar senyum ke arahku. Aku hanya bisa menoleh memandangi punggung dan rambut hitam lurusnya. Perlahan tubuh itu pergi melalui pintu untuk meninggalkan ruangan ini.

"Dia nggak akan berhenti sampai dendamnya semua terbalaskan,". Tegas ayu yang siluetnya mulai menghilang di balik pintu.

Ah ternyata aku ada di kamar ayu. Pantas saja wanginya aku familiar. Cukup melegakan karena ternyata aku tak jadi korban keganasan demit itu untuk saat ini. Namun, aku tak bisa memastikan keselamatanku di kemudian hari jika demit buruk rupa itu datang lagi. Chhh aku harus berbuat apa sekarang? Demit itu pasti akan datang lagi. Membayangkannya saja membuatku merinding.

"Kamu mau tak buatin bubur?,". Teriak ayu dari luar kamar.

"Terserah kamu aja yu,". Jawabku yang tak bisa sekeras suara ayu.

Setelah menunggu beberapa menit berlalu. Ayu kembali masuk sembari membawa nampan berisi semangkok bubur dan beberapa butir obat sepertinya. Terlihat dengan lembut ia meletakkan nampan itu di atas meja di samping kasur yang sedang ku tempati.

"Udah di makan dulu buburnya. Jangan lupa di habisin.", Ucap ayu.

"Iya, makasih ya yu. Eh by the way kok daritadi aku kok nggak lihat ibumu yu, Emang bi Tutik kemana?.". Kataku dengan suara sedikit serak.

"Ayu kan udah bilang. Ibu ke rumah Simbah Tari, bantu-bantu disana. Paling nanti sore udah pulang.", Celetuk ayu.

"Hmmm ooohhh berarti kita cuma berdua disini hehe?,". Kelakarku menggoda ayu.

"Jangan mikir macem-macem kamu! Dasar putra mesum!,". Bentak ayu sambil bangkit dan berjalan mundur beberapa langkah.

"Hahaha aku cuma bercanda ayu, lihat tuh mukamu sampai merah kaya gitu,".

"Maaf ya, ayu cantik, jangan marah. Aku nggak mungkin lah ngelakuin macem-macem sama kamu dengan kondisiku yang masih lemah gini.", Rayuku setelah melihat kekesalan di wajah ayu. Meskipun dalam hati aku merasa geli sendiri melihat reaksinya.

"Awas aja kalo macem-macem. Huh.", Ancam ayu di Sertai cubitan pada pinggangku, cubitan yang kurasa cukup kuat. Sedikit meringis aku di buatnya.

Setelah beberapa suap bubur masuk ke dalam mulutku. Sejenak terbersit pikiran kalut dalam anganku. Serta beberapa kejanggalan yang susah ku cerna dengan akal sehat. Kalau selama ini aku menghilang bahkan tidak sadar diri, paling tidak ada yang merawatku atau sekedar mengkhawatirkanku mungkin. Atau mereka lupa padaku karena mereka yang ada di rumah itu sibuk menyiapkan lelayu-nya pemilik rumah.

"Yu, apa selama tiga hari aku menghilang, nggak ada gitu yang nyariin aku atau jenguk gitu?.", tanyaku penuh kepo.

"Dua hari yang lalu sih ada Tante Ningsih yg kemayu itu, kesini sama kalo nggak salah ayah kamu deh, eh gatau juga ding aku juga lupa soalnya. Kalo seingatku sih dia ngomong ngakunya ayah kamu.", Ujar ayu sembari membereskan sisa mangkok dan beberapa plastik obat.

Ayah? Apa benar ayah kesini. Dan kenapa dia tidak membawaku pergi juga. Sebentar-sebentar apa ayah datang menengok-menengok saja dan kemudian pergi lagi. Apa rencanamu sebenarnya ayah Budi Rahardjo. Kenapa perangai dan tindak tandukmu sulit ku mengerti. Aishhh tunggu saja aku akan segera kembali ke rumah Nenek tari dan akan ku ungkap semua hal yang menurutku janggal ini!

"Oh iya orang itu kemaren juga nitip kotak itu putra. Aku nggak tau isinya apaan tuh, kupikir itu barang penting punya kamu. Jadi aku simpen aja dulu nunggu biar kamu sendiri yang buka,". Sergah ayu sambil pergi membawa mangkok dan gelas yang sudah kosong.

"Mana? Terus siapa yang ngasih yu?". Cercaku pada ayu.

"mmmmm kayaknya ayahmu deh, oh iya ayu lupa, kotaknya ayu taruh di bawah kolong tempat tidur,". Lanjutnya.

Segera aku bergegas untuk mencoba bangkit dari pembaringanku. Ku sibak gelapnya kolong tempat tidur yang berjarak lima puluh centi dari keramik berwarna putih tulang. Ku picingkan mata, sekilas Terlihat disana sudah teronggok sebuah kotak sederhana berbahan kayu. Iya hanya itu tak ada embel-embel pernish mengkilap atau cat dengan warna yang cerah. Hanya sebuah kotak kayu biasa yang nampak terlihat usang karena usia. Ku raih kotak itu dengan sedikit usaha.

Sekarang benda berukuran sekitar separuh dari box sepatu itu sudah berada dalam pangkuanku. Kubuka perlahan tutup yang hanya mempunyai sistem pengait berbahan dari kuningan. Seketika mataku berbinar melihat isi dari kotak yang di tinggalkan ayah hanya untukku. Kotak jelek lusuh dan kuno namun mempunyai sesuatu yang bisa ku anggap sebagai berlian untuk saat ini. Seringai kemenangan kini seakan terlukis di wajahku. akhirnya!

"Hehehehe, Sungguh tak kusangka..."

.

.

.

.

.

.

.

Bersambung....

Terpopuler

Comments

Mimik Pribadi

Mimik Pribadi

Wlu sebagian misteri sdh terbuka tapi msh belum seutuhnya jelas dan terpecahkan,,,,,lanjuutt

2023-07-30

1

nana purnamasari

nana purnamasari

pinisirin thorrr

2022-12-26

1

🐾🐾🎯Chandra Dewi♐🐾🐾

🐾🐾🎯Chandra Dewi♐🐾🐾

ish.. apa sih isi kotak pemberian ayah putra.. jd penasaran dech.. lanjut aja dech biar ga penasaran.. cuss..🏍️🏍️

2022-05-31

2

lihat semua
Episodes
1 1. Dari yang Tak Terduga
2 2. Perjalanan pun dimulai...
3 3. Pertemuan Yang tak Diharapkan
4 4. Bi Sumi
5 5. Di Balik Tabir
6 6. Ningsih?
7 7. Surup
8 8. Gamelan itu?
9 9. Pingsan?
10 10. Tamu tak Terduga
11 11. Semakin Dekat
12 12. Mulai Menemukan Benang Merah
13 13. Mengungkap Kisah Kelam
14 14. Cemburu
15 15. Petaka Bermula
16 16. Rahasia Ayu
17 17. Sengkolo Blungkang Suji
18 18. Kamu Selanjutnya
19 19. Tunggu Aku Kembali !!
20 20. Bekal Dari Ayah
21 Teman Baru
22 Peka
23 Mustika Legendaris
24 Kematian Pakde
25 Hati-hati Dalam Menaruh Hati
26 Mempunyai Dua Kepribadian
27 Tamu
28 Nekat!!!
29 Ayu
30 Masa Lalu Budi Rahardjo
31 Orang Asing
32 Kerabat Baru
33 Bukan Paranormal
34 Mantan
35 Misi Rahasia Mahesa
36 Orang Yang Sama?
37 Terbawa
38 Alam sebelah
39 Simalakama
40 Algojo!
41 Mencari jejak
42 Pertemuan Kembali
43 Kost
44 Terlalu Nyaman
45 Potongan Puzzle
46 Rumah Jagal?
47 Foto Usang
48 Terbakar Menjadi Abu
49 Keturunan Darah Biru
50 Salah Paham
51 Polisi Baik
52 Misi Gagal!
53 Teluh?
54 Mulut Iblis
55 Ronde Kedua
56 Kejutan
57 Menuju Akhir
58 Lari!!!
59 Dua Harapan
60 Tolong
61 Sebuah Kebenaran
62 POV: Didik
63 Mencari Sebuah Kebenaran
64 Awal
65 Biang Keladi
66 Perlahan Namun Pasti
67 Luka
68 Kehilangan
69 Pesan
70 Menuju Pesta
71 Terjebak
72 Ujung Labirin
73 Bolo Kurowo
74 Kepingan Puzzle yang Hilang
75 Jangan Rusak Kejutannya
76 Rencana Ayah
77 Hari Bahagia
78 Tamu Istimewa
79 Malam Pertama
80 Sembunyi!
81 Tujuh Pusaka
82 Api Di Balas Api
83 Cabut Hingga Akar
84 Kebajikan akan Selalu Menang
85 Simphoni Maut
86 Pengorbanan
87 Apa Kau Tidak Menyadarinya!
88 PENGUMUMAN!
89 Pengumuman ralat..
90 PENGUMUMAN CHAPTER KE 3
91 Novel Baru!!
92 Segera Hadir..
Episodes

Updated 92 Episodes

1
1. Dari yang Tak Terduga
2
2. Perjalanan pun dimulai...
3
3. Pertemuan Yang tak Diharapkan
4
4. Bi Sumi
5
5. Di Balik Tabir
6
6. Ningsih?
7
7. Surup
8
8. Gamelan itu?
9
9. Pingsan?
10
10. Tamu tak Terduga
11
11. Semakin Dekat
12
12. Mulai Menemukan Benang Merah
13
13. Mengungkap Kisah Kelam
14
14. Cemburu
15
15. Petaka Bermula
16
16. Rahasia Ayu
17
17. Sengkolo Blungkang Suji
18
18. Kamu Selanjutnya
19
19. Tunggu Aku Kembali !!
20
20. Bekal Dari Ayah
21
Teman Baru
22
Peka
23
Mustika Legendaris
24
Kematian Pakde
25
Hati-hati Dalam Menaruh Hati
26
Mempunyai Dua Kepribadian
27
Tamu
28
Nekat!!!
29
Ayu
30
Masa Lalu Budi Rahardjo
31
Orang Asing
32
Kerabat Baru
33
Bukan Paranormal
34
Mantan
35
Misi Rahasia Mahesa
36
Orang Yang Sama?
37
Terbawa
38
Alam sebelah
39
Simalakama
40
Algojo!
41
Mencari jejak
42
Pertemuan Kembali
43
Kost
44
Terlalu Nyaman
45
Potongan Puzzle
46
Rumah Jagal?
47
Foto Usang
48
Terbakar Menjadi Abu
49
Keturunan Darah Biru
50
Salah Paham
51
Polisi Baik
52
Misi Gagal!
53
Teluh?
54
Mulut Iblis
55
Ronde Kedua
56
Kejutan
57
Menuju Akhir
58
Lari!!!
59
Dua Harapan
60
Tolong
61
Sebuah Kebenaran
62
POV: Didik
63
Mencari Sebuah Kebenaran
64
Awal
65
Biang Keladi
66
Perlahan Namun Pasti
67
Luka
68
Kehilangan
69
Pesan
70
Menuju Pesta
71
Terjebak
72
Ujung Labirin
73
Bolo Kurowo
74
Kepingan Puzzle yang Hilang
75
Jangan Rusak Kejutannya
76
Rencana Ayah
77
Hari Bahagia
78
Tamu Istimewa
79
Malam Pertama
80
Sembunyi!
81
Tujuh Pusaka
82
Api Di Balas Api
83
Cabut Hingga Akar
84
Kebajikan akan Selalu Menang
85
Simphoni Maut
86
Pengorbanan
87
Apa Kau Tidak Menyadarinya!
88
PENGUMUMAN!
89
Pengumuman ralat..
90
PENGUMUMAN CHAPTER KE 3
91
Novel Baru!!
92
Segera Hadir..

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!