9. Pingsan?

"Ini bocah makannya apa to Yo berat banget badannya" keluh om Tomo.

"Jelek-jelek begini anakku mo" ayahku membelaku. Mereka menggendongku bersama.

"Kok ya bisa malah tidur di tengah pintu kaya gitu Ki Lo. Anakmu pancen aneh mas Bud." Ledek om Utomo.

"Dia itu pingsan mas bukan molor" kata Bulik Tiwi membalas gurauan adiknya.

"Sudah-sudah, Apa kamu yakin mau pulang malam ini juga di? Anakmu gimana? Apa nggak nunggu besok pagi saja pulangnya" Tanya pakdhe Heri. Sembari mengusap minyak kayu putih di hidung dan perutku. Aku mulai sadar sedikit demi sedikit. Aku dengar mereka bicara tapi mataku dan bibirku masih enggan untuk kubuka.

"Mau gimana lagi kang, besok pagi-pagi sekali aku harus sudah siap ke kantor. Kalo telat bisa gagal promosi aku kang. Ini kesempatan yang nggak datang dua kali kang her." Jawab ayah kekeh untuk pulang malam ini.

"Yasudah kalo itu keputusanmu. Kamu hati-hatilah di jalan. Jangan lupa berdoa. Kalo kamu ngantuk capek istirahat dulu jangan di paksakan!" Nasehat pakdhe Heri pada adiknya.

"Biar anakmu aku yang urus" sahut pakdhe.

"Matur nuwun kang." Ucap ayah sembari mencium punggung tangan kakangnya itu di ikuti ibu dan Hendra mengikuti dari belakang.

"Aku mau istirahat dulu mas, Tiwi mau ngelonin Ahmad dulu kasian badannya agak anget daritadi minta gendong terus sama bapaknya." Bulek Tiwi ijin untuk pamit dulu.

"Aku juga mau mbalik ke kamar mas, kasian Siti nggak ada yang ngelonin." Ucap Utomo cengengesan.

"Istri kamu nggak usah kamu keloni juga bisa tidur sendiri" jawab Ningsih si adik bontot membuat mereka di ruangan itu tertawa renyah.

Kali ini tinggal aku pakde dan Ningsih serta ada bi Sumi sedangkan aku yang masih berat membuka mata dan mulutku tak bisa berbuat apa-apa. Bahkan kepalaku rasanya berputar putar sendiri kali ini.

Hoaaaaammmm

Terlihat beberapa kali pakdhe menguap tak teratur. Kepalanya juga sesekali terantuk. Bahkan rokok yang di pegangnya kadang jatuh sendiri. Membuatku sedikit risau kalau-kalau Putung rokok itu menyulut kain dan mungkin terjadi kebakaran.

"Mas Heri istirahat saja biar aku yang urus anak ini" Suara Ningsih memecah kantuk dari kakak tertuanya ini.

"Kamu yakin Ning bisa ngerawat ponakanmu ini?" Tanya pakdhe Heri meyakinkan. Sesekali dia menguap. Aku sebenarnya sudah benar-benar sadar namun aku hanya pura-pura tidur saja. Sesekali memicingkan mata melihat suasana sekitar.

"Bisa mas, mas istirahat saja di kamar. Kalo mas Heri capek keliatan makin keriput." Ledek Ningsih sembari tertawa kecil.

"Yaudah Ning. Tak serahkan ponakanmu ini. Di jaga dulu ya malam ini." Ucap pakdhe. Terlihat dia keluar kamarku dengan jalan terseok-seok. Sepertinya beliau sudah sangat mengantuk.

Kenapa harus Tante ini sih,batinku. Sepertinya aku lebih aman jika di jaga bi Sumi daripada dia. Perlahan dia berdiri di samping kasurku.

"Kenapa nggak bangun-bangun si" Tante Ningsih mengelus rambutku.

"Cihh sial" batinku dalam hati.

Walaupun kau cantik dan manis tapi kau tanteku. Lagipun usiamu lebih tua dariku. bagaimana reputasi seorang putra di teman tongkronganku kalo aku menyukai Tante-tante.

"Tante bobo sini ya" ucap Tante setengah berbisik sambil naik ke ranjang ku. Dia di sampingku kali ini. Sungguh aku tak tahan jika terus seperti ini.

Tante hanya menggunakan piyama pendek seperti ini. Sadarkah wanita ini kalo aku sudah beranjak dewasa. Kenapa dia bisa-bisanya tidur di sampingku. Bagaimana kalo pakdhe tahu. Bisa di laporkan ayah aku. Ah mati aku.

Ting tung dung tling tung

Sayup terdengar suara gamelan lagi! Bayangan akan gamelan yang bergoyang sendiri melintas kembali. Reflek aku memeluk sebelahku yaitu Tante Ningsih. Aku menyembunyikan kepalaku di lengan tanteku itu tanpa sadar.

"Sudah bangun ternyata hehehehe" ucap Tante sambil melihatku memeluknya erat.

Spontan aku meloncat dari ranjang. kakiku yang belum siap mendarat harus terpleset dan,

Duagbukk

Malu sudah pasti jangan di tanya lagi. Aku jatuh lagi. Tante melihat itu hanya tertawa dengan menutup mulutnya dengan tangan.

"Udah ah. Dek putra udah bangun. Tante mau tidur dulu. O ya ayah ibumu titip pesan. Mereka sudah pulang 1 jam-an yang lalu waktu kamu pingsan." Jelas tanteku. Aku hanya mengangguk karena tanpa di beritahu aku sudah tahu dulu.

Aku bangkit dengan rasa nyeri di bagian kaki. Gara-gara akrobat jadi terkilir kan, duh sial banget gue. Apalagi kalo inget suara tadi. Hiii merinding. Aku jadi ingat kalo malem ini pasti tidur sendiri karena aku sudah di tinggal pulang. Jujur aku masih takut apalagi kalo harus sendirian disini.

"Tan.." panggilku

"Tanteee... Temani aku disini..aku takut" rengekku seperti anak kecil meminta balon.

Kulihat dia berbalik menghampiriku. Dengan lembut memegang kepalaku.

"Kamu kan udah gede sayang, bobo sendiri ya. Tante capek mau istirahat." Ucap Tante.

Cupppp

Sebuah kecupan kembali tak membuatku kaget sama sekali. Aku kemudian menarik selimut mencoba memejamkan mata.

"Kamu mau di temenin sampe kamu bobo?" Tanya Tante.

Aku tak menjawab dan hanya pura-pura tertidur. Sebuah kecupan kembali dari tanteku. Kali ini bertubi-tubi. Sepertinya tanteku ini gemas sekali ingin menciumiku atau bahkan memakanku. Aku seakan kali ini tak mempersalahkannya. Mau di kata apa lagi rejeki nggak boleh di tolak.

Setelah 2 jam hanya berguling kesana kemari kantuk tak kunjung datang juga. Kulihat jam sudah hampir tengah malam. Ah semenjak disini tidurku tak teratur. Bahkan di kos yang sempit pun ketika kepalaku menyentuh bantal tak lama pasti aku terlelap. Ada hawa yang sedikit membuat aku kurang nyaman untuk tidur disini.

Kulihat ranjang di seberangku. Tante Ningsih sudah tertidur. Dia memutuskan untuk tidur di kamar ini karena dia sendiri pun juga merasa takut di kamarnya. Hahahaha

Setelah beberapa saat tiba-tiba angin Dingin masuk entah darimana. Segera ku rogoh celanaku mengambil sobekan kertas dari pakde tadi Maghrib. Ketika wangi melati mulai menyeruak. Aku mendengar lirih suara wanita.

"Aaa-akkkku Sss-suka sss-samma annakkk iiinnni hihihihi" sebuah tawa melengking membuat bulu kudukku berdiri. tak jelas terdengar tapi sanggup membuat Mataku terbuka seketika. Bau macam macam bunga menyeruak yang paling ketara bau melati paling dominan memenuhi ruangan ini. Sekelebat bayangan seperti melewati atas tubuhku. Membuatku tambah panik seakan ingin pingsan lagi saja. Hingga,

Teringat aku dengan kata-kata pakdeku tempo itu. Katanya kalo aku di ganggu di rumah ini aku harus apa ya. Dengan buru-buru aku mengingat petuah orang yang paling dekat denganku itu. Ah iya, dengan cepat ku raba semua kantongku mencari sesuatu. Akhirnya kutemukan secarik kertas yang sudah Kusut.

Segera ku baca tulisan berbahasa Jawa aneh tersebut.

Bugggg

Suara seperti benda jatuh sangat keras mengejutkanku. Dan semua yang terjadi, bau melati hingga suara perempuan seakan lenyap tak berbekas. Menginggalkan aku dengan keringat sebiji jagung. Aku baru ingat kalau pakde pernah cerita ini sebuah mantra Jawa dari Simbah katanya. Walaupun aku sendiri tak tahu artinya.

Sementara itu Tante yang terusik bangun karenanya menatapku heran. Tanpa basa-basi aku lari ke ranjangnya dan bersembunyi di balik selimut bunga-6unganya.

"Kamu dengar itu? Kamu hebat berani " ucap Tante. Tak kuduga ternyata dia Juga mendengarnya. Apa dia tau semua tentang apa yang terjadi di rumah ini.

"Tante gue takut banget," bibirku gemetar saking takutnya.

"Besok aku ceritakan sama kamu. Sekarang kamu tidur di sebelahku dulu" lanjut dia membetulkan piyama pendeknya.

"Udah bobo disini aja." Jawab Tante sambil menengok kanan kiri. Terlihat dia juga ketakutan sama sepertiku.

Tak lama aku pun terlelap di samping wanita berperilaku aneh ini.

Bersambung..

Terpopuler

Comments

Yuli Eka Puji R

Yuli Eka Puji R

ngomong sm anak lulusan s1 masa kaya lg nhomonh sm anak tk 😂🤣

2022-12-27

1

Yuli Eka Puji R

Yuli Eka Puji R

bukan beranjak dewasa tp udh dewasa kali put

2022-12-27

1

🅟🅡🅔ᒍᑌ🌼ᵇᵃˢᵉ

🅟🅡🅔ᒍᑌ🌼ᵇᵃˢᵉ

Putra di kelonin tante² jadinya..Nyali nya menciut juga yah setelah di ganggu oleh makhluk tak kasat mata..😂😂

2022-11-20

0

lihat semua
Episodes
1 1. Dari yang Tak Terduga
2 2. Perjalanan pun dimulai...
3 3. Pertemuan Yang tak Diharapkan
4 4. Bi Sumi
5 5. Di Balik Tabir
6 6. Ningsih?
7 7. Surup
8 8. Gamelan itu?
9 9. Pingsan?
10 10. Tamu tak Terduga
11 11. Semakin Dekat
12 12. Mulai Menemukan Benang Merah
13 13. Mengungkap Kisah Kelam
14 14. Cemburu
15 15. Petaka Bermula
16 16. Rahasia Ayu
17 17. Sengkolo Blungkang Suji
18 18. Kamu Selanjutnya
19 19. Tunggu Aku Kembali !!
20 20. Bekal Dari Ayah
21 Teman Baru
22 Peka
23 Mustika Legendaris
24 Kematian Pakde
25 Hati-hati Dalam Menaruh Hati
26 Mempunyai Dua Kepribadian
27 Tamu
28 Nekat!!!
29 Ayu
30 Masa Lalu Budi Rahardjo
31 Orang Asing
32 Kerabat Baru
33 Bukan Paranormal
34 Mantan
35 Misi Rahasia Mahesa
36 Orang Yang Sama?
37 Terbawa
38 Alam sebelah
39 Simalakama
40 Algojo!
41 Mencari jejak
42 Pertemuan Kembali
43 Kost
44 Terlalu Nyaman
45 Potongan Puzzle
46 Rumah Jagal?
47 Foto Usang
48 Terbakar Menjadi Abu
49 Keturunan Darah Biru
50 Salah Paham
51 Polisi Baik
52 Misi Gagal!
53 Teluh?
54 Mulut Iblis
55 Ronde Kedua
56 Kejutan
57 Menuju Akhir
58 Lari!!!
59 Dua Harapan
60 Tolong
61 Sebuah Kebenaran
62 POV: Didik
63 Mencari Sebuah Kebenaran
64 Awal
65 Biang Keladi
66 Perlahan Namun Pasti
67 Luka
68 Kehilangan
69 Pesan
70 Menuju Pesta
71 Terjebak
72 Ujung Labirin
73 Bolo Kurowo
74 Kepingan Puzzle yang Hilang
75 Jangan Rusak Kejutannya
76 Rencana Ayah
77 Hari Bahagia
78 Tamu Istimewa
79 Malam Pertama
80 Sembunyi!
81 Tujuh Pusaka
82 Api Di Balas Api
83 Cabut Hingga Akar
84 Kebajikan akan Selalu Menang
85 Simphoni Maut
86 Pengorbanan
87 Apa Kau Tidak Menyadarinya!
88 PENGUMUMAN!
89 Pengumuman ralat..
90 PENGUMUMAN CHAPTER KE 3
91 Novel Baru!!
92 Segera Hadir..
Episodes

Updated 92 Episodes

1
1. Dari yang Tak Terduga
2
2. Perjalanan pun dimulai...
3
3. Pertemuan Yang tak Diharapkan
4
4. Bi Sumi
5
5. Di Balik Tabir
6
6. Ningsih?
7
7. Surup
8
8. Gamelan itu?
9
9. Pingsan?
10
10. Tamu tak Terduga
11
11. Semakin Dekat
12
12. Mulai Menemukan Benang Merah
13
13. Mengungkap Kisah Kelam
14
14. Cemburu
15
15. Petaka Bermula
16
16. Rahasia Ayu
17
17. Sengkolo Blungkang Suji
18
18. Kamu Selanjutnya
19
19. Tunggu Aku Kembali !!
20
20. Bekal Dari Ayah
21
Teman Baru
22
Peka
23
Mustika Legendaris
24
Kematian Pakde
25
Hati-hati Dalam Menaruh Hati
26
Mempunyai Dua Kepribadian
27
Tamu
28
Nekat!!!
29
Ayu
30
Masa Lalu Budi Rahardjo
31
Orang Asing
32
Kerabat Baru
33
Bukan Paranormal
34
Mantan
35
Misi Rahasia Mahesa
36
Orang Yang Sama?
37
Terbawa
38
Alam sebelah
39
Simalakama
40
Algojo!
41
Mencari jejak
42
Pertemuan Kembali
43
Kost
44
Terlalu Nyaman
45
Potongan Puzzle
46
Rumah Jagal?
47
Foto Usang
48
Terbakar Menjadi Abu
49
Keturunan Darah Biru
50
Salah Paham
51
Polisi Baik
52
Misi Gagal!
53
Teluh?
54
Mulut Iblis
55
Ronde Kedua
56
Kejutan
57
Menuju Akhir
58
Lari!!!
59
Dua Harapan
60
Tolong
61
Sebuah Kebenaran
62
POV: Didik
63
Mencari Sebuah Kebenaran
64
Awal
65
Biang Keladi
66
Perlahan Namun Pasti
67
Luka
68
Kehilangan
69
Pesan
70
Menuju Pesta
71
Terjebak
72
Ujung Labirin
73
Bolo Kurowo
74
Kepingan Puzzle yang Hilang
75
Jangan Rusak Kejutannya
76
Rencana Ayah
77
Hari Bahagia
78
Tamu Istimewa
79
Malam Pertama
80
Sembunyi!
81
Tujuh Pusaka
82
Api Di Balas Api
83
Cabut Hingga Akar
84
Kebajikan akan Selalu Menang
85
Simphoni Maut
86
Pengorbanan
87
Apa Kau Tidak Menyadarinya!
88
PENGUMUMAN!
89
Pengumuman ralat..
90
PENGUMUMAN CHAPTER KE 3
91
Novel Baru!!
92
Segera Hadir..

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!