Setelah kejadian yang cukup mengagetkan tersebut, aku dan adik memilih untuk tidur. Kami berada di satu ranjang yang lumayan besar. Kulihat ayah dan ibu juga sepertinya terlihat lelah setelah mengendarai mobil non stop. Cukup lama aku mencoba untuk tertidur. Jam juga menunjukkan pukul 9 malam. Namun suasana disini amat sepi.
Setelah beberapa kali meringkuk kekanan dan kekiri, mataku tak juga kunjung ingin tertutup. Aku mencoba keluar kamar. Mencari udara segar dan sedikit berkeliling mungkin akan membuat kantukku datang, pikirku.
Aku berjalan menuju ke belakang rumah. Terlihat kanan kiri kamar dari beberapa tamu sudah tertutup tanpa suara. Mungkin mereka sudah pergi ke alam mimpi. Setelah menyibakkan sebuah gorden Kulihat sebuah dapur. Tertata rapi dan bersih. Sungguh rumah yang luar biasa indah berbeda dengan rumahku di kota.
Aku menuju ke pintu kayu yang terlihat tak terkunci dan hanya di ganjal kayu yang di paku seadanya. Ku buka pintu itu. Dan yang terlihat berikutnya sungguh di luar dugaan. Ada sebuah taman yang tak kalah luas dengan halaman depan. Ada sebuah pendopo juga di ujung taman. Tanpa ragu aku berjalan ke pendopo itu. Semua tempat disini terang benderang penuh lampu tak seperti di dalam rumah yang terkesan remang remang.
Aku duduk di pendopo itu sendiri. Kulihat disana ada gamelan yang cukup banyak. aku tak tahu namanya satu persatu. disana juga ada beberapa manekin yang di pakaikan pakaian seperti pakaian tari lengkap dengan selendang yang penuh pernak pernik. jika terus di perhatikan cukup seram juga malam malam melihat manekin yang berjejer seperti ini, kataku dalam hati.
"Ini tempat apa sebenarnya" gumamku.
"Kamu nyari apa?" Sebuah tangan tiba-tiba menepuk pundakku dengan kuat. Aku sedikit meringis di buatnya. Ternyata bi sumi yang kali ini berdiri di belakangku.
"I-ini bi, nyari angin. Nggak bisa tidur jadi nyoba jalan jalan. Biar ngantuk" jawabku agak tergagap. kaget dengan kehadiran bi Sumi yang tiba-tiba.
"Kamu masuk saja disini dingin banyak yang nggliatin " ucap bi sumi dengan senyum yang terkesan dingin. Cukup membuatku ngeri di buatnya.
Aku segera masuk ke dalam melewati pintu yang tadi. sembari memikirkan omongannya. siapa yang melihatku. bukan kah penghuni yang lain tadi sewaktu aku kesini semua pintu kamar tertutup. dan sepertinya mereka juga sudah terlelap. Aku berjalan melewati kembali jalan tadi dan ketika sampai di dapur, betapa terkejutnya aku ketika aku melihat sesosok wanita yang tak asing buatku.
Dddeeegggg
"Bi-bi sumi?!" Pekikku tak percaya dengan apa yang Kulihat.
"Bibi kok bisa disini" tanyaku masih tak percaya. meyakinkan diriku sendiri.
"Lho mas putra, kenapa mas? apa ada yang salah dengan saya?" Tanya bi sumi heran melihatku yang mulai berkeringat.
"Ta-tadi Bu Sumi ada disana ngobrol sama aku" kataku sambil menunjuk arah luar. Gelagatku seperti orang kebingungan. Bi Sumi hanya tersenyum kecut melihatku seperti itu.
"hihihihi" bi Sumi mulai tertawa aneh. membuatku bergidik.
Segera ku tinggalkan Bu Sumi yang kudengar masih tertawa di dapur dengan perasaan campur aduk. Kali bi Sumi ada di dapur siapa yang tadi menepuk pundakku, batinku. Sambil berlalu melewati gorden hijau tua, kembali aku di kejutkan pemandangan yang membuatku tercengang. Lagi dan lagi.
Bi Sumi datang dari arah ruang tengah membawa sebuah nampan berisi piring kotor dan beberapa gelas yang nampaknya sudah pecah.
"Bi-bi Sumi darimana??" Tanyaku untuk yang kesekian kalinya dengan bulu kuduk yang mulai meremang.
"Oh ini mas yang bagus, bibi baru saja beresin makan sama gelasnya Simbah tari, tadi mau minum gelasnya jatuh jadi pecah. Jadi tadi saya beresin." Bi Sumi menjelaskan.
Aku hanya meneguk air liur mendengar jawaban Bi Sumi. Lalu siapa yang kutemui dua kali saat di pendopo dan dapur barusan. Kepalaku terasa pening, bulu kudukku semua berdiri. Malam yang dingin ini semakin terasa dingin.
"Den bagus emang darimana kok keringetan kaya gitu ?" Tanya bi Sumi.
"Ng-nggak bi. Nggak darimana mana" ucapku bergegas pergi secepatnya melewati bi Sumi yang tengah membawa nampannya.
Ingin segera kurebahkan diriku ke atas ranjang. Berharap apa yang kulihat malam ini cepat ku lupakan. Walaupun senyum dingin dari sosok bi Sumi terus berputar putar di kepalaku. Mana mungkin bi Sumi bisa berpindah tempat dengan begitu cepatnya. Semua yang kualami seakan mengusik akal logikaku.
Ckklek grrrkk duakkk
Segera setelah Pintu terbuka, aku berlari meraih bantal dan selimutku menutupi seluruh tubuhku. Yang kuinginkan hanya tidur, dan melupakan kejadian aneh yang kualami malam ini. Kejadian yang membuatku percaya kalau hal gaib itu memang berdampingan dengan kita.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Liani Purnapasary
cerita yg seru, smoga smpai kelar dan jelas akhirnya 😃😍😍
2023-05-11
0
Mariana Frutty
✅
2023-02-05
0
yuli Wiharjo
Cueewt krieek jedarr
2022-06-08
2