7. Surup

Tanpa kusadari aku terlelap sampai jam 3 sore. Tidur siang yang cukup panjang. Cukup untuk mengganti tidurku yang tidak nyenyak semalam. Sayup kudengar suara silih berganti di luar rumah, terdengar ramai.

Krrkkkkrrrrkk

Suara perutku mulai berbunyi, sedari tadi aku memang belum makan. Malas rasanya makan di tempat yang kurasa aneh seperti rumah ini.

Rasa laparku kini menjadi-jadi. Ku beranikan diri untuk keluar mencari makan di dapur. Masih teringat sekilas kejadian semalam. Hiiii tawa itu yang membuatku tak bisa tidur.

"Cihh nggak ada yang bisa di makan" ujarku sambil menutup pintu kulkas, tak puas rasanya hatiku melihat isi dalamnya

Aku berjalan menuju ke luar rumah lewat pintu depan. Berharap ada orang berjualan. Untuk sekedar memuaskan rasa laparku. Disana juga terlihat para tamu rumah ini sedang nongkrong sambil bercengkrama. sehabis jalan-jalan seharian mereka nampak akrab tak seperti pertama kali bertemu waktu itu.

Aku melewati ruang makan yang megah. Mejanya mengkilap terlihat kokoh. Disana terlihat seorang wanita yang tak asing buatku. Ia sedang menikmati semangkuk makanannya dengan lahap. Bulik Ningsih. Aku hanya melirik tak berani menatapnya sama sekali.

"Dek kamu mau kemana?" Sapa Bulik.

"Mm-mau nyari makan. Gue laper" jawabku setengah ketus melenggang tanpa menatapnya sama sekali. Masih agak jengkel dengan perlakuannya tadi pagi.

"Mau nyari dimana kamu? Disini semua jauh. Bahkan warung terdekat aja jaraknya 700 meter dari sini. Itu saking luasnya kebun kopi milik simbahmu." Terang Bulik sembari senyum. Senyuman yang aku rasa mampu melumpuhkan pria manapun.

"Hmm" gumamku sembari mengangguk tanda mengerti.

Setelah mendengar penjelasan tersebut entah kenapa aku mengurungkan niatku. Cukup malas juga berjalan sejauh itu apalagi disini sepertinya nggak ada motor. Bahkan aku nggak bisa nyetir mobil sendiri. Ah aku terjebak dalam rasa laparku.

Aku berjalan ke belakang. Entah kenapa kaki ini mengajakku berjalan ke tempat yang di penuhi alat musik khas Jawa tersebut.

Sampai di pendopo yang cukup adem lantainya. Aku duduk melamun sambil memegang perutku. Kenapa disaat seperti ini ibu ayah bahkan si tengil Hendra malah sibuk sendiri. Apa mereka lupa denganku. Ku rebahkan punggungku ke lantai. Tak sengaja aku pun terlelap.

"Arghhhhhhhh" kurasakan sakit di badanku. Kusipitkan mata yang belum sepenuhnya terbuka.

"Bulik Ningsih?!" Teriakku melihat sosok wanita itu duduk di atas perutku. Aku tak mampu bergerak.

Kemudian jari jemarinya menari di wajahku. Mengelus setiap inci kulit wajahku dengan tatapan buas. Seakan aku ini adalah mangsanya. Dia mendekati wajahku. Nafasnya berdengus hangat menerpa pipiku. Apakah aku harus kehilangan keperjakaanku, jelek jelek begini aku masih suci. pikirku melayang dalam sekejap. Apa nanti kata teman-teman tongkrongku nanti. Ahh rumah ini membawa sial bagiku.

"Bulikkkk jangaaann."pintaku merintih menahan beban tubuh bulikku.

Dia seperti tak memperdulikan kata-kataku. Bibir mungilnya tersenyum. Sekian detik bibir mungilnya menempel di telingaku. Semerbak wangi mengalir memenuhi hidungku sekali lagi. Namun kali ini lebih wangi lagi.

"Aku sss-sukkkaa kkkk-kamu" suara Bulik lirih namun terasa berat.

"Aaaaaaaaaaaaaaaarghhh" teriakku. Aku terbangun dengan keringat bercucuran deras. Aku terbangun di pendopo yang mulai gelap karena senja perlahan mulai berganti malam.

Semua terasa begitu nyata bagiku walaupun Aku lega semua ini hanya mimpi. Aku duduk sambil mengusap keringat yang membasahi seluruh tubuhku. aku terduduk lemah.

"Kak kamu ngapain disitu?" Teriak pakdeku.

"Sini cah Bagus. Nggak baik surup-surup di luar rumah." Lanjut pakdeku.di luar rumah." Lanjut pakdeku.

"Iya pakde" jawabku sambil berjalan menuruni pendopo dan berjalan menghampiri pakdeku.

"emmmm Kamu di apain aja tadi cah bagus?" Bisik pakdeku.

"Maksut pakde?" Tanyaku tak paham.

"Ahh Wes yasudah lupain aja. Ayo makan kamu kelihatan lapar sekali" lanjut pakde

Wah kebetulan sekali perutku juga sangat lapar sekali. Apalagi mimpi tadi seperti nyata. Bahkan rasanya tenagaku seperti habis terkuras.

Kulihat pakde berhenti sejenak untuk menutup pintu. Kemudian merangkul ku sambil menyerahkan sesobek kertas sambil menoleh kanan dan kiri seakan takut ada yang akan mendengarkan selain kami.

"Simpan ini. Bacalah saat kau di ganggu mereka. Jangan bilang siapapun termasuk ayahmu?!" Bisik pakde pelan namun dengan raut wajah penuh penekanan. Sorot matanya seperti elang. Tajam dan sangat berwibawa.

"Ini untuk jaga dirimu, suatu saat pasti kau butuh." pakde kembali menegaskan ucapannya sembari menyerahkan secarik kertas itu.

Sang kala Ireng

Sang kala lumagang,

sang sarasa karasa sira,

Apasang Sira manut marang ingsun.

Pangeranira sang nur zat Maya putih, Sira metuwa.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Astina Putri

Astina Putri

mntranya artinya apa thor,

2023-12-30

0

Mimik Pribadi

Mimik Pribadi

Itu mantra nya beneran buat Ngusir yng ganggu,apa mlh justru mantra biar mahluk pengganggu nurut dan takluk sm putra????
Ko ak curiga sm pakde nya,seolah menunjuk Putra seolah jadi penerus ajaran simbok nya yng memelihara mahluk tak kasat mata,,,,kan KATA orng klo ada orng tua jaman dlu yng memuja hal2 mistis biasanya hrs ada keturunannya yng jdi penerusnya,Wallahu'alam,,,,

2023-07-30

0

Yuli Eka Puji R

Yuli Eka Puji R

ga tau sholat apa gimana apa non muslim tp setidaknya dia punya tuhan kenapa ga pernah inget sm tuhannya

2022-12-27

1

lihat semua
Episodes
1 1. Dari yang Tak Terduga
2 2. Perjalanan pun dimulai...
3 3. Pertemuan Yang tak Diharapkan
4 4. Bi Sumi
5 5. Di Balik Tabir
6 6. Ningsih?
7 7. Surup
8 8. Gamelan itu?
9 9. Pingsan?
10 10. Tamu tak Terduga
11 11. Semakin Dekat
12 12. Mulai Menemukan Benang Merah
13 13. Mengungkap Kisah Kelam
14 14. Cemburu
15 15. Petaka Bermula
16 16. Rahasia Ayu
17 17. Sengkolo Blungkang Suji
18 18. Kamu Selanjutnya
19 19. Tunggu Aku Kembali !!
20 20. Bekal Dari Ayah
21 Teman Baru
22 Peka
23 Mustika Legendaris
24 Kematian Pakde
25 Hati-hati Dalam Menaruh Hati
26 Mempunyai Dua Kepribadian
27 Tamu
28 Nekat!!!
29 Ayu
30 Masa Lalu Budi Rahardjo
31 Orang Asing
32 Kerabat Baru
33 Bukan Paranormal
34 Mantan
35 Misi Rahasia Mahesa
36 Orang Yang Sama?
37 Terbawa
38 Alam sebelah
39 Simalakama
40 Algojo!
41 Mencari jejak
42 Pertemuan Kembali
43 Kost
44 Terlalu Nyaman
45 Potongan Puzzle
46 Rumah Jagal?
47 Foto Usang
48 Terbakar Menjadi Abu
49 Keturunan Darah Biru
50 Salah Paham
51 Polisi Baik
52 Misi Gagal!
53 Teluh?
54 Mulut Iblis
55 Ronde Kedua
56 Kejutan
57 Menuju Akhir
58 Lari!!!
59 Dua Harapan
60 Tolong
61 Sebuah Kebenaran
62 POV: Didik
63 Mencari Sebuah Kebenaran
64 Awal
65 Biang Keladi
66 Perlahan Namun Pasti
67 Luka
68 Kehilangan
69 Pesan
70 Menuju Pesta
71 Terjebak
72 Ujung Labirin
73 Bolo Kurowo
74 Kepingan Puzzle yang Hilang
75 Jangan Rusak Kejutannya
76 Rencana Ayah
77 Hari Bahagia
78 Tamu Istimewa
79 Malam Pertama
80 Sembunyi!
81 Tujuh Pusaka
82 Api Di Balas Api
83 Cabut Hingga Akar
84 Kebajikan akan Selalu Menang
85 Simphoni Maut
86 Pengorbanan
87 Apa Kau Tidak Menyadarinya!
88 PENGUMUMAN!
89 Pengumuman ralat..
90 PENGUMUMAN CHAPTER KE 3
91 Novel Baru!!
92 Segera Hadir..
Episodes

Updated 92 Episodes

1
1. Dari yang Tak Terduga
2
2. Perjalanan pun dimulai...
3
3. Pertemuan Yang tak Diharapkan
4
4. Bi Sumi
5
5. Di Balik Tabir
6
6. Ningsih?
7
7. Surup
8
8. Gamelan itu?
9
9. Pingsan?
10
10. Tamu tak Terduga
11
11. Semakin Dekat
12
12. Mulai Menemukan Benang Merah
13
13. Mengungkap Kisah Kelam
14
14. Cemburu
15
15. Petaka Bermula
16
16. Rahasia Ayu
17
17. Sengkolo Blungkang Suji
18
18. Kamu Selanjutnya
19
19. Tunggu Aku Kembali !!
20
20. Bekal Dari Ayah
21
Teman Baru
22
Peka
23
Mustika Legendaris
24
Kematian Pakde
25
Hati-hati Dalam Menaruh Hati
26
Mempunyai Dua Kepribadian
27
Tamu
28
Nekat!!!
29
Ayu
30
Masa Lalu Budi Rahardjo
31
Orang Asing
32
Kerabat Baru
33
Bukan Paranormal
34
Mantan
35
Misi Rahasia Mahesa
36
Orang Yang Sama?
37
Terbawa
38
Alam sebelah
39
Simalakama
40
Algojo!
41
Mencari jejak
42
Pertemuan Kembali
43
Kost
44
Terlalu Nyaman
45
Potongan Puzzle
46
Rumah Jagal?
47
Foto Usang
48
Terbakar Menjadi Abu
49
Keturunan Darah Biru
50
Salah Paham
51
Polisi Baik
52
Misi Gagal!
53
Teluh?
54
Mulut Iblis
55
Ronde Kedua
56
Kejutan
57
Menuju Akhir
58
Lari!!!
59
Dua Harapan
60
Tolong
61
Sebuah Kebenaran
62
POV: Didik
63
Mencari Sebuah Kebenaran
64
Awal
65
Biang Keladi
66
Perlahan Namun Pasti
67
Luka
68
Kehilangan
69
Pesan
70
Menuju Pesta
71
Terjebak
72
Ujung Labirin
73
Bolo Kurowo
74
Kepingan Puzzle yang Hilang
75
Jangan Rusak Kejutannya
76
Rencana Ayah
77
Hari Bahagia
78
Tamu Istimewa
79
Malam Pertama
80
Sembunyi!
81
Tujuh Pusaka
82
Api Di Balas Api
83
Cabut Hingga Akar
84
Kebajikan akan Selalu Menang
85
Simphoni Maut
86
Pengorbanan
87
Apa Kau Tidak Menyadarinya!
88
PENGUMUMAN!
89
Pengumuman ralat..
90
PENGUMUMAN CHAPTER KE 3
91
Novel Baru!!
92
Segera Hadir..

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!