Di parkiran sekolah kini Rafa berada, kepalanya sesekali melirik ke arah koridor sekolah, mencari sang kekasih hati dari ratusan murid yang keluar dari sekolah.
Kini sudah dua puluh menit ,Karin tidak menunjukan kehadirannya, murid murid pun udah mulai berkurang , kini hati Rafa mulai merasa cemas, dia berjalan menuju ke kelas Karin.
***
Karin bergegas keluar dari kelasnya ketika melihat teman temanya sudah pada keluar dari kelasnya, dia melirik ke jam tangannya.
"Pasti Rafa udah nunggu di Parkiran.." guman Karin.
Ketika Karin keluar dari pintu kelas dia mendapatkan Neta yang menunggu dirinya ,di samping pintu keluar, tangannya bersilang ke dadanya.
"Neta...!"ucap Karin nyaris tak terdengar, hanya gerakan bibirnya saja yang kelihatan bergerak oleh Neta.
"Keluar ...juga kamu...!" ucap Neta sinis.
"Ada...apa Net...?" suara Karin lembut, dia tidak ingin memancing emosi Neta lagi.
'"Kamu nanya ada apa ? kamu sudah bikin Gani sakit, kamu udah bikin hubungan aku sama Gani berantakan ? masih nanya ada apa hah... !"
Neta setengah berteriak kepada Karin, dia melangkah maju ke arah Karin.
Gerakan Neta sontak berhasil membuat Karin melangkah mundur masuk ke dalam kelasnya.
"Net..kenapa selalu salah paham padaku sih Net...?
"Aku ga pernah ingin merusak hubungan mu dengan Gani , Net !"
" keadaan yang terus memaksa aku untuk berada diantara kalian.."
Karin masih berucap lirih pada Neta.
Dia merasakan kehancuran perasaan hati Neta.
"Karin...! aku benci kamu !"
Neta terlatih menuju bangku ...
"Bruk..." Neta duduk di bangku dengan kasar...
Air matanya kini mengalir tak tertahankan..
Karin termenung, dia menyangka Neta akan berbuat kasar lagi padanya, tapi apa ? kini yang tepat dihadapannya adalah sosok Neta yang berbeda, sisi lain dari keberingasan seorang Neta.
Karin melihat emosi yang tertahan di sela tangisan Neta.
Kaki Karin melangkah mendekati bangku Neta.
Tangan lembut Karin mengusap kepala Neta...
"Sudah...Net...!"
Kepala Neta terangkat, mengusap air matanya yang mengalir, Neta menatap Karin dengan mata yang berkaca kaca...
"Aku...penyebab Gani masuk rumah sakit...Rin...! "
"Aku...ga peka kalau Gani kemarin lagi sakit..."
"Aku...ga bisa kuasain emosi aku sendiri ...Rin..!"
"Aku...." Neta kembali terisak.
"Ga...ada yang salah Net...Gani masuk rumah sakit karena emang dia udah ngedrop Net !"
"Ini takdir Tuhan Yang Maha Esa...tiada kejadian selain atas ijin Nya..." ucap Karin lembut.
"Sabar ya Net...ujian ini akan membuat kamu makin dewasa...!"
"Kamu hanya perlu berubah..untuk merubah ke adaan ,jangan seperti ini...!"
Perkataan Karin mampu menggetarkan hati Neta.
Neta menatap kembali Karin...
"Maafkan atas sikat ku Rin...? aku terlalu egois dengan perasaan aku sendiri" ucapnya sendu.
Karin tersenyum...
"Aku ngerti posisi kamu Net...sejak awal aku ga salahin kamu ko Net...kamu ga usah minta maaf..."
Neta memeluk Karin.
"Kita jenguk Gani sama sama ...!" ajak Neta pada Karin.
Mendengar ajakan Neta,Karin mendadak awas dengan janjinya dengan Rafa.
"Astagfirullah...!"
"Kenapa Rin...?"
"Itu...aku ..."
"Apa....? Rafa berdiri di ambang pintu menatap kearah Karin.
***
Rafa berjalan ke kelas Karin begitu sampai dia di suguhkan dengan dua perempuan yang saling berpelukan . Keningnya berkerut apa "yang terjadi dengan mereka?", tapi tak ingin mengagetkan keduanya dia tetap terdiam di ambang pintu.
***
"Rafa..."suara Karin lolos ketika sosok yang dia pikir telah menunggunya di parkiran sekarang terlihat berdiri di ambang pintu.
Neta melirik ke arah pintu...keningnya agak berkerut melihat tingkah Karin dan Rafa.
"Maaf...ya...udah buat kamu nunggu lama "
"Kalian sedang apa, ko ..!" Rafa melihat ke arah Neta yang masih berkaca kaca, di pikiran nya tersimpan banyak pertanyaan.
"Nanti aku jelasin ya Raf..." Karin menjawab omongan Rafa.
Rafa mengganggukan kepalanya tanda setuju akan ucapan Karin.
Pandangan Karin beralih ke Neta...
"Maaf...Net aku ke rumah sakitnya bareng sama Rafa ya..."
"Soalnya aku udah janji duluan sama Rafa"
"Kalau mau nanti udah sampai rumah sakit kita janjian ketemu di sana "
"Ia...Rin nanti aku calling aja...!"
"Ya...udah aku pergi dulu ya .." pamit Karin pada Neta.
"Rin...!"
Neta memegang tangan Karin yang hendak pergi...
"Kamu mau jadi temen aku...?"
Karin tersenyum ..."pasti mau dong !"
Karin berhambur memeluk Neta .
Neta membalas pelukan Karin dengan rasa haru.
"Ehmmmm..." Rafa mengagetkan kedua perempuan itu.
"Ya...udah Net aku duluan ya..."
Karin melepas pelukannya pada Neta. Dia pun berlalu pergi dengan Rafa, Neta yang menyaksikan kedekatan Karin dan Rafa mengerutkan keningnya.
"Apa....Karin dan Rafa ada sesuatu...?"
Kemudian Neta bangkit dari bangkunya , dia mengikuti Karin dan Rafa.
"Raf..." Karin menatap Rafa.
"Ia...Rin..." Rafa menjawab sambil memasukan helmnya.
"Maaf udah bikin kamu nunggu lama .."
"Ga apa apa Rin...kamu kan harus selesaikan dulu urusan kamu "
Kali ini Rafa menjawab Karin sambil memasangkan helm pada kepala Karin.
Pemandangan itu disaksikan oleh mata Neta yang bersembunyi di balik pot pot besar yang menghiasi sekolah.
"Ga...salah lagi mereka pasti ada hubungan..." ucap Neta di benaknya .
Garis bibirnya terangkat...dia merasa lega karena kemungkinan memang benar Karin tidak menyukai Gani.
Karin tersipu malu saat baru sadar helm sudah menempel di kepalanya.
"Makasih..." ucapnya pelan.
"Sama sama Rin...oh ia soal yang tadi , kamu hutang penjelasan ke aku ya...!" Rafa mengedipkan matanya.
"Ia..." lirih Karin.
Di tengah jalan Karin meminta Rafa untuk berhenti...
"Raf...maaf berhenti dulu..." Karin menepuk bahu Rafa.
Setelah menghentikan motornya Rafa menoleh ke belakang
"Ada...apa Rin...?"
"Aku mau ke sana dulu..." Karin menunjukan supermarket yang ada di depannya.
"Mau...apa..?" tanya Rafa.
"Tunggu...bentar aja..." Karin beranjak turun dari motor Rafa, kemudian berlari menuju ke supermarket itu.
Sekitar lima belas menit Rafa menunggu terlihat Karin membawa dua keranjang buah buahan di tangan ya.
"Kamu...beli itu Rin...?"
"Padahal ga usah repot repot kali, nenek aku udah senang kamu udah mau menjenguk juga" ucap Rafa sambil membantu menyimpan keranjang buah yang di bawa Karin.
Karin tersenyum,
"Ga...apa Rafa..., lagian aku ikhlas ko..!"
"Ayo....Raf...kita jalan lagi nanti keburu sore ..!"
Ajak Karin pada Rafa.
Sampai di rumah sakit Rafa melihat ke jam tangannya, alhamdulillah jam besuknya baru dimulai jadi mereka punya waktu yang cukup lama untuk menjenguk nenek dan Gani.
Mereka berjalan di koridor rumah sakit ,sampai pada ruangan Multazam no 113 tempat nenek Rafa di rawat...
"Dreeet..." suara pintu kamar rawat di buka oleh Rafa , ketika pintu sudah terbuka nampak nenek Rafa terbaring lemah dengan selang oksigen di mulutnya, terlihat juga wanita paruh baya sedang duduk di kursi di sampingnya sedang membaca Al Quran .
"Pasti itu bunda..." ketika Karin melihat sosok paruh baya itu.
Pemandangan yang menunjukan betapa besarnya kasih sayang bunda sama sang ibu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments