Sweeet...!

Rafa menjalankan motornya dengan kecepatan agak tinggi , dia khawatir dengan adiknya yang di rumah. Tanpa dia sadari ternyata ada orang yang membuntutinya dari belakang.

Orang itu adalah Adit, Ya Adit yang merasa kesal karena melihat Karin dan Rafa berada di kedai bakso tadi siang tidak sepenuhnya pergi dari situ.

flashback

Adit memarkirkan motornya disebuah toko makanan yang tak jauh dari kedai bakso itu.

Saat melihat Rafa dan Karin keluar dari kedai itu, Adit mengikutinya sampai rumah Karin.

Adit tidak perduli saat hujan itu datang , dia tetap betah dengan niatnya.

Bajunya yang basah ga Adit perdulikan.

Adit terus mengawasi tingkah laku Rafa dan Karin.

Setelah menunggu lama netra Adit menajam melihat kedua insan itu keluar dari rumah.

Api cemburunya semakin tersulut tak kala melihat Rafa tadi berada di teras rumah Karin.

"Sial...!" ucapnya yang menyorot kedua insan yang saling bercanda ketika Rafa hendak pergi pulang.

Netra nya semakin menajam ketika tangan Rafa terulur untuk Karin cium saat berpamitan tadi.

"Ternyata kamu telah menemukan pengganti aku Karin !" ucap Adit dengan tangan yang terkepal.

Rasa untuk Karin itu masih Adit rasakan , dia ga pernah rela hubungannya dengan Karin harus berakhir.

"Kamu liat Rin...ga akan aku biarkan kamu bahagia dengan siapapun. !"

Ucapan itu lolos dari mulut Adit yang sedang terbakar api cemburu.

flashback selesai.

Rafa terus saja menjalankan motornya hingga dia sampai ke halaman rumahnya , lalu segera memarkirkan motornya.

"Alhamdulillah...." ucap Rafa karena sudah sampai dengan selamat, setelah mengucapkan salam ,Rafa segera masuk ke dalam rumah mencari keberadaan adik kesayangannya.

"Hai...adik kaka ,lagi ngapain ?" Rafa menghampiri adiknya yang lagi asyik dengan mainan Lego nya.

"Ih...kakak ko lama banget" protes mulut mungil itu.

"aku sendiri kakak ,dari tadi "

Rafa menyatukan kedua tangannya...

"maaf...ya ! tadi kakak kejebak hujan sayang " jelas Rafa agar adiknya tidak merajuk terus.

"Hey...adik kakak kan jagoan dan pemberani !" puji Rafa..sontak adiknya menepuk dadanya sendiri...

"Ia dong kak..."

Diluar sana Adit agak lama memperhatikan keadaan rumah Rafa, setelah itu dia berlalu dari tempat itu.

Rafa yang merasa awas ada suara motor dari depan rumahnya melangkah ke arah gordeng, mengintip sedikit tapi tidak menemukan siapa pun.

"Kak...aku haus " keluh adik, sambil mengusap ngusap tenggorokan nya.

Rafa mencari beranjak dari tempat duduk nya dan mengambilkan Adit minum.

Tiba tiba ponselnya berdering , saat melihat layar ponselnya Rafa tersenyum melihat nama Karin calling...

"Assalamualaikum...?"suara Karin di sebrang sana.

"Wa'alaikumsalam..."

"Udah nyampe...?"

"Alhamdulillah...sudah Rin, ada apa nelepon? kangen yah ?"

" Kangen ! ih pede amat !"

"Ia dong pede, orang baru jadian , aku juga udah kangen " ucap Rafa jujur.

Perkataan Rafa membuat Karin tersenyum di sebrang sana.

"Ya...udah kalau udah nyampai rumah mah , aku tenang"

"Karin khawatir ...?"

"Pake nanya lagi. !"

" Makasih ya...!"

"Untuk ...?"

"Perhatian nya..."

"Ish...kamu..."di sebrang sana Karin makin merasa malu.

"Ya udah tutup dulu ya"Karin mau menutup telepon nya.

"Ih...ko udah sih..!"

"Udah lah kan mau nanya kamu sudah nyampai atau belum aja"

" Yakin mau nanya itu aja, ga mau nanya yang lain..?"Rafa makin ngencar menggoda Karin.

"Ih..kamu ...udah ah...Assalamualaikum..!"

"Wa'alaikumsalam.."

Rafa tersenyum simpul melihat panggilan yang sudah berakhir.

"Karin...kamu bikin gemes aja..."

"Kak..!"

Suara adik memanggil mengagetkan Rafa, dia baru sadar kalau adiknya sedang menunggu dibawain minum.

"Ih...kenapa lama?protes adik.

"Ini ...adikku.." Rafa memberikan segelas susu untuk adiknya.

"Kakak ko senyum senyum sendiri sih ? "adik memperhatikan mimik muka Rafa yang terlihat bahagia.

Setelah meminum susu adik mengucek ngucek matanya , menandakan kalau dia sudah mengantuk.

Rafa memapah adiknya menuju kamar mandi untuk bersih bersih, lalu menuju tempat tidur.

Setelah membaca doa tidur, adik terlelap.

Rafa beranjak dari tempat tidur adik ,menuju ke kamarnya.

Merebah kan tubuhnya di kasur , matanya terpejam pikirannya melayang akan kejadian tadi siang, garis bibirnya terangkat, "Karin..!" gumannya .

Sama halnya dengan Rafa , Karin pun di dalam kamar tersenyum senyum sendiri, angannya memikirkan Rafa, kemudian Karin melihat ke arah buku diary nya, dia menggapai buku itu dan menulis isi hatinya di sana.

"Dear diary..."

"Hari ini 12 April , aku memberanikan diriku untuk mengatakan aku cinta padanya, aku bahagia ternyata cintaku tak bertepuk sebelah tangan, cintaku kini terbalaskan...

Damai...indah, hanya kata itu yang kini ku rasakan.

Caraku mencintainya, dan caranya mencintaiku adalah hal yang bersejarah untuk hidupku.

Diary...aku harap cinta ini akan selalu membawa aku untuk terus mengenal nya untuk terus bersamanya.

Jaga dia untuku Tuhan...

Setelah menulis di diary nya, Karin membaringkan tubuhnya di kasur dan sesaat dengkuran halus terdengar , menandakan dia sudah masuk ke alam Mimpinya

"Kring...kring ...." suara telepon berbunyi.

Gadis yang semalam tertidur nyenyak itu kini menggeliat, karena suara telepon menariknya dari alam mimpi.

Sambil mata terpejam Karin meraba raba ponselnya yang ada di meja pinggir kasur , setelah mendapatkan ponselnya dia mengangkat panggilan telepon itu tanpa melihat siapa orang yang memanggilnya.

Karin berpikir pasti itu Sifa.

"Hai..Sif...apa ganggu orang tidur saja ?" ucap Karin matanya masih asyik terpejam.

Rafa dari sebrang sana tersenyum,

"Assalamualaikum..." suara Rafa dari sebrang sana benar benar menarik Karin dari alam mimpinya.

Spontan Karin duduk dia menatap layar ponselnya dan di sana tertera nama Rafa.

"Hai...maaf ya aku udah ngerusuh pagi pagi gini?"

"Ehmmm...Wa'alaikumsalam..."Karin menetralkan rasa kaget nya.

"Maaf aku kira tadi Sifa, ada apa Raf ?"

"Ga ada apa apa sih...hanya ingin menyapa pemilik hati" ucapannya mampu membuat Karin tersipu malu.

"Udah solat subuh belum...?"ucap Rafa di seberang sana.

Karin melirik ke arah jam yang menunjukan jam 05.00 pagi.

"Hehe...belum...baru bangun" jawab Karin jujur.

"Ya udah solat dulu , nanti kesiangan "

"Ia..Raf..."

"Aku tutup telepon ya yah ..Assalamualaikum..."

"Wa'alaikumsalam.."

Setelah panggilan berakhir ,Karin menatap layar ponselnya "Ih...sweet...banget..jadi emes deh...!"

Karin turun dari tempat tidur dan membersihkan diri setelah itu menunaikan solat subuh, lalu bersiap untuk pergi sekolah.

Dimeja makan sekarang Karin berada , Ibu terlihat sedang mempersiapkan sarapan buat Karin.Sudah jadi kebiasaan Karin sebelum pergi ke sekolah selalu sarapan terlebih dahulu.

"Bu...nanti Karin abis pulang sekolah boleh yah...jenguk neneknya Rafa kemarin masuk rumah sakit ?"ijin Karin kepada Ibu.

Ibu menajamkan matanya.

"Nenek..Rafa..? Rafa yang waktu itu nganterin kamu Rin..?ibu bertanya balik...

"Ia...bu...nanti berangkat sama pulangnya dianterin juga sama Rafa ".

"Ada...apa kamu sama Rafa ko...ibu lihat perhatian banget ?" Ibu menggoda Karin.

"Ih...ibu malah ledekin Karin sih !"

"Boleh ga bu..?"

Ibu tersenyum," boleh tapi ibu minta no teleponnya Rafa ya...takut kamu nanti susah dihubungi"

Karin memberikan nomor telepon Rafa kemudian mencium pipi Ibu.

"Makasih Ibu.."

Episodes
1 Pertemuan pertama
2 Bertemu bunda dan ka Al
3 Kesepakatan
4 Berkenalan
5 Penghianatan
6 Sifat asli Adit
7 cinta bukan fantasi
8 pesan ibu
9 Netra sendu
10 Perasaan Gani
11 Solat berjamaah
12 Pendekatan
13 Emosi Neta
14 Pulang bareng
15 Terjebak hujan
16 Karin nembak Rafa
17 Sweeet...!
18 Pingsannya Gani
19 Pajak jadian
20 Sisi lain Neta
21 Menjenguk nenek
22 Cemburunya Rafa
23 Memberi penjelasan
24 Bunda Adit
25 Janjian sama bunda Adit
26 Booster pagi
27 Grup belajar
28 Keresahan Bunda Adit
29 Kegalauan Karin
30 Lagi lagi Rafa
31 Sama sama belajar
32 Keputusan Karin
33 Kesalahan semalam.
34 Momen indah di sekolah
35 Ketakutan Rafa
36 Konsultasi pertama Adit
37 Penjelasan dari Psikiater'nya Adit
38 Kesalahan pahaman.
39 Rafa masuk rumah sakit .
40 Perubahan Rafa
41 Surat dari Rafa.
42 Berusaha untuk melupakan.
43 Menahan cemburu.
44 Keputusan besar Karin.
45 Konsul kedua Adit
46 Luapan emosi Karin.
47 "Nikahi Dini !"
48 Hari Ujian Sekolah
49 Kelulusan
50 Kesuksesan Karin.
51 Bertemu kembali.
52 Galau kembali
53 Berusaha menjelaskan
54 Memberi penjelsan
55 Salah Paham
56 Gagal bikin cemburu.
57 Kangen
58 Mau Menikah
59 Persiapan
60 Mengkhitbah
61 Rencana pernikahan.
62 Ijab Kobul
63 Hadiah pernikahan.
64 Ciuman pertama
65 Makan malam
66 Makan malam romantis
67 Penyerangan
68 Solat bersama.
69 Harus kerja.
70 Pasien Rafa.
71 Dalang penyerangan.
72 Makan Siang
73 Membuat Karin cemburu.
74 Aku dan Kamu adalah Kita.
75 Saling berbagi.
76 Masih saling berbagi
77 Naik Kuda
78 Balapan kuda
79 Cemburu 1
80 Merayu
81 Raina
82 Cemburunya Karin
83 Jaga jarak.
84 Galau Raina
85 Kesederhanaan Karin
86 Jati diri Raina
87 Keputusan Raina.
88 Menemui Tuan Atmaja.
89 Pertemuan Raina dan Tuan Atmaja.
90 Ketiduran
91 Episode 91
92 Episode 92
93 Episode 93
94 Eposide 94
95 Episode 95
96 Episode 96
97 Eposide 97
98 Episode 98
99 Eposide 99
100 Episode 100
101 Episode 101
102 Eposede 102
103 Episode 103
104 Episode 104
105 Episode 105
106 Episode 106
107 Episode 107
108 Episode 108
109 Episode 109
110 Episode 110
111 Episode 111
112 Episode 112
113 Episode 113
114 Episode 114
115 Episode 115
116 Episode 116
117 Episode 117
118 Episode 118
119 Episode 119
Episodes

Updated 119 Episodes

1
Pertemuan pertama
2
Bertemu bunda dan ka Al
3
Kesepakatan
4
Berkenalan
5
Penghianatan
6
Sifat asli Adit
7
cinta bukan fantasi
8
pesan ibu
9
Netra sendu
10
Perasaan Gani
11
Solat berjamaah
12
Pendekatan
13
Emosi Neta
14
Pulang bareng
15
Terjebak hujan
16
Karin nembak Rafa
17
Sweeet...!
18
Pingsannya Gani
19
Pajak jadian
20
Sisi lain Neta
21
Menjenguk nenek
22
Cemburunya Rafa
23
Memberi penjelasan
24
Bunda Adit
25
Janjian sama bunda Adit
26
Booster pagi
27
Grup belajar
28
Keresahan Bunda Adit
29
Kegalauan Karin
30
Lagi lagi Rafa
31
Sama sama belajar
32
Keputusan Karin
33
Kesalahan semalam.
34
Momen indah di sekolah
35
Ketakutan Rafa
36
Konsultasi pertama Adit
37
Penjelasan dari Psikiater'nya Adit
38
Kesalahan pahaman.
39
Rafa masuk rumah sakit .
40
Perubahan Rafa
41
Surat dari Rafa.
42
Berusaha untuk melupakan.
43
Menahan cemburu.
44
Keputusan besar Karin.
45
Konsul kedua Adit
46
Luapan emosi Karin.
47
"Nikahi Dini !"
48
Hari Ujian Sekolah
49
Kelulusan
50
Kesuksesan Karin.
51
Bertemu kembali.
52
Galau kembali
53
Berusaha menjelaskan
54
Memberi penjelsan
55
Salah Paham
56
Gagal bikin cemburu.
57
Kangen
58
Mau Menikah
59
Persiapan
60
Mengkhitbah
61
Rencana pernikahan.
62
Ijab Kobul
63
Hadiah pernikahan.
64
Ciuman pertama
65
Makan malam
66
Makan malam romantis
67
Penyerangan
68
Solat bersama.
69
Harus kerja.
70
Pasien Rafa.
71
Dalang penyerangan.
72
Makan Siang
73
Membuat Karin cemburu.
74
Aku dan Kamu adalah Kita.
75
Saling berbagi.
76
Masih saling berbagi
77
Naik Kuda
78
Balapan kuda
79
Cemburu 1
80
Merayu
81
Raina
82
Cemburunya Karin
83
Jaga jarak.
84
Galau Raina
85
Kesederhanaan Karin
86
Jati diri Raina
87
Keputusan Raina.
88
Menemui Tuan Atmaja.
89
Pertemuan Raina dan Tuan Atmaja.
90
Ketiduran
91
Episode 91
92
Episode 92
93
Episode 93
94
Eposide 94
95
Episode 95
96
Episode 96
97
Eposide 97
98
Episode 98
99
Eposide 99
100
Episode 100
101
Episode 101
102
Eposede 102
103
Episode 103
104
Episode 104
105
Episode 105
106
Episode 106
107
Episode 107
108
Episode 108
109
Episode 109
110
Episode 110
111
Episode 111
112
Episode 112
113
Episode 113
114
Episode 114
115
Episode 115
116
Episode 116
117
Episode 117
118
Episode 118
119
Episode 119

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!