Pingsannya Gani

Hati Karin tenang setelah mendapatkan ijin dari Ibu..

"Udah jangan senyum senyum terus...."

"Makan ..dulu nanti kesiangan lagi.."

"Hehe...ia bu..." Karin mengambil roti bakar yang ada di meja dan minum segelas susu.

Tiba tiba dia teringat sama Rafa , "dia kan dirumahnya sendiri pasti belum sarapan" gumanya pelan. Timbul niat untuk membawakan sarapan untuk Rafa.

"Buat siapa Rin..? ga biasanya kamu bekal makanan ke sekolah?" Ibu yang mendapatkan Karin lagi memasukan dua potong roti ke kotak makan, agak penasaran.

"Eh...ibu...buat..."

"Ya udah ambil aja , ga apa apa ko !" Ibu yang mengerti akan sikap Karin tidak mau bertanya lagi.

Karin berjalan di koridor sekolah...suasana di sekolah masih begitu hening....karena jam masih menunjukan pukul setengah tujuh pagi.

Karin membuka pintu kelas yang masih tertutup,

"Brak...dia menyimpan tasnya ke atas bangku.

Mata nya menyorot ke jendela yang terlihat memantulkan sedikit cahaya matahari .

Tiba tiba terdengar suara riuh di luar sana, Karin melirik ke arah sumber suara itu berasal, kepalanya menyembul dari balik pintu, terlihat teman temannya lagi mengerumuni seseorang di sana.

"Ada apa yah...?" Karin merasa penasaran dengan apa yang teman temanya lagi liat, dia melangkah mendekati ,

"Deg....Gani..!"

Karin membulatkan matanya melihat Gani yang tergeletak pingsan di lantai,

"Hai...ayo tolong bawa dia ke UKS...teriak Karin !"

Di UKS Gani di beri minyak kayu putih agar segera sadar dari pingsannya, tapi dia tidak kunjung sadar.

Terpaksa pihak sekolah menghubungi keluarganya Gani.

Tak berapa lama ibunya Gani datang dengan wajah cemasnya.

"Gani...Gani...ibu menepuk nepuk pipi Gani sambil sesekali mengoleskan minyak kayu putih.

Karena tak kunjung sadar ibu membawa Gani ke rumah sakit.

Karin kembali ke kelasnya, segala pertanyaan muncul di benaknya, tiba tiba

"Brak..." meja Karin di pukul sama temen Gani, matanya menyala menyorot Karin , terlihat guratan kemarahan di matanya.

"Apa apa sih main pukul meja orang seenak nya aja ?"

Karin yang kaget merasa kesal dengan kelakuan temen Gani.

"Kamu harus tanggung jawab atas pingsannya Gani !" benaknya asal.

Temen temen yang ada dikelas semua melirik ke arah mereka.

"Aku ...!"Karin menunjuk dirinya sendiri dengan heran.

"Kenapa harus aku ,emang apa yang udah aku lakukan ?"Karin di buat penasaran.

"Dia....lagi sakit Karin, tapi maksain dirinya ke sekolah, karena dia khawatirin kamu !"

"Dia penting kamu Karin dan selalu pentingin kamu !" ucapnya penuh penekanan.

Karin dibuat terdiam.

"Dia tahu kalau Neta kemarin bikin ulah sama kamu, makanya dia paksain dirinya yang sakit untuk ke sekolah sekarang " ucapnya semakin menurun lemah.

Karin berpikir siapa yang mengatakan itu pada Gani ,sementara kejadian itu hanya dirinya dan Neta yang tahu.

"Aku ga mengatakan apa apa ko !" ucap Karin sendu.

"Memang bukan kamu yang mengatakannya , tapi Neta"

"Neta ..?"

"Ia Rin, kemarin dia kerumahnya Gani "

Flashback...

Gani yang merasakan kepalanya yang pusing lagi duduk di teras rumahnya, mencari udara segar karena bosan terus baringan di kamar.

Tiba tiba sebuah motor metic masuk ke pekarangan rumahnya.

"Neta...!"

Ya....hati Neta yang masih kesal dengan kejadian tadi, membuat Neta berani datang ke rumah Gani.

Hatinya ga terima dengan perlakuan Karin padanya.

"Kenapa hari ini kamu ga masuk sih Gan ...?"

Ucap Neta tanpa basa basi lagi, dia langsung duduk di kursi sebelah Gani.

Neta pun tidak perduli dengan wajah Gani yang agak pucat, atau Neta dalam posisi tidak peka terhadap keadaan Gani karena terlalu tersulut emosi.

Gani menatap jegah perempuan yang ada di sampingnya.

"Ada apa kamu kesini..?"

"Ya...cari kamu lah...emang mau apa lagi ?"

"Kenapa ga masuk sekolah hari ini..?"

"kamu mau menghindar ...?"

"Menghindar dari apa Neta, ?"

"Aku tahu ko ...kamu berubah kaya gini gara gara siapa ..?" ucap Neta dengan mata menatap jengah ke Gani

"Maksud kamu apa sih Net, aku ga ngerti...?"

"Ga usah pura pura ya Gan. ...kamu dan Karin ada hubungan kan....?"

"Asal kamu tahu ya Gan ,aku ga terima diperlakukan begini sama kamu ...""

"Aku udah membuat perhitungan sama Karin, dan kalau kamu masih terus begini ,aku akan membuat perhitungan yang lebih dari ini pada Karin ".

Terdengar seperti sebuah ancaman di telinga Gani.

"Apa yang udah terjadi..?" pikiran Gani bermonolog sendiri.

"Kamu ngancam aku ,Net. ...?"

"Terserah kamu mau mikir apa Gan...!"

"Apa maksudmu...memberi perhitungan Net..?"

"Apa yang sudah kamu lakukan pada Karin ..Net..?"

Neta menatap Gani dengan perasaan kesalnya.

"Jangan pernah tinggalkan aku...Gan, aku mencintaimu...!"

"Maaf...Net, tapi kita ga bisa melanjutkan lagi hubungan kita, kau tahu itu , kita beda pemikiran Net !"

"Bukan itu alasan mu sebenarnya Gan,...kamu menduakan aku dengan Karin kan..?

"Kamu ga bisa bohong lagi , aku tahu kamu sama. Karin udah jadian kan?"

"Kamu...salah Net, aku dan Karin hanya teman, meski jujur aku berharap bisa lebih dari sekedar teman dengan Karin, tapi lagi lagi Karin menolak ku "

" Kamu tahu kenapa Karin menolak ku ? itu karena Karin memikirkan perasaanmu Net !"

Gani menjelaskan ke Neta se detailnya.

"Apa...memikirkan aku ? ga salah? dia sudah merebut kamu ! apa aku harus berterimakasih?

Neta menatap sinis pada Gani.

"Terserah...kamu Net !"Gani balik kesal.

"Kamu sendiri yang buat aku ga nyaman sama kamu...kamu yang mau menang sendiri, tanpa mau mengerti aku "

" Aku ...benci Karin !" teriak Neta.

"Liat...aja ya...Gan aku akan membuat perhitungan lagi sama dia, karena sudah membuat kamu perlakukan aku seperti ini ".

Neta mengepalkan tangannya, kemudian pergi mengendarai motor meticnya tanpa permisi.

Gani...yang lagi sakit, makin merasakan sakit ditambah rasa khawatir nya pada Karin.

Dia menatap nanar kepergian Neta, seandainya dia tidak lagi dalam posisi sakit dia pasti sudah mengejar Neta.

flashback selesai.

Mendengar penjelasan temen Gani , Karin menarik napas panjang.

"Kenapa sih.,Net...kamu cari terus masalah...?" dalam benak nya menerawang jauh.

Suara ponsel dari saku rok Karin bergetar.

Karin mengambilnya dan mendapatkan notifikasi dari Rafa.

"Assalamualaikum, Rin...udah di sekolah...?"

Karin mengirimkan pesan balasan ya

" Wa'alaikumsalam, Udah...Raf...!"

"Aku ke kelas kamu boleh...?"

Karin melihat temen Gani yang masih berada di depannya .

Sejenak Karin berpikir akan ada lagi masalah kalau Rafa ke kelasnya sekarang.

"Maaf...ya nanti aja ya pas istirahat ketemunya...aku lagi...ada tugas dulu "

Karin mencari alasan

Dengan emot sedih Rafa membalas " Ia deh...,Assalamualaikum".

"Kamu mau nengok Gani ga..?" tanya temen Gani.

"Insyaallah...tapi..."

"Ga usah tapi tapian deh Rin, Gani pasti seneng kamu tenggokin !"ucapnya maksa.

"Kita bareng yu...ke rumah sakitnya abis pulang sekolah" ajaknya.

Episodes
1 Pertemuan pertama
2 Bertemu bunda dan ka Al
3 Kesepakatan
4 Berkenalan
5 Penghianatan
6 Sifat asli Adit
7 cinta bukan fantasi
8 pesan ibu
9 Netra sendu
10 Perasaan Gani
11 Solat berjamaah
12 Pendekatan
13 Emosi Neta
14 Pulang bareng
15 Terjebak hujan
16 Karin nembak Rafa
17 Sweeet...!
18 Pingsannya Gani
19 Pajak jadian
20 Sisi lain Neta
21 Menjenguk nenek
22 Cemburunya Rafa
23 Memberi penjelasan
24 Bunda Adit
25 Janjian sama bunda Adit
26 Booster pagi
27 Grup belajar
28 Keresahan Bunda Adit
29 Kegalauan Karin
30 Lagi lagi Rafa
31 Sama sama belajar
32 Keputusan Karin
33 Kesalahan semalam.
34 Momen indah di sekolah
35 Ketakutan Rafa
36 Konsultasi pertama Adit
37 Penjelasan dari Psikiater'nya Adit
38 Kesalahan pahaman.
39 Rafa masuk rumah sakit .
40 Perubahan Rafa
41 Surat dari Rafa.
42 Berusaha untuk melupakan.
43 Menahan cemburu.
44 Keputusan besar Karin.
45 Konsul kedua Adit
46 Luapan emosi Karin.
47 "Nikahi Dini !"
48 Hari Ujian Sekolah
49 Kelulusan
50 Kesuksesan Karin.
51 Bertemu kembali.
52 Galau kembali
53 Berusaha menjelaskan
54 Memberi penjelsan
55 Salah Paham
56 Gagal bikin cemburu.
57 Kangen
58 Mau Menikah
59 Persiapan
60 Mengkhitbah
61 Rencana pernikahan.
62 Ijab Kobul
63 Hadiah pernikahan.
64 Ciuman pertama
65 Makan malam
66 Makan malam romantis
67 Penyerangan
68 Solat bersama.
69 Harus kerja.
70 Pasien Rafa.
71 Dalang penyerangan.
72 Makan Siang
73 Membuat Karin cemburu.
74 Aku dan Kamu adalah Kita.
75 Saling berbagi.
76 Masih saling berbagi
77 Naik Kuda
78 Balapan kuda
79 Cemburu 1
80 Merayu
81 Raina
82 Cemburunya Karin
83 Jaga jarak.
84 Galau Raina
85 Kesederhanaan Karin
86 Jati diri Raina
87 Keputusan Raina.
88 Menemui Tuan Atmaja.
89 Pertemuan Raina dan Tuan Atmaja.
90 Ketiduran
91 Episode 91
92 Episode 92
93 Episode 93
94 Eposide 94
95 Episode 95
96 Episode 96
97 Eposide 97
98 Episode 98
99 Eposide 99
100 Episode 100
101 Episode 101
102 Eposede 102
103 Episode 103
104 Episode 104
105 Episode 105
106 Episode 106
107 Episode 107
108 Episode 108
109 Episode 109
110 Episode 110
111 Episode 111
112 Episode 112
113 Episode 113
114 Episode 114
115 Episode 115
116 Episode 116
117 Episode 117
118 Episode 118
119 Episode 119
Episodes

Updated 119 Episodes

1
Pertemuan pertama
2
Bertemu bunda dan ka Al
3
Kesepakatan
4
Berkenalan
5
Penghianatan
6
Sifat asli Adit
7
cinta bukan fantasi
8
pesan ibu
9
Netra sendu
10
Perasaan Gani
11
Solat berjamaah
12
Pendekatan
13
Emosi Neta
14
Pulang bareng
15
Terjebak hujan
16
Karin nembak Rafa
17
Sweeet...!
18
Pingsannya Gani
19
Pajak jadian
20
Sisi lain Neta
21
Menjenguk nenek
22
Cemburunya Rafa
23
Memberi penjelasan
24
Bunda Adit
25
Janjian sama bunda Adit
26
Booster pagi
27
Grup belajar
28
Keresahan Bunda Adit
29
Kegalauan Karin
30
Lagi lagi Rafa
31
Sama sama belajar
32
Keputusan Karin
33
Kesalahan semalam.
34
Momen indah di sekolah
35
Ketakutan Rafa
36
Konsultasi pertama Adit
37
Penjelasan dari Psikiater'nya Adit
38
Kesalahan pahaman.
39
Rafa masuk rumah sakit .
40
Perubahan Rafa
41
Surat dari Rafa.
42
Berusaha untuk melupakan.
43
Menahan cemburu.
44
Keputusan besar Karin.
45
Konsul kedua Adit
46
Luapan emosi Karin.
47
"Nikahi Dini !"
48
Hari Ujian Sekolah
49
Kelulusan
50
Kesuksesan Karin.
51
Bertemu kembali.
52
Galau kembali
53
Berusaha menjelaskan
54
Memberi penjelsan
55
Salah Paham
56
Gagal bikin cemburu.
57
Kangen
58
Mau Menikah
59
Persiapan
60
Mengkhitbah
61
Rencana pernikahan.
62
Ijab Kobul
63
Hadiah pernikahan.
64
Ciuman pertama
65
Makan malam
66
Makan malam romantis
67
Penyerangan
68
Solat bersama.
69
Harus kerja.
70
Pasien Rafa.
71
Dalang penyerangan.
72
Makan Siang
73
Membuat Karin cemburu.
74
Aku dan Kamu adalah Kita.
75
Saling berbagi.
76
Masih saling berbagi
77
Naik Kuda
78
Balapan kuda
79
Cemburu 1
80
Merayu
81
Raina
82
Cemburunya Karin
83
Jaga jarak.
84
Galau Raina
85
Kesederhanaan Karin
86
Jati diri Raina
87
Keputusan Raina.
88
Menemui Tuan Atmaja.
89
Pertemuan Raina dan Tuan Atmaja.
90
Ketiduran
91
Episode 91
92
Episode 92
93
Episode 93
94
Eposide 94
95
Episode 95
96
Episode 96
97
Eposide 97
98
Episode 98
99
Eposide 99
100
Episode 100
101
Episode 101
102
Eposede 102
103
Episode 103
104
Episode 104
105
Episode 105
106
Episode 106
107
Episode 107
108
Episode 108
109
Episode 109
110
Episode 110
111
Episode 111
112
Episode 112
113
Episode 113
114
Episode 114
115
Episode 115
116
Episode 116
117
Episode 117
118
Episode 118
119
Episode 119

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!