"Ya Tuhan tertawanya aja bikin aku ___"
"Astagfirullah...Karin kenapa dengan kamu ." Karin mukul mukul kepalanya sendiri.
Dia berbalik dari tempat itu , niatnya hanya ingin melihat tak ingin untuk bertamu apalagi untuk bergabung.
Tapi baru juga berbalik Sifa menyadari kehadiran sahabatnya itu.
"Hey ...Rin mau kemana?"
"Kamu sini dong gabung !" Sifa menarik tangan Karin untuk mendekat.
"Oh ....ia Sifa ...aku baru nyampai lain kali saja."
"Bentar aja kok Rin ...aku mau kenalin kamu sama seseorang."
"Ih....kamu tuh maksa aja bisa nya."
"Sifa ini kan orang yang tadi siang kesenggol sama aku, bisa sama kalian sich..?"Karin pura pura sok kaget.
"Ia...dia temanya aku ," timpal Udin.
"Baru pindah dari SMA lain, baru ada 1 minggu di SMA kita ."
"Oh..."
"Cerita nya cuma bilang 'oh aja nih ga mau kenalan? "Sifa menggoda sahabatnya.
"Ih kamu sifa..." Karin mencubit pinggang Sifa.
"Kenalin nama aku Rafa."
Rafa mengulurkan tangan ya pada Karin.
"Aku Karin ."
Mereka berjabat tangan agak lama.
"Ehmmmmm"
Sifa mengagetkan mereka.Yang dikagetkan agak salah tingkah.
"Kalian lagi pada ngapain tumben tumbenan ngumpul gini ?"
Karin mengalihkan perhatian ya.
"Ia karena kamu tadi kabur saat mau ngerjain tugas makanya aku kesini buat ngerjain tugasnya sekarang,kamu lupa yah besok kan dikumpulkan !"
"Astagfirullah...aku lupa maaf ya. "
"Kamu mah gitu dasar bucin ," Udin memanyunkan bibirnya.
Mereka asik mengerjakan tugasnya.
"Sekarang tinggal di tempel deh sama serofom."
" Yaah....serofomnya ga bawa lagi ,"Udin menepuk jidat nya.
"Ah...kalau gini tugas kamu Rin yang beli serofomnya."
"Ih kok aku sih..."
"Ia kan kamu ga kebagian bawa apa apa."
"Ia deh...tapi anter ya..."
"Ga bisa , kan aku ngerjain ini, Sifa menunjuk sama pola gambarnya."
"Ih aku sama siapa dong ?"
"Sama Rafa aza, ga apa apa kan Raf kamu antar Karin sebentar?"
"Ih ga usah" Karin menolak, hatinya berdebar.
"Ga apa apa dong..aku senang bisa bantu ," Rafa bersemangat.
Mereka pergi naik motor tujuannya ke toko alat tulis yang lumayan jaraknya ada lima belas menitan dari rumah Sifa.
Di jalan mereka saling diam...ga ada yang berani memulai untuk bicara.
"Ckiit___"
Tiba tiba Rafa mengerem mendadak , sontak Karin menabrak punggung Rafa .
"Maaf...! tadi ada anak kecil lewat begitu aja...kamu ga apa apa kan __?"
"Ga Raf, aku cuma kaget."
"Kamu hati hati ya... jalankan motornya !"
Sampai di tempat tujuan mereka menuju ke tempat yang mau mereka beli.
Ternyata barang yang mereka cari kosong.
"Terus gimana dong sekarang ? kita cari kemana lagi coba mana udah mau magrib lagi."
"Bentar ya Rin kita tanya dulu ke pelayan nya siapa tahu masih ada stoknya ."
Mereka memanggil pelayan nya.
" Bentar ya kak saya cari dulu di gudang barang kali masih ada stoknya ," ucap pelayan toko.
Sambil menunggu mereka duduk.
"Rafa ,kenapa kamu pindah sekolah?"Karin memulai kesungkanan mereka dengan membuka pembicaraan.
"Orang tua aku dipindah tugaskan jadi mau ga mau aku harus ikut."
"Yah...kamu jadi kehilangan pegagum kamu deh d sekolah lama."
"Pastinya tuh banyak yang merasa kehilangan !" Karin menunjukan giginya sambil membuang muka pura pura melihat sesuatu.
"Pastinya dong pengagum aku pada sedih."Rafa membalas senyum Karin.
"Ih pede juga ya...kamu"
"Harus dong pede , nanti ditikung orang."
"Maksud...?"
"Ga__ga maksud apa apa ."
Karin melirik Rafa .
Perkataan Rafa barusan mengusik hatinya.
"Tapi aku senang ko bisa pindah sekolah."
"Senang nya karena apa ?" Karin penasaran.
"Ya senang bisa kenal kamu...maksudnya kenal sama teman teman SMA kita."
Lagi asyik mereka ngobrol , pelayan yang tadi, datang sambil membawa serofom nya .
"Kak yang kaya gini bukan? "pelayan menunjukan serofomnya.
"Ia mas yang kaya gitu, alhamdulillah masih ada."
Setelah membayar kekasir mereka pergi pulang.
"Eh...kalian kemana aja sih lama banget ...jangan jangan ngedate dulu...!"Sifa memicingkan matanya...
"Ih kamu bisanya suudzon saja."
" Aku tuh, nungguin pelayan toko cari dulu serofomnya , soalnya tadi kosong jadi harus cari dulu di gudang, "Karin menjelaskan.
Selesai mengerjakan tugas terdengar suara adzan magrib.
"Kita solat dulu yuk !" Rafa mengintruksikan.
Mereka mengambil wudhu."
Kita berjamaah ya..." Siapa yang jadi imam nya nih?"
""Rafa aja dia bacaan Al -quran nya sudah fasih ," Udin menyarankan.
Terdengar suara Rafa saat membacakan ayat ayat suci itu sangat merdu membuat tiga sahabatnya yang menjadi makmum sangat khusuk dalam solat nya.
Setelah mengucapkan salam mereka saling salam salaman.
Saat tangan Karin dan Rafa saling salaman tiba tiba ada perasaan aneh di hati keduanya .
Terasa ada aliran ke setiap darah mereka.
Menggetarkan hati, sampai sampai mereka berdebar debar.
Mata mereka saling tatap sendu sampai pada__
"ehmmmmm..." kedua nya dikagetkan dengan deheman kedua sahabatnya itu.
"Udah ya tatap tatapan yah, kami juga ada disini ,kami kan bukan nyamuk." Sifa dan Udin menggoda.
Setelah membereskan peralatan solat kedua laki laki itu pamit untuk pulang.
Setelah memastikan mereka udah benar benar pergi Karin berlari memeluk Sifa.
"Sifa..kenapa dengan hati aku ?"
"Tadi siang Adit mencoba mencium aku ,tapi aku tolak karena aku pikir itu salah ."
"Entah kenapa aku merasa ga nyaman setelah kejadian itu kalau deket Adit."
"Sekarang saat aku berdekatan dengan Rafa kenap aku merasa nyaman...perasaan apa ini Sif?"
"Apa Adit mau cium kamu !"
" Ah kurang ajar tuh anak,aku tuh dari awal kamu pacaran dengan Adit ga suka,"Sifa mendadak gemas sendiri.
"Rin...jangan bilang kamu sekarang suka sama Rafa ?"
"Sudahlah Sifa , aku mau pulang dulu takut ibu nyariin ini udah mau isya besok aku cerita lagi ," Karin berlalu pergi meninggalkan sahabatnya yang masih berpikir.
Sampai di tempat ternyaman ya Karin merebahkan diri .
Sejenak memejamkan mata .
Tapi wajah Rafa selalu membayanginya.
"Hati jangan berselingkuh" Karin bermonolog sendiri.
Hari berganti hari tak terasa sudah dua minggu dari kejadian itu.
Adit makin posesif sama Karin,Karin kamu di mana,Karin kamu sedang apa,kamu sama siapa bahkan tak jarang Adit membuat malu Karin dengan membuat ulah sama teman cowoknya.Jelas semua itu bikin Karin rada ilfil dan ga nyaman.
"Kamu kenapa sih Dit...selalu bikin aku resah ?" "Sekarang kamu berubah terlalu posesif,aku ga nyaman,"Karin mulai protes.
"Kamu harus aku jaga Rin, takut ditikung orang."
"Ia siapa yang mau niikung juga ."
"Siapa tahu aja !"
"Ah kamu buat aku ga nyaman aja ."
Minggu berganti dengan bulan.
Sudah dua bulannya lamanya Karin mencoba bertahan dengan keposesifan Adit Sampai hari itu tiba dia melihat Adit lagi makan berdua di sebuah kedai bakso ___
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
Putri Minwa
lanjut thor semangat terus
2022-10-15
0