"Ah kamu aku mode jelek aja difoto...!"
"Aaww..."
Adit mendapatkan cubitan maut dari Karin.
Bibir Karin dibuat manyun sama Adit.
Di kamar mereka saling kejar kejaran kecil membuat acak acakan bantal dan kasur milik Adit.
"Sayangkan kalau ga di foto ,muka kamu kaya gini yang bikin aku kangen terus tau..."
"Udah ah aku capek di gombalin terus sama kamu,,,,kamu tuh raja gombal."
"Tau ada berapa gadis yang udah kamu gombalin ."
"Bukan gombal Karin, tapi ini bukti kalau aku tuh sayang dan cinta banget sama kamu.
"Sejak aku bertemu kamu,dan kamu bersedia jadi pacar aku hidup aku tuh jadi lebih berwarna."
Adit memegang tangan Karin dan menciumnya.
Mereka saling tatap mesra.
Beberapa detik kemudian posisi bibir Adit makin mendekat ke wajah Karin saat bibir Adit hampir menyentuh bibir Karin, Karin mendorong Adit dan memalingkan wajahnya.
"Maaf ,,," Karin berdiri dan mencoba menormalkan rasa hatinya yang dag dig dug....
Tapi Adit menarik lagi tangan Karin,
"Kenapa Rin kamu menolak aku ? "
"Apa kamu tidak mencintai aku seperti aku mencintaimu?" Terlihat kekecewaan di mata Adit.
Karin merasa di posisi serba salah, tapi buat Karin menjaga kehormatan sebagai seorang wanita itu di atas segalanya.
Buat Karin ga boleh ada yang menyentuhnya lebih ,selain nanti suaminya.
"Maaf Dit...ini komitmen aku...cinta tak mesti saling mengumbar nafsu."
"Nafsu hanya akan membawa kita untuk meminta lebih."
"Sebelum aku halal untukmu aku tidak siap untuk melakukanya."
Lama Karin menatap Adit.
Karin mencoba meminta Adit untuk tidak marah, mencoba meyakinkan hati Adit bawa diapun mencintai Adit lewat isyarat matanya.
Adit ...berusaha menormalkan hatinya yang kecewa.
Sebagai laki laki normal dia ingin sekali merasa manisnya bibir kekasihnya,,tapi apa daya pertahanan Karin sangat kuat.
Adit berusaha merayu kekasihnya itu.
"Sayang...sekali aja biarkan aku yakin kalau kamu adalah milikku ."
"Kita sudah pacaran lama dan kamu tahu setiap melihatmu aku menahan ini,aku ingin merasakan ketulusan cintamu ,Rin ."
Adit semakin mendekat mengikis jarak .
Rasanya hasratnya untuk mencium bibir mugil itu sudah tak tertahan.
Saat bibir itu hampir mendarat ....tiba tiba Karin berdiri menjauh dari Adit.
Karin menatap Adit tajam ,antara malu ,kasihan ,dan kesal menjadi satu.
Karin tak habis pikir bisa bisanya Adit memaksakan kehendaknya.
Karin hendak keluar dari kamar Adit tapi tangan Adit mencegahnya.
Karin menatap Adit.
"Maaf dit , kalau seperti ini kita lebih baik putus aja !"
"Aku ga bisa menjadi kekasih yang kamu harapkan dan sampai kapanpun ga akan bisa."
"Karena ini udah menjadi prinsip hidup aku," Karin menjelaskan dengan tegas,meskipun dia sendiri tidak siap harus putus degan Adit tapi jalan ini harus dia ambil.
"Semudah itu kah kamu mengucapkan putus Rin" Adit menatap tajam Karin.
Karin menatap tajam Adit.
"Untuk apa dipertahankan toh kamu juga ga bisa menghargai prinsip aku."
Muka Karin sudah berkaca kaca menahan tangis yang udah mau pecah dari tadi.
"Seandainya kamu tau, kalau aku juga sangat mencintaimu Adit,,,tapi kenapa cintaku di ukur dari ini."
Dalam hati Karin ngomong sendiri. Karin membulatkan hatinya bahwa prinsip hidupnya sudah benar.
Kalau dia harus kehilangan Adit karena ini mungkin itu adalah kebaikan untuk nya.
Walau entah harus berapa lama Karin berjuang melupakan Adit nantinya.
"Ah....berengsek...!"Adit memukul kepalanya sendiri.
"Maaf...maafkan aku Rin, aku lupa diri setiap kali aku melihatmu berada di dekatmu membuat aku...."
Adit berusaha mengambil kepercayaannya Karin lagi dia tidak mau Karin marah padanya.
Karin tidak menghiraukan Adit,dia sudah terlalu kecewa...keluar dari kamar Adit adalah pilihannya sekarang.
" Bun...bun "Karin mendekati bunda di dapur rencananya sih mau pamit...tapi pas sampai dapur Karin melihat bunda lagi sibuk teleponan...
Cepat cepat Adit menarik tangan Karin.
"Kamu maunya apa sih?" Karin menyorot kesal Adit.
"Maaf Rin , kali ini beri aku kesempatan,aku ga akan mengulanginya lagi ,,,aku g siap Rin harus putus...ini bener bener salah aku."
Hati Karin sudah kecewa tapi ga bisa di pungkiri dia juga sangat mencintai Adit.
"Janji..!"
"Ya...aku janji...ini jadi komitmen hubungan kita."
Adit menggenggam tangan Karin meyakinkan bahwa dia sungguh sungguh dalam ucapan ya itu.
Karin tersenyum, setidaknya Adit bisa mengerti dirinya...
"Eh kalian udah dong berdua nya ga kasihan apa sama kakak yang jomlo abis."
"Ga kok kak ...aku juga mau ke bunda lagi mau bantuin bunda," Karin pura pura santai padahal dia sedang salah tingkah.
Tamu tamu arisan bunda sudah mulai pada datang.
Tak selang beberapa lama semuanya telah hadir.
Acara arisan pun dimulai ,terdengar dari mulai acara sampai pengunjung acara.
Suara tertawa riang dari semuanya menunjukan kepuasan di hati setiap orang . Selain acara arisan , ini merupakan ajang silaturahmi.
Setelah acara selesai satu persatu tamu bunda pulang.
"Bun...kayanya Karin mau pulang dulu deh soalnya sudah sore" Karin mendekati bunda yang lagi beres beres.
"Udah sore ya...padahal bunda masih kangen,tapi ga apa apa kalau mau pulang takut nanti kemaleman, nanti kapan kapan main ke sini lagi ya...!"
"Siap...bun makasih untuk hari ini ."
Karin mengulurkan tangan pada bunda dan kak Al.
"Assalamualaikum" Karin berpamitan, di ikuti Adit .
"Aku anterin Karin dulu ya bun " ijin Adit.Mereka lalu pergi.
Di jalan sambil melaju kan mobilnya tangan Adit mengulur memegang tangan Karin.
Dia menatap lekat kekasihnya itu .
"Rin...maaf ya, aku harap ga akan ada yang berubah setelah kejadian tadi." Sambil harap harap cemas Adit menunggu jawaban Karin.
Karin diam tidak bergeming.
Sebenarnya Karin mencintai Adit tapi kejadian tadi membuat Karin merasa tidak nyaman.
"Rin...jawab aku , kenapa kamu hanya diam saja ?"
"Itu...aku sudah melupakannya , aku percaya padamu Dit !"
Karin sendiri berkata seperti itu berusaha menyakinkan hati nya kalau ga akan ada kejadian apa apa lagi yang membuat dirinya ga tenang.
Tapi jika Karin harus jujur dia merasa ini adalah awal dari sesuatu yang akan menerpa hubungannya dengan Adit.
Meski mereka telah membuat kesepakatan tetap saja ada hal yang membuat rasa itu tak senyaman sebelumnya.
Mobil yang ditumpangi mereka sudah sampai dipekarangan rumah Karin .
"Rin...aku ga ikut turun ga apa apa kan ? tadi sebelum pergi kak Al minta aku balik cepat katanya mau minta antar pergi."
"Ga apa apa Dit, kamu hati hati yah.. "
"Salam buat ibu yah ."
"Ia...nanti aku sampaikan bye..."
****
Karin masuk ke pekarangan rumah nya tapi sebelum masuk dia melirik ke rumah sahabatnya yang kebetulan ada di samping rumahnya...terdengar suara orang orang lagi tertawa...hasrat hatinya menuntun untuk melihat siapa yang ada di rumah sahabatnya.
Pas sampai dipekarangan rumah sahabatnya itu matanya awas melihat tiga sosok yang sedang tertawa.
Tapi mata Karin tertuju pada seseorang.
"Ya Tuhan tertawa nya aja bikin aku___"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
Putri Minwa
mantap Karin,bagus itu jaga kehormatan sampai ke pelaminan
2022-10-15
0
Mentari.f.v
nanti mampir lagi kak
salam 3 Serangkai 😁
2022-04-27
0