"Rin..coba lihat deh.."Sifa menunjuk, ke arah Adit dan Dini.
Karin melirik ke arah sifa menunjukan tangannya.
"Ya..engga lah ,buat apa aku marah ? aku udah ikhlas aku sadar Adit bukan pria tipe aku ."
"Yey...hore...sahabat aku sudah move on ." Sifa bertepuk tangan kecil.
Karin tersenyum kecil, dia memperhatikan Adit dan Dini , didalam hatinya Karin berkata, "semoga kamu bahagia bersama Dini, semoga kamu lebih menghargai sebuah hubungan."
"Yu...ah kita pulang ,ga usah mereka tahu kita ada disini nanti merusak suasana ,"ajak Karin kepada Sifa.
Kedua sahabat itu pergi meninggalkan taman, tanpa disadari oleh Adit dan Dini.
Sampai dirumahnya Karin, Sifa langsung pamit pulang.
"Rin, aku pulang dulu ya...! badan aku terasa gerah sekali aku mau mandi dulu, nanti aku ke sini lagi."
"Ok..deh..."Karin mengacungkan jempolnya.
Di dalam rumah Karin menyandarkan tubuhnya di sofa, sekedar ingin mengusir rasa lelahnya.
Tiba tiba ibu datang lalu beliau duduk di samping Karin .
Lama ibu menatap wajah ayu Karin, ditatapnya wajah Karin lekat lekat seolah ingin tahu isi hati anaknya sekarang, lalu ibu makin merapatkan tubuhnya kemudian Ibu memeluk Karin.
"Ibu...kenapa ?"Karin merasa kaget dengan sikap ibu.
Ibu tersenyum sambil mengelus kepala Karin lalu ibu berkata, " anak ibu, sekarang sudah semakin gede semakin pintar dalam memilih mana yang baik dan mana yang buruk."
" Tapi Ibu ingin Karin ingat di setiap pilihan yang Karin ambil ,Karin selalu mengedepankan Tuhan daripada egonya Karin."
"Ibu tahu terkadang kalau kita harus bertentangan dengan ego kita itu sangat lah sulit dan sangat menyakitkan tapi yakinlah dibalik itu pasti Tuhan memberikan yang terbaik."
Karin menengadahkan wajahnya ke wajah ibu, Karin merasa kaget mendapat wejangan mendadak dari ibu.
"Insyaallah ibu, Karin amanah dan kan selalu
mengingat wejangan ibu ini tapi...kalau boleh tahu kenapa ibu tiba tiba ngomong begini ke Karin ?" Karin merasa penasaran.
"Tadi pagi sebelum kalian berangkat lari , Sifa menceritakan tentang hubungan kamu sama Adit 'nak!"
Karin makin memeluk ibunya.
"Kemarin waktu ibu mau ke pasar ibu melihat Adit ."
"Tapi waktu ibu mau menyapa ibu merasa ada yang beda , setalah ibu perhatiin sepertinya Adit lagi mabuk ."
"Ibu mau cerita soal ini ke Karin, tapi alhamdulillah Sifa lebih dulu cerita ke ibu kalau kamu dan Adit udah putus."
Ibu menarik napas dalam
"Ibu tadinya mau melarang kamu dekat lagi sama Adit tapi kamu udah bisa menghindar duluan hati ibu menjadi lebih tenang ,Rin ."
"Ibu ga mau di usia kamu yang masih belum matang ini kamu terbawa sama pergaulan yang ga bener ."
"Buat seorang ibu , anak adalah kebanggaan ya , buat ibu bangga Rin karena memiliki anak sepertimu !"
"Kamu harus bisa menjaga kehormatan dirimu sendiri ,kehormatan orang tua mu juga !"
Ibu mengungkapkan segala isi hatinya dan memberi pesan kasih sayangnya sama Karin.
Karin mengangguk-anggukan kepalanya tanda dia memahami apa yang ibu pesankan padanya.
"I love u ,Bu."
"Ibu adalah ibu yang terbaik yang selalu mengerti Karin, Karin akan selalu ingat dengan pesan dari Ibu" Karin mencium kening ibunya.
"Kamu udah makan sayang ?" Ibu mengalihkan topik pembicaraan.
"Kita makan yu...!" lalu ibu menggandeng Karin ke meja makan dan mereka makan bersama.
Inilah momen yang selalu bikin nyaman kalau bersama ibu.
Hari hari sudah Karin lewati tanpa ada masalah lagi dengan Adit.
Mungkin Adit juga sudah move on, itu yang ada di pikiran Karin.
Setelah putus dari Adit , Karin menjadi sosok remaja yang ceria. Dia tak lagi terlalu memikirkan tentang cinta, dia sekarang lagi fokus fokusnya di sekolah.
Di sekolah Karin di kenal sebagai gadis yang pintar karena alhamdulillah Karin selalu masuk tiga besar di kelasnya.
Banyak yang suka sama Karin , sifat Karin yang sederhana itu yang bikin orang nyaman kalau berada dekat Karin, tidak jarang dari temen temen Karin yang suka mendekatinya dan menembak Karin untuk jadi pacarnya .
Tetapi Karin tetap menutup pintu hatinya .
Ga ada yang bisa membuat Karin tertarik .
Karin tetap enjoy dengan status jomblonya itu.
Bel istirahat kedua sudah berbunyi siswa siswi pada keluar dari kelasnya masing masing.Ada yang ke kantin sekolah ada yang pergi ke taman sekolah hanya untuk nangkring nangkring happy melepas penat habis belajar, ada juga yang solat dzuhur ke mushola sekolah.
Tapi beda halnya dengan Karin , karena mendapat tugas tambahan dari wali kelas, Karin masih belum bisa istirahat...dia harus mengerjakan tugas extra ya.
Sifa ...datang menghampiri Karin "kamu belum selesai Rin..?"
"Bentar lagi Sifa..." tanpa menatap pada Sifa Karin terus mengerjakan tugas nya.
"Kalau gitu aku ke kantin dulu ya bentar..! ada yang kamu mau titip ga ?" tawar Sifa pada Karin.
"Ga ..deh kayanya nanti aja."
Akhirnya Sifa melesat pergi meninggalkan Karin di kelas sendiri dia udah ga kuat perutnya sudah memanggil manggil minta di isi, soalnya tadi pagi sebelum berangkat sekolah dia tidak sarapan.
Di kelas Karin yang sendirian tiba tiba di kaget kan dengan temen kelasnya yang tiba tiba datang langsung duduk di sampingnya.
"Hay...kamu ga istirahat..?" tanya Gani tampak berbasa-basi.
Karin langsung melirik jengah, "eh..kamu ngagetin aja.."
"Maaf...tadi aku lihatin kamu sendirian , aku kasihan sama kamu ga ada temen ngobrol, boleh ga aku temenin...?" pinta Gani.
"Ya mau temenin temenin aja , kenapa ijin segala sich....kaya orang baru kenal aja ," ucap Karin sambil terus ngerjain tugas dari wali kelasnya.
Gani mendadak salah tingkah.
"Maksudnya nanti kamu ada yang marah kalau ga ijin ." Gani mencari cari alasan.
"Haha..kamu mah ada ada saja...orang cuma duduk masa ada yang marahin sih."
"Ehmmm...Rin boleh ngomong sesuatu ga?" Gani tiba tiba serius.
Karin yang lagi ngerjain tugas sampai mengangkat kepalanya .
"Kamu kenapa ? aku jadi kaget serius amat." Karin mengamati ekspresi wajah Gani.
"Itu ...aku mau ngomong kalau aku ___"
"Daaaaar...."
Tiba tiba Sifa datang mengagetkan dua orang itu.
Gani yang tadinya sudah menyusun kata mendadak menjadi buyar.
"Kamu ngagetin aja sih..." Gani menatap jengkel Sifa.
Sifa malah mendelik , "kamu lagi apa ayo berduaan sama sahabat aku dikelas?"
"Ya temenin Karin lah ,kasihan kan sama sahabatnya juga di tinggalin" Gani menggoda balik Sifa.
"Uh...alasan ,"ucap Sifa.
"Kenapa cepat cepat pulang sih? kamu datang di saat yang ga tepat, " ucap Gani merajuk .
"Hehe..." Sifa malah tertawa.
"Hey...kamu tadi mau ngomong apa ?" ucap Karin pada Gani, dia penasaran soalnya Gani ga jadi bicara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
Putri Minwa
ingat jangan lupa pesan ibu, jangan main-main dengan perempuan.
2022-10-31
0
pat_pat
semangatt
2022-05-19
1
Mentari.f.v
Mampir lagi, salam 3 Serangkai 😁
2022-05-08
0