"Kenapa,kamu setenang itu Rin? aku pikir kamu___" Sifa menjeda ucapan ya melihat Karin yang menyorot dirinya.
"Kamu pikir aku apa ? "
"Ngamuk ngamuk, jambak jambak anak orang !"
" Ga aku banget Sifa !"
"Malu tau "
"Apa kata dunia seorang Karin memperebutkan cowok sampai jambak jambakan , bahkan cowok itu tidak pantas untuk diperebutkan."
Karin mengekspresikan dirinya sendiri .
"Alhamdulillah..."Sifa mengangkat tangannya.
"Maksud kamu apa ? Alhamdulillah untuk apa? kamu senang temennya di selingkuhin?" Karin memanyunkan bibirnya.
"Ih..bukan begitu , aku mengucapkan syukur karena sahabatku ini sudah tidak bucin lagi ."
Sifa menjelaskan pada Karin sambil mengelus ngelus pundak sahabatnya itu.
"Boleh tahu ga ? kenapa kamu bisa setenang ini, beda dari yang aku banyangkan, aku pikir kamu akan nangis nangis tapi nyatanya tidak kamu malah oke oke aja"Sifa penasaran dengan sahabatnya itu.
Karin terdiam ,dia sendiri mendalami hatinya sendiri .
Sakit itu selalu ada , mungkin karena dia udah melihat langsung bagaimana Adit memperlakukan Dini kemarin.
Ketika dirinya berusaha minta penjelasan ke Adit berharap waktu itu Adit bisa jujur , tapi nyatanya kebohongan lagi yang Karin dapatkan.
Hal itu membuat Karin mempersiapkan diri untuk kejadian ini.
Siapa yang harus disalahkan atas hal ini ? rasanya tak adil harus menyalahkan perempuan lain yang mungkin dia juga korban dari gombalan Adit.
Hanya Adit yang haus bertanggung jawab atas hal ini bukan Dini, itu yang membuat Karin bisa menguasai emosinya .
Saat melihat Dini bukan rasa kesal yang Karin rasakan tapi lebih dari rasa kasihan...
Karin hanya tersenyum .
"Kantin yu !"Karin menarik tangan Sifa.
Dua sahabat itu bersenda gurau di kantin sambil makan mie ayam , menu yang terkenal enak di kantin sekolah.
"Mempunyai sahabat sepertimu aku sangat bersyukur " ucap Karin dalam hati.
Netra itu memperhatikan dua sahabat yang sedang bersenda gurau.
Dia tersenyum sendiri melihat Karin dan Sifa yang sedang bercanda dan mengekspresikan candaan mereka.
"Sangat mengemaskan," kata itu keluar dari bibir munggilnya .
Lain hal nya dengan Dini setelah kejadian tadi , dia sangat gelisah .
Dia bingung sendiri , penjelasan apa yang akan Dini berikan pada Adit Karana sebelumnya mereka sudah sepakat untuk merahasiakan ini dari Karin.
Bel sekolah berbunyi, menandakan jam pulang sekolah telah tiba.
Notifikasi hp Karin bergetar ternyata Adit yang memanggil, Karin tidak mengindahkan nya.
Di sebrang sana Adit geram panggilannya tidak ditanggapi.
Hampir semua siswa siswi udah pulang tapi Karin masih diam bersembunyi, berharap Adit bisa pergi dari tempat itu.
Sifat posesif Adit keluar , dia menanyakan ke satu persatu siswa yg lewat tentang Karin.
Netra Karin yang awas melihat ketidak nyamanan dari teman temanya.
Sontak Karin mengalah ingin menghampiri tapi langkahnya terhenti karena melihat Dini berlari menghampiri Adit.
"Alhamdulilla, "' guman Karin dalam hati.
Sebenarnya bukan niat Karin untuk menghindar tapi dia tidak ingin menjelaskan apapun sebelum Dini menjelaskan ya pada Adit.
Dia ingin Dini bisa mengeluarkan isi hatinya terlebih dulu pada Adit.
Akhirnya kedua insan itu pergi, Karin bernapas lega.
Disebuah taman kedua orang itu berada sekarang. Dini berusaha menjelaskan pada Adit kejadian disekolah tadi .
Netra Adit tajam menyorot Dini...terjadilah perdebatan antara mereka.
"Kamu bener bener ga mengerti aku, Din" Adit terus menyudutkan Dini.
"Apa yang harus aku mengerti dari kamu ,Adit?"
"Dari awal aku minta merahasiakan hubungan kita dari Karin, aku mencintai Karin,Din!"
Kata itu lagi yang selalu keluar dari mulut Adit membuat Dini terisak sendu.
"Sekarang kamu mau apa ? Karin sudah mengetahuinya semuanya, dan satu hal setelah semua yang aku korbankan untuk kamu
aku ga mau putus dengan mu" Dini menunggu keputusan Adit.
Lama Adit terdiam
"Kita pura pura putus, kalau kamu ga mau ikut kata aku kita putus beneran."
Dini tersenyum kecut hatinya berkata , "selama ini aku dianggap apa sama kamu Adit, mudah banget kamu berkata putus ke aku ,,sementara aku selalu ada buat kamu ."
"Hai...gimana ?"Adit menyadarkan lamunan Dini.
"eeeemmm....ia Adit terserah kamu aja !" mata Dini berkaca kaca mengatakan yah.
Tapi Adit tidak memperdulikan nya.
Karin sedang beristirahat siang dirumahnya. Sebuah notifikasi atas nama Adit memanggilnya .
Karena ga diangkat akhirnya pesan singkat yg Karin dapat.
"Rin,aku ke rumahmu sekarang!"
Tak butuh waktu lama buat Adit untuk datang ke rumah Karin.
Dia datang dalam posisi mabok parah.
"Karin ...Karin" Adit memanggil Karin . Adit tidak seperti biasanya mengucapkan salam dia malah berteriak teriak.
Didalam rumah Karin tertegun , sekarang Karin menemukan sosok lain dari Adit.
"Ya...Allah Alhamdulillah atas terbukanya tabir ini ,ternyata inilah sosok orang yang ku anggap baik selama ini," Karin bergumam dalam hatinya.
Diluar rumah Adit terus memanggil manggil Karin, tetapi Karin tetap diam di dalam rumah.
Karin berpikir ga ada gunanya dia menemui Adit sekarang.
Posisi Adit yang mabuk parah tidak memungkinkan untuk mereka bicara.
"Tok tok .."Adit terus mengetuk pintu tetapi masih tidak ada jawaban.
Akhirnya karena sang tuan rumah tidak kunjung membukakan pintu Adit memutuskan untuk pergi.
Setelah kepergian Adit ,Karin bernapas lega. "Akhirnya dia pergi juga."
Karin berpikir apa yang harus diperbuatnya sekarang ?meneruskan hubungan ini sudah pasti tidak mungkin tapi kalau dia harus pergi begitu saja tanpa kejelasan pastinya Adit tidak akan terima.
Seminggu berlalu Karin udah siap untuk menemui Adit tapi sayangnya setiap kali Karin ingin menemui Adit kondisi Adit yang gak bisa diajak ngobrol baik baik .
Ya sekarang Karin sering melihat Adit mabuk mabuk kan.
Akhirnya Karin memutuskan untuk menghindar sampai Adit dalam ke adaan normal.
Hari ini langit sangat cerah, Karin duduk di sebuah taman sebuah surat sudah Karin genggam.
"Sekarang saat nya ,"guman Karin dalam hatinya.
Karin membuka tasnya mengambil ponsel yang ada didalamnya.
Karin menyalakan ponselnya mencari nama Adit di sana.
Tak selang beberapa lama Karin mengirim pesan ke Adit.
"Adit aku tunggu kamu di taman!"
Tak selang beberapa saat Karin mendapat balasan dari Adit.
"Aku ke sana sekarang."
Karin memejamkan matanya, berusaha untuk kuat menyelesaikan masalah ini.
Tak kurang dari sepuluh menit Adit sudah datang ke taman.
Dia menghampiri Karin yang sedang duduk di kursi taman.
Adit duduk di samping Karin,, ditatapnya wajah Karin sejenak.
"Aku minta maaf" ucap Adit secara tiba tiba, dan langsung mendapat tatapan tajam dari Karin.
"Minta maaf untuk...?"Karin memancing Adit untuk mengungkap semuanya.
Adit menarik napas sangat panjang.
"Rin...bukan niat aku melukaimu dan bukan niat aku menghianati kamu tapi semua terjadi karena kamu kurang memberi aku perhatian."
"Aku tidak pernah mencintai Dini, aku hanya bermain main kecil saja."
Mendengar pengakuan Adit, Karin makin merasa ilfeel sama Adit.
" Kurang perhatian, hanya bermain main kecil !"
"Kamu sadar kamu bohongi aku dari awal ,Adit ! "
"Hubungan kamu sama Dini cuma beda satu bulan dari kita jadian, lalu itu bisa di sebut bermain main kecil?" Karin menahan emosinya.
Adit menggenggam tangan Karin "terus sekarang gimana? aku udah putusin Dini, aku sangat sayang kamu,Rin ."
Karin melepaskan tangannya dari genggaman tangan Adit.
"Apa, kamu bilang sudah putusin Dini, kalau boleh tahu kapan kamu putusin dia?"
Karin merasa penasaran apalagi pembelaan yang akan Adit katakan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
Putri Minwa
dasar pria hidung belang Adit mah
2022-10-15
0
pat_pat
semangat terus 🔥
2022-05-13
1