Perasaan Gani

Tiba tiba Gani duduk di samping Karin. "Rin..aku mau ngomong.."Karin menoleh ke arah Gani.

"Mau ngomong apa sih, kayanya serius banget, aku jadi takut" Karin bercandain Gani.

"Ih...beneran Rin, aku serius ." Karin mendadak awas dengan perubahan sikap temennya itu.

"Ada apa sih ?sok aja kalau mau ngomong mah, aku dengerin ko..!" Karin memutar tubuhnya berbalik ke arah Gani, kini posisi Karin dan Gani sudah berhadap hadapan.

Muka Karin yang berubah jadi serius membuat Gani jadi salah tingkah.

"Rin ...gitu amat liatin yah..!" protes Gani pada Karin.

"Ih ...kamu ,tadi kan kamu minta aku serius, sekarang aku udah serius nih !" jawab Karin.

Gani menggaruk kepalanya yang ga gatal.

"Cepetan mau ngomong apa..? perasaan dari tadi katanya mau ngomong tapi ga jadi jadi terus" ucap Karin.

Gani menarik napas dalam kemudian menatap Karin sangat lekat sekali.

"Rin ,sebenarnya aku__"

Belum sempat Gani menyelesaikan ucapannya, Gani dikagetkan dengan teriakan temen temen sekelasnya yang memberi tahu kalau guru mata pelajaran udah mau masuk kelas.Dan tak selang beberapa lama.

"Assalamualaikum..."

Ucap pak Retno guru mata pelajaran Karin.

"Wa'alaikumsalam.."ucap semua murid.

Gani yang lagi duduk bareng Karin, terpaksa harus pergi ke bangkunya karena Sifa mengusir Gani.

"Sana ...kamu ke bangku kamu, pake duduk di bangku orang lagi...."ucap Sifa dia mode ketus pada Gani, pasalnya Sifa masih merasa kesal dengan ucapan Gani waktu istirahat tadi.

Gani tidak ambil pusing dengan sikap Sifa, dia berdiri mau pergi ke bangkunya, sebelum Gani pergi dia menatap Karin lalu berkata , "nanti aku lanjut ngomongnya yah Rin."

Karin cuma mengangguk saja tanda kalau dia setuju.

"Dia mau apa Rin?" Sifa yang mendadak awas dengan ekspresi muka Gani, jiwa keponya mendadak keluar.

"Ga...tahu Sif, tapi katanya mau ngomong sesuatu tapi ga jadi jadi terus ," jawab Karin.

Karin dan Sifa berbarengan melirik ke arah Gani dan Gani yang menyadari kalau dia sedang di lihatin .

Gani langsung memberikan senyuman manisnya.

"Ih...liat tuh dia GR ,"ucap Sifa.

Pa Retno sudah mulai mengajar mata pelajaran nya .

Karena pak Retno dikenal sebagai guru yang sangat disiplin sekali membuat siswa siswa tidak ada yang berisik .

Semua murid memperhatikannya , karena kalau tidak pasti ujung ujungnya di suruh ke depan.

Bel sekolah berbunyi , tanda bahwa jam sekolah telah berakhir.Tapi tidak buat Karin hari ini Karin ada ekstrakulikuler jadi dia masih stand bye di Kelasnya.

Gani mendekati Karin lagi.

"Rin..kamu hari ini ada ekstrakulikuler ya...?" ucap Sifa.

""Ia ...Sif...kamu mau pulang duluan?" tanya balik Karin.

"Ia....kayanya deh, ga apa apa 'kan?"

"Ia...ga apa apa , kamu hati hati ya.." ucap Karin.

"Oke ...deh, bye friend..!" Sifa pergi sambil membuang kecupan udara.

Gani yang melihat kalau Sifa udah pergi dia segera mendekati Karin.

"Hey...ga pulang?" basa basi Gani.

Karin melirik " Ia Gan, aku ada ekstrakulikuler dulu"

"Boleh yah aku duduk di sini "ucap Gani sambil menunjuk kursi di pinggir Karin.

Karin menjadi tertawa ,,rasanya geli mendengar Gani ngomong begitu.

"Haha...Gani...Gani...perasaan aku, kamu kalau mau duduk deket aku ga pernah minta izin deh, kenapa sekarang jadi minta ijin ,kamu lagi ga sakit kan?"Karin menggoda Gani.

"Sini...duduk Gan !" Karin menepuk kursi di pinggirnya.

"Tadi katanya mau ngomong ,tapi ga jadi terus sebenernya ada apa sih ?"Karin menjadi penasaran.

Gani menatap Karin sangat lekat sekali...rasanya lidah nya kelu untuk bicara ,tapi hatinya sudah ga bisa menahan perasaan nya lagi .Lalu dia menarik napas dalam dalam...

"Rin..aki ingin jujur, boleh ga?"

Karin menatap Gani

"Jujur apa sih, Gan?"

Gani tersenyum, "tapi janji ya... kamu jangan marah atau nantinya malah menghindar dari aku" Gani memastikan.

Karin tersenyum , "ya...tergantung omongan kamu bikin kesel aku apa engga..!"

"Ya udah ga jadi aja" rajuk Gani.

"Ia...deh janji ga ngambek, aku jadi penasaran apa sih yang mau diomongin , sampai mengubah seorang Gani yang galak jadi selebay ini?" Karin agak meledek Gani.

Gani ga terpengaruh oleh ledekan Karin, dia tetap dengan muka serius nya, tangan Gani terulur memegang tangan Karin yang ada di atas bangku.

"Rin...aku cinta kamu "

"Deg..." Karin menatap lekat wajah Gani

"Perasaan ini udah ada dari dulu Rin, aku menahannya tapi sekarang aku ga kuat lagi terus menyimpan nya " lanjut Gani.

"Aku ingin kamu mau jadi pacar aku Rin !"

Setelah mengungkapkan perasaan nya Gani menarik napas lagi dia merasa lega rasanya terbebas dari beban.

Karin yang diminta jawaban oleh Gani hanya bisa diam.

Karin bingung dia harus menjawab apa....dalam hati Karin bermonolog sendiri ,

"bisa bisanya Gani nembak aku padahal jelas jelas dia pacaran sama Neta, apa semua laki laki emang suka mainin perempuan ya ?"

Ingatan nya tentang Adit kembali muncul.

"Rin kenapa kamu diam ?" Gani membuyar kan lamunan Karin.

""Gimana ...mau ga nerima aku?"

"Gan, aku ga salah denger kan?" Karin bertanya balik pada Gani

Gani menganggukan kepalanya.

"Terserah Rin, kamu mau percaya atau tidak tapi ini yang aku rasa untuk kamu" jawab Gani.

"Aku bertahan dengan rasa ini udah lama Rin, " jelas Gani.

Karin memalingkan mukanya.

"Kenapa kamu malah berpaling gitu Rin? kamu ga suka Rin?" ucap Gani.

"Bukan begitu Gan, tapi aku ga enak hati sama Neta, aku ga mau dianggap penghancur hubungan kamu dengan Neta!"

"Kalau ga salah kamu masih jadian kan sama Neta?" tanya balik Karin.

Gani tersenyum

"Aku sama Neta ga cocok Rin, aku ga nyaman sama dia."

"Kamu lagi berantem ya sama dia ?" Karin memancing Gani untuk bicara.

"Ga ...Rin aku udah putusin Neta tapi Neta aja yang masih menganggap aku pacarnya " jelas Gani.

Karin terdiam.

"Rin jawab dong..aku nunggu keputusan kamu !"

"Gan...sebenernya aku ga enak hati dengan ucapan kamu ini,aku masih sering melihat kamu bareng sama Neta, aku takut disangka yang tidak tidak , aku harap kamu ngerti aku Gan!"

"Jadi kamu nolak aku? "tanya Gani.

Karin menganggukkan kepalanya.

"Maaf ya...kita bisa tetap jadi sahabat Gan, seperti semula , seperti yang kamu bilang aku janji ga akan menghindari kamu" Karin menatap sayu Gani.

Gani memalingkan mukanya, mencoba menahan emosinya...dia ga bisa memaksakan kehendaknya pada Karin.

Karin berhak menolaknya.

Walaupun Gani mendapatkan penolakan tapi setidaknya beban hati yang ingin dia ucapkan sejak dulu sekarang udah keluar.

Tanpa mereka sadari ternyata di luar kelas ada temen Neta .

Dia mendengarkan obrolan Karin dan Gani, Dia langsung pergi ingin memberikan info ini pada Neta.

"Net..Net.."temen Neta berteriak teriak memanggil Neta .

,

Terpopuler

Comments

Putri Minwa

Putri Minwa

jangan lupa mampir Dibalik kesetiaan Nayla ya, semangat terus

2022-10-31

0

idah hotimah

idah hotimah

terimakasih tetap setia ya kak

2022-05-27

0

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan pertama
2 Bertemu bunda dan ka Al
3 Kesepakatan
4 Berkenalan
5 Penghianatan
6 Sifat asli Adit
7 cinta bukan fantasi
8 pesan ibu
9 Netra sendu
10 Perasaan Gani
11 Solat berjamaah
12 Pendekatan
13 Emosi Neta
14 Pulang bareng
15 Terjebak hujan
16 Karin nembak Rafa
17 Sweeet...!
18 Pingsannya Gani
19 Pajak jadian
20 Sisi lain Neta
21 Menjenguk nenek
22 Cemburunya Rafa
23 Memberi penjelasan
24 Bunda Adit
25 Janjian sama bunda Adit
26 Booster pagi
27 Grup belajar
28 Keresahan Bunda Adit
29 Kegalauan Karin
30 Lagi lagi Rafa
31 Sama sama belajar
32 Keputusan Karin
33 Kesalahan semalam.
34 Momen indah di sekolah
35 Ketakutan Rafa
36 Konsultasi pertama Adit
37 Penjelasan dari Psikiater'nya Adit
38 Kesalahan pahaman.
39 Rafa masuk rumah sakit .
40 Perubahan Rafa
41 Surat dari Rafa.
42 Berusaha untuk melupakan.
43 Menahan cemburu.
44 Keputusan besar Karin.
45 Konsul kedua Adit
46 Luapan emosi Karin.
47 "Nikahi Dini !"
48 Hari Ujian Sekolah
49 Kelulusan
50 Kesuksesan Karin.
51 Bertemu kembali.
52 Galau kembali
53 Berusaha menjelaskan
54 Memberi penjelsan
55 Salah Paham
56 Gagal bikin cemburu.
57 Kangen
58 Mau Menikah
59 Persiapan
60 Mengkhitbah
61 Rencana pernikahan.
62 Ijab Kobul
63 Hadiah pernikahan.
64 Ciuman pertama
65 Makan malam
66 Makan malam romantis
67 Penyerangan
68 Solat bersama.
69 Harus kerja.
70 Pasien Rafa.
71 Dalang penyerangan.
72 Makan Siang
73 Membuat Karin cemburu.
74 Aku dan Kamu adalah Kita.
75 Saling berbagi.
76 Masih saling berbagi
77 Naik Kuda
78 Balapan kuda
79 Cemburu 1
80 Merayu
81 Raina
82 Cemburunya Karin
83 Jaga jarak.
84 Galau Raina
85 Kesederhanaan Karin
86 Jati diri Raina
87 Keputusan Raina.
88 Menemui Tuan Atmaja.
89 Pertemuan Raina dan Tuan Atmaja.
90 Ketiduran
91 Episode 91
92 Episode 92
93 Episode 93
94 Eposide 94
95 Episode 95
96 Episode 96
97 Eposide 97
98 Episode 98
99 Eposide 99
100 Episode 100
101 Episode 101
102 Eposede 102
103 Episode 103
104 Episode 104
105 Episode 105
106 Episode 106
107 Episode 107
108 Episode 108
109 Episode 109
110 Episode 110
111 Episode 111
112 Episode 112
113 Episode 113
114 Episode 114
115 Episode 115
116 Episode 116
117 Episode 117
118 Episode 118
119 Episode 119
Episodes

Updated 119 Episodes

1
Pertemuan pertama
2
Bertemu bunda dan ka Al
3
Kesepakatan
4
Berkenalan
5
Penghianatan
6
Sifat asli Adit
7
cinta bukan fantasi
8
pesan ibu
9
Netra sendu
10
Perasaan Gani
11
Solat berjamaah
12
Pendekatan
13
Emosi Neta
14
Pulang bareng
15
Terjebak hujan
16
Karin nembak Rafa
17
Sweeet...!
18
Pingsannya Gani
19
Pajak jadian
20
Sisi lain Neta
21
Menjenguk nenek
22
Cemburunya Rafa
23
Memberi penjelasan
24
Bunda Adit
25
Janjian sama bunda Adit
26
Booster pagi
27
Grup belajar
28
Keresahan Bunda Adit
29
Kegalauan Karin
30
Lagi lagi Rafa
31
Sama sama belajar
32
Keputusan Karin
33
Kesalahan semalam.
34
Momen indah di sekolah
35
Ketakutan Rafa
36
Konsultasi pertama Adit
37
Penjelasan dari Psikiater'nya Adit
38
Kesalahan pahaman.
39
Rafa masuk rumah sakit .
40
Perubahan Rafa
41
Surat dari Rafa.
42
Berusaha untuk melupakan.
43
Menahan cemburu.
44
Keputusan besar Karin.
45
Konsul kedua Adit
46
Luapan emosi Karin.
47
"Nikahi Dini !"
48
Hari Ujian Sekolah
49
Kelulusan
50
Kesuksesan Karin.
51
Bertemu kembali.
52
Galau kembali
53
Berusaha menjelaskan
54
Memberi penjelsan
55
Salah Paham
56
Gagal bikin cemburu.
57
Kangen
58
Mau Menikah
59
Persiapan
60
Mengkhitbah
61
Rencana pernikahan.
62
Ijab Kobul
63
Hadiah pernikahan.
64
Ciuman pertama
65
Makan malam
66
Makan malam romantis
67
Penyerangan
68
Solat bersama.
69
Harus kerja.
70
Pasien Rafa.
71
Dalang penyerangan.
72
Makan Siang
73
Membuat Karin cemburu.
74
Aku dan Kamu adalah Kita.
75
Saling berbagi.
76
Masih saling berbagi
77
Naik Kuda
78
Balapan kuda
79
Cemburu 1
80
Merayu
81
Raina
82
Cemburunya Karin
83
Jaga jarak.
84
Galau Raina
85
Kesederhanaan Karin
86
Jati diri Raina
87
Keputusan Raina.
88
Menemui Tuan Atmaja.
89
Pertemuan Raina dan Tuan Atmaja.
90
Ketiduran
91
Episode 91
92
Episode 92
93
Episode 93
94
Eposide 94
95
Episode 95
96
Episode 96
97
Eposide 97
98
Episode 98
99
Eposide 99
100
Episode 100
101
Episode 101
102
Eposede 102
103
Episode 103
104
Episode 104
105
Episode 105
106
Episode 106
107
Episode 107
108
Episode 108
109
Episode 109
110
Episode 110
111
Episode 111
112
Episode 112
113
Episode 113
114
Episode 114
115
Episode 115
116
Episode 116
117
Episode 117
118
Episode 118
119
Episode 119

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!