Pulang bareng

Karin yang pergi dari kelas merasakan keresahan yang luar biasa, dia sekarang melangkahkan kaki nya ke taman yang ada di sekolah.

"Bukk...."ia menduduki kursi yang ada di taman tanpa menoleh ke kanan ke kiri.

Pandangannya menatap ke depan tapi pikirannya entah dimana.

Karin menarik napas lalu membuangnya .

Tiba ...tiba sebuah es krim bergoyang goyang tepat di depannya, Karin yang kaget melirik ke samping dan,"Deg.... ."

Ternyata ada Rafa lagi memegang es krim ,sambil tersenyum pada Karin.

" Boleh duduk disini ?" Rafa meminta ijin untuk duduk di sebelah Karin.

"Oh...ia boleh Raf."

"Kenapa...sendiri sambil melamun lagi?" Tanya Rafa sambil menyodorkan lagi es krim nya.

"Nih...buat kamu..!"

Karin mengambil es krim dari tangan Rafa.

"Terimakasih...!"

"Belum di jawab , kenapa sendirian sambil melamun lagi...?" Rafa mengulang pertanyaannya lagi.

"Lagi bete...Raaf...!" Karin begitu saja mengeluarkan keluhnya ke Rafa.

"Bete kenapa sih , Rin ?" Rafa penasaran.

Karin melihat ke Rafa.

"Maaf Raf..aku lagi ga ingin jelasin apa apa." Ucap Karin sendu.

Rafa tersenyum, dia mengerti sekarang Karin ada dalam posisi yang ga ingin ditanya tanya.

"Ehmmm...Rin...!"

"Apa..?"

"Kamu kalau lagi mode merenggut begini cantik ...!"

Karin melirik ke Rafa

"Ih ...jangan aneh aneh deh."

"Maksud..?"

"Ya...berarti kemarin kemarin aku ga cantik...gitu!" Karin terlihat ngeyel.

Rafa terkekeh mendengar jawaban Karin.

"Makan dong es krimnya...nanti cair lagi !"

Karin membukanya dan menjilat nya, sambil mencoba melupakan masalah yang baru saja terjadi di kelasnya.

Rafa terus memperhatikan Karin.

Tiba tiba tangan Rafa terulur ke bibir Karin,

"Belekotan , Karin!"

Karin memalingkan wajahnya yang memanas, lalu mengelap mulutnya dengan tisu.

Jarak beberapa saat mereka terkekeh bersama.

"Udah ga bete lagi kan..? tanya Rafa.

"Kamu emang paling bisa deh ."Jawab Karin.

"Ia..dong ,Rafa.."Rafa membanggakan diri ya sendiri.

"Ga..baik Rin terus bersedih, atau meratapi ,ya kalau ada masalah pasti akan ada solusinya."

Karin tersenyum dalam hatinya dia berkata, "Raf...kamu memang paling bisa membuat hati aku tenang dan nyaman ."

"Hayo...lagi pada ngapain...? dicari cari malah disini berduan lagi " Sifa mengagetkan Karin dan Rafa.

Terus dia ikutan gabung duduk diantara Karin dan Rafa dengan tanpa rasa bersalah.

"Permisi...permisi orang cantik mau duduk."

Akhirnya Karin dan Rafa mengalah dengan menggeser posisi duduk mereka.

"Apa...apaan sih ,Sif ?" Karin merenggut.

"He..he..abisnya aku pusing nyariin kamu dari tadi, capek tahu !"

"Nih...!"Sifa memberikan burger pesanan Karin tadi.

"Sampai dingin 'kan saking lamanya kamu menghilang." Protes Sifa pada Karin.

Neta yang masih berada di dalam kelas Karin , memegangi bokongnya yang linu karena di dorong Karin.

Dia tidak habis pikir Karin yang pendiam kenapa bisa membalas perlakuannya tadi.

"Apa...aku sudah keterlaluan ya..?" lirih Neta.

"Ia...seharusnya aku harus tanya dulu ke Gani soal ini.Ga main tuduh tuduh saja ."Neta bermonolog sendiri.

"Sial...brengsek...!" Neta mengumpat dirinya sendiri.

Lalu dia pergi dengan agak meringis , niatnya ingin mencari Gani.

Neta mencari cari Gani tapi nihil , akhirnya dia tahu kalau hari ini Gani tidak masuk sekolah.

Karin , Rafa dan Sifa saling bersenda gurau di taman, sampai akhirnya bel masuk berbunyi.

"Ya....udah masuk lagi." Ucap Sifa.

Karin melirik ke Rafa.

"Raf kita ke kelas dulu ya." Pamit Karin.

"Oh..ia terimakasih es krimnya."

"Ok..." Rafa mengacungkan jempolnya.

Saat Karin sudah beberapa langkah Rafa memanggilnya lagi.

"Rin..."

Karin menghentikan langkahnya , lalu menengok ke arah Rafa.

"Nanti pulang sekolah, pulang bareng yu....!"Ajak Rafa.

Karin tersenyum lalu menganggukan kepalanya tanda setuju.

"Cie...cie..." Sifa meledek.

Karin menarik tangan sahabatnya itu lalu mereka berlalu dari Rafa.

Dua sahabat itu berjalan bergandengan menuju ke kelas, Sifa yang memperhatikan wajah Karin yang selalu berubah ceria kalau sudah bertemu Rafa ...yakin kalau sahabatnya itu sedang jatuh cinta.

"Udah Rin..kata aku juga tembak..tembak." Sifa berbicara sambil mereka berjalan.

"Udah dapat lampu hijau juga 'kan, Rafa ngajak pulang bareng."

"Itu tandanya Rafa perhatian sama kamu Rin !"

Sifa terus memanas manasi hati sahabatnya.

"Ia..deh nanti kalau kekuatan aku udah full ,aku coba ya Sif,biar ada kesan yang berbeda."

Karin yang terus di propokasi akhirnya ingin mencoba ide gila sahabatnya itu, terlebih hatinya yang ga bisa bohong semakin kesini Karin selalu merasa nyaman kalau deket Rafa.

Jam pelajaran 'pun sudah selesai .

"Rin...kamu jadi 'kan pulang bareng sama Rafa?" Tanya Sifa sambil membereskan buku buku pelajarannya lalu memasukan kedalam tasnya.

"Kayanya...jadi deh...Sif, kenapa gitu?"

"Kalau gitu aku pulang duluan yah."

"Ok..."

Baru juga Sifa beranjak dari bangku Rafa udah nonghol di depan pintu.

"Hey..." Rafa menyapa Karin dan Sifa.

"Ehmmm...yang mau ngedate udah ga sabar 'nih.." ledek Sifa.

Karin mencubit tangan temennya itu.

"Jangan suka rusuh deh..."

" Hehe...happy...happy ..ya...bye aku duluan." Kemudian Sifa berlalu dari hadapan Rafa dan Karin.

Setelah Sifa berlalu Karin pun beranjak dari tempat duduknya, menghampiri Rafa, mereka berjalan berdampingan menuju parkiran motor.

"Rin...pakai dulu helmnya" Rafa mau memakai 'kan helm ke Karin.

"Biar aku aja Raf,...Karin menolak dipakaikan helm sama Rafa, dia merasa ga enak hati karena banyak teman temanya di sana.

Dipertengahan perjalanan Rafa mendadak berhenti.

"Kenapa Raf.....berhenti?"

"Aku lapar Rin, boleh ga kalau makan bakso dulu di situ." Tunjuk Rafa pada sebuah kedai yang ada diseberang jalan.

"Ia..deh tapi aku ijin dulu ya..sama ibu takut nanti nyariin?"

Karin memberi pesan ke ibu lewat ponselnya kalau dia minta ijin akan pulang telat , tidak selang beberapa lama pesan balasan dari ibu, Karin terima.Setelah mendapat ijin baru mereka mampir ke kedai itu.

Rafa...memarkirkan motornya kemudian mereka memesan dua mangkok bakso , sambil menunggu pesanan datang Rafa bertanya pada Karin.

"Rin...kamu jalan sama aku ga ada yang marah emangnya?"

"Yang marah ?Karin berpikir.

"Ga ...'kan tadi udah ijin Raf...kalau ga ijin baru dimarahin."Karin benar benar ga peka dengan maksud ucapan Rafa.

"Ih...bukan ibu, karin !"

"Hah,...kalau bukan ibu siapa atuh...?Karin balik bertanya.

Rafa terkekeh..."Maksud aku pacar kamu Karin...!"

"Ish....kirain siapa, ya ga ada 'lah, aku ga punya pacar,orang aku sukanya sama kamu" Jawab Karin pelan nyaris tak terdengar oleh Rafa.

"Apa...Rin pelan banget suaranya?" Rafa yang mendengar samar kalau Karin barusan berkata suka sama dia merasa penasaran.

"Ga...Raf..lupain." Karin merasa gugup.

Pelayan datang menghampiri mereka, dia menyajikan dua mangkok bakso yang sangat menggoda selera.

Rafa yang memang merasa lapar, langsung mengambilnya setelah membaca doa makan dia melihat Karin .

"Ayo Rin...makan baksonya!"

Episodes
1 Pertemuan pertama
2 Bertemu bunda dan ka Al
3 Kesepakatan
4 Berkenalan
5 Penghianatan
6 Sifat asli Adit
7 cinta bukan fantasi
8 pesan ibu
9 Netra sendu
10 Perasaan Gani
11 Solat berjamaah
12 Pendekatan
13 Emosi Neta
14 Pulang bareng
15 Terjebak hujan
16 Karin nembak Rafa
17 Sweeet...!
18 Pingsannya Gani
19 Pajak jadian
20 Sisi lain Neta
21 Menjenguk nenek
22 Cemburunya Rafa
23 Memberi penjelasan
24 Bunda Adit
25 Janjian sama bunda Adit
26 Booster pagi
27 Grup belajar
28 Keresahan Bunda Adit
29 Kegalauan Karin
30 Lagi lagi Rafa
31 Sama sama belajar
32 Keputusan Karin
33 Kesalahan semalam.
34 Momen indah di sekolah
35 Ketakutan Rafa
36 Konsultasi pertama Adit
37 Penjelasan dari Psikiater'nya Adit
38 Kesalahan pahaman.
39 Rafa masuk rumah sakit .
40 Perubahan Rafa
41 Surat dari Rafa.
42 Berusaha untuk melupakan.
43 Menahan cemburu.
44 Keputusan besar Karin.
45 Konsul kedua Adit
46 Luapan emosi Karin.
47 "Nikahi Dini !"
48 Hari Ujian Sekolah
49 Kelulusan
50 Kesuksesan Karin.
51 Bertemu kembali.
52 Galau kembali
53 Berusaha menjelaskan
54 Memberi penjelsan
55 Salah Paham
56 Gagal bikin cemburu.
57 Kangen
58 Mau Menikah
59 Persiapan
60 Mengkhitbah
61 Rencana pernikahan.
62 Ijab Kobul
63 Hadiah pernikahan.
64 Ciuman pertama
65 Makan malam
66 Makan malam romantis
67 Penyerangan
68 Solat bersama.
69 Harus kerja.
70 Pasien Rafa.
71 Dalang penyerangan.
72 Makan Siang
73 Membuat Karin cemburu.
74 Aku dan Kamu adalah Kita.
75 Saling berbagi.
76 Masih saling berbagi
77 Naik Kuda
78 Balapan kuda
79 Cemburu 1
80 Merayu
81 Raina
82 Cemburunya Karin
83 Jaga jarak.
84 Galau Raina
85 Kesederhanaan Karin
86 Jati diri Raina
87 Keputusan Raina.
88 Menemui Tuan Atmaja.
89 Pertemuan Raina dan Tuan Atmaja.
90 Ketiduran
91 Episode 91
92 Episode 92
93 Episode 93
94 Eposide 94
95 Episode 95
96 Episode 96
97 Eposide 97
98 Episode 98
99 Eposide 99
100 Episode 100
101 Episode 101
102 Eposede 102
103 Episode 103
104 Episode 104
105 Episode 105
106 Episode 106
107 Episode 107
108 Episode 108
109 Episode 109
110 Episode 110
111 Episode 111
112 Episode 112
113 Episode 113
114 Episode 114
115 Episode 115
116 Episode 116
117 Episode 117
118 Episode 118
119 Episode 119
Episodes

Updated 119 Episodes

1
Pertemuan pertama
2
Bertemu bunda dan ka Al
3
Kesepakatan
4
Berkenalan
5
Penghianatan
6
Sifat asli Adit
7
cinta bukan fantasi
8
pesan ibu
9
Netra sendu
10
Perasaan Gani
11
Solat berjamaah
12
Pendekatan
13
Emosi Neta
14
Pulang bareng
15
Terjebak hujan
16
Karin nembak Rafa
17
Sweeet...!
18
Pingsannya Gani
19
Pajak jadian
20
Sisi lain Neta
21
Menjenguk nenek
22
Cemburunya Rafa
23
Memberi penjelasan
24
Bunda Adit
25
Janjian sama bunda Adit
26
Booster pagi
27
Grup belajar
28
Keresahan Bunda Adit
29
Kegalauan Karin
30
Lagi lagi Rafa
31
Sama sama belajar
32
Keputusan Karin
33
Kesalahan semalam.
34
Momen indah di sekolah
35
Ketakutan Rafa
36
Konsultasi pertama Adit
37
Penjelasan dari Psikiater'nya Adit
38
Kesalahan pahaman.
39
Rafa masuk rumah sakit .
40
Perubahan Rafa
41
Surat dari Rafa.
42
Berusaha untuk melupakan.
43
Menahan cemburu.
44
Keputusan besar Karin.
45
Konsul kedua Adit
46
Luapan emosi Karin.
47
"Nikahi Dini !"
48
Hari Ujian Sekolah
49
Kelulusan
50
Kesuksesan Karin.
51
Bertemu kembali.
52
Galau kembali
53
Berusaha menjelaskan
54
Memberi penjelsan
55
Salah Paham
56
Gagal bikin cemburu.
57
Kangen
58
Mau Menikah
59
Persiapan
60
Mengkhitbah
61
Rencana pernikahan.
62
Ijab Kobul
63
Hadiah pernikahan.
64
Ciuman pertama
65
Makan malam
66
Makan malam romantis
67
Penyerangan
68
Solat bersama.
69
Harus kerja.
70
Pasien Rafa.
71
Dalang penyerangan.
72
Makan Siang
73
Membuat Karin cemburu.
74
Aku dan Kamu adalah Kita.
75
Saling berbagi.
76
Masih saling berbagi
77
Naik Kuda
78
Balapan kuda
79
Cemburu 1
80
Merayu
81
Raina
82
Cemburunya Karin
83
Jaga jarak.
84
Galau Raina
85
Kesederhanaan Karin
86
Jati diri Raina
87
Keputusan Raina.
88
Menemui Tuan Atmaja.
89
Pertemuan Raina dan Tuan Atmaja.
90
Ketiduran
91
Episode 91
92
Episode 92
93
Episode 93
94
Eposide 94
95
Episode 95
96
Episode 96
97
Eposide 97
98
Episode 98
99
Eposide 99
100
Episode 100
101
Episode 101
102
Eposede 102
103
Episode 103
104
Episode 104
105
Episode 105
106
Episode 106
107
Episode 107
108
Episode 108
109
Episode 109
110
Episode 110
111
Episode 111
112
Episode 112
113
Episode 113
114
Episode 114
115
Episode 115
116
Episode 116
117
Episode 117
118
Episode 118
119
Episode 119

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!