Karin berpikir tak mungkin juga dia pergi sama temen Gani, sementara dirinya sudah janji sama Rafa buat nengok neneknya.
"Maaf deh...kayanya aku sendiri ke rumah sakit nya , soalnya aku harus pulang dulu..."
Karin mencari alasan.
"Tapi bener kan jadi, mau nengokin Gani, kamu ga akan bohong ?" temen Gani menyakinkan Karin.
"Ia...insyaallah..!"
Terdengar suara bel masuk berbunyi, semua murid duduk pada bangkunya masing masing tidak terkecuali Karin.
Mereka menunggu kedatangan guru mata pelajaran datang.
Setelah guru mata pelajaran datang pelajaran pun di mulai, berkali kali sang guru mengingatkan untuk lebih serius dalam belajar karena ujian kelulusan sekolah sebentar lagi, beliau berharap, semua murid akan lulus dengan nilai yang bangus.
"Rin...kantin yu ..."ucap Sifa ketika jam istirahat telah menyapa mereka.
Karin bergandengan tangan dengan Sifa menuju kantin sekolah.
Karin duduk di bangku kantin paling ujung , sementara Sifa memesan ...
"Bi...mie ayamnya dua ya...sama es jeruknya dua"
" Siap neng, nanti bibi anterin...ya..."
Setelah memesan Sifa melangkahkan kaki nya ke arah Karin .
Beda halnya dengan Rafa, dia sedang berada di kelas Karin sekarang, tapi tidak menemukannya.
Dia meraba ponselnya, lalu menekan nama Karin . Tak berapa lama panggilan itu terhubung pada Karin.
Karin yang mendapat panggilan dari Rafa mendadak ingat kalau janjian sama Rafa saat istirahat.
"Assalamualaikum...,Rin lagi dimana?" ucap Rafa di sebrang telepon.
"Wa'alaikumsalam, Raf...aku di kantin Raf..!"
"Ya...udah aku ke sana, Assalamualaikum."
"Wa'alaikumsalam.."
Sifa meneliti temannya itu.
"Rafa....ya... ?
"Hooh..Sif...aku lupa tadi udah janjian mau ketemu pas istirahat" ucap Karin seadanya.
Tak selang berapa lama Rafa udah muncul didepan dua sahabat itu.
Rafa menggeser tempat duduknya.
"Boleh gabung ya..." ucap Rafa sambil tersenyum pada Karin.
Mendapat senyuman manis dari Rafa , Karin pun tersenyum.
"Ehmmm...." Sifa membuyarkan dua insan yang sedang tatap itu.
"Kayanya ada yang beda nih, ....kasih tau dong, barangkali aja udah ada kabar baik" ucap Sifa asal.
"Kasih ....tau ga ya..." ucap Rafa sambil mengetuk ngetuk kepalanya .
"Ish...kalian mau rahasia- rahasian ?ga asyik ah...!"Sifa memanyunkan bibirnya.
"Ih....kamu mah kepo...!"Karin menggoda temennya itu.
"Kita...udah jadian Sif !"ucap Rafa sambil menatap lekat Karin.
"waww...luar bias, kabar yang enak buat di denger nih" Sifa bertepuk tangan kecil.
"Ini mah harus ada pajak jadian dong..."
"Traktir...traktir...! "Sifa mengedipkan matanya pada sahabatnya itu.
"Rin...liat sahabatmu malak aku...!"ucap Rafa sambil tertawa kecil.
"Ih kamu mah ga tahu aja kalian jadian kan gara gara ide gila aku...!"
"Maksud ide gila...apa..?"Rafa tidak mengerti.
Sifa yang pede abis, langsung mengungkapkan idenya yang diberikan pada Karin untuk nembak Rafa, Sifa menceritakannya segalanya dari awal sampai akhir .
Karin merenggut...yang mendapatkan Sifa menceritakan kejadiannya setransparan itu pada Rafa.
"Ih...kamu bikin aku malu aja.." Karin mencubit tangan Sifa.
Beda halnya dengan Rafa dia malah tersenyum lebar dengan apa yang dikatakan Sifa, matanya tak henti memandang Karin .
"Kalau gitu , aku harus berterimakasih kasih lo ke kamu Sif.."
"Kamu aku traktir sepuasnya deh..." ucap Rafa.
"Yeeee...makasih ya..."
" Bi ... mie sama minuman ya dibayar Rafa ya..." teriak Sifa pada si bibi kantin.
****
Saat Karin , Rafa dan Sifa lagi bercanda di kantin , orang itu awas memperhatikan tingkah laku mereka .
Tangannya meraba ponsel dan memfoto ke tiga orang tersebut.
Tak lupa dia juga memberi kabar atas apa yang barusan dia dengar, kalau Karin dan Rafa sudah jadian .
Mendapat notifikasi dari temen suruhannya Adit mengepalkan tangannya.
Benda benda yang ada disekitarnya dia banting sendiri, dia tak terima kalau Karin telah bahagia dan melupakannya.
Adit yang kemarin mendapatkan kedekatan mantan kekasihnya dengan pria lain , dia pun lebih memastikan lagi dengan meminta temennya memata-matai Karin di sekolahnya.
Rasa masih ingin memiliki Karin, membuat Adit melakukan semua itu.
"Kamu kenapa Dit...?" bunda yang mendengar suara barang berjatuhan dari kamar Adit segera masuk ke kamar anaknya.
Adit mengusap wajahnya asal...kemudian pergi tanpa menghiraukan bundanya.
"Dit...kamu jangan mabuk mabukan lagi ...!" bunda berteriak kepada Adit yang berlalu.
Bunda menggeleng geleng kan kepalanya, dia semakin ga bisa mengontrol Adit.
***
Setelah menghabiskan mie ayam dan es jeruknya Sifa segera pamit pergi.
"Aku keluar dulu ya...ga mau ganggu kalian yang mau berduaan " ucap Sifa seadanya
Rafa dan Karin hanya menganggukan kepalanya tanda setuju.
Setelah Sifa berlalu ,Karin melanjutkan memakan mie ayamnya...sebenarnya Karin mencoba mengalihkan perhatian yang masih tetap berdebar saja kalau bersama Rafa.
"Rin...jadi kan kita nanti ke rumah sakit..?"
"Ia...insyaallah, jadi Raf..."
"Tapi boleh ya...nanti aku sekalian nengok temen aku Gani..".ijin Karin ke Rafa.
"Temen...kamu Gani ? yang tadi katanya pingsan ya...? Rafa memastikan.
"Ia...Raf ...kebetulan dia juga di rawat di rumah sakit yang sama dengan nenek kamu" jelas Karin.
"Ia...deh...boleh..."
"makasih.."
"lo...makasih sih Rin..buat apa?"
"Ya...buat ijinnya lah..."
"Kan buat kebaikan Karin, lagian kamu dan Gani ga ada hubungan apa apa kan..?"
Ucap Rafa asal, tapi sontak membuat Karin agak berdebar , Karin takut kalau Rafa tahu ,kalau Gani menyukai dirinya, dia takut nanti ada ke salah pahaman.
"Ga lah ...Raf...kita kan temen" senyum Karin menyembunyikan rasa was-wasnya.
Karin menyelesaikan suapan terakhirnya, kemudian mengajak Rafa pergi dari Kantin.
Setelah membayar ke bibi kantin mereka pun berjalan beriringan menuju kelas.
Temen temen mereka , yang memperhatikan Karin dan Rafa ,mereka tersenyum simpul karena mereka menduga duga akan kedekatan Rafa dan Karin yang terlihat jelas , makin hari makin nempel.
"Ih...liat tuh Raf...kelakuan temen temen kita..?"
"Kamu jangan terlalu deket...aku malu..." ucap Karin ke Rafa.
"Ih....ga apa apa kali Rin...biar mereka tahu kalau Karin udah jadian sama Rafa" jawaban Rafa membuat mata Karin mendelik.
"Tapi...malu Raf...!"
"Ya..udah aku jauh....jauh..."Rafa melangkah mundur dari Karin, sebenarnya dia hanya ingin menggoda Karin.
Karin yang melihat Rafa menjauh darinya menarik tangan Rafa...
"Ih...kamu ko...jauh jauh sih...!"
Rafa terkekeh akan kelakuan kekasihnya itu,
"Rin...kamu mah malu malu tapi mau..." Rafa mengedipkan mata nya .
Perkataan Rafa berhasil membuat pipi Karin merona merah, Karin hanya mampu menundukkan kepalanya.
"Rin...nanti pulang sekolah aku tunggu di parkiran ya..." ucap Rafa begitu sampai di depan kelas Karin.
"Ia...Raf..."
"Aku...ke kelas dulu ya....!"
Karin berbalik mau masuk ke dalam kelas.
"Assalamualaikum..." ucapan Rafa sontak membuat Karin membalikan tubuhnya lagi.
Karin tersenyum
"Wa'alaikumsalam..."
Jawab Karin, kemudian terkekeh dengan perlakuan yang sederhana tapi mampu membuat hati berbunga bunga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
idah hotimah
terimakasih udah mampir,..
saling dukung ok
2022-04-15
1