Pendekatan

Setelah melaksanakan solat magrib Rafa berbalik ke arah Karin dia mengulurkan tangannya pada Karin dan Karin pun menerimanya dengan agak agak malu.

Mereka saling tatap...perasaan itu makin tumbuh setiap kali mereka bertatapan.

"Ya...Robby ...aku tidak tahu dengan ketetapan Mu...tapi yang aku tahu ,KAU selalu memberi yang terbaik."

"Aku tidak mengerti dengan perasaan ini , semakin lama semakin tak menentu , wahai Tuhanku hanya ENGKAU yang bisa membolak balikan hati, jika ini baik untuk ku dekatkanlah jika tak baik untukku jauhkan lah ." Karin berdoa dalam hatinya, dia merasa takut jika perasaan yang dirasakan untuk Rafa adalah kesalahan.

"Terima kasih ya udah memberi ijin aku numpang solat di rumahmu," ucap Rafa .

"Apa...sih harusnya aku kali yang bilang makasih sudah dianterin pulang , kalau kamu tadi ga nganterin, aku pasti pulang ke maleman, " ucap Karin malu malu.

Rafa hendak membereskan sajadah yang dia gunakan solat ,tapi Karin melarang nya.

"Ga usah Raf...biar aku saja yang beresin."

Rafa tersenyum.

"Sama sama ya..." Mereka membereskan sejarah bareng, sambil saling melempar senyum.

Ibu yang tadi menunggu menghampiri mereka , yang lagi asyik dengan dunianya.

"Udah pada selesai solat nya?"

"Alhamdulillah sudah Bu," jawab Rafa.

"Kalau udah kita makan malam dulu yuk !" ajak ibu.

Rafa yang mendapat ajakan makan malu malu tapi mau.

" Ga, terimakasih bu, udah malem ," tolak Rafa.

"Takut di cariin ya 'nak Rafa, kalau gitu telepon aja bundanya, nanti biar ibu yang bilang , ga enak juga gara gara nganterin Karin nak Rafa telat pulang ,"perintah Ibu.

"Ga ngerepotin gitu ,Bu?"

"Ya ...engga lah malah anak ibu yang ngerepotin mah ," ucap Ibu.

Akhirnya Rafa pun mau makan malam bersama Karin dan ibunya.

Karin senyum senyum melihat Rafa yang ada di depannya , sekarang mereka cuma berdua di meja makan .

"Apa senyum senyum?"

"Ga, kalau aku ga senyum dikira nya aku judes lagi" jawab Karin gugup.

"Seneng ya...bisa deket aku...?"goda Rafa.

"Ih...pede nya pake banget" Karin membuang muka menahan rasa yang memanas.

Mereka terkekeh bersama.

"Hayo...lagi pada ngobrolin apa?" tegur ibu.

"Eh...ibu" kata Rafa sambil tersenyum pada Karin.

"Ayo...makan dulu ! maaf makanan nya seadanya."

Mereka makan malam bersama.

Telepon Rafa berdering , Rafa mengambil ponsel dari saku celananya, ternyata notifikasi dari bunda.

"Assalamualaikum, Rafa belum pulang? lagi ada dimana?"

Rafa membalas pesan bunda.

"Wa'alaikumsalam bun, Rafa lagi ada di rumah temen bun, tadi Rafa anterin pulang soalnya ga ada ojeg udah ke sorean."

"Tring "pesan dari Rafa sampai ke bunda jarak beberapa saat Rafa dapat pesan balasan dari bunda.

" Ya udah hati hati ya, pulangnya jangan terlalu malam."

"Ok bun, assalamualaikum."

"Bunda nyariin ya Raf?" Karin melirik Rafa.

"Ia Rin...tapi ga apa apa , udah aku jelasin ko!" jawab Rafa.

"Maaf ....ya "

"untuk?" Rafa menatap Karin.

"Ya...maaf karena udah buat kamu pulang telat, maaf karena udah buat bunda khawatir." Karin mengerling kan matanya.

"Santai aja Karin!"

"Aku tuh seneng hari ini bisa deket dengan kamu,semoga besok besok juga masih bisa deket," ucap Rafa sambil menatap Karin.

Karin menundukkan pandangannya. Dalam hatinya Karin berbicara, " maksudnya apa coba?Karin stop jangan GR ."

" Ehmmm...Rin boleh kan?"

Karin menengadahkan wajahnya , lalu melihat ke arah Rafa.

" Boleh apa sih..?"wajah Karin cengengesan karena salah tingkah.

"Ah...kamu mah, di ajak ngobrol ga konsen..."keluh Rafa.

"Hehe..."Karin tertawa kecil.

"Ya...udah aku pulang dulu ya..!"pamit Rafa ke Karin.

"Bu...Rafa pamit dulu yah, " pamit Rafa ke Ibu.

Ibu menghampiri Rafa.

" Hati hati ya nak Rafa !"

"Ia...bu"

"Assalamualaikum..."

"Wa'alaikumsalam..."

Lalu Rafa melambaikan tangannya pada ibu dan Karin.

Setelah Rafa tidak kelihatan lagi, Karin dan Ibu masuk ke dalam rumah.

"Bu Karin istirahat dulu ya.." Karin masuk kedalam kamar.

Ranjang Karin seolah melambai lambai mengajak Karin untuk ke sana.

"Bughh...Karin merebahkan tubuhnya di atas tempat ternyamannya.

Di atas kasur empuknya Karin guling guling sendiri ke kanan dan ke kiri, senyuman di bibirnya mereka indah.

Masih terbayang di ingatan Karin kejadian tadi ,saat dia menjadi makmumnya Rafa, sungguh indah.

"Kenapa bisa ya, suaranya saat menjadi imam bikin aku nyaman dan tenang ?"Karin mengingat lagi lagi suara Rafa yg membuat dia selalu bergetar , suara yang dari pertama membuat dia luluh.

"Aahhh...Rafa adi pratama... apa yang sudah kamu lakukan pada hatiku, sehingga aku selalu saja memikirkan dirimu."

"UPS..." Karin menutup mulutnya ,kemudian jarak seperdetik dia juga menutup wajahnya pakai bantal.

"Istighfar Karin...istighfar, " Karin terus saja bermonolog di dalam hatinya.

"Tapi ...bentar ...bentar...." Karin mendadak awas dengan ucapan Rafa tadi sebelum pergi.

memori nya mengingat saat Rafa meminta pada Karin untuk bisa deket lagi dengan Karin .

"Jangan..jangan...dia...!"

"Ya...Allah apa dia juga....?"

"Ah...." Karin menjerit kecil, sampai sampai ibu di luar masuk ke kamar Karin.

"Kenapa kamu Rin...?

Karin kaget karena ibu masuk ke kamarnya.

"Ehmmmm....ga Bu..." jawab Karin gugup.

Ibu mengerti akan tingkah anaknya itu , ibu tersenyum.

"Udah Karin jangan halu aja, mending solat isya dulu, nanti kamu keburu ketiduran, " perintah ibu.

"Eh....siap Bu."

Karin bangun dari tempat

ternyamannya , bangun membersihkan diri dan mengambil wudhu.Kemudian solat isya...selesai salam berdoa kebaikan dunia akhirat untuk dirinya dan orang tuanya, tapi sesaat saat Karin lagi berdoa Karin mengingat sosok Rafa.

"Ya Allah..jika dia baik untukku maka dekat kan lah jika dia tidak baik untukku maka jauhkan lah, jadikanlah aku insan yang ikhlas akan setiap ketetapan Mu."

Ditempat lain Rafa yang baru datang ke rumah tak henti hentinya bersenandung sampai di depan rumah .

Rafa mengucapkan salam.

"Assalamualaikum..." Rafa membuka pintu dan mendapatkan bunda yang lagi nonton tv di sofa,

"Wa'alaikumsalam..."

"Bun aku ke kamar dulu yah..." tanpa menoleh bunda menjawab ,"Makan dulu Raf...!"

"Udah bun.....tadi di rumah teman, " jawab Rafa.

Rafa berlalu sambil bersenandung...bunda yang ngeh dengan sikap Rafa yang berbeda melirik sambil tersenyum.

"Raf...sini dulu nak..! " bunda menepuk sofa disampingnya .

Rafa...mendekati bunda.

"Darimana tadi ...?"

" Ih 'kan Rafa udah bilang nganter temen bun, tadi dia mau pulang nunggu ojeg g dapet dapet, ya sama Rafa anterin kasihan udah sore."

"Siapa namanya...?"

"Karin Bun..."

"Oh..Karin..." mata bunda menggoda Rafa.

Rafa ...yang sadar lagi di isengin bunda mendadak senyum.

"Ih...bunda ko tahu sih..."lalu dia pergi ke kamarnya...sambil bersenandung.

Episodes
1 Pertemuan pertama
2 Bertemu bunda dan ka Al
3 Kesepakatan
4 Berkenalan
5 Penghianatan
6 Sifat asli Adit
7 cinta bukan fantasi
8 pesan ibu
9 Netra sendu
10 Perasaan Gani
11 Solat berjamaah
12 Pendekatan
13 Emosi Neta
14 Pulang bareng
15 Terjebak hujan
16 Karin nembak Rafa
17 Sweeet...!
18 Pingsannya Gani
19 Pajak jadian
20 Sisi lain Neta
21 Menjenguk nenek
22 Cemburunya Rafa
23 Memberi penjelasan
24 Bunda Adit
25 Janjian sama bunda Adit
26 Booster pagi
27 Grup belajar
28 Keresahan Bunda Adit
29 Kegalauan Karin
30 Lagi lagi Rafa
31 Sama sama belajar
32 Keputusan Karin
33 Kesalahan semalam.
34 Momen indah di sekolah
35 Ketakutan Rafa
36 Konsultasi pertama Adit
37 Penjelasan dari Psikiater'nya Adit
38 Kesalahan pahaman.
39 Rafa masuk rumah sakit .
40 Perubahan Rafa
41 Surat dari Rafa.
42 Berusaha untuk melupakan.
43 Menahan cemburu.
44 Keputusan besar Karin.
45 Konsul kedua Adit
46 Luapan emosi Karin.
47 "Nikahi Dini !"
48 Hari Ujian Sekolah
49 Kelulusan
50 Kesuksesan Karin.
51 Bertemu kembali.
52 Galau kembali
53 Berusaha menjelaskan
54 Memberi penjelsan
55 Salah Paham
56 Gagal bikin cemburu.
57 Kangen
58 Mau Menikah
59 Persiapan
60 Mengkhitbah
61 Rencana pernikahan.
62 Ijab Kobul
63 Hadiah pernikahan.
64 Ciuman pertama
65 Makan malam
66 Makan malam romantis
67 Penyerangan
68 Solat bersama.
69 Harus kerja.
70 Pasien Rafa.
71 Dalang penyerangan.
72 Makan Siang
73 Membuat Karin cemburu.
74 Aku dan Kamu adalah Kita.
75 Saling berbagi.
76 Masih saling berbagi
77 Naik Kuda
78 Balapan kuda
79 Cemburu 1
80 Merayu
81 Raina
82 Cemburunya Karin
83 Jaga jarak.
84 Galau Raina
85 Kesederhanaan Karin
86 Jati diri Raina
87 Keputusan Raina.
88 Menemui Tuan Atmaja.
89 Pertemuan Raina dan Tuan Atmaja.
90 Ketiduran
91 Episode 91
92 Episode 92
93 Episode 93
94 Eposide 94
95 Episode 95
96 Episode 96
97 Eposide 97
98 Episode 98
99 Eposide 99
100 Episode 100
101 Episode 101
102 Eposede 102
103 Episode 103
104 Episode 104
105 Episode 105
106 Episode 106
107 Episode 107
108 Episode 108
109 Episode 109
110 Episode 110
111 Episode 111
112 Episode 112
113 Episode 113
114 Episode 114
115 Episode 115
116 Episode 116
117 Episode 117
118 Episode 118
119 Episode 119
Episodes

Updated 119 Episodes

1
Pertemuan pertama
2
Bertemu bunda dan ka Al
3
Kesepakatan
4
Berkenalan
5
Penghianatan
6
Sifat asli Adit
7
cinta bukan fantasi
8
pesan ibu
9
Netra sendu
10
Perasaan Gani
11
Solat berjamaah
12
Pendekatan
13
Emosi Neta
14
Pulang bareng
15
Terjebak hujan
16
Karin nembak Rafa
17
Sweeet...!
18
Pingsannya Gani
19
Pajak jadian
20
Sisi lain Neta
21
Menjenguk nenek
22
Cemburunya Rafa
23
Memberi penjelasan
24
Bunda Adit
25
Janjian sama bunda Adit
26
Booster pagi
27
Grup belajar
28
Keresahan Bunda Adit
29
Kegalauan Karin
30
Lagi lagi Rafa
31
Sama sama belajar
32
Keputusan Karin
33
Kesalahan semalam.
34
Momen indah di sekolah
35
Ketakutan Rafa
36
Konsultasi pertama Adit
37
Penjelasan dari Psikiater'nya Adit
38
Kesalahan pahaman.
39
Rafa masuk rumah sakit .
40
Perubahan Rafa
41
Surat dari Rafa.
42
Berusaha untuk melupakan.
43
Menahan cemburu.
44
Keputusan besar Karin.
45
Konsul kedua Adit
46
Luapan emosi Karin.
47
"Nikahi Dini !"
48
Hari Ujian Sekolah
49
Kelulusan
50
Kesuksesan Karin.
51
Bertemu kembali.
52
Galau kembali
53
Berusaha menjelaskan
54
Memberi penjelsan
55
Salah Paham
56
Gagal bikin cemburu.
57
Kangen
58
Mau Menikah
59
Persiapan
60
Mengkhitbah
61
Rencana pernikahan.
62
Ijab Kobul
63
Hadiah pernikahan.
64
Ciuman pertama
65
Makan malam
66
Makan malam romantis
67
Penyerangan
68
Solat bersama.
69
Harus kerja.
70
Pasien Rafa.
71
Dalang penyerangan.
72
Makan Siang
73
Membuat Karin cemburu.
74
Aku dan Kamu adalah Kita.
75
Saling berbagi.
76
Masih saling berbagi
77
Naik Kuda
78
Balapan kuda
79
Cemburu 1
80
Merayu
81
Raina
82
Cemburunya Karin
83
Jaga jarak.
84
Galau Raina
85
Kesederhanaan Karin
86
Jati diri Raina
87
Keputusan Raina.
88
Menemui Tuan Atmaja.
89
Pertemuan Raina dan Tuan Atmaja.
90
Ketiduran
91
Episode 91
92
Episode 92
93
Episode 93
94
Eposide 94
95
Episode 95
96
Episode 96
97
Eposide 97
98
Episode 98
99
Eposide 99
100
Episode 100
101
Episode 101
102
Eposede 102
103
Episode 103
104
Episode 104
105
Episode 105
106
Episode 106
107
Episode 107
108
Episode 108
109
Episode 109
110
Episode 110
111
Episode 111
112
Episode 112
113
Episode 113
114
Episode 114
115
Episode 115
116
Episode 116
117
Episode 117
118
Episode 118
119
Episode 119

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!