"Ga...jadi...Rin ,udah ga usah dipikirin." Rafa ga enak hati melihat Karin yang senyum senyum sendiri.
Kalau gitu biar aku aja yang ngomong kesal Karin dalam hatinya, dia teringat akan kata kata Sifa, dan benar saja nunggu Rafa nembak dia mau sampai kapan.
"Kalau aku bicara boleh?"Sekarang gantian Karin yang menatap Rafa sangat serius.
"Mau bicara apa,Karin?"
Karin menarik napas dalam dalam kemudian menghempasnya , tapi hal yang sama juga dirasakan Karin sekarang , lidah nya mendadak kelu untuk berkata kata , semua kata yang tersusun indah mendadak amyar...berganti dengan rasa gugup.
Rafa yang memperhatikan Karin, menunggu lama Karin untuk bicara ,tapi yang ditunggu tunggu malah diam seribu bahasa.
"Hey...katanya mau ngomong? ngomong apa sih? jangan bilang ga jadi yah, kamu balas aku yah?"
Rafa terus menerus bicara tanpa jeda.
"Raf...."Suara Karin lirih.
"Raf...kamu telah membuat hari hari ku bahagia, karena setiap bersamamu aku selalu merasakan ada hal yang istimewa, entah kamu sama merasakannya atau tidak, yang jelas namamu selalu melekat di benakku.
"Rafa adi pratama aku jatuh cinta padamu !"
Karin menundukkan kepalanya , berharap waktu akan berhenti saking dia merasa malu dengan apa yang telah dia katakan barusan.
"Karin ...apa yang sudah kamu lakukan...?"Karin menggerutu dirinya sendiri, atas kata yang terucap dari mulutnya, walau tak dapat ia sangkal ada perasaan lega karena berasa beban yang dia rasakan telah keluar, tapi perasaan lega itu telah berganti dengan rasa malu yang tak ternilai, mukanya memanas bahkan untuk melihat Rafa pun dia tidak mampu.
Hal berbanding terbalik dirasakan Rafa, hamparan kebahagian membentang di hadapannya, kata yang kelu di ucapkan olehnya ternyata di ucapkan oleh wanitanya , wanita yang selama ini mengisi hari hari nya, yang membuat dia merasa resah bila tidak bersama.
"Rin...kamu yakin...?"
Karin tidak berkata apapun lagi, dia tak mampu menahan malu , ini hal yang benar benar pertama untuknya, menyatakan cinta terlebih dulu pada seorang pria.
Karena melihat Karin yang terdiam ,Rafa menyadari kalau gadis yang sedang ada dihadapannya itu dalam keadaan malu berat.
"Kamu tahu Rin, waktu itu kamu nabrak aku itu 'kan momennya kita awal bertemu, sejak itu aku selalu memperhatikan mu Rin."
"Kamu selalu membuat aku gelisah dalam hari hariku."
" Semakin sini aku semakin mengenalmu."
"Nyatanya semakin aku mengenalmu semakin sangat indah ."
"Aku mencintaimu Karin Anastasya...!
"Kamu cinta pertama dalam hidupku Karin!"
Hamparan bunga kini mewarnai hati Karin setelah mendengar ungkapan hati Rafa.
Karin yang tak tahu lagi caranya menghadapi Rafa setelah mengungkapkan rasanya kini mulai mendapat keberanian ya lagi.
Kata itu membuat Karin merasakan sesuatu yang hangat di hatinya ...bahkan ke bahagia nya ini tak pernah dia rasakan waktu jadian sama Adit sekalipun.
Rafa memang bukan cinta pertamanya, tapi Rafa adalah cinta terindahnya, yang mengukir sejarah yang berbeda di hati Karin.
Cara Karin jatuh cinta pada Rafa, cara Karin mendapatkan Rafa adalah cara yang sangat bersejarah buat Karin.
Mata indahnya kini telah menatap Rafa, mencari kebenaran atas apa yang dia dengar barusan.
Mereka kini saling menatap menyakinkan bahwa ini bukanlah mimpi.
"Kita jadian...!" Mereka mengatakannya bersama sama.
Seketika Rafa mendekati Karin, bibirnya meraih kening Karin dan menciumnya, beda dari biasanya Karin begitu rela ketika Rafa menempelkan bibirnya kekeningnya .
Ciuman itu hanyalah ungkapan rasa sayang , membeli tanda, bahwa kini rasa mereka adalah sama saling memuja satu sama lain.
Suara telepon berdering mengagetkan mereka yang lagi asyik dengan status mereka sekarang.
Rafa membuka tasnya dan membawa ponselnya , ternyata itu telepon dari bunda.
"Rin ..aku ijin angkat telepon bunda dulu ya?"
Karin hanya menganggukan kepalanya.
"Assalamualaikum.. Bunda, ada apa Bun?"
"Wa'alaikumsalam Rafa, masih hujan ya sayang ko belum pulang?" Tanya bunda diseberang sana.
"Udah agak reda sih Bun."
"Ia sayang bunda mau ngabarin kalau nenek masuk rumah sakit, tadi asma nya kambuh lagi." Ucap bunda diseberang sana.
"Astagfirullah Bun, terus gimana nenek sekarang?" Rafa mendadak khawatir.
"Udah di rawat Raf, cuma kalau kamu mau nenggokin besok aja ya ,soalnya bunda mau nitip adik kamu sekarang dirumah sendiri." Bunda menginstruksi.
"Oh..ia bun, Rafa langsung pulang sekarang!"
Setelah mengucapkan salam Rafa menutup teleponnya.
Kemudian melihat ke Karin.
"Ada apa Raf...?" Karin yang melihat kekhwatiran di wajah Rafa penasaran.
"Rin...aku kayanya pulang dulu deh...adik aku di rumah sendirian , soalnya bunda lagi ada di rumah sakit jagain nenek"Rafa berucap sambil membereskan tempat solat nya.
"Ia...Raf...insyaallah besok aku ikut jenguk nenek ya, !" Rafa terdiam mendengar Karin ingin menjenguk nenek nya
"Ko diam Raf ? ga boleh ya...? ya udah kalau ga boleh mah ga apa apa"
Karin memalingkan mukanya dan dia hendak melangkah keluar, tapi tangannya di tarik oleh Rafa.
"Ko...marah...sih...?aku kan belum ngomong apa apa Karin !"
"Ga usah ngomong juga udah tahu ko kalau kamu ga suka aku nengokin nenek. "
"Tahu darimana nya ?"Rafa malah menggoda Karin.
"Ya...tahulah , kamu diam gitu tandanya apa coba ?"
"Ih...kamu mendadak sensi deh ,jadi gemes !"
"Aku tuh diam bukan ga boleh kamu nenggok nenek, aku tuh diam takut kamu sama bunda ketemu."Jelas Rafa.
"Maksudnya ?"Karin tidak mengerti.
"Ya ia lah Rin , nanti bunda ngomong yang aneh aneh lagi sama kamu."
Karin tambah tidak mengerti dengan ucapan Rafa.
"Yang jelas dong Raf...kalau ngomong aku ga ngerti" Karin mengerutkan keningnya.
"Ga usah dipikirin Rin...besok pulang sekolah ya...kita nengokinnya ?" Rafa mengalihkan pembicaraan.
Karin menatap jengah Rafa, "Kamu mah kebiasaan Raf.... kalau bicara selalu ada teka teki nya, ia deh insyaallah besok ya!"
Mereka keluar dari rumah Karin, sebelum pamit Rafa memberikan tangan ya untuk Karin cium,
"Apa...ini?" Karin pura pura tidak mengerti.
"Ya...sun tangan dong !" Ucap Rafa.
"Ih...ga mau malu Raf !"
"Ih..ga apa apa , itu tandanya kamu hormati aku sebagai ..." Ucapnya terjeda.
"Ko...ga dilanjutin sih , sebagai apa Rafa...?"Karin sangat ingin mendengar kata itu keluar dari mulut Rafa.
"Hehe...sebagai ke kasih 'lah...," Ucap Rafa melu malu.
Puas mendengar pengakuan Rafa , Karin langsung mencium tangan Rafa.
"Hati..hati ya..!" ucap Karin malu malu.
Rafa menarik sudut bibirnya...kemudian pergi setelah mengucapkan salam.
Setelah Rafa pergi Karin masuk kedalam rumah , hatinya begitu bahagia , cintanya ternyata tidak bertepuk sebelah tangan.
Tiba tiba Karin kepikiran ucapan Rafa tadi tentang bundanya Rafa.
"Ya Allah emang...bunda Rafa galak ya...sampai sampai Rafa takut aku ketemu sama bundanya?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
Silvana Utami
Kabar bahagia nya barengan sama kabar duka
2022-04-25
0