Gara-gara Hujan

Hari semakin larut, sudah pukul tujuh malam hujan masih setia menemani kedua insan itu. Angin malam pun mulai menerpa kulit mereka berdua, Arin nampak menggosokkan kedua tangannya untuk mendapat kehangatan.

Tak ada tempat yang sekiranya pas untuk mereka datangi, kecuali rumah yang sedari tadi gelap gulita entah ada pemiliknya atau pun tidak.

Tiba-tiba saja seorang pria menghampiri Sonny dan Arin, pria itu menatap Sonny dan Arin dengan tatapan heran.

"Mas dan mbak siapa ya?" Tanyanya bingung.

Arin dan Sonny saling pandang lalu menjawab pertanyaan pria muda itu.

"Kami hanya sedang menepi disini, kami tercegat hujan saat akan pulang" Jawab Sonny pada pemuda itu.

Pemuda itu mengangguk pelan sambil memerhatikan penampilan Arin dan Sonny dari atas sampai bawah, lalu menatap wajah mereka dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Kalian jangan berteduh disini, bagaimana jika kalian ikut saya. Kalian bisa beristirahat sejenak disana" Tawar pria itu.

Arin dan Sonny saling pandang kembali, apakah mereka harus ikut dengan pria ini atau menolaknya saja.

"Bagaimana, mas?" Tanya Arin.

Sonny pun mencoba bertanya pada pemuda tersebut, "Apa jauh dari sini? Jika jauh lebih baik kami disini saja"

"Tidak kok, mas! Dekat, hanya beberapa meter saja" Ucapnya.

"Baiklah, setidaknya sampai hujan mereda" Ujar Sonny.

Pemuda itu lantas mengantar Arin dan Sonny ke sebuah tempat yang mereka tuju, dengan hanya berjalan kaki tak menggunakan mobil milik Sonny.

Pria itu berjalan di depan, sedangkan Sonny dan Arin mengikutinya di belakang.

Dan tak lama mereka sampai di sebuah rumah, rumah itu nampak kosong seperti rumah yang sebelumnya namun bedanya rumah ini memiliki lampu meskipun redup dan tak terlalu terang.

"Masuk lah, rumahnya tidak dikunci" Suruh pria itu.

"Maaf mas, kalau boleh kami tau ini rumah milik siapa?" Ucap Arin heran, tak mungkin ia masuk ke dalam rumah seseorang begitu saja.

"Rumah ini milik mantan tetangga saya, masuk saja jangan khawatir. Rumah ini tidak ada pemiliknya lagi"

"Lalu masnya tinggal dimana?" Lanjut Arin.

"Tidak jauh dari sini, saya juga mau langsung pulang. Cepatlah kalian masuk"

Jujur saja Arin merasa ada yang aneh dari gelagat pria ini, terlepas dari niatnya untuk menolong Arin dan Sonny. Tetapi pria itu terlihat sedikit memaksa.

"Ya sudah kita masuk saja Rin, tak baik menolak kebaikan beliau, dia sudah mengantar kita kesini" Kata Sonny terus terang.

Mau tak mau Arin pun mengangguk dan masuk ke dalam rumah itu bersama dengan Sonny.

Setelah kedua insan itu benar-benar masuk ke dalam pria itu pun berlalu pergi.

Di dalam rumah.

Tempat itu sungguh kosong, tak ada barang apapun disana. Sepertinya si pemilik sudah meninggalkan bangunan ini cukup lama, lantai pun cukup berdebu dan cat tembok nampak pudar.

Arin duduk di teras meski keramik lantai dipenuhi debu yang cukup tebal, sama halnya dengan Sonny ia pun duduk disana namun agak sedikit menjaga jarak dengan arin.

"Sekarang kita sudah mendapat tempat berlindung, kamu tidak perlu lagi khawatir" Seru Sonny.

Arin mengangguk pelan, meski suasana hatinya tetap tak bisa tenang.

***

Dua puluh menit berlalu, hujan tak juga reda malah semakin besar. Arin sudah pasrah jika harus menginap disini, tak ada cara lain selain harus menunggu hari esok.

Namun tak sengaja telinga Arin mendengar suara keributan dari luar rumah, semakin terdengar hingga Sonny pun menyadari keributan itu.

"Keributan apa itu?"

"Saya tidak tau mas, apa kita lihat saja?"

"Iya, kita lihat saja"

Baru saja Sonny dan Arin bangkit tiba-tiba saja pintu rumah di buka dengan kasar.

BRAKKK...!!

Seketika orang-orang datang begitu saja, membuat Arin dan Sonny terkejut sekaligus kebingungan.

"Ada apa ini?" Tanya Arin.

"Ini dia pak RT! Mereka berdualah yang membuat keributan setiap malam, suara yang kalian dengar itu sudah pasti berasal dari mereka" Tuduh pria yang tadi membawa Arin serta Sonny kemari.

Arin membelalakkan matanya tak percaya! Bisa-bisa pria itu menuduh mereka setelah membawanya ke rumah ini! Apa sedari tadi dia berencana menjebak Sonny dan dirinya?!!

"Apa maksud anda? Bukankah anda yang menawarkan kami kesini tadi?!!" Bantah Arin emosi.

"Enak saja! Sedari tadi saya berada di rumah. Tapi gara-gara suara kalian berdua membuat saya curiga dan langsung membawa para warga kesini" Elaknya, entah apa yang membuat pria itu menuduh Arin dan Sonny, tetapi seorang wanita nampak senang mendengar tuduhan itu.

"Benar yang dikatakan teman saya, kami hanya ikut berteduh disini. Bahkan pria itu yang membawa kami hingga kesini" Tambah Sonny ikut meluruskan.

"Jangan percaya pak RT! Saya mendengar jelas jika mereka sedang berzina disini..!" Tuduh nya lagi-lagi.

"Apa maksud anda?!! Kami tidak melakukan hal senonoh seperti itu. Tolong jangan mengarang cerita!" Sela Arin tak Terima.

"Cukup!! Biar saya yang urus masalah ini" Ucap pria yang diduga RT tersebut.

"Apa kalian suami-istri?" Tanyanya.

Arin dan Sonny menggeleng serentak.

"Bukan, kami bukan suami istri" Ungkap Sonny.

"Boleh saya lihat identitas kalian?"

Sonny dan Arin kemudian mengeluarkan kartu tanda penduduk dan menyerahkannya pada pria paru baya itu.

"Maaf Tuan dan Nona, tapi keberadaan kalian sudah membuat para warga percaya jika keributan yang kami dengar akhir-akhir ini adalah kalian pelakunya" Ucap RT tersebut.

"Pak percayalah bukan kami orang yang kalian maksud, kami sungguh baru pertama kali kesini. Kami dituduh pak!" Ucap Arin melirik sinis pria yang berdiri tak jauh dari sana.

"Halahhh....! Itu pasti modus belaka! Sudah pak RT kita bawa saja ke dusun, kita nikahkan mereka...!"

"Ya, benar itu"

"Benar pak RT kita bawa saja!"

"Mereka harus dihukum atas tindakan mereka!"

Arin menggeleng-gelengkan kepala, tak mau melakukan apa yang orang-orang itu sebut.

"Maaf Tuan dan Nona, tapi kalian harus kami bawa"

"Tapi kami tak melakukan apapun pak!" Arin mulai menangis, ia takut dengan situasi ini, ia bingung kenapa tiba-tiba ia dituduh yang tidak tidak.

"Pak, saya mohon jangan lakukan ini. Kami bersumpah tidak sedang melakukan perbuatan senonoh disini. Kami bisa buatkan laporan jika kalian tidak percaya" Imbuh Sonny bersuara.

"Baiklah, kalian bisa melakukan laporan itu. Tapi nanti, setelah kalian menyelesaikan permintaan warga"

***

Dan disinilah Arin serta Sonny berada, mereka akhirnya dibawa ke tempat tinggal RT yang tadi menggerebek keduanya.

Arin tak henti-hentinya menangis, sedangkan Sonny hanya bisa diam tanpa tahu harus melakukan apa.

Keduanya duduk berhadap-hadapan dengan penghulu, keberadaan mereka tak lepas dari pandangan warga yang juga masih berada disana.

"Cepat pak, nikahkan mereka. Tunggu apa lagi" Ucap salah satu warga.

Penghulu pun lantas bersiap-siap, ia mengulurkan tangannya pada Sonny, meminta pria itu menjabat tangannya juga.

Sonny memandang lekat tangan tersebut, haruskah ia melakukan ini??

Sonny melirik Arin sebentar, wanita itu masih menangis. Apa yang harus ia lakukan??

"Hei jangan mengulur-ulur waktu!! Cepat lakukan ijab kabulnya!!" Teriak warga.

"Mari kita lakukan ijab kabulnya pak" Kata penghulu itu.

Dengan lengan bergetar Sonny pun menjabat lengan tersebut dan mengucapkan ikrar pernikahan.

"Bagaimana para saksi, sah? "

"SAH....!"

Terpopuler

Comments

Em Mooney

Em Mooney

nikah kepergok ortu x... nikah digrebek warga√..

2024-01-01

1

Farida Wahyuni

Farida Wahyuni

bisa diajukn pembatalan prrnihakan tuh karna walinya arin ga ada. harusnya kan bapaknya jadi wali nikah, karna bapaknya masih hidup, kalau ga ada bapaknya yah saudara bapaknya yang laki2.

2023-12-07

0

Elisanoor

Elisanoor

lah embg bisa begini kah 🤣🤣🤣

2023-10-19

0

lihat semua
Episodes
1 Pindah Rumah
2 Suasana Baru
3 Es Krim
4 Kenyataan Pahit
5 Pertemuan
6 Seharian Bersama Meimei
7 Single Parents
8 Makan Malam Bersama
9 Ingin Bersama Arin
10 Makan Pizza
11 Dukungan Para Tetangga
12 Malam Minggu
13 Sulit Mengartikan
14 Bayangan Dibalik Tirai
15 Sepak Bola
16 VideoCall
17 Telepon
18 Ke Bogor
19 Gara-gara Hujan
20 Yakinkan Aku!
21 Mencobanya
22 Pernahkah?
23 Mie Instan
24 Sadar Diri
25 Berbelanja
26 Mencoba
27 Mainan Baru?
28 Pertemuan Malam
29 Gelenyar Aneh
30 Meimei Pulang
31 Rasa Tanggungjawab
32 Menginap
33 Dengan Orang Yang Berbeda
34 Terimakasih
35 Rekan Bisnis
36 Menunggu Pulang
37 Malam Kedua
38 Mencari Arin
39 Bunda
40 Tak Sendiri
41 Firasat Buruk
42 Membujuk Noval
43 Ditolak
44 Ke Kantor Sonny
45 Seharian Bersama Sonny
46 Maaf
47 Sonny Sakit
48 Diperhatikan
49 Sebuah Figura
50 Tak Terlihat Sakit
51 Terlalu Mendadak
52 Tangan Terbuka
53 Membicarakan
54 Mengunjungi Perusahaan
55 Di Kantor?
56 Dua Wanita
57 Seperti Disambar Petir
58 Digoda Ibu-ibu
59 Masih Terasa Sakit
60 Perkara Mata Sembab
61 Bunda Menikah Lagi?
62 Om Sonny Dan Bunda Menikah?
63 Rasa Sesal Arin
64 Ungkapan Sonny
65 Tak Bisa Berkata
66 Tetap Perhatian
67 Meski Tak Seperti Dulu
68 Rencana Yang Berantakan
69 Keceplosan
70 Menjadi Rival
71 Bukan Lagi Pahlawan
72 Iri Hati
73 Akhir Dari Liburan
74 Rumah Terakhir
75 Pada Akhirnya
76 Usai Di Sini
77 Meminta Dukungan
78 Rencana
79 Jujur
80 Pengakuan Cinta
81 Keputusan
82 Gerbang Pembuka
83 Pemilik Lama
84 Terimakasih
85 IKLAN
86 Karya Baru
87 My Perfect (Bad) Marriage
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Pindah Rumah
2
Suasana Baru
3
Es Krim
4
Kenyataan Pahit
5
Pertemuan
6
Seharian Bersama Meimei
7
Single Parents
8
Makan Malam Bersama
9
Ingin Bersama Arin
10
Makan Pizza
11
Dukungan Para Tetangga
12
Malam Minggu
13
Sulit Mengartikan
14
Bayangan Dibalik Tirai
15
Sepak Bola
16
VideoCall
17
Telepon
18
Ke Bogor
19
Gara-gara Hujan
20
Yakinkan Aku!
21
Mencobanya
22
Pernahkah?
23
Mie Instan
24
Sadar Diri
25
Berbelanja
26
Mencoba
27
Mainan Baru?
28
Pertemuan Malam
29
Gelenyar Aneh
30
Meimei Pulang
31
Rasa Tanggungjawab
32
Menginap
33
Dengan Orang Yang Berbeda
34
Terimakasih
35
Rekan Bisnis
36
Menunggu Pulang
37
Malam Kedua
38
Mencari Arin
39
Bunda
40
Tak Sendiri
41
Firasat Buruk
42
Membujuk Noval
43
Ditolak
44
Ke Kantor Sonny
45
Seharian Bersama Sonny
46
Maaf
47
Sonny Sakit
48
Diperhatikan
49
Sebuah Figura
50
Tak Terlihat Sakit
51
Terlalu Mendadak
52
Tangan Terbuka
53
Membicarakan
54
Mengunjungi Perusahaan
55
Di Kantor?
56
Dua Wanita
57
Seperti Disambar Petir
58
Digoda Ibu-ibu
59
Masih Terasa Sakit
60
Perkara Mata Sembab
61
Bunda Menikah Lagi?
62
Om Sonny Dan Bunda Menikah?
63
Rasa Sesal Arin
64
Ungkapan Sonny
65
Tak Bisa Berkata
66
Tetap Perhatian
67
Meski Tak Seperti Dulu
68
Rencana Yang Berantakan
69
Keceplosan
70
Menjadi Rival
71
Bukan Lagi Pahlawan
72
Iri Hati
73
Akhir Dari Liburan
74
Rumah Terakhir
75
Pada Akhirnya
76
Usai Di Sini
77
Meminta Dukungan
78
Rencana
79
Jujur
80
Pengakuan Cinta
81
Keputusan
82
Gerbang Pembuka
83
Pemilik Lama
84
Terimakasih
85
IKLAN
86
Karya Baru
87
My Perfect (Bad) Marriage

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!