Sepak Bola

Pukul 12 siang Sonny pulang setelah mengerjakan pekerjaan kantornya, sedikit terlambat karena ada hal penting yang harus dibicarakan dengan beberapa petinggi perusahaan.

Sonny keluar dari mobil yang sudah ia parkiran di depan rumah, tak lupa Sonny terlebih dahulu berjalan menuju rumah Arin untuk menjemput Meimei.

Ketika Sonny membuka pintu pagar rumah Arin ia melihat Noval yang bermain bola sendirian didepan teras.

Tak ada Meimei ataupun Arin yang menemani, kemana dua perempuan itu?

Sonny pun mendekat ke arah Noval yang belum menyadari kedatangannya.

"Noval sedang apa?" Seru Sonny.

Bocah kecil tersebut menoleh ke sumber suara dan mendapati Ayah dari Meimei yang berdiri di belakangnya.

"Om Sonny? Om udah pulang? Noval lagi main bola" Kata Noval bertanya sekaligus menjawab.

"Iya, Om mau jemput Meimei. Tapi kemana Meimei? Kamu juga kenapa main sendiri disini?" Tanya Sonny.

"Meimei lagi tidur siang Om sama bunda" Ujar Noval memberitahu.

"Ohh.... Begitu. Terus kenapa Noval gak ikut tidur siang?"

Noval menggelengkan kepalanya, "Belum ngantuk, jadi Noval main bola aja sendiri" Bocah itu nampak asik menendang-nendang bola, berlatih sebisa mungkin meski permainannya tidak sebagus anak-anak di komplek sini.

Sonny pun mengangguk-anggukkan kepalanya paham, ia tak langsung pergi dari sana melainkan Sonny berniat menemani Noval.

"Noval emang suka main bola?" Tanya Sonny.

"Suka Om, tapi Noval belum jago kayak teman-teman Noval" Ungkap Noval.

"Noval mau tau gak trik yang biasanya dipake sama pemain-pemain profesional?"

"Mau Om! Tapi emang Om bisa?" Ujar Noval.

"Bisa dong, sini Om pinjem bolanya"

Noval pun memberikan bola sepak itu pada Sonny, Sonny mulai mempraktikkan beberapa gaya bak pesepak bola internasional.

Noval terkagum-kagum melihat permainan Sonny, Sonny begitu hebat dalam seluruh gaya permainan. Bahkan Sonny bisa memperagakan permainan yang biasa dilakukan oleh pemain favoritnya.

"Wahhh Om keren banget!! Noval pingin juga diajarin gaya tadi" Kata Noval yang sangat tertarik akan permainan sepak bola itu.

"Boleh, tapi kita jangan main disini. Gimana kalau kita main di halaman belakang rumah Om? Disana luas biar kita bisa leluasa lari-lari" Tawar Sonny.

"Ayo om, Noval udah gak sabar nih" Tuturnya bersemangat.

Sonny tertawa melihat antusiasme anak tersebut, ia lantas mengajak Noval ke rumahnya untuk bermain di halaman belakang.

***

Arin terbangun lebih dulu dari Meimei, Arin menggeliatkan tubuhnya yang terasa kaku. Dilihatnya Meimei yang masih tidur dengan nyenyak. Padahal Arin tak berniat tidur siang, tapi ia malah ikut ketiduran saat meniduri gadis disebelah nya.

Sorot mata Arin melirik ke arah jam dinding yang sudah menunjukkan pukul dua siang, matanya sedikit terbelalak ketika mengetahui jika sudah dua jam ia tertidur.

Arin pun bangkit dan berjalan ke arah kamar mandi untuk mencuci wajahnya. Setelah itu Arin keluar dari kamar menuju lantai bawah.

Arin melangkah ke arah ruang keluarga, tetapi tidak ada Noval disana. Biasanya bocah itu selalu bermain PlayStation ketika Meimei sedang tidur.

Tapi kemana dia sekarang?

Arin menelusuri seluruh penjuru rumah, dari mulai kamar Noval hingga ke teras sekalipun namun Noval tetap tidak ada dimana-mana.

"Noval......!"

"Noval kamu dimana nak...????" Arin berteriak mencari keberadaan sang putra yang menghilang.

Arin mencari hingga keluar rumah, tatapannya tak sengaja tertuju pada sandal Noval yang tergelak di depan rumah Sonny.

Apa anak itu ada di rumah Sonny? Mobil Sonny pun sudah tiba itu artinya Sonny sudah pulang dari kantor. Tapi kenapa Noval masuk ke dalam rumah Sonny?

Arin tak bisa menebak apa yang sedang dilakukan Noval didalam sana, ia lantas menghampiri rumah tetangganya lalu menekan bel rumah pria tersebut.

Ting Tong! Ting Tong!

"Permisiiiii......!"

Tok! Tok! Tok!

"Mas Sonny....!"

Arin terus memanggil-manggil si pemilik rumah, tapi rupanya Sonny tak mendengar ada yang memanggil dirinya.

Namun Arin samar-samar mendengar suara orang-orang yang sedang tertawa begitu heboh di dalam sana, sepintas ia juga mendengar suara Noval.

Arin jadi penasaran apa yang tengah dilakukan dua orang lelaki tersebut.

Arin mencoba menekan handel pintu, rupanya pintu rumah Sonny tidak terkunci, tetapi Arin masih ragu untuk masuk. Tak sopan bila masuk begitu saja tanpa mendapat izin dari pemiliknya.

Tetapi Arin harus memastikan apakah Noval benar-benar ada disana atau tidak, karena sudah dua jam ia meninggalkan Noval selama tidur siang.

Tok! Tok! Tok!

"Mas Sonny...? Mas, saya izin masuk ke dalam ya. Mas?"

Arin masih belum mendapat jawaban, tetapi naluri nya menyuruh arin untuk melihat keadaan didalam sana.

Kaki jenjang Arin melangkah maju memasuki bangunan tersebut, suara-suara tawa itu semakin terdengar jelas di telinga Arin.

Sampai Arin melihat dua orang lelaki yang sedang bermain permainan sepak bola di halaman belakang.

Arin terpaku menatap pemandangan didepannya, Arin melihat Noval dan Sonny yang tengah bermain sambil berlari kejar-kejaran.

Interaksi keduanya menghanyutkan hati wanita dua puluh delapan tahun itu, hati Arin ikut terenyuh melihat kedekatan antara Sonny dan putranya.

Tawa lepas yang belum pernah Arin lihat lagi dari raut wajah putra semata wayang nya selama beberapa bulan ini, kini Arin bisa melihat kembali bagaimana kebahagiaan yang tengah dirasakan oleh laki-laki berusia delapan tahun tersebut.

Arin mengulas senyum tulus ketika memandang hal demikian, ia pun mendekati kedua orang yang masih belum menyadari akan kedatangan dirinya.

Arin mengetuk pintu belakang dengan sengaja, membuat Noval dan Sonny akhirnya menoleh pada Arin yang berdiri di ambang pintu.

"Bunda...??"

Arin tersenyum pada putra tercintanya, Noval segera berlari menghampiri sang Ibu kemudian memeluk tubuh wanita yang telah melahirkannya.

"Ternyata kamu disini, bunda cari kemana-mana tapi Noval gak ada, syukurlah jika kamu tidak kenapa-napa"

"Maaf bunda, Noval gak pamit dulu. Habisnya Noval gak sabar pingin diajarin sepak bola sama Om Sonny"

Arin mengelus rambut tebal Noval, "Iya sayang enggak apa-apa kok"

Sonny menghampiri Arin dan Noval, menyapa perempuan yang baru saja datang.

"Meimei masih tidur Rin?" Tanya Sonny.

"Iya mas, Meimei masih di rumah saya. Maaf saya masuk ke sini tanpa izin, saya sudah menekan bel dan mengetuk pintu tapi tidak ada yang membukanya. Saya ingin memastikan apakah Noval ada disini atau tidak" Jelas Arin panjang lebar.

"Tidak masalah, maaf juga sudah membuatmu khawatir" Balas Sonny.

"Bunda lain kali Noval mau main lagi sama Om Sonny, boleh kan bun?" Pinta Noval penuh harap.

"Boleh aja kalau tidak merepotkan Om Sonny"

"Om Sonny udah bilang boleh kok bun, iya kan Om?"

Sonny mengangguk membenarkan pertanyaan bocah kecil ini.

"Boleh dong, nanti kita main lagi ya. Pokoknya Om bakal ajarin Noval sampai bisa. Oke?"

"Oke, Om!"

"Ya udah, sekarang kita pulang ya. Kasian Om Sonny mau istirahat, sebentar lagi juga mau sore" Kata Arin pada Noval.

"Iya bunda. Om, Noval sama bunda pulang dulu ya, makasih Om udah ajarin Noval hari ini"

"Sama-sama, nak" Imbuh Sonny sembari mengelus ujung kepala Noval.

Sonny mengantarkan mereka berdua sampai ke depan rumah, namun sebelum pergi Arin berbalik seperti hendak mengatakan sesuatu.

"Terimakasih, mas. Apa yang mas beri pada Noval hari ini sangat berarti bagi saya" Ujar Arin berkata.

Sonny terdiam mencerna maksud perkataan Arin.

"Maksudnya?"

Namun Arin menggeleng sambil terus menyunggingkan senyum, "Tidak ada, sekali lagi terimakasih mas Sonny"

Setelah itu Arin berlalu meninggalkan Sonny yang masih mematung di tempat.

Terpopuler

Comments

awesome moment

awesome moment

iyes lah. kn mengisi kekosongan hti noval

2025-04-02

0

Em Mooney

Em Mooney

weleh-weleh... mas soni ngg peka

2024-01-01

2

Em Mooney

Em Mooney

meniduri

2024-01-01

0

lihat semua
Episodes
1 Pindah Rumah
2 Suasana Baru
3 Es Krim
4 Kenyataan Pahit
5 Pertemuan
6 Seharian Bersama Meimei
7 Single Parents
8 Makan Malam Bersama
9 Ingin Bersama Arin
10 Makan Pizza
11 Dukungan Para Tetangga
12 Malam Minggu
13 Sulit Mengartikan
14 Bayangan Dibalik Tirai
15 Sepak Bola
16 VideoCall
17 Telepon
18 Ke Bogor
19 Gara-gara Hujan
20 Yakinkan Aku!
21 Mencobanya
22 Pernahkah?
23 Mie Instan
24 Sadar Diri
25 Berbelanja
26 Mencoba
27 Mainan Baru?
28 Pertemuan Malam
29 Gelenyar Aneh
30 Meimei Pulang
31 Rasa Tanggungjawab
32 Menginap
33 Dengan Orang Yang Berbeda
34 Terimakasih
35 Rekan Bisnis
36 Menunggu Pulang
37 Malam Kedua
38 Mencari Arin
39 Bunda
40 Tak Sendiri
41 Firasat Buruk
42 Membujuk Noval
43 Ditolak
44 Ke Kantor Sonny
45 Seharian Bersama Sonny
46 Maaf
47 Sonny Sakit
48 Diperhatikan
49 Sebuah Figura
50 Tak Terlihat Sakit
51 Terlalu Mendadak
52 Tangan Terbuka
53 Membicarakan
54 Mengunjungi Perusahaan
55 Di Kantor?
56 Dua Wanita
57 Seperti Disambar Petir
58 Digoda Ibu-ibu
59 Masih Terasa Sakit
60 Perkara Mata Sembab
61 Bunda Menikah Lagi?
62 Om Sonny Dan Bunda Menikah?
63 Rasa Sesal Arin
64 Ungkapan Sonny
65 Tak Bisa Berkata
66 Tetap Perhatian
67 Meski Tak Seperti Dulu
68 Rencana Yang Berantakan
69 Keceplosan
70 Menjadi Rival
71 Bukan Lagi Pahlawan
72 Iri Hati
73 Akhir Dari Liburan
74 Rumah Terakhir
75 Pada Akhirnya
76 Usai Di Sini
77 Meminta Dukungan
78 Rencana
79 Jujur
80 Pengakuan Cinta
81 Keputusan
82 Gerbang Pembuka
83 Pemilik Lama
84 Terimakasih
85 IKLAN
86 Karya Baru
87 My Perfect (Bad) Marriage
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Pindah Rumah
2
Suasana Baru
3
Es Krim
4
Kenyataan Pahit
5
Pertemuan
6
Seharian Bersama Meimei
7
Single Parents
8
Makan Malam Bersama
9
Ingin Bersama Arin
10
Makan Pizza
11
Dukungan Para Tetangga
12
Malam Minggu
13
Sulit Mengartikan
14
Bayangan Dibalik Tirai
15
Sepak Bola
16
VideoCall
17
Telepon
18
Ke Bogor
19
Gara-gara Hujan
20
Yakinkan Aku!
21
Mencobanya
22
Pernahkah?
23
Mie Instan
24
Sadar Diri
25
Berbelanja
26
Mencoba
27
Mainan Baru?
28
Pertemuan Malam
29
Gelenyar Aneh
30
Meimei Pulang
31
Rasa Tanggungjawab
32
Menginap
33
Dengan Orang Yang Berbeda
34
Terimakasih
35
Rekan Bisnis
36
Menunggu Pulang
37
Malam Kedua
38
Mencari Arin
39
Bunda
40
Tak Sendiri
41
Firasat Buruk
42
Membujuk Noval
43
Ditolak
44
Ke Kantor Sonny
45
Seharian Bersama Sonny
46
Maaf
47
Sonny Sakit
48
Diperhatikan
49
Sebuah Figura
50
Tak Terlihat Sakit
51
Terlalu Mendadak
52
Tangan Terbuka
53
Membicarakan
54
Mengunjungi Perusahaan
55
Di Kantor?
56
Dua Wanita
57
Seperti Disambar Petir
58
Digoda Ibu-ibu
59
Masih Terasa Sakit
60
Perkara Mata Sembab
61
Bunda Menikah Lagi?
62
Om Sonny Dan Bunda Menikah?
63
Rasa Sesal Arin
64
Ungkapan Sonny
65
Tak Bisa Berkata
66
Tetap Perhatian
67
Meski Tak Seperti Dulu
68
Rencana Yang Berantakan
69
Keceplosan
70
Menjadi Rival
71
Bukan Lagi Pahlawan
72
Iri Hati
73
Akhir Dari Liburan
74
Rumah Terakhir
75
Pada Akhirnya
76
Usai Di Sini
77
Meminta Dukungan
78
Rencana
79
Jujur
80
Pengakuan Cinta
81
Keputusan
82
Gerbang Pembuka
83
Pemilik Lama
84
Terimakasih
85
IKLAN
86
Karya Baru
87
My Perfect (Bad) Marriage

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!