Malam Minggu

Sejak pembicaraannya dengan para tetangga kini Arin merasa ada yang tidak beres dengan hatinya, Arin mulai memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi antara ia dan Sonny.

Benarkah Arin akan jatuh cinta? Tapi ia masih merasa biasa saja ketika berdekatan dengan pria itu. Hanya saja ketika tetangga-tetangganya men jodoh-jodohkan dirinya membuat Arin mendadak gusar tak karuan.

Hingga sore pun Arin lebih banyak melamun, kini Arin sedang duduk di ruang keluarga sambil mengingat-ingat perkataan Ibu-ibu rumpi siang tadi.

Ting Tong! Ting Tong!

Tok! Tok! Tok!

Arin terlonjak, ia menoleh ke arah pintu utama ketika mendengar suara bel dan ketikan pintu.

"Tante, itu pasti papah" Seru Meimei berucap.

Seketika jantung Arin berdebar, kakinya seakan membeku sulit untuk melangkah membuka pintu tersebut. Mendadak Arin tak siap bertemu Sonny.

"Bunda kok gak bukain pintu?" Tanya Noval bingung.

"Hah??! O-oh... Iya ini bunda baru mau buka kok" Mau tidak mau Arin pun bangkit dan berjalan ke arah pintu rumahnya.

Perlahan Arin memutar kunci pintu kemudian membuka penghalang kayu tersebut hingga wajah Sonny pun terpampang nyata didepannya.

"Mas Sonny?!"

Sonny terperanjat ketika melihat Arin yang terkejut mendapati dirinya.

"Ada apa? Kelihatan kamu kaget?" Tanya Sonny bingung.

Arin jadi tergagap-gagap, ia juga bingung kenapa dirinya merasa terkejut ketika melihat keberadaan Sonny.

"T-tidak apa-apa, mas" Bantah Arin.

Arin dan Sonny kemudian masuk ke dalam rumah, hal yang biasa dilakukan ketika masuk, mendapat sambutan dari Meimei lalu menyalurkan rasa rindu antara anak dan Ayah itu.

Tetapi Arin tak banyak bicara, ia justru sibuk memerhatikan Sonny sambil mengingat perkataan salah satu tetangga.

"Memangnya mbak Arin kalau ngomong sama mas Sonny gak pernah merasa dag-dig-dug gitu?"

"Tapi hati-hati loh mbak Arin bisa jatuh cinta lama kelamaan, mas Sonny kan ganteng, kaya raya, baik lagi. Siapa sih yang enggak mengagumi sosok mas Sonny"

Lamunan Arin buyar tatkala Sonny mengeluarkan suara dan mengajak bicara wanita itu.

"Kamu bisa kan Rin?"

"Hah?? A-apa??? O-oh.. Maaf tadi mas Sonny ngomong apa? Boleh diulangi?" Pinta Arin memulihkan kembali kesadarannya.

"Malam ini kan malam minggu, saya mau ajak Meimei jalan-jalan nanti malam. Tapi rasanya kurang seru jika cuma berdua saja, jadi kami mau mengajak kamu dan Noval untuk ikut. Kalian bisa kan??" Tutur Sonny mengulang.

Arin tak langsung menjawab, ia menimang-nimang terlebih dahulu, haruskah ia ikut? Tapi Arin khawatir ia malah jadi tidak fokus jika terlalu lama berada di samping lelaki ini.

"Emm.... Sepertinya, kami tidak bisa ikut. Mungkin lain kali ya" Tolak Arin halus.

"Oh begitu ya... " gumam Sonny memaklumi.

"Ihhh.... Kok tante gak bisa ikut?? Meimei mau sama tante! Mau sama kak Noval juga" Seru Meimei tak terima.

"Meimei, mungkin tante Arin lagi ada urusan penting. Tante Arin kan sudah bilang kita bisa jalan-jalan lain kali" Bujuk Sonny meredam amarah putrinya.

Tetapi meimei menggeleng cepat, ia ingin arin ikut bersamanya nanti malam. "Gak mau! Tante Arin harus ikut.... " Wajah Meimei sudah memerah, dan bisa dipastikan jika gadis itu akan menangis sebentar lagi.

"Ya udah iya, tante ikut ya. Meimei jangan nangis, nanti malem kita jalan-jalan oke" Cetus Arin mencegah anak perempuan tersebut menangis.

"Tante jangan bohong!" Ucap Meimei dengan suara bergetar.

"Iya enggak kok, sini sini.... " Ujar Arin sembari menepuk-nepuk pahanya, mengisyaratkan agar Meimei duduk di pangkuan Arin.

Meimei lantas berpindah dan duduk di pangkuan wanita tersebut, Arin lalu menghapus air mata bocah manis itu sembari mencium pipinya beberapa kali.

"Udah, jangan nangis ya sayang"

Perhatian Arin pada Meimei diam-diam membuat hati Sonny terenyuh, rasa tulus yang diberikan Arin seperti rasa kasih sayang seorang Ibu kepada anaknya. Sonny bisa melihat betapa Arin sangat menyayangi Meimei begitupun sebaliknya.

Meimei kini lebih sering merajuk kepada Arin dibanding padanya, Meimei juga sudah tidak lagi mengeluh bosan pada Sonny. Keberadaan Arin dan Noval berhasil membuat Meimei terhibur.

***

Pukul tujuh malam Sonny dan Meimei sudah bersiap, keduanya sudah rapi dengan pakaian masing-masing. Sonny tampak gagah dan keren sedangkan Meimei semakin lucu menggunakan dress berwarna pink.

Kini mereka hanya tinggal menunggu Arin keluar, sonny terlebih dulu memanaskan mesin mobil.

Meimei yang tak sabar akhirnya masuk ke dalam rumah Arin untuk menjemput Ibu serta anak lelaki yang masih bersiap-siap didalam.

Tak lama ketiganya muncul bersamaan, Sonny yang sedang memainkan ponsel sambil bersandar di badan mobil belum menyadari kehadiran orang-orang tersebut.

"Mas?" Seru Arin.

Kepala Sonny yang tadinya menunduk seketika terangkat dan menatap ke arah sumber suara.

Deg!

Sonny dibuat terpana melihat Arin yang berdiri di depannya, Arin sangat cantik malam ini! Dress hitam dengan ikat pinggang dan rambut yang dibiarkan tergerai indah membuat wanita itu bak malaikat dari surga.

Degup jantung Sonny berdetak cepat, jakunnya naik turun melihat kecantikan Arin.

Ia membeku beberapa saat, mengagumi sosok wanita didepannya yang tersenyum begitu manis.

"Kita berangkat sekarang mas?" Seru Arin membuyarkan lamunan Sonny.

Sonny tersentak lalu sadar jika dirinya tengah mengagumi sosok Arin.

"I-iya, kita berangkat sekarang" Jawab Sonny tergugup-gugup.

Mereka pun masuk ke dalam mobil milik Sonny, dengan Meimei dan Noval yang duduk di kursi penumpang sedangkan kedua orang tuanya duduk di bangku depan.

"Sudah siap?"

"Siapppp..... " Teriak Meimei dan Noval bersemangat.

Kendaraan beroda empat itu pun melaju meninggalkan kawasan tempat tinggal mereka.

Diperjalanan suasana mobil nampak hening, hanya anak-anak yang sesekali berbicara ketika melihat sesuatu yang unik di jalanan.

"Kak Noval liat itu patungnya bergerak!!!" tunjuk Meimei kala melihat patung di depan sebuah restoran yang bergoyang sambil berputar-putar.

"Yang mana??" Tanya Noval mencari-cari.

"Yahhh.... Udah kelewat, kak Noval telat sih liatnya"

Kebisingan dibelakang tak sama dengan keadaan di kursi depan, kedua orang tersebut saling diam, Arin sibuk memandang ke arah luar jendela sedangkan sonny sibuk mengemudi.

Hening...

Hening...

Hening...

Kecanggungan melanda kedua orang itu, Sonny beberapa kali melirik ke arah Arin, mencari bahan obrolan untuk mencairkan suasana.

"Maaf ya, Meimei memaksa kamu untuk ikut" Seru Sonny berbicara.

Arin langsung menoleh, sedikit canggung ketika bersisitatap dengan pria disampingnya.

"Gapapa mas" Jawab Arin singkat.

"Mungkin kamu punya urusan lain, maaf kalau kamu harus menundanya karena Meimei"

Perkataan Sonny langsung disambut gelengan oleh Arin, "Enggak kok mas, tadi itu saya hanya tidak mau menganggu waktu kalian berdua. Makanya.... Tadi saya menolak" Ujar Arin berbohong.

Sonny tersenyum simpul sambil tetap melihat ke arah depan, "Syukurlah kalau kamu tidak keberatan, saya hanya khawatir karena selalu mengganggu kamu"

"Tidak kok mas, saya selalu siap jika itu untuk Meimei" Ujar Arin jujur.

"Benarkah? Lalu bagaimana jika denganku?"

Terpopuler

Comments

Mince Tamince

Mince Tamince

sikat bang 😁

2025-03-29

0

Hj Hanie

Hj Hanie

yea... yea..mulai

2025-03-12

0

Em Mooney

Em Mooney

wah... mas sony main tembak aj. pdhl sblmnya ngg ngasih kode dulu. panik ngg rin

2024-01-01

1

lihat semua
Episodes
1 Pindah Rumah
2 Suasana Baru
3 Es Krim
4 Kenyataan Pahit
5 Pertemuan
6 Seharian Bersama Meimei
7 Single Parents
8 Makan Malam Bersama
9 Ingin Bersama Arin
10 Makan Pizza
11 Dukungan Para Tetangga
12 Malam Minggu
13 Sulit Mengartikan
14 Bayangan Dibalik Tirai
15 Sepak Bola
16 VideoCall
17 Telepon
18 Ke Bogor
19 Gara-gara Hujan
20 Yakinkan Aku!
21 Mencobanya
22 Pernahkah?
23 Mie Instan
24 Sadar Diri
25 Berbelanja
26 Mencoba
27 Mainan Baru?
28 Pertemuan Malam
29 Gelenyar Aneh
30 Meimei Pulang
31 Rasa Tanggungjawab
32 Menginap
33 Dengan Orang Yang Berbeda
34 Terimakasih
35 Rekan Bisnis
36 Menunggu Pulang
37 Malam Kedua
38 Mencari Arin
39 Bunda
40 Tak Sendiri
41 Firasat Buruk
42 Membujuk Noval
43 Ditolak
44 Ke Kantor Sonny
45 Seharian Bersama Sonny
46 Maaf
47 Sonny Sakit
48 Diperhatikan
49 Sebuah Figura
50 Tak Terlihat Sakit
51 Terlalu Mendadak
52 Tangan Terbuka
53 Membicarakan
54 Mengunjungi Perusahaan
55 Di Kantor?
56 Dua Wanita
57 Seperti Disambar Petir
58 Digoda Ibu-ibu
59 Masih Terasa Sakit
60 Perkara Mata Sembab
61 Bunda Menikah Lagi?
62 Om Sonny Dan Bunda Menikah?
63 Rasa Sesal Arin
64 Ungkapan Sonny
65 Tak Bisa Berkata
66 Tetap Perhatian
67 Meski Tak Seperti Dulu
68 Rencana Yang Berantakan
69 Keceplosan
70 Menjadi Rival
71 Bukan Lagi Pahlawan
72 Iri Hati
73 Akhir Dari Liburan
74 Rumah Terakhir
75 Pada Akhirnya
76 Usai Di Sini
77 Meminta Dukungan
78 Rencana
79 Jujur
80 Pengakuan Cinta
81 Keputusan
82 Gerbang Pembuka
83 Pemilik Lama
84 Terimakasih
85 IKLAN
86 Karya Baru
87 My Perfect (Bad) Marriage
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Pindah Rumah
2
Suasana Baru
3
Es Krim
4
Kenyataan Pahit
5
Pertemuan
6
Seharian Bersama Meimei
7
Single Parents
8
Makan Malam Bersama
9
Ingin Bersama Arin
10
Makan Pizza
11
Dukungan Para Tetangga
12
Malam Minggu
13
Sulit Mengartikan
14
Bayangan Dibalik Tirai
15
Sepak Bola
16
VideoCall
17
Telepon
18
Ke Bogor
19
Gara-gara Hujan
20
Yakinkan Aku!
21
Mencobanya
22
Pernahkah?
23
Mie Instan
24
Sadar Diri
25
Berbelanja
26
Mencoba
27
Mainan Baru?
28
Pertemuan Malam
29
Gelenyar Aneh
30
Meimei Pulang
31
Rasa Tanggungjawab
32
Menginap
33
Dengan Orang Yang Berbeda
34
Terimakasih
35
Rekan Bisnis
36
Menunggu Pulang
37
Malam Kedua
38
Mencari Arin
39
Bunda
40
Tak Sendiri
41
Firasat Buruk
42
Membujuk Noval
43
Ditolak
44
Ke Kantor Sonny
45
Seharian Bersama Sonny
46
Maaf
47
Sonny Sakit
48
Diperhatikan
49
Sebuah Figura
50
Tak Terlihat Sakit
51
Terlalu Mendadak
52
Tangan Terbuka
53
Membicarakan
54
Mengunjungi Perusahaan
55
Di Kantor?
56
Dua Wanita
57
Seperti Disambar Petir
58
Digoda Ibu-ibu
59
Masih Terasa Sakit
60
Perkara Mata Sembab
61
Bunda Menikah Lagi?
62
Om Sonny Dan Bunda Menikah?
63
Rasa Sesal Arin
64
Ungkapan Sonny
65
Tak Bisa Berkata
66
Tetap Perhatian
67
Meski Tak Seperti Dulu
68
Rencana Yang Berantakan
69
Keceplosan
70
Menjadi Rival
71
Bukan Lagi Pahlawan
72
Iri Hati
73
Akhir Dari Liburan
74
Rumah Terakhir
75
Pada Akhirnya
76
Usai Di Sini
77
Meminta Dukungan
78
Rencana
79
Jujur
80
Pengakuan Cinta
81
Keputusan
82
Gerbang Pembuka
83
Pemilik Lama
84
Terimakasih
85
IKLAN
86
Karya Baru
87
My Perfect (Bad) Marriage

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!