Telepon

"S-saya minta maaf.... Saya benar-benar tidak tau jika Meimei dengan polosnya a-akan... "

"Jangan diteruskan Arin!" Sela Sonny memotong ucapan wanita di depannya, jantungnya sudah tidak bisa berfungsi dengan normal.

"S-saya tau itu bukan hal kesengajaan, Meimei masih belum mengerti apa-apa. Tolong maafkan dia, t-tapi... Saya janji saya akan melupakan hal itu, saya tidak akan mengingatnya, kamu tenang saja" Jelas Sonny panjang lebar.

Arin mendengar ucapan pria itu dengan seksama, ia pun lantas mengangguk.

"Baiklah, terimakasih mas" Lirih Arin malu.

Sonny tanpa sadar menatap tubuh Arin dari atas sampai bawah, bagaimana ia bisa melupakan tubuh indah itu. Tubuh Arin sudah bisa membakar gairahnya meski hanya dengan melihat, bagaimana jika ia bisa merasakannya juga??

Haisshh..... Apa yang ia pikirkan?!! Bisa-bisanya ia membayangkan menyentuh tubuh indah Arin? Ia sudah berjanji untuk melupakannya!

Sonny menggeleng-gelengkan kepala beberapa kali hingga membuat Arin bingung dengan tingkah pria itu.

"Mas Sonny kenapa?" Tanya Arin.

Sonny langsung tersadar, ia jadi gelagapan ktika Arin menyadari kelakuan anehnya.

"T-tidak ada apa-apa! Kepalaku hanya sedikit pusing, pekerjaan hari benar-benar memusingkan" Ujar Sonny berdusta, ia tak mungkin berkata jujur pada Arin tetang apa yang ia pikirkan sebenarnya.

"Mas Sonny sakit? Kalau begitu sebaiknya mas Sonny istirahat. Biarkan Meimei disini dulu, nanti kalau Meimei mau pulang akan saya antar" Kata Arin yang tiba-tiba merasa khawatir akan kondisi Sonny.

"Sebaiknya saya paksa Meimei pulang saja, kamu juga pasti lelah sudah menjaga Meimei hari ini. Tidak apa kalau di menangis nanti pasti berhenti kalau sudah di rumah"

"Jangan mas! Kasihan Meimei, mungkin dia masih ingin main sama Noval. Tolong jangan paksa dia, mas" Pinta Arin penuh harap, ia tak akan tega melihat anak manis itu menangis, biarlah Meimei tetap disini bahkan menginap jika gadis itu mau.

"Ya sudah, saya tidak akan memaksa Meimei. Saya titip Meimei kalau be... "

"GAK BOLEHH!! PAPAH GAK BOLEH PULANG" Teriak Meimei menghampiri orang tuanya, ternyata ia tak sengaja menguping ketika Arin menyarankan Sonny untuk beristirahat di rumah.

"Sayang papahnya lagi sakit, kasihan papah harus tidur" Ungkap Arin membujuk.

"Kalau gitu papah tidur disini jangan pulang!" Kata Meimei bersikukuh tak mengizinkan orang tuanya pergi.

"Kan ada tante Arin disini, biasanya Meimei mau sama tante Arin terus" Ujar Sonny.

"Mau sama papah juga! Temenin sampe Meimei beres makan pizza nya!" Ungkap Meimei menahan Sonny untuk bangkit.

"Iya iya papah gak jadi pulang, tapi Meimei cepet ya habisin pizza nya"

"Iya, tapi papah janji ya jangan kemana-mana"

"Iya papah janji"

"Janji?" Tanya Meimei sembari mengacungkan jari kelingking.

"Iya, janji" Balas Sonny dengan saling menautkan jari kelingking mereka.

Meimei pun kembali lagi ke tempat tadi melanjutkan makan pizza bersama Noval.

Alhasil Sonny dan Arin lagi-lagi harus berduaan di ruangan itu, padahal sudah bagus tadi Sonny mau pulang tapi Meimei tiba-tiba saja menahannya.

Arin berusaha keras mencari topik, ia tak mau membuat pikirannya terus melayang pada masalah tadi.

"Oh iya mas, ada yang ingin saya katakan" Seru Arin.

"Oh ya? Katakan saja Rin" Sahutnya.

"Begini, saya ada rencana mau mengantar Noval nanti ke Bogor. Saya mau izin dulu untuk cuti sehari menjaga Meimei, apa boleh mas?"

"Bogor? Kalau boleh saya tau ada urusan apa kalian kesana?" Tanya Sonny penasaran.

"Noval mau ikut berlibur dengan sodara jauh saya disana, kebetulan anaknya seumuran dengan Noval jadi meminta Noval untuk ikut. Tapi saya akan langsung pulang lagi kok, saya cuma mengantar Noval saja, karena Noval akan menginap tiga hari disana" Jelas Arin panjang lebar memaparkan maksudnya.

"Hari apa kalian kesana?"

"Hari sabtu, mas"

Sonny tampak berpikir sejenak, agak sulit sebenarnya membujuk Meimei ketika Arin pergi ke suatu tempat.

"Emm... Rin, bagaimana jika saya dan Meimei mengantarkan kalian ke Bogor?" Tawarnya.

"Tidak usah mas! Saya bisa naik mobil sendiri kok"

"Ya saya tau, tapi... Saya tidak yakin bisa membujuk Meimei ketika kamu pergi, dia pasti akan menangis mengetahui kamu tidak ada" Jelasnya.

"Begitu ya? Benar juga" Gumam Arin membenarkan.

"Bagaimana? Hari sabtu saya sepertinya tidak terlalu banyak pekerjaan" Tambah Sonny.

Arin berpikir sebentar sebelum mengambil keputusan, haruskah ia membiarkan sonny dan Meimei mengantarnya? Karena perjalanan dari Jakarta Bogor akan cukup menguras waktu terlebih lagi jalanan Ibukota yang terkenal dengan kemacetan nya.

"Kalau mas tidak keberatan tidak masalah bagi kami"

Ucapan Arin membuat bibir Sonny melengkung membentuk senyuman, sejenak ia melupakan peristiwa hari ini.

***

Malam harinya, Sonny yang baru saja keluar dari kamar mandi mendengar suara dering ponsel miliknya tanda ada panggilan masuk untuk Sonny.

Sonny pun mengambil ponsel genggam dan ternyata seseorang menelpon dirinya, tertera nama mbak Ayu disana.

Sudah lama mbak Ayu tidak menghubunginya. Sonny lantas mengangkat sambungan telepon itu.

"Hallo, mas Sonny"

"Hallo, mbak"

"Apa kabar mas? Maaf saya baru menghubungi lagi, bagaimana kabar si adek?" Tanya mbak Ayu di sebrang sana.

"Kami baik, mbak. Bagaimana kabar mbak dan orang tua mbak?"

"Baik, mas. Tapi Ibu saya masih sakit, katanya harus di operasi jadi saya belum bisa kesana"

"Cepat sembuh untuk orang tua mbak disana, maaf saya belum bisa mengunjungi"

"Tidak apa-apa, mas Sonny. Doa saja sudah cukup untuk kami. Meimei sudah tidur, mas?" Tanyanya.

"Belum, tadi saya tinggal sebentar di bawah. Mbak Ayu mau berbicara dengan Meimei?"

"Mau, mas. Mau banget!" Jawabnya antusias.

"Sebentar ya, saya turun dulu ke bawah"

Sonny lalu keluar dari kamar dan masuk ke dalam kamar putrinya, memberitahu jika mbak Ayu menelpon dan ingin berbicara dengan Meimei.

"Sayang, mbak Ayu telepon katanya mau ngomong sama Meimei"

"Mbak Ayu?? Sini pah meimei mau denger suara mbak" Meimei pun terlihat gembira mengetahui pengasuhnya menelpon.

Sonny memberikan ponselnya pada Meimei membiarkan mereka melepas rindu satu sama lain.

"Mbak Ayu...!"

"Adek mbak kangen sekali sama adek..!"

"Meimei juga, mbak kok gak kesini kesini sih?"

"Iya maafin mbak ya, Ibunya mbak lagi sakit enggak ada yang nemenin. Adek sama siapa selama mbak gak ada?"

"Sama tante Arin!"

"Tante Arin?" Nampaknya mbak Ayu sedikit lupa dengan sosok wanita itu.

"Yang rumahnya depan rumah Meimei mbak" Jelas Meimei.

"Oh mbak Arin, iya iya mbak inget! Adek sama mbak Arin sekarang?"

"Iya, mbak"

"Mbak Arin baik sama Meimei?"

"Baik! Tante Arin suka kasih es krim yang banyak buat Meimei"

Terdengar suara tawa dari balik ponsel sonny.

"Syukurlah kalau mbak Arin baik sama adek, maaf ya mbak belum bisa ketemu adek"

"Iya mbak, gapapa kok"

"Adek kok belum tidur? Biasanya adek udah tidur jam segini"

"Belum ngantuk, meimei mau dengerin cerita dongeng dulu dari papah"

"Oh gitu, ya udah mbak tutup dulu ya telponnya. Adek jangan tidur terlalu malem, nanti sakit"

"Iya mbak"

"Dah adek.... "

"Dadah mbak.... "

Setelah telepon terputus barulah Sonny membacakan cerita dongeng sebelum tidur untuk sang putri tercinta.

Terpopuler

Comments

Em Mooney

Em Mooney

makin deket ni. dikenali n ke ortu. sm sanak-saudara. aseek. sklian bawa ke kud.... eh kua bang son

2024-01-01

2

Mulyanthie Agustin Rachmawatie

Mulyanthie Agustin Rachmawatie

semoga jadi lancar hub an Arin dg Sonny....

2023-09-23

0

Ricka Monika

Ricka Monika

lama banget proses jadiannya

2023-09-21

0

lihat semua
Episodes
1 Pindah Rumah
2 Suasana Baru
3 Es Krim
4 Kenyataan Pahit
5 Pertemuan
6 Seharian Bersama Meimei
7 Single Parents
8 Makan Malam Bersama
9 Ingin Bersama Arin
10 Makan Pizza
11 Dukungan Para Tetangga
12 Malam Minggu
13 Sulit Mengartikan
14 Bayangan Dibalik Tirai
15 Sepak Bola
16 VideoCall
17 Telepon
18 Ke Bogor
19 Gara-gara Hujan
20 Yakinkan Aku!
21 Mencobanya
22 Pernahkah?
23 Mie Instan
24 Sadar Diri
25 Berbelanja
26 Mencoba
27 Mainan Baru?
28 Pertemuan Malam
29 Gelenyar Aneh
30 Meimei Pulang
31 Rasa Tanggungjawab
32 Menginap
33 Dengan Orang Yang Berbeda
34 Terimakasih
35 Rekan Bisnis
36 Menunggu Pulang
37 Malam Kedua
38 Mencari Arin
39 Bunda
40 Tak Sendiri
41 Firasat Buruk
42 Membujuk Noval
43 Ditolak
44 Ke Kantor Sonny
45 Seharian Bersama Sonny
46 Maaf
47 Sonny Sakit
48 Diperhatikan
49 Sebuah Figura
50 Tak Terlihat Sakit
51 Terlalu Mendadak
52 Tangan Terbuka
53 Membicarakan
54 Mengunjungi Perusahaan
55 Di Kantor?
56 Dua Wanita
57 Seperti Disambar Petir
58 Digoda Ibu-ibu
59 Masih Terasa Sakit
60 Perkara Mata Sembab
61 Bunda Menikah Lagi?
62 Om Sonny Dan Bunda Menikah?
63 Rasa Sesal Arin
64 Ungkapan Sonny
65 Tak Bisa Berkata
66 Tetap Perhatian
67 Meski Tak Seperti Dulu
68 Rencana Yang Berantakan
69 Keceplosan
70 Menjadi Rival
71 Bukan Lagi Pahlawan
72 Iri Hati
73 Akhir Dari Liburan
74 Rumah Terakhir
75 Pada Akhirnya
76 Usai Di Sini
77 Meminta Dukungan
78 Rencana
79 Jujur
80 Pengakuan Cinta
81 Keputusan
82 Gerbang Pembuka
83 Pemilik Lama
84 Terimakasih
85 IKLAN
86 Karya Baru
87 My Perfect (Bad) Marriage
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Pindah Rumah
2
Suasana Baru
3
Es Krim
4
Kenyataan Pahit
5
Pertemuan
6
Seharian Bersama Meimei
7
Single Parents
8
Makan Malam Bersama
9
Ingin Bersama Arin
10
Makan Pizza
11
Dukungan Para Tetangga
12
Malam Minggu
13
Sulit Mengartikan
14
Bayangan Dibalik Tirai
15
Sepak Bola
16
VideoCall
17
Telepon
18
Ke Bogor
19
Gara-gara Hujan
20
Yakinkan Aku!
21
Mencobanya
22
Pernahkah?
23
Mie Instan
24
Sadar Diri
25
Berbelanja
26
Mencoba
27
Mainan Baru?
28
Pertemuan Malam
29
Gelenyar Aneh
30
Meimei Pulang
31
Rasa Tanggungjawab
32
Menginap
33
Dengan Orang Yang Berbeda
34
Terimakasih
35
Rekan Bisnis
36
Menunggu Pulang
37
Malam Kedua
38
Mencari Arin
39
Bunda
40
Tak Sendiri
41
Firasat Buruk
42
Membujuk Noval
43
Ditolak
44
Ke Kantor Sonny
45
Seharian Bersama Sonny
46
Maaf
47
Sonny Sakit
48
Diperhatikan
49
Sebuah Figura
50
Tak Terlihat Sakit
51
Terlalu Mendadak
52
Tangan Terbuka
53
Membicarakan
54
Mengunjungi Perusahaan
55
Di Kantor?
56
Dua Wanita
57
Seperti Disambar Petir
58
Digoda Ibu-ibu
59
Masih Terasa Sakit
60
Perkara Mata Sembab
61
Bunda Menikah Lagi?
62
Om Sonny Dan Bunda Menikah?
63
Rasa Sesal Arin
64
Ungkapan Sonny
65
Tak Bisa Berkata
66
Tetap Perhatian
67
Meski Tak Seperti Dulu
68
Rencana Yang Berantakan
69
Keceplosan
70
Menjadi Rival
71
Bukan Lagi Pahlawan
72
Iri Hati
73
Akhir Dari Liburan
74
Rumah Terakhir
75
Pada Akhirnya
76
Usai Di Sini
77
Meminta Dukungan
78
Rencana
79
Jujur
80
Pengakuan Cinta
81
Keputusan
82
Gerbang Pembuka
83
Pemilik Lama
84
Terimakasih
85
IKLAN
86
Karya Baru
87
My Perfect (Bad) Marriage

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!