VideoCall

Sudah enam bulan Arin menjadi warga komplek sini, dan selama itu juga Arin menjadi pengasuh dari Meimei, anak tetangganya.

Sangat tak terasa, Arin bahkan tak percaya ia bisa melewati hari-hari dengan penuh warna, dikelilingi orang-orang baik yang selalu bisa menutupi luka di hatinya.

Arin bersyukur bisa mengenal mereka semua, terutama mengenal Meimei si gadis cantik yang selalu membuat Arin tertawa.

Kehidupan Arin dan Noval yang semula sepi kini justru ramai akan kehadiran sosok gadis kecil itu, noval juga semakin bersifat dewasa. Sering mengalah dan selalu menghibur Meimei ketika sedang menangis.

Meimei pun seolah tak bisa jauh dari Arin, Arin sudah seperti Ibu sungguhan baginya. Malah beberapa kali Meimei menginap di rumah Arin karena tak mau berjauhan dari wanita itu.

Sonny bahkan tak bisa membujuk dengan apapun, ia kalah jika harus bersanding dengan Arin. Bahkan dengan mbak Ayu saja Meimei masih merengek agar Sonny selalu menemaninya.

Disisi lain Sonny ikut senang tetapi disisi lain Sonny juga ikut khawatir, Arin bisa saja pergi kapanpun, tak ada ikatan lebih diantara mereka. Bagaimana jika Arin pergi suatu saat nanti? Apa yang akan terjadi pada Meimei? Akankah dia bisa dekat lain dengan wanita lain sama seperti dengan Arin?? Sonny tak yakin akan hal tersebut.

***

Arin mendudukkan Meimei di atas rajang setelah mereka berdua mandi bersama, bukan hal yang aneh lagi jika kini Meimei sering melakukan kegiatan mandi bersama dengan Arin, bocah kecil itu selalu mengikuti kemana Arin pergi.

Sungguh, mereka berdua sudah seperti anak dan Ibu kandung. Mereka sama sekali tidak terlihat seperti anak dan pengasuhnya.

"Nah, Meimei duduk dulu ya. Sekarang tinggal tante yang pakai baju" Ujar Arin setelah memakaikan Meimei pakaian ganti.

"Tante, Meimei mau telpon papah. Meimei mau minta papah buat beli pizza kalau papah pulang nanti" Pinta Meimei.

"Boleh, sebentar ya tante pakai baju dulu"

"Mau sekarang tante...! Meimei mau telpon papah sekarang" Tolak Meimei tak mau menunggu Arin untuk berganti pakaian lebih dulu.

"Ya udah iya, tante ambil handphone nya dulu ya" Arin lantas mengambil ponsel miliknya yang tergelak di atas nakas.

Lalu mencari nomor ponsel Sonny dan men-deal nomor tersebut.

"Ini sayang, tunggu sampai papah angkat telponnya ya" Ujar Arin memberikan ponselnya pada Meimei.

"Tante Meimei gak mau yang ini, mau yang ada mukanya" Kata Meimei menjelaskan keinginannya.

"Maksud Meimei videocall?"

"Iya, Meimei mau liat muka papah"

"Ya udah sini, tante ganti" Arin pun mengubah panggilan telepon menjadi panggilan video, kemudian memberikannya lagi kepada Meimei.

Arin lalu berjalan ke lemari guna mengambil pakaian yang akan ia pakai sambil mendengarkan obrolan antara Meimei dan Sonny melalui telepon.

"Papah...!"

"Hai sayang, Meimei lagi apa? Tumben telpon papah" Tanya Sonny di sebrang sana.

"Meimei habis mandi, pah"

"Oh ya? Wah... Makin cantik aja anak papah"

"Papah, Meimei pingin pizza lagi. Nanti papah beli ya" Pinta Meimei ada sang Ayah.

"Oke, nanti papah beli banyak ya buat Meimei, tante Arin, sama kak Noval"

"Yeyyy..... Makasih papah!!!"

"Papah pulang jam berapa? Jangan lama-lama ya" Lanjut gadis itu.

"Iya nanti papah usahain pulang cepet biar bisa beliin pizza kesukaan Meimei"

Meimei pun mengangguk kepalanya.

"Meimei sama siapa disana? Tante Arin mana?"

"Meimei lagi sama tante Arin di kamar. Tuh!" Jawab Meimei, bocah tersebut dengan polosnya mengarahkan kamera ke arah Arin berada, dimana wanita dewasa itu belum memakai pakaian lengkap.

"Tante, liat ini papah" Panggil Meimei.

Arin pun menoleh ke arah Meimei, seketika matanya membulat dengan lebar saat layar ponsel itu menunjukkan wajah Sonny yang juga terkejut melihat dirinya.

"Meimei..!!" Arin langsung berlari dan merebut ponsel yang masih terhubung dengan Sonny, lalu mematikan sambungan telepon tersebut.

"Tante, Meimei lagi teleponan sama papah. Kok dimatiin?" Tanya Meimei bingung.

Detak jantung Arin berdegup kencang, membuat nafasnya terengah-engah dan keringat dingin mulai bercucuran disekitar dahinya.

"Meimei, lain kali jangan seperti itu nak. Tante kan lagi ganti baju" Tutur Arin menasihati.

"Emangnya kenapa?" Tanya Meimei tak mengerti.

"Itu enggak boleh sayang, lain kali jangan seperti itu lagi ya. Mending sekarang meimei main game aja di handphone tante, kita telpon papahnya nanti aja" Imbuh Arin, ia juga tak bisa sepenuhnya menyalahkan Meimei, bagaimana pun ia yang lalai membiarkan gadis itu melakukan panggilan video ketika dirinya sedang dalam ruangan yang sama.

"Iya tante" Balas Meimei.

Arin lantas kembali memakai baju yang belum seluruhnya arin kenakan.

"Hufttt..... Ada-ada saja!"

***

Sore hari.

Sonny tampak memandang ragu rumah Arin, mengingat kejadian ketika Meimei dan dirinya melakukan panggilan video.

Tubuh Arin terlihat begitu nyata dimatanya, kini Sonny sudah mengetahui bagaimana kondisi Arin saat hanya memakai pakaian dalam saja.

Sonny meneguk saliva beberapa kali, masih terlintas jelas dalam otaknya.

Entah kenapa hubungan tanpa status ini justru menimbulkan hasrat yang besar, Sonny mulai menganggap dirinya sebagai duda yang mesu*m.

Sonny jadi frustasi sendiri, ia berjalan dengan gontai sembari membawa pizza pesanan Meimei.

Sonny menekan bel pintu rumah dan tak lama pintu rumah pun terbuka.

Deg!

Arin dan Sonny sama-sama tertegun, tubuh mereka mendadak membeku! Menatap lawan jenis yang berdiri tepat didepannya.

"M-mas Sonny? Emm.... S-silahkan masuk mas" Ucap Arin canggung.

Sonny jadi salah tingkah, ia menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Terimakasih Arin, tapi sepertinya aku akan membawa pulang Meimei sekarang saja" Tolak halus Sonny.

"B-begitukah? Baik, saya panggil Meimei sebentar"

Setelah Arin memanggil gadis itu Meimei lantas menghampiri kedua orang tua tersebut, tetapi Meimei langsung mengajak Sonny untuk masuk ke dalam rumah.

"Sayang, kita pulang aja yuk ke rumah. Kasian tante Arin pasti capek jagain Meimei hari ini" Bujuk Sonny.

"Gak mau, Meimei pingin makan bareng tante Arin! Ayok pah kita masuk... Ayok...!"

Meimei terus memaksa Ayahnya, hingga Sonny pun tak bisa berkutik. Ia akhirnya masuk ke dalam rumah Arin.

"Asikk... Papah bawa banyak pizza, kak Noval! Ayo kita makan bareng" Meimei malah mengambil satu kotak pizza dan membawanya pada Noval untuk mereka makan berdua.

Kini hanya tinggal Arin dan Sonny yang duduk di ruang tamu, suasana tambah kaku dan sesak. Mereka saling membuang muka dan tak tau harus apa.

Arin melirik ke arah Sonny, ia meremass ujung bajunya sangking gugup berdekatan dengan pria itu.

"M-mas Sonny... "

Sonny menoleh, ia juga sama gugupnya dengan Arin.

"I-iya?"

"Emm..... B-begini.... " Arin bingung harus mengatakan dari mana, namun ia tak bisa membiarkan situasi seperti ini terus.

"S-soal tadi.... S-saya...... "

Glek!

Sonny menelan air liur dengan susah payah, apakah Arin akan membahas masalah tadi? Ini tak bisa dibiarkan, Sonny tidak akan tahan jika harus mengingat hal itu lagi! Ia tidak akan tau apa yang akan terjadi selanjutnya!

Terpopuler

Comments

awesome moment

awesome moment

wkwkkwk...bonua buat mas duda

2025-04-02

0

Em Mooney

Em Mooney

jiahh... dpt live streaming. makin ngg bisa tdr itu si jalu. udah meronta "pengen nyembur. ahaaiii

2024-01-01

1

Novano Asih

Novano Asih

hahaha ketahuan dong

2023-09-23

1

lihat semua
Episodes
1 Pindah Rumah
2 Suasana Baru
3 Es Krim
4 Kenyataan Pahit
5 Pertemuan
6 Seharian Bersama Meimei
7 Single Parents
8 Makan Malam Bersama
9 Ingin Bersama Arin
10 Makan Pizza
11 Dukungan Para Tetangga
12 Malam Minggu
13 Sulit Mengartikan
14 Bayangan Dibalik Tirai
15 Sepak Bola
16 VideoCall
17 Telepon
18 Ke Bogor
19 Gara-gara Hujan
20 Yakinkan Aku!
21 Mencobanya
22 Pernahkah?
23 Mie Instan
24 Sadar Diri
25 Berbelanja
26 Mencoba
27 Mainan Baru?
28 Pertemuan Malam
29 Gelenyar Aneh
30 Meimei Pulang
31 Rasa Tanggungjawab
32 Menginap
33 Dengan Orang Yang Berbeda
34 Terimakasih
35 Rekan Bisnis
36 Menunggu Pulang
37 Malam Kedua
38 Mencari Arin
39 Bunda
40 Tak Sendiri
41 Firasat Buruk
42 Membujuk Noval
43 Ditolak
44 Ke Kantor Sonny
45 Seharian Bersama Sonny
46 Maaf
47 Sonny Sakit
48 Diperhatikan
49 Sebuah Figura
50 Tak Terlihat Sakit
51 Terlalu Mendadak
52 Tangan Terbuka
53 Membicarakan
54 Mengunjungi Perusahaan
55 Di Kantor?
56 Dua Wanita
57 Seperti Disambar Petir
58 Digoda Ibu-ibu
59 Masih Terasa Sakit
60 Perkara Mata Sembab
61 Bunda Menikah Lagi?
62 Om Sonny Dan Bunda Menikah?
63 Rasa Sesal Arin
64 Ungkapan Sonny
65 Tak Bisa Berkata
66 Tetap Perhatian
67 Meski Tak Seperti Dulu
68 Rencana Yang Berantakan
69 Keceplosan
70 Menjadi Rival
71 Bukan Lagi Pahlawan
72 Iri Hati
73 Akhir Dari Liburan
74 Rumah Terakhir
75 Pada Akhirnya
76 Usai Di Sini
77 Meminta Dukungan
78 Rencana
79 Jujur
80 Pengakuan Cinta
81 Keputusan
82 Gerbang Pembuka
83 Pemilik Lama
84 Terimakasih
85 IKLAN
86 Karya Baru
87 My Perfect (Bad) Marriage
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Pindah Rumah
2
Suasana Baru
3
Es Krim
4
Kenyataan Pahit
5
Pertemuan
6
Seharian Bersama Meimei
7
Single Parents
8
Makan Malam Bersama
9
Ingin Bersama Arin
10
Makan Pizza
11
Dukungan Para Tetangga
12
Malam Minggu
13
Sulit Mengartikan
14
Bayangan Dibalik Tirai
15
Sepak Bola
16
VideoCall
17
Telepon
18
Ke Bogor
19
Gara-gara Hujan
20
Yakinkan Aku!
21
Mencobanya
22
Pernahkah?
23
Mie Instan
24
Sadar Diri
25
Berbelanja
26
Mencoba
27
Mainan Baru?
28
Pertemuan Malam
29
Gelenyar Aneh
30
Meimei Pulang
31
Rasa Tanggungjawab
32
Menginap
33
Dengan Orang Yang Berbeda
34
Terimakasih
35
Rekan Bisnis
36
Menunggu Pulang
37
Malam Kedua
38
Mencari Arin
39
Bunda
40
Tak Sendiri
41
Firasat Buruk
42
Membujuk Noval
43
Ditolak
44
Ke Kantor Sonny
45
Seharian Bersama Sonny
46
Maaf
47
Sonny Sakit
48
Diperhatikan
49
Sebuah Figura
50
Tak Terlihat Sakit
51
Terlalu Mendadak
52
Tangan Terbuka
53
Membicarakan
54
Mengunjungi Perusahaan
55
Di Kantor?
56
Dua Wanita
57
Seperti Disambar Petir
58
Digoda Ibu-ibu
59
Masih Terasa Sakit
60
Perkara Mata Sembab
61
Bunda Menikah Lagi?
62
Om Sonny Dan Bunda Menikah?
63
Rasa Sesal Arin
64
Ungkapan Sonny
65
Tak Bisa Berkata
66
Tetap Perhatian
67
Meski Tak Seperti Dulu
68
Rencana Yang Berantakan
69
Keceplosan
70
Menjadi Rival
71
Bukan Lagi Pahlawan
72
Iri Hati
73
Akhir Dari Liburan
74
Rumah Terakhir
75
Pada Akhirnya
76
Usai Di Sini
77
Meminta Dukungan
78
Rencana
79
Jujur
80
Pengakuan Cinta
81
Keputusan
82
Gerbang Pembuka
83
Pemilik Lama
84
Terimakasih
85
IKLAN
86
Karya Baru
87
My Perfect (Bad) Marriage

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!