Bayangan Dibalik Tirai

Nafas Sonny terasa berhembus kencang di kulit yang tengah dihirup oleh lelaki itu, membuat sang empu merasa geli dan merinding dalam waktu bersamaan.

Bibir Sonny pun hampir menempel pada kulit mulus milik Arin, seperti seorang vampir yang siap mengigit mangsanya.

Namun tak membuat Arin merasa takut akan hal itu, naluri nya seakan ingin merasakan sentuhan pria ini.

Apa yang terjadi padanya? Kenapa ia merasa sulit untuk sekedar bergerak saja? Arin membatu bak mayat hidup.

Arin mencoba memejamkan mata ketika ia merasa akan ada sesuatu yang terjadi diantara mereka, Arin berusaha tetap tenang dalam situasi saat ini.

Lima senti....

Empat senti...

Tiga senti...

Dua senti...

Satu senti...

Dan...

"Bunda, kita udah sampe?"

Seruan Noval membuat Arin dan Sonny seketika terlonjak!

Keduanya terbelalak kala mendengar suara Noval yang sudah terbangun.

Cepat-cepat Sonny membuka seltbet yang sedari tadi hendak ia buka, kemudian menjauhkan tubuhnya ke posisi semula.

Arin dan Sonny langsung membuang pandangan ke luar, mencoba menghilangkan kecanggungan dan rasa malu meski tidak mungkin hilang begitu saja.

"Bunda ayok kita keluar, Noval ngantuk pingin tidur lagi" Sambung Noval.

Arin mengangguk mengiyakan permintaan putranya, ia pun lantas pamit lagi pada Sonny dengan jantung yang masih berdegup kencang.

"M-mas.... K-kami keluar sekarang. Sekali lagi, terimakasih" Ucap Arin terbata-bata.

"O-oh... I-iya, silahkan" Balas Sonny yang sama gugupnya dengan Arin.

Sepasang anak dan Ibu itu pun keluar dari kendaraan Sonny lalu masuk ke dalam rumah.

***

Sonny termenung di dalam kamar, mengingat kejadian beberapa menit yang lalu antara dirinya dan Arin.

Sonny mulai merasa ada yang berbeda dari dirinya sendiri, entah kenapa ia bisa melakukan hal memalukan pada Arin.

Apakah wanita itu sadar atas kelakuannya? Atau Arin memang tidak tau yang baru saja Sonny lakukan terhadapnya? Mungkinkah Arin tau tapi wanita itu sengaja membiarkan Sonny?

Sonny tidak bisa menebak, sekarang ia merasa malu bertemu dengan Arin. Mereka pasti akan canggung seperti pertama kali bertemu atau mungkin lebih dari itu.

"Apa yang terjadi pada diriku? Kenapa aku merasa ingin mencium wanita itu?" Gumam Sonny tak mengerti.

Sonny jadi pusing sendiri sekarang, menyesali apa yang ia lakukan pada Arin meski Sonny belum sempat menyentuh wanita itu. Tapi sungguh sangat memalukan!

"Argghhh.......! Aku sungguh malu sekarang"

"Apa aku harus meminta maaf pada Arin? Tapi bagaimana bila Arin tidak sadar dan malah jadi tau jika aku mengatakannya" Pikir Sonny menduga.

Sonny mengacak-acak rambutnya sendiri, bingung harus melakukan apa, apakah ia harus minta maaf atau tidak pada arin.

Lama sonny berpikir hingga akhirnya ia memutuskan satu pilihan yang menurut Sonny lebih baik.

"Sepertinya aku harus pura-pura lupa saja, aku tidak mau membicarakan ini secara langsung pada Arin"

Sonny pun akhirnya memilih tidak akan mengatakan apapun pada Arin, namun jika arin bertanya maka Sonny pun akan menjawab sebisanya.

Sonny berjalan menuju lemari untuk mengganti pakaian santai yang akan ia kenakan saat tidur.

Sonny memilih kaos berlengan pendek dan celana selutut yang sangat nyaman ketika dikenakan.

Setelah selesai Sonny melangkahkan kakinya ke arah balkon, mencari angin segar dimalam hari.

Ketika ia membuka pintu angin malam langsung menyambutnya dengan suka ria, Sonny pun berdiri di depan pagar pembatas.

Sonny menghirup dalam-dalam oksigen yang begitu menyegarkan paru-paru nya.

Ia mengedarkan pandangan ke segala arah, komplek itu sudah sangat sepi, tidak ada yang keluar malam-malam seperti ini. Semua orang pasti sudah tertidur.

Soroti mata Sonny pun akhirnya terhenti menatap rumah tetangga depannya, yaitu rumah Arin.

Tiba-tiba Sonny berpikir apa yang sedang dilakukan wanita itu? Apa dia sudah tidur? Atau masih terjaga sama sepertinya? Mendadak Sonny dibuat penasaran.

Namun, kedua alis Sonny mengernyit kala melihat sebuah bayangan di balik tirai dari lantai dua rumah Arin.

Bayangan seorang wanita yang berjalan lalu berhenti tepat di didepan matanya.

"Apa itu Arin?" Gumam Sonny menebak, ia terus mengamati pantulan cahaya tersebut.

***

Minggu Sonny terpaksa harus ke kantor, ia mendapat telpon dari sekertarisnya jika ada beberapa berkas yang harus ditandatangani. Sonny dengan berat hati menitipkan Meimei pada Arin, ia juga tak membicarakan kejadian tadi malam. Sonny berusaha bersikap seolah tak ingat apa-apa.

Namun Arin tampak tak banyak bicara, ia hanya mengangguk dan kadang-kadang menjawab singkat perkataan Sonny.

"Maaf Rin, saya harus ke kantor sebentar. Tapi saya janji tidak akan lama, setelah itu Meimei bisa bersama denganku dan kamu bisa istirahat" Ujar Sonny tak enak hati, seharusnya Arin bisa menikmati waktu libur, tetapi Sonny terpaksa harus menganggu Arin dengan menitipkan Meimei padanya.

"Tidak apa-apa, mas"

"Saya berangkat dulu ya, Rin. Tolong jaga Meimei" Ucap Sonny ketika akan berangkat ke kantor.

Arin mengangguk tanpa berkata.

"Jika ada apa-apa hubungi saya" Tambah Sonny.

"Ya, mas" Jawab Arin singkat.

Sikap Arin terasa berbeda, namun Sonny tak menyadari perbedaan sikap Arin. Ia pun lantas pergi berlalu.

Selepas Sonny pergi Arin tak langsung masuk ke dalam rumah, ia memandang mobil Sonny yang menjauh dengan tatapan sendu.

Mungkin Arin terlihat cuek pada lelaki itu tetapi hatinya justru murung bak awan hitam yang akan dituruni hujan.

Apakah mas Sonny tidak ingat kejadian semalam? Kenapa dia tidak mengatakan apapun?

Arin terus bergumam dalam hati, sedikit kecewa ketika Sonny terlihat biasa-biasa saja setelah kejadian kemarin malam.

"Tante ayok kita masuk" Ajak Meimei.

Arin mengangguk lesu meski di iringi senyum tipis dari bibirnya.

Jangan Lupa Untuk Vote Karya Ini 😘

Terpopuler

Comments

Anonymous

Anonymous

Sit (duduk) belt (sabuk) bukan slebeteteplekklek.

2025-04-01

0

awesome moment

awesome moment

n gmn mksd arin c? bingung

2025-04-02

0

Em Mooney

Em Mooney

adeuhh. baru bayangan aj loh. toh udah 4thn menduda... ap ngg jd pasta gigi tuh oli kering. nanti karatan loh mas

2024-01-01

2

lihat semua
Episodes
1 Pindah Rumah
2 Suasana Baru
3 Es Krim
4 Kenyataan Pahit
5 Pertemuan
6 Seharian Bersama Meimei
7 Single Parents
8 Makan Malam Bersama
9 Ingin Bersama Arin
10 Makan Pizza
11 Dukungan Para Tetangga
12 Malam Minggu
13 Sulit Mengartikan
14 Bayangan Dibalik Tirai
15 Sepak Bola
16 VideoCall
17 Telepon
18 Ke Bogor
19 Gara-gara Hujan
20 Yakinkan Aku!
21 Mencobanya
22 Pernahkah?
23 Mie Instan
24 Sadar Diri
25 Berbelanja
26 Mencoba
27 Mainan Baru?
28 Pertemuan Malam
29 Gelenyar Aneh
30 Meimei Pulang
31 Rasa Tanggungjawab
32 Menginap
33 Dengan Orang Yang Berbeda
34 Terimakasih
35 Rekan Bisnis
36 Menunggu Pulang
37 Malam Kedua
38 Mencari Arin
39 Bunda
40 Tak Sendiri
41 Firasat Buruk
42 Membujuk Noval
43 Ditolak
44 Ke Kantor Sonny
45 Seharian Bersama Sonny
46 Maaf
47 Sonny Sakit
48 Diperhatikan
49 Sebuah Figura
50 Tak Terlihat Sakit
51 Terlalu Mendadak
52 Tangan Terbuka
53 Membicarakan
54 Mengunjungi Perusahaan
55 Di Kantor?
56 Dua Wanita
57 Seperti Disambar Petir
58 Digoda Ibu-ibu
59 Masih Terasa Sakit
60 Perkara Mata Sembab
61 Bunda Menikah Lagi?
62 Om Sonny Dan Bunda Menikah?
63 Rasa Sesal Arin
64 Ungkapan Sonny
65 Tak Bisa Berkata
66 Tetap Perhatian
67 Meski Tak Seperti Dulu
68 Rencana Yang Berantakan
69 Keceplosan
70 Menjadi Rival
71 Bukan Lagi Pahlawan
72 Iri Hati
73 Akhir Dari Liburan
74 Rumah Terakhir
75 Pada Akhirnya
76 Usai Di Sini
77 Meminta Dukungan
78 Rencana
79 Jujur
80 Pengakuan Cinta
81 Keputusan
82 Gerbang Pembuka
83 Pemilik Lama
84 Terimakasih
85 IKLAN
86 Karya Baru
87 My Perfect (Bad) Marriage
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Pindah Rumah
2
Suasana Baru
3
Es Krim
4
Kenyataan Pahit
5
Pertemuan
6
Seharian Bersama Meimei
7
Single Parents
8
Makan Malam Bersama
9
Ingin Bersama Arin
10
Makan Pizza
11
Dukungan Para Tetangga
12
Malam Minggu
13
Sulit Mengartikan
14
Bayangan Dibalik Tirai
15
Sepak Bola
16
VideoCall
17
Telepon
18
Ke Bogor
19
Gara-gara Hujan
20
Yakinkan Aku!
21
Mencobanya
22
Pernahkah?
23
Mie Instan
24
Sadar Diri
25
Berbelanja
26
Mencoba
27
Mainan Baru?
28
Pertemuan Malam
29
Gelenyar Aneh
30
Meimei Pulang
31
Rasa Tanggungjawab
32
Menginap
33
Dengan Orang Yang Berbeda
34
Terimakasih
35
Rekan Bisnis
36
Menunggu Pulang
37
Malam Kedua
38
Mencari Arin
39
Bunda
40
Tak Sendiri
41
Firasat Buruk
42
Membujuk Noval
43
Ditolak
44
Ke Kantor Sonny
45
Seharian Bersama Sonny
46
Maaf
47
Sonny Sakit
48
Diperhatikan
49
Sebuah Figura
50
Tak Terlihat Sakit
51
Terlalu Mendadak
52
Tangan Terbuka
53
Membicarakan
54
Mengunjungi Perusahaan
55
Di Kantor?
56
Dua Wanita
57
Seperti Disambar Petir
58
Digoda Ibu-ibu
59
Masih Terasa Sakit
60
Perkara Mata Sembab
61
Bunda Menikah Lagi?
62
Om Sonny Dan Bunda Menikah?
63
Rasa Sesal Arin
64
Ungkapan Sonny
65
Tak Bisa Berkata
66
Tetap Perhatian
67
Meski Tak Seperti Dulu
68
Rencana Yang Berantakan
69
Keceplosan
70
Menjadi Rival
71
Bukan Lagi Pahlawan
72
Iri Hati
73
Akhir Dari Liburan
74
Rumah Terakhir
75
Pada Akhirnya
76
Usai Di Sini
77
Meminta Dukungan
78
Rencana
79
Jujur
80
Pengakuan Cinta
81
Keputusan
82
Gerbang Pembuka
83
Pemilik Lama
84
Terimakasih
85
IKLAN
86
Karya Baru
87
My Perfect (Bad) Marriage

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!