Kenyataan Pahit

Sesampainya di sebuah warung yang cukup lengkap, Arin dan Meimei langsung memilih es krim di lemari es dengan berbagai jenis merk.

Arin menggendong Meimei supaya anak tersebut bisa memilih dengan jelas.

Mata coklat Meimei berbinar kala melihat makanan dingin itu, pilihannya jatuh kepada es krim corong rasa stoberi.

"Meimei mau yang ini?"

"Iya" Jawabnya mengangguk.

Arin mengambil es krim tersebut kemudian membayar.

"Ada yang pingin Meimei beli lagi enggak? Biar tante belikan" Namun Meimei menolak karena sudah tidak sabar ingin memakan es krim yang telah dibeli.

"Ya udah, kita ke taman lagi aja ya"

Arin kembali lagi ke taman seusai kembali dari warung, Ibu-ibu disana masih berkumpul dan terlihat tengah merumpi ria.

"Bibi........!" Meimei lari ke arah pengasuhnya sembari menunjukkan es krim yang ia pegang.

"Wahh.... Adek punya apa itu? Tante Arin yang belikan ya?" Kata mbak Ayu menyambut kedatangan Meimei.

Bocah kecil itu mengangguk sambil menampilkan senyum yang manis.

"Bilang apa sama tante Arin?"

"Makasih... "

"Coba sekali lagi, tante Arin makasih ya udah beliin Meimei es krim" Suruh mbak Ayu meminta Meimei untuk berterimakasih.

"Tante Arin makasih udah beliin Meimei es krim" Timpal Meimei pada wanita dewasa itu.

Arin mengelus rambut Meimei yang lembut seraya berkata, "Sama-sama sayang. Sini, biar tante bukain es krim nya"

Meimei pun memberikan es krim miliknya pada Arin untuk ia buka, selanjutnya barulah Meimei melahap makanan tersebut dengan gembira.

***

Pukul lima sore Arin pulang seusai berbelanja di toko swalayan, hanya sendiri tidak di dampingi oleh Noval. Anak itu lebih memilih bermain di rumah tetangganya.

Karena tidak terlalu jauh dari pekarangan perumahan Arin memilih berjalan tidak menggunakan mobil yang ia punya.

Dari jauh Arin melihat seseorang yang berdiri di depan rumah Arin, seperti seorang kurir paket. Namun seingat Arin ia tidak sedang memesan apapun.

Arin mempercepat langkah kakinya kemudian menghampiri lelaki yang memakai helm disana.

"Maaf Pak, ada yang bisa dibantu? Kebetulan ini rumah saya" Seru Arin pada orang itu.

"Oh Ibu pemilik rumah ini? Apa benar dengan Ibu Arindita?" Sambung nya.

"Benar, dengan saya sendiri"

"Ada paket untuk Ibu Arin, dari.... Faris Kusuma" Ucapnya membaca nama yang tertera di atas barang itu.

Deg!

Jantung Arin langsung berdebar, mendengar nama laki-laki yang tengah berusaha Arin hindari. Apa yang laki-laki itu kirim untuk Arin?

"Ini bu, tolong ditandatangani"

Arin menelan saliva kuat-kuat, dengan lengan yang gemetar Arin menandatangani barang tersebut.

"Terimakasih, bu"

Arin memandang paket kecil di tangannya, seperti hanya selembar kertas yang ditutupi oleh plastik tebal. Apa sebenarnya isi didalam plastik ini??

Arin masuk ke dalam rumah, meletakkan barang belanjaannya di atas meja ruang tamu. Lalu masuk ke dalam kamar dan duduk di tepi ranjang.

Arin membuka plastik pembungkus paket dengan tak sabaran, merobek hingga berceceran ke bawah lantai.

Dan stat isi paket itu sudah terlihat alangkah terkejutnya arin mengetahui bahwa isi didalamnya tak lain adalah surat undangan pernikahan.

Deg! Deg! Deg!

Arin semakin bergetar hebat, ia membuka surat undangan itu dan melihat siapa nama pengantin yang tertera.

Tes!

Air mata arin jatuh deras tatkala melihat mantan suami arin lah yang akan segera menikah.

Sakit!

Hatinya berdenyut nyeri!

Benarkah ini nyata?!

Arin membuka kertas yang lain, kertas berisikan kata-kata panjang yang di tulis langsung oleh si pengirim surat.

Arin pun lantas membaca isi surat tersebut.

...Arin, Mas akan menikah dengan Vina....

...Mas harap kamu datang ke acara pernikahan mas dan calon istri mas....

...Mas harap kamu datang bersama Noval, mas ingin memperkenalkan dia dengan Ibu sambungnya....

...Maaf mas tidak bisa memberi surat undangan secara langsung, Vina tidak mengizinkan mas menemui kalian....

...Tapi mas berharap kalian datang nanti, kamu juga boleh mengajak mamah dan papah jika mereka ingin....

...Mas dengar kamu pindah rumah, mungkin lain kali mas akan berkunjung....

...Mungkin hanya ini saja yang ingin mas sampaikan, mas titip Noval padamu....

...Jangan kesehatan kalian....

...~Faris Kusuma~...

Kesedihan tak bisa Arin bendung lagi, ia menangis sejadi-jadinya merasakan kenyataan pahit bahwa pria yang dulu ia cintai akan segera melangkah ke jenjang lebih serius bersama wanita simpanannya dulu.

"Mas Faris kamu tega sekali.... Hiks...!" Lirih Arin dalam tangisnya.

Arin memegangi dadanya pilu, meremass kertas undangan itu tanpa sadar.

Sekuat apapun Arin tapi baginya hal ini tak bisa membuat Arin berpura-pura baik-baik saja. Ia benar-benar dikhianati! Bahkan sang mantan suami seakan tidak menyesal telah melepas kepergiaan Arin. Kini dia justru tengah berbahagia dengan kekasih gelap yang sekarang sudah menjadi calon istrinya.

"Kamu jahat mas.... Hiks....! Kamu pergi demi wanita itu.... Kamu jahattt!! Hiks.... " Umpat Arin yang begitu pilu terdengar.

Tak bisa melakukan apapun hanya bisa menerima takdir bahwa lelaki yang dicintai telah jatuh ke pelukan wanita lain.

Sungguh tragis!

Arin mencoba menghapus air matanya meski terus membanjiri pipi Arin, ia buru-buru menyembunyikan undangan itu di dalam nakas, tak mau jika Noval menemukan benda tersebut jika masuk ke dalam kamar Arin.

***

Makan malam terasa hening, suasana hati Arin belum membaik. Bayang-bayang mantan suami terus menghantui pikiran Arin, membuat mata wanita itu sesekali menggenang.

Arin dan Noval makan dengan tenang, bocah kecil tersebut pun tak menyadari apa yang terjadi pada sang Ibunda, ia tetap makan dengan lahap.

Namun berbeda dengan Arin yang sama sekali tidak nafsu makan malam ini, tapi ia tak mau membuat Noval curiga akan keanehan dirinya.

Sorot mata Arin menatap putranya diam-diam, bagaimana pun Noval harus tau jika Ayahnya akan menikah lagi, tapi Arin harus menampakkan wajah ceria agar tidak membuat hati Noval ikut terluka.

"Em.. Noval sayang.... "

"Iya bunda?" Sahutnya.

Arin sejenak diam kembali memikirkan kata-kata yang pas untuk memberitahu Noval terkait pernikahan Ayahnya.

"N-noval mau ketemu Ayah gak?" Ujar Arin terbata-bata.

"Mau kalau bunda ikut" Jawab Noval yang masih menyuapi nasi ke dalam mulutnya.

"K-kalau gitu... Sabtu depan kita ketemu Ayah ya. Kita pergi.... Ke pernikahannya" Cetus Arin tercekat, air matanya pun kembali naik dan menggumpal di kelopak mata.

Seketika Noval menghentikan aktivitas malamnya, menatap Arin penuh pertanyaan.

"Ayah mau menikah?" Tanya Noval sedikit terkejut.

Arin mengangguk pelan, tak kuasa mengeluarkan suara.

"Sama siapa?" Tanyanya lagi.

Arin menggeleng pelan, "Entah.. "

Noval terlihat sedang memikirkan sesuatu, kemudian menatap Arin dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Oh... " Jawab Noval singkat, ia pun melahap makanannya kembali.

Arin mencoba menguatkan dirinya untuk bersuara, ia tak mau Noval menganggap jika ia tengah bersedih atas berita ini.

"Ayah ngundang bunda sama Noval untuk datang, sabtu nanti kita pergi bareng-bareng ya kesana. Ayah pasti senang liat Noval hadir disana" Bujuk Arin pada sang anak.

Namun Noval tidak menanggapi, ia hanya terus menyuapkan makannya sampai tandas.

Terpopuler

Comments

Dewi Sinta

Dewi Sinta

tadi waktu bilang es krim stroberi gak bisa bilang R 🤔

2025-01-31

0

Anonymous

Anonymous

Kok tau alamat tp ga tau pindah rumah?

2025-04-01

0

Dewi Sinta

Dewi Sinta

buat apa tangisin pria sprti itu.. udah.. gak usah dtng di pernikahan nya ntar kamu di pandang remeh sm istri barunya😏

2025-01-31

1

lihat semua
Episodes
1 Pindah Rumah
2 Suasana Baru
3 Es Krim
4 Kenyataan Pahit
5 Pertemuan
6 Seharian Bersama Meimei
7 Single Parents
8 Makan Malam Bersama
9 Ingin Bersama Arin
10 Makan Pizza
11 Dukungan Para Tetangga
12 Malam Minggu
13 Sulit Mengartikan
14 Bayangan Dibalik Tirai
15 Sepak Bola
16 VideoCall
17 Telepon
18 Ke Bogor
19 Gara-gara Hujan
20 Yakinkan Aku!
21 Mencobanya
22 Pernahkah?
23 Mie Instan
24 Sadar Diri
25 Berbelanja
26 Mencoba
27 Mainan Baru?
28 Pertemuan Malam
29 Gelenyar Aneh
30 Meimei Pulang
31 Rasa Tanggungjawab
32 Menginap
33 Dengan Orang Yang Berbeda
34 Terimakasih
35 Rekan Bisnis
36 Menunggu Pulang
37 Malam Kedua
38 Mencari Arin
39 Bunda
40 Tak Sendiri
41 Firasat Buruk
42 Membujuk Noval
43 Ditolak
44 Ke Kantor Sonny
45 Seharian Bersama Sonny
46 Maaf
47 Sonny Sakit
48 Diperhatikan
49 Sebuah Figura
50 Tak Terlihat Sakit
51 Terlalu Mendadak
52 Tangan Terbuka
53 Membicarakan
54 Mengunjungi Perusahaan
55 Di Kantor?
56 Dua Wanita
57 Seperti Disambar Petir
58 Digoda Ibu-ibu
59 Masih Terasa Sakit
60 Perkara Mata Sembab
61 Bunda Menikah Lagi?
62 Om Sonny Dan Bunda Menikah?
63 Rasa Sesal Arin
64 Ungkapan Sonny
65 Tak Bisa Berkata
66 Tetap Perhatian
67 Meski Tak Seperti Dulu
68 Rencana Yang Berantakan
69 Keceplosan
70 Menjadi Rival
71 Bukan Lagi Pahlawan
72 Iri Hati
73 Akhir Dari Liburan
74 Rumah Terakhir
75 Pada Akhirnya
76 Usai Di Sini
77 Meminta Dukungan
78 Rencana
79 Jujur
80 Pengakuan Cinta
81 Keputusan
82 Gerbang Pembuka
83 Pemilik Lama
84 Terimakasih
85 IKLAN
86 Karya Baru
87 My Perfect (Bad) Marriage
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Pindah Rumah
2
Suasana Baru
3
Es Krim
4
Kenyataan Pahit
5
Pertemuan
6
Seharian Bersama Meimei
7
Single Parents
8
Makan Malam Bersama
9
Ingin Bersama Arin
10
Makan Pizza
11
Dukungan Para Tetangga
12
Malam Minggu
13
Sulit Mengartikan
14
Bayangan Dibalik Tirai
15
Sepak Bola
16
VideoCall
17
Telepon
18
Ke Bogor
19
Gara-gara Hujan
20
Yakinkan Aku!
21
Mencobanya
22
Pernahkah?
23
Mie Instan
24
Sadar Diri
25
Berbelanja
26
Mencoba
27
Mainan Baru?
28
Pertemuan Malam
29
Gelenyar Aneh
30
Meimei Pulang
31
Rasa Tanggungjawab
32
Menginap
33
Dengan Orang Yang Berbeda
34
Terimakasih
35
Rekan Bisnis
36
Menunggu Pulang
37
Malam Kedua
38
Mencari Arin
39
Bunda
40
Tak Sendiri
41
Firasat Buruk
42
Membujuk Noval
43
Ditolak
44
Ke Kantor Sonny
45
Seharian Bersama Sonny
46
Maaf
47
Sonny Sakit
48
Diperhatikan
49
Sebuah Figura
50
Tak Terlihat Sakit
51
Terlalu Mendadak
52
Tangan Terbuka
53
Membicarakan
54
Mengunjungi Perusahaan
55
Di Kantor?
56
Dua Wanita
57
Seperti Disambar Petir
58
Digoda Ibu-ibu
59
Masih Terasa Sakit
60
Perkara Mata Sembab
61
Bunda Menikah Lagi?
62
Om Sonny Dan Bunda Menikah?
63
Rasa Sesal Arin
64
Ungkapan Sonny
65
Tak Bisa Berkata
66
Tetap Perhatian
67
Meski Tak Seperti Dulu
68
Rencana Yang Berantakan
69
Keceplosan
70
Menjadi Rival
71
Bukan Lagi Pahlawan
72
Iri Hati
73
Akhir Dari Liburan
74
Rumah Terakhir
75
Pada Akhirnya
76
Usai Di Sini
77
Meminta Dukungan
78
Rencana
79
Jujur
80
Pengakuan Cinta
81
Keputusan
82
Gerbang Pembuka
83
Pemilik Lama
84
Terimakasih
85
IKLAN
86
Karya Baru
87
My Perfect (Bad) Marriage

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!