Sulit Mengartikan

"Benarkah? Bagaimana jika denganku?" Ujar Sonny.

Deg!

Seketika Arin membeku! Merasa terkejut mendengar perkataan pria disebelahnya, apa yang baru saja lelaki ini katakan??

Perlahan Arin menoleh ke samping, memandang wajah Sonny dengan sejuta kebingungan, kenapa Sonny bertanya hal itu?? Apa pria itu memiliki maksud lain seperti yang kini tengah Arin pikirkan??

Tenggorokan Arin terasa tercekat hingga sulit mengeluarkan suara, tubuhnya sedikit gemetar, ia harus tau apa maksud dari perkataan Sonny ini.

"M-maksud mas apa?" Tanya Arin terbata-bata.

Tiba-tiba Sonny menghentikan mobilnya, lalu menoleh ke kiri hingga pandangan mereka berada dalam satu garis yang sama.

Jantung Arin seakan ingin melompat dari tempatnya, tak kuasa memandang mata itu yang sama sekali tidak bisa Arin artikan.

"Bukankah sudah jelas yang kukatakan tadi?" Ucap Sonny.

Deg.

Deg.

Deg.

"A-apa...?" Lirih Arin tak mengerti.

Sonny semakin mendekatkan tubuhnya membuat Arin refleks mundur untuk menjaga jarak dengan lelaki itu.

Mata Sonny meneliti seluruh wajah Arin, tak ada ekspresi yang terpancarkan dari raut wajah Sonny malah terkesan serius sehingga membuat bulu kuduk Arin berdiri dengan tegak.

"Pffttt...... Hahahaha......!! Muka mu memerah Arin, aku ingin tertawa melihatnya. Hahaha..."

Setelah berhasil membuat Arin sulit bernafas Sonny malah tertawa terbahak-bahak karena melihat wajah Arin yang memerah bak udang rebus segar.

Arin langsung salah tingkah, ia memalingkan wajahnya ke sembarang arah. Rasanya ia ingin bersembunyi di lubang semut guna menutupi rasa percaya dirinya yang terlalu tinggi.

Arin sadarlah! Kau pikir apa yang akan mas Sonny lakukan padamu?. Umpat Arin dalam hati

"Mana Meimei mau liat! Tante.... Liat sini" Pinta Meimei saat mendengar tawa sang papah.

"Udah udah kasihan nanti tante Arin malu, lagi. Sekarang kita turun ya, kita makan malam disana" Tunjuk Sonny pada restoran yang berada tepat didepan mobil Sonny terparkir.

Ketiga orang itu pun keluar dari kendaraan sedangkan Arin masih diam ditempat seraya menormalkan kembali detak jantungnya.

"Hufftt..... Ya ampun, aku malu sekali!" Imbuh Arin menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan.

"Sudah aku duga kalau aku tidak akan fokus jika berada di dekat mas Sonny! Ya Tuhan.... Rasanya aku ingin pulang saja"

Namun keinginan Arin tak bisa terpenuhi, mau tak mau ia harus turun dan menghampiri ketiga orang tersebut serta melakukan kegiatan malam hari yang pastinya akan terasa lama bagi Arin.

***

Kini Arin, Sonny, Meimei dan juga Noval sudah duduk di salah satu meja restoran. Mereka tengah melihat-lihat menu untuk makan malam kali ini.

Membolak-balikan buku menu guna mencari makanan yang sekiranya menggugah nafsu makan keempat orang tersebut.

"Saya mau pesan spaghetti bolognese dan orange juice nya ya mbak" Ucap Arin pada pelayan yang mencatat pesanan mereka.

"Baik, ada lagi?"

"Saya pesan steak ayam dan dan minuman greentea" Sahut Sonny.

"Bunda Noval mau yang ini" Ucap Noval menunjuk buku menu.

"Meimei juga!" Tambah Meimei.

"Oke, mbak kami pesan chicken cordon bleu dan chocomilk masing-masing dua ya"

"Baik, mohon tunggu sebentar ya" Pelayanan tersebut pun berlalu dari sana.

"Kok Meimei ikut-ikutan kak Noval terus sih?" Imbuh Noval pada Meimei.

"Biarin, emangnya gak boleh?" Balas Meimei.

"Emangnya Meimei suka? Nanti kalau makanannya gak habis gimana?" Kata Noval terus terang.

"Habis kok! Meimei kan makannya banyak" Elak Meimei berujar.

"Kata siapa? Meimei kalau makan di rumah gak pernah habis"

"Kak Noval juga!" Tuduh Meimei.

"Enak aja, liat aja nanti bakal kak Noval habisin makanan tadi"

"Meimei juga!" Ujar Meimei tak mau kalah.

"Kak Noval yang bakal habis duluan!"

"Enggak, Meimei yang bakal habis duluan"

"Ya udah kita balapan makannya"

"Ayo, pasti Meimei yang menang" Ungkap Meimei percaya diri.

"Kita liat aja nanti"

Arin dan Sonny hanya terkekeh melihat interaksi kedua anak mereka, sangat lucu ketika keduanya beradu mulut hanya karena masalah sepele.

"Kok malah berantem sih? Kita kan mau senang-senang malam ini. Kalau kalian berantem mendingan kita pulang aja deh" Ujar Arin berpura-pura.

"Yahh.... Jangannnn" Rengek Meimei tak mau.

"Jangan bunda, kan kita udah jauh-jauh kesini" Tolak Noval.

"Kalau gitu jangan pada berantem dong"

"Iya bunda... "

"Iya tante, Meimei gak bakalan berantem"

Akhirnya kedua bocah itu pun menuruti kata-kata Arin, dari pada mereka harus pulang dan tidak jadi menikmati malam minggu yang seru ini.

"Nah gitu itu baru anak pinter" Ujar Arin sambil mengacungkan kedua Ibu jarinya.

Lima menit kemudian makanan yang mereka pesan sudah tertata rapi di atas meja, kini mereka hanya tinggal melahapnya sampai habis.

Setelah makan malam usai Sonny mengajak Meimei, Arin, serta Noval ke taman kota. Mereka berjalan-jalan santai sambil membeli jajanan unik yang belum pernah mereka coba.

Sambil menikmati hiburan gratis yang tersedia disana, mereka berempat seperti keluarga kecil yang saling melengkapi.

Meimei yang berjalan beriringan dengan Arin, sedangkan Noval dan Sonny mengikuti di belakang.

Keramaian malam sangat menyenangkan meski hanya berjalan di tengah kota, tak harus dengan hal yang berbau mewah mereka sudah sangat puas menikmati malam minggu ini.

Senyum dan tawa tak pernah luntur diantara keempat manusia tersebut, mereka lupa akan kesedihan yang dirasakan, sekejap berubah bahagia tanpa ada yang menyadarinya.

***

Mobil hitam Sonny terhenti di depan rumahnya, waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh dan mereka baru saja pulang ke rumah.

Meimei dan Noval sudah tertidur pulas selama di perjalanan, tampaknya bocah-bocah tersebut sudah tak kuasa menahan kantuk akibat tenaga mereka yang terkuras penuh.

"Terimakasih Arin, saya sangat senang kalian ikut. Meimei sepertinya bahagia sekali" Ujar Sonny sebelum keduanya keluar dari dalam mobil.

"Sama-sama mas, saya juga berterima kasih karena sudah mengajak saya dan Noval untuk ikut. Kami sangat menikmati malam ini" Balas Arin.

"Ya, sama-sama. Saya harap bisa begini terus kedepannya" Ujar Sonny.

Entah kenapa ucapan Sonny seolah ambigu di telinga Arin, ia benar-benar tak bisa mengartikan seluruh perkataan pria tersebut. Disisi lain Arin juga tak mau terlalu percaya diri.

Arin lantas tersenyum samar, tak bisa menjawab ucapan Sonny yang satu ini.

"Ya, sekali lagi terimakasih banyak. Kalau begitu saya pamit keluar lebih dulu"

"Oh ya, silahkan... "

Arin mengangguk dan hendak membuka sabuk pengaman, namun alat itu tiba-tiba macet dan sulit untuk dibuka.

Sonny yang menyadari itu lantas bertanya, "kenapa? Apa sabuk pengamannya macet?"

"Sepertinya begitu, ini sangat sulit dibuka" Keluh Arin yang berusaha membuka tali pengaman mobil.

"Coba biar saya yang membukanya, mungkin hanya kurang kuat" Sonny mendekat dan meraih benda tersebut.

Tubuh keduanya kini menempel seperti seseorang yang tengah berpelukan, sangat dekat! Hingga wangi tubuh mereka dapat tercium satu sama lain.

Sonny masih berusaha membuka benda itu, tetapi perhatiannya teralih kala indera penciuman Sonny mencium aroma wangi dari ceruk leher Arin.

Fokusnya perlahan meluntur, Sonny malah mengikuti insting kelelakiannya, wajahnya mendekati ceruk leher Arin dan mencoba menghirup aroma khas wanita itu.

Arin menegang tatkala merasa jika kulit lehernya tersentuh dengan hidung mancung Sonny, nafas Arin pun tertahan dan sulit untuk menghirup oksigen di ruang sempit tersebut.

Sedangkan Sonny sudah memejamkan kedua matanya menikmati wangi tubuh Arin lebih dalam.

Terpopuler

Comments

Heryta Herman

Heryta Herman

si pak duda meresahkan nih...dah mulai terbawa suasana, takutnya ada vampir beraksi...hihihi...

2025-03-24

0

Hj Hanie

Hj Hanie

aii.. pak sony...

2025-03-12

0

Em Mooney

Em Mooney

pak sony.. ingat y. td udah melambung kn arin setinggi langit. trs tiba" dihempaskan bgt aj. gmn perasaan Bpk... masih bersisa kah? skrg mlh modus br lg pk ngendus"... phoo... ngg semudah itu fergusoo

2024-01-01

1

lihat semua
Episodes
1 Pindah Rumah
2 Suasana Baru
3 Es Krim
4 Kenyataan Pahit
5 Pertemuan
6 Seharian Bersama Meimei
7 Single Parents
8 Makan Malam Bersama
9 Ingin Bersama Arin
10 Makan Pizza
11 Dukungan Para Tetangga
12 Malam Minggu
13 Sulit Mengartikan
14 Bayangan Dibalik Tirai
15 Sepak Bola
16 VideoCall
17 Telepon
18 Ke Bogor
19 Gara-gara Hujan
20 Yakinkan Aku!
21 Mencobanya
22 Pernahkah?
23 Mie Instan
24 Sadar Diri
25 Berbelanja
26 Mencoba
27 Mainan Baru?
28 Pertemuan Malam
29 Gelenyar Aneh
30 Meimei Pulang
31 Rasa Tanggungjawab
32 Menginap
33 Dengan Orang Yang Berbeda
34 Terimakasih
35 Rekan Bisnis
36 Menunggu Pulang
37 Malam Kedua
38 Mencari Arin
39 Bunda
40 Tak Sendiri
41 Firasat Buruk
42 Membujuk Noval
43 Ditolak
44 Ke Kantor Sonny
45 Seharian Bersama Sonny
46 Maaf
47 Sonny Sakit
48 Diperhatikan
49 Sebuah Figura
50 Tak Terlihat Sakit
51 Terlalu Mendadak
52 Tangan Terbuka
53 Membicarakan
54 Mengunjungi Perusahaan
55 Di Kantor?
56 Dua Wanita
57 Seperti Disambar Petir
58 Digoda Ibu-ibu
59 Masih Terasa Sakit
60 Perkara Mata Sembab
61 Bunda Menikah Lagi?
62 Om Sonny Dan Bunda Menikah?
63 Rasa Sesal Arin
64 Ungkapan Sonny
65 Tak Bisa Berkata
66 Tetap Perhatian
67 Meski Tak Seperti Dulu
68 Rencana Yang Berantakan
69 Keceplosan
70 Menjadi Rival
71 Bukan Lagi Pahlawan
72 Iri Hati
73 Akhir Dari Liburan
74 Rumah Terakhir
75 Pada Akhirnya
76 Usai Di Sini
77 Meminta Dukungan
78 Rencana
79 Jujur
80 Pengakuan Cinta
81 Keputusan
82 Gerbang Pembuka
83 Pemilik Lama
84 Terimakasih
85 IKLAN
86 Karya Baru
87 My Perfect (Bad) Marriage
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Pindah Rumah
2
Suasana Baru
3
Es Krim
4
Kenyataan Pahit
5
Pertemuan
6
Seharian Bersama Meimei
7
Single Parents
8
Makan Malam Bersama
9
Ingin Bersama Arin
10
Makan Pizza
11
Dukungan Para Tetangga
12
Malam Minggu
13
Sulit Mengartikan
14
Bayangan Dibalik Tirai
15
Sepak Bola
16
VideoCall
17
Telepon
18
Ke Bogor
19
Gara-gara Hujan
20
Yakinkan Aku!
21
Mencobanya
22
Pernahkah?
23
Mie Instan
24
Sadar Diri
25
Berbelanja
26
Mencoba
27
Mainan Baru?
28
Pertemuan Malam
29
Gelenyar Aneh
30
Meimei Pulang
31
Rasa Tanggungjawab
32
Menginap
33
Dengan Orang Yang Berbeda
34
Terimakasih
35
Rekan Bisnis
36
Menunggu Pulang
37
Malam Kedua
38
Mencari Arin
39
Bunda
40
Tak Sendiri
41
Firasat Buruk
42
Membujuk Noval
43
Ditolak
44
Ke Kantor Sonny
45
Seharian Bersama Sonny
46
Maaf
47
Sonny Sakit
48
Diperhatikan
49
Sebuah Figura
50
Tak Terlihat Sakit
51
Terlalu Mendadak
52
Tangan Terbuka
53
Membicarakan
54
Mengunjungi Perusahaan
55
Di Kantor?
56
Dua Wanita
57
Seperti Disambar Petir
58
Digoda Ibu-ibu
59
Masih Terasa Sakit
60
Perkara Mata Sembab
61
Bunda Menikah Lagi?
62
Om Sonny Dan Bunda Menikah?
63
Rasa Sesal Arin
64
Ungkapan Sonny
65
Tak Bisa Berkata
66
Tetap Perhatian
67
Meski Tak Seperti Dulu
68
Rencana Yang Berantakan
69
Keceplosan
70
Menjadi Rival
71
Bukan Lagi Pahlawan
72
Iri Hati
73
Akhir Dari Liburan
74
Rumah Terakhir
75
Pada Akhirnya
76
Usai Di Sini
77
Meminta Dukungan
78
Rencana
79
Jujur
80
Pengakuan Cinta
81
Keputusan
82
Gerbang Pembuka
83
Pemilik Lama
84
Terimakasih
85
IKLAN
86
Karya Baru
87
My Perfect (Bad) Marriage

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!