19

Sebuah sungai yang tenang, mengalir kan air yang jernih.

Afiru menjadi berbinar-binar, setelah ia keluar dari balik semak belukar.

"Wow, tuan muda. Inilah yang kita cari"

Sambil memandang apa yang ada disebrang sungai. Aryan tersenyum,

"Hmm... telinga mu begitu tajam"

Kemudian, tangan Afiru di celupkan ke dalam air yang bening sekali.

"Ahahaha... Pangeran. Kau ini ahahaha..."

Sungai yang mengalir ke arah selatan ini, jauh disebelah Utara nya ada air terjun yang membuat gemuruh hebat.

Lalu, di arah Utara pula, ternyata ada tebing yang tidak terlalu tinggi. Kemudian, terlihat jauh di atas air terjun yang di apit dua tebing tersebut, ada gunung yang menjulang tinggi.

Pandangan Aryan, menjadi tertarik kepada gunung yang terlihat berdiri kokoh jauh di Utara sana.

"Pastinya itu bukan Pegunungan Pelangi"

Kedua telapak tangan Afiru yang sudah terisi air yang segera habis. Ia minum dengan penuh kesegaran.

"Aaahhh... air nya sangat segar"

Lalu Aryan, duduk di sisi Afiru.

"Tolong ambilkan untuk ku"

Wajah nya menjadi berseri-seri. Kedua telapak tangan Afiru dicelupkan kembali ke sungai.

"Ini Pangeran. Minumlah dari tangan ku yang bersih"

Aryan meminum air yang berada di telapak tangan Afiru.

Setelah air ia hisap habis dari telapak tangan Afiru, Aryan menyeringai lebar.

"Aaaahhh... seperti apa yang kamu bilang. Segar..."

Spontan, Afiru menjadi tersipu malu.

Tiba-tiba, di atas tebing. Ada seseorang bersama tunggangan nya, jatuh begitu saja ke bawah dan langsung tercebur ke sungai.

PRAAAKKK ...!

Aryan dan Afiru dibuat terkejut. Mereka berdua berdiri, lalu menjelikan pandangan. Siapa dan apa yang terjatuh ke dalam sungai ?

Tangan Aryan. Afiru goyang-goyang penuh kekhawatiran,

"Pangeran, ada orang jatuh ke dalam sungai sana bersama tunggangan nya. Cepat tolong !"

Tanpa jawaban, dengan mimik wajah tegang. Aryan berlari menuju air terjun, begitu pun Afiru.

Setelah mereka berdua berada dekat dengan air terjun. Suara gemuruh nya, tak dapat di tahan.

Lalu keluarlah pria remaja, dari dalam air dengan nafas yang terengah-engah.

"Aaaahhhh...! Ha... ha... ha..."

Ungkap pria remaja itu. Tangan dan kaki nya terus digerakkan, supaya tidak terbawa arus.

Kemudian dengan keberanian seadanya, Aryan mengulurkan tangan nya.

"Pegang lah tangan ku.."

Seru Aryan kepada pria remaja yang belum terlihat jelas, wajah nya.

Sambil terengah-engah, dan tenaga yang seadanya. Pria remaja itu langsung memegang tangan Aryan dengan erat.

Lalu Aryan, menarik pria remaja itu ke tepian sungai.

"Akan aku elap. Seperti nya kedua mata nya kemasukan air"

Setelah berkata penuh perhatian. Afiru duduk di sisi pria remaja yang terbaring lemah. Kemudian, lap nya mengelap seluruh bagian wajah hingga leher.

Spontan, Afiru melempar lap nya itu ke sungai.

"Dia Yusuf !"

Yang dari tadi, Aryan ikut duduk disisi pria remaja yang tak lain adalah Yusuf. Ikut menjauh dari Yusuf.

Afiru kembali histeris.

"Tuan muda, ayo cepat kita pergi. Sebelum ia membunuh mu..."

Entah apa yang dirasakan Yusuf, ia terbatuk-batuk lemah.

Tangan Aryan terus berusaha ditarik oleh Afiru. Namun tatapan Aryan kepada Yusuf, merasa tidak tega dan kasihan.

Kemudian Afiru kembali histeris.

"Pangeran, dia jahat. Kau akan terkena jebakan nya"

Tiba-tiba, Aryan melepaskan tangan nya dari pegangan erat, Afiru pada nya. Aryan kemudian duduk disisi Yusuf, ia berusaha menenangkan.

"Yusuf, apakah kamu baik-baik saja ? dimana tunggangan mu ?"

Sambil terbatuk-batuk, Yusuf berkata penuh memelas. "Aryan, tolong aku. Aku tidak tahu harus apa lagi..."

Kepala Yusuf, ditaruh di paha Aryan.

"Tenang lah, aku akan menolong mu..."

Ungkap Aryan.

Duduk lah Afiru disisi Aryan

"Ingat dengan apa yang diucapkan Ruru, pada kita..."

Dengan kesalnya, Aryan membentak Afiru.

"Bagaimana aku bisa pergi begitu saja. Sedangkan di sini, ada orang yang sedang terkena musibah !"

Ujungnya, Afiru hanya menunduk murung.

Yusuf kembali terbatuk-batuk. Wajah nya penuh kepasrahan, diperlihatkan ke Aryan.

"Mau kah kau menolong ku ? Aku dikejar-kejar oleh serigala dari sejak bukit Bimadun ku jejaki"

Ekspresi Aryan menjadi panik.

"bagaimana bisa ? dimana tunggangan mu ?"

Kedua bola mata Yusuf, diarahkan ke sungai.

"Telah tewas di makan serigala itu..."

Tiba-tiba, Afiru mendesak Yusuf.

"Jangan coba kau bohongi Pangeran ku. Dia adalah orang baik"

Hati Aryan berpihak pada Yusuf yang lemah. Ia tatap Afiru penuh kekesalan,

"Afiru, siapkan kayu bakar itu di lapangan ! Aku dan Yusuf segera menyusul"

Hati yang penuh dengan paksaan, Afiru berdiri dari duduk nya. Tatapan tajam diarahkan ke Yusuf yang terbaring lemah. Kemudian, ia pergi untuk melaksanakan perintah Aryan.

Dengan kepala yang teranggguk-angguk, Yusuf mengungkapkan.

"Terima kasih, Aryan. Bantu aku berdiri..."

Tanpa jawaban, Aryan membantu Yusuf berdiri.

Lalu, Aryan menuntun Yusuf dengan penuh kehati-hatian.

|

Lapangan berbunga mawar merah dan putih. Dikepung oleh Aryan, Yusuf dan Afiru untuk beristirahat.

Api unggun menyala sedang di tengah-tengah lapangan. Api unggun di alaskan kayu basah, dengan tujuan, bunga disekitarnya tidak ikut terbakar.

3 ikan salmon, berada di atas bara api unggun yang menyala.

Kemudian dari dalam hutan, datanglah Yusuf yang sudah pulih. Ia kemudian duduk di sisi Aryan.

"Terima kasih sudah menolong ku, Aryan"

"Sama-sama..."

Wajah nya begitu ramah pada Yusuf.

Sedangkan Afiru yang terus membolak-balik kan ikan salmon dari atas bara api, menoleh Yusuf dengan penuh amarah.

|

Hari sudah semakin sore. Di pantai, Aryan dan Afiru sudah menaiki tunggangan nya.

"Maafkan aku Yusuf, aku harus segera pergi"

Kata Aryan.

Wajah memelas, Yusuf perlihatkan ke Aryan.

"Boleh kah aku ikut ? aku bingung. Aku khawatir bila aku berjalan pulang, serigala itu akan ku temui lagi"

Lalu Afiru berbisik pada Aryan,

"Jangan di iyakan. Dia berusaha menjebak mu"

Aryan berfikir sejenak. Ia bingung, ia harus apa. Aryan memikirkan, apakah Yusuf sedang menjebak nya ? atau Afiru memang memiliki sifat yang suka berburuk sangka ?

"Aku mohon Aryan"

Kemudian Yusuf memandang hutan penuh dengan kekhawatiran,

"Bagaimana Yaaa ini ? kalau pulang sekali pun, itu jauh sekali. Harta benda, tak ku miliki lagi"

Afiru kembali berbisik pada Aryan.

"Pangeran, ayo pergi..."

Aryan mengangguk.

"Aku pergi Yusuf, maafkan aku"

Seru Aryan.

Spontan Yusuf menatap Aryan dengan air mata yang bergelimang.

Kemudian tali yang aryan pegang,digerakkan. Sedikit demi sedikit, Unicorn berjalan meninggalkan Yusuf.

Tiba-tiba, jauh dibelakang Aryan dan Afiru. Yusuf terduduk menunduk, lalu ia menangis tersedu-sedu.

"Heee... Aku akan segera di terkam oleh Serigala, aku tahu sekarang kematian ku seperti apa. Kenapa, kenapa, kenapa ? Heee... aku kehilangan segalanya, rumah jauh dimata, dan tak ada orang yang mengasihi diri ku yang malang ini. Heee..."

Aryan menghentikan pacuan Unicorn, yang terus berjalan menjauh dari Yusuf.

Dengan sigap, Afiru menahan Aryan yang akan segera turun dari tunggangannya.

"Pangeran, aku khawatir dia sedang akting. Ingat ucapan Ruru kemarin malam"

Kekesalan, ia perlihatkan pada Afiru.

"Hentikan pikiran mu yang selalu berburuk sangka pada Yusuf ! Bisakah kita membudidayakan pemikiran positif !"

Akhirnya, Afiru menyerah. Ia hanya menunduk murung.

Aryan turun dari tunggangannya, lalu ia kembali menghampiri Yusuf yang sedang terduduk menunduk penuh kesedihan.

Tangan nya, ia ulurkan kepada Yusuf.

"Kau boleh ikut dengan ku, selama yang kau mau"

Pipi Yusuf basah, ia tatap Aryan dengan wajah gembira.

"Terima kasih..."

Kemudian, Yusuf memeluk Aryan dengan erat.

"Terima kasih, karena diri mu. Aku terhalang dari musibah yang akan segera menimpa ku"

Punggung Aryan terus Yusuf usap, di pelukan nya yang erat. Aryan tersenyum,

"Sama-sama"

|

Tengah malam adalah waktu nya untuk istirahat.

Aryan memutuskan untuk menghentikan perjalanan. Sekarang, mereka bertiga rebahan di rumput ilalang yang tinggi namun sangat empuk.

Api unggun yang mulai padam, terus menyala untuk memberikan kehangatan.

Aryan tidur begitu lelap nya dibawah sandaran pohon. Afiru tidur begitu lelap nya disandaran Unicorn.

Sedangkan Yusuf, hanya duduk didekat api unggun. Suasana nya mendingin, walaupun api unggun terus memberikan angin yang hangat.

Pisau nya ia putar-putar, entah apa yang Yusuf tujukan.

Tetapi, Unicorn tidak tidur sama sekali. ia hanya menutup mata, sesekali ia buka matanya untuk memastikan Yusuf tidak melakukan kejahatan apapun.

Karena Unicorn sendiri tahu, bahwa Yusuf adalah jahat !

Tidak lama kemudian, Yusuf tancapkan pisau nya itu ke rumput ilalang. Saat ia akan berdiri, rintihan Unicorn membuat nya kembali duduk.

KREEEE...!

Rintihan Unicorn ini membuat Aryan dan Afiru sedikit terbangun. Namun akhirnya, kembali tidur dengan pulas.

Yusuf tidak menyerah, ia berusaha untuk mendekati Aryan yang sedang tertidur. Lalu, ia kembali mencoba untuk berdiri.

Kembali dan kembali, rintihan Unicorn membuat Yusuf terhentak duduk penuh rasa panik.

KREEEE...!

Spontan, Yusuf menatap Unicorn itu dengan tajam.

"Sial ! kenapa dia terus meringking ?"

Selama beberapa saat, Yusuf membaringkan tubuhnya. Ia berfikir keras sembari matanya dipejamkan.

Kemudian ia tatap Unicorn itu. Unicorn terlihat tertidur pulas. Namun setelah Yusuf berbalik dari Unicorn, Unicorn menatap nya penuh amarah.

Yusuf benar-benar tidak mau kehilangan akal untuk berusaha mendekati Aryan. Ia lalu kembali memperhatikan Unicorn. Yang ia lihat, Unicorn tertidur pulas.

Dengan ide yang didapatkan di dalam otak nya. Yusuf berdiri menghadap Unicorn. Lalu,i a berjalan mundur mendekati Aryan.

Pisau yang ia pegang, di nyalangkan ke arah Unicorn. Dan Yusuf terus berjalan mundur ke arah Aryan tidur.

Setelah Yusuf merasa ia sudah dekat dengan Aryan. Seketika, Yusuf berpaling ke arah Aryan. Pisau yang ia pegang sudah siap menusuk dada Aryan.

Namun, rintihan Unicorn yang keras sekali. Membuat Aryan langsung berdiri kemudian menyalangkan pedang nya.

KREEEE....!!!!!!!!

Aryan berdiri dengan sigap. Ia nyalangkan pedang nya ke arah api unggun.

Sedangkan Yusuf yang akan menusuk dada Aryan, terjatuh. Pisau yang ia pegang, langsung menusuk perutnya.

Spontan, Yusuf berteriak kesakitan.

"Aaaahhhhhh...... !"

Lalu Aryan yang belum bisa mengumpulkan tenaga nya. Menoleh ke belakang, Yusuf pun sudah ia dapati dengan pisau yang menusuk di perut.

"Yuuusuuuuf...."

Aryan duduk disisi Yusuf, kemudian pisau tajam yang tembus ke perut Yusuf, Aryan ambil.

Pisau yang sudah terlumuri darah itu, Aryan lempar.Ia diserang kebingungan,

"Aku harus apa ? ... Afiru bangun ! Tolong Yuuusuuuf... !"

Terpopuler

Comments

$uRa

$uRa

Ucup knpa jahat....

2020-10-22

0

Dwight

Dwight

Jejak sampai eps ini dulu.

2020-05-09

2

nana laviestbelle

nana laviestbelle

semangat thor

2020-05-09

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!