"Akhirnya selesai juga..."
Kata Bara yang kelelahan setelah lamanya,ia membangun tenda milik nya.
Dipuncak Gunung Pangrango ini. Ziudith, Bara, Rizki, Ida dan Zazi sudah mendirikan ke tiga tenda.
Malam hari nanti, mereka akan ikut mencari keberadaan Aryan dan Synus di gunung pangrango ini dengan cara menyusuri sekitaran puncak.
Kemudian, Bara ikut bergabung dengan Ziudith, Rizki, Ida dan Zazi yang sedang berdiri menghadap barat.
Beberapa meter kedepan, ada jurang yang dalam.
"Guys, gue udah selesai. Cape juga ya bangun tenda..."
Omongan bara seperti tak di gubris oleh Ziudith dan yang lainnya.
Bara kembali menyeru sambil melihat Ziudith, Ida, Rizki dan Zazi,
"Guys, gue salah lagi ?"
Tiba-tiba, Ziudith jatuh ke pelukan Ida. Ia menangis sejadi-jadinya,
"Heeee... satu Minggu sudah Aryan dan Synus belum kembali"
Suasana hati Ida tetap berusaha tenang. Ia elus rambut Ziudith,
"Tenang, kita pasrahkan ajja sama Tuhan"
Sedangkan Zazi sebagai kakak kandungnya. Hanya bisa meneteskan air mata,
"Kalau sajalah mamah sama papah masih hidup. Pasti akan ikut sedih juga, melihat anak nya tidak pernah kembali..."
Polisi bernama Mananta, datang menghampiri.Setelah ia keluar dari hutan, hutan tempat terakhir Aryan dan Synus terlihat masuk ke sana.
"Selamat siang"
Air mata Zazi yang sudah membasahi pipi nya, di usap oleh nya. Lalu, ia menyalami Mananta,
"Siang pak. Bagaimana ?"
Mananta tahu Zazi sangat kehilangan, Mananta tahu Zazi berusaha tegar. Ia akhirnya berkata dengan tenang,
"Jangan terlalu dijadikan beban atas musibah kehilangan adik mu itu menjadi suatu beban hidup. Saya bisa merasakan, kamu sangat kehilangan"
Senyuman tegar, Zazi ekspresikan.
"Terima kasih"
"Sama-sama"
Angguk Mananta. Kemudian, Mananta mengfokuskan pandangannya ke tenda-tenda yang telah berdiri kokoh.
"Hmm... seperti nya kalian akan menginap nanti malam, disini ?"
Ida berjalan menghampiri Mananta.
"Iya Bapak. Soalnya kan kami juga ingin ikut serta sebagai relawan"
Mananta hanya tersenyum,
"Bagus, tolong menolong tanpa pamrih itu bagus. Anggota saya, sedang menyusuri hutan yang di masuki oleh kedua teman kalian. Sedangkan yang lainnya, menyusuri wilayah lain"
Lalu, Rizki berkata.
"Pak, bukannya tadi teman saya yaitu Yommi sama Oktavia ikut ya ? jadi kemana mereka sekarang ?"
Spontan, Mananta bingung.
"Terakhir, saya liat dua anak itu. Jalan duluan pas perjalanan ke puncak"
Perasaan Ziudith seperti terpukul. Ia mendesak Mananta,
"Jadi kemana mereka sekarang ?"
Mananta diam seribu bahasa. Ia bingung !
|
Lebih dari berjam-jam lamanya, Yommi dan Oktavia berjalan menyusuri hutan ke arah barat.
Oktavia dari tadi yang terus mengoceh, semakin kesal pada Yommi.
"Yommi ! kita ini mau kemana sih ? ini udah jauh bangeeeet !"
Sedangkan Yommi yang terus berjalan didepan Oktavia,tidak menjawab sama sekali. Justru, Yommi terus berusaha menyingkirkan benda-benda yang menghalangi jalan yang akan diri nya dan Oktavia lewati.
Kesal dengan Yommi yang hanya diam. Oktavia semakin Menggerutu,
"Iiihh ... Aku dari tadi nanya kok nggak dijawab. Pokoknya kalau ujung nya kita tersesat, aku minta kita putus !"
Spontan, tatapan tajam diarahkan ke Oktavia.
"Mau putus ? silahkan. Gue lebih baik nyari kedua sahabat gue, dibanding pergi sama cewek yang sukanya mentingin diri sendiri kaya lho"
"Heh ! berani nya sama cewek. Kita itu udah jauh banget, dan nggak mungkin si Aryan sama Synus jalan sejauh iniiiiii !"
"Kamu mau putus ?"
Kata Yommi yang mendesak.
"Eeeehmmm..."
Oktavia hanya bergumam.
"Kalau lho mau putus, gue minta satu. Kembali ke puncak !"
Setelah berkata begitu kesal nya pada Oktavia. Yommi kembali melanjutkan perjalanan nya untuk mencari keberadaan Aryan dan Synus.
Lalu, Oktavia hanya berdiam diri. Kemudian, Oktavia melihat jauh ke belakang nya.
"Kembali ke puncak ? mampu nggak ya gue. Mana gue males banget kalau ketemu dedemit"
Pandangan Oktavia kembali diarahkan ke barat. Ia melihat Yommi sudah berjalan menjauhi diri nya.
"Aaaahhhh Yommi. Aku minta balikan, iya deh aku bakal peduli sekarang sama orang. Walaupun nyatanya kamu tahu kan, aku seneng banget tertawa di atas penderitaan orang lain. Yoommmiiii, tungguuu !"
Yommi yang sudah berjalan jauh, merasa terusik dengan teriakan Oktavia yang menggelegar.
"Ya udah, sini. Dan hentikan teriakan lho yang nora itu"
"Okeee sayang..."
Setelah berkata penuh antusias. Dengan hati-hati, Oktavia berjalan menghampiri Yommi.
Sedangkan Yommi, yang mendapatkan ucapan SAYANG dari Oktavia. Hanya bisa mendesak sebal.
"Baru kali ini bilang sayang, setelah dua tahun pacaran. kayanya gue lebih baik sering-sering bawa itu cewek ke hutan. Supaya makin sayang sama gue"
Tanpa Yommi sadari, Oktavia sudah ada di sisi nya. "Sayang, maafin aku..."
Yommi yang masih kesal, hanya membuang muka.
|
Aryan dan Afiru yang sudah berjalan cukup lama,telah sampai di pedesaan kuno di barat.
Suasana desa kuno yang mencuri perhatian Aryan, membuat Aryan tak bisa berkata-kata.
Sedangkan Afiru yang tahu ini adalah kesempatan. Tangan kanan Aryan, Afiru pegang erat-erat. Lalu, Afiru bersandar kepada Aryan dengan wajah tersenyum.
Tidak lama kemudian, Aryan yang sadar dengan perilaku Afiru. Berusaha memberontak,
"Heii ! lepaskan..."
"Hehehe, maaf tuan muda"
Tiba-tiba, tidak jauh dari Aryan. Ada seorang pria tua yang baru saja selesai bercocok tanam di kebun miliknya. Menjatuhkan cangkul nya ke tanah, lalu ia langsung menghampiri Aryan dan Afiru.
"Pangeran, terima kasih sudah datang ke desa kami"
Ungkap Amirun, diiringi tubuh yang ditundukkan tanda rasa hormat.
Spontan, Aryan berusaha mengelak.
"Ti tidak, akuuuu itu..."
Kemudian, Afiru menghentikan perkataan Aryan.
"Syuuut... jangan mencoba lari dari kenyataan, tuan. Aku lebih suka melihat mu lari dari istana ke gua"
Aryan sedikit membentak Afiru,
"Aku bukan Yusuf !"
Lalu, di pedesaan sana. Di rumah-rumah yang terbuat dari kayu, keluarlah wanita bernama Sili. Ia terkejut, karena ada Pangeran, yang ia kira pangeran.
"Astaga ! tidak mungkin pangeran datang kesini"
Tatapan Sili terarahkan ke Afiru yang sedang memegang erat tangan Aryan,
"Hmm... pantas saja"
Sili kemudian menghampiri Aryan yang ia kira Pangeran.
Lalu, Amirun berkata begitu santun nya. "Hmmm, pangeran. Gadis ini kah yang membawa mu kesini ?"
"Sejujurnya, aku bukan lah pa..."
Tidak lama dari itu, pembicaraan Aryan kembali terpotong. Setelah Sili datang dengan kegaduhan yang ia buat sendiri.
"Aaaahhhh... Pangeran, tampan nya diri mu. Mari ikut dengan ku ke desa sana..."
Setelah berkata penuh histeris, Sili menarik tangan Aryan lalu membawa nya ke desa tempat Afiru tinggal.
Sedangkan Afiru yang Aryan ditinggalkan begitu saja. Didekati oleh Amirun,
"Ayah dan ibu mu pasti bangga, kalau kau ternyata yang membawa pangeran itu kemari. Bersabarlah..."
Mendengar ucapan lembut dari Amirun, membuat Afiru menunduk sedih.
"Iyaaa. Terima kasih kakek"
"Sama-sama. Susul Pangeran, kau bukan yang membawa nya ?"
Sambil mengusap air mata yang menetes di pipinya, Afiru berkata.
"Iya kakek. Aku akan menyusul nya hehehe..."
Setelah berkata demikian, Afiru berlari menyusul Aryan yang dibawa paksa oleh Sili ke pusat desa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
rayya oey
Hai thor aku udah mampir dan kasi boom like, juga rate5 ya, jangan lupa feed back nya di novel aku yang judulnya SUN. Terima kasih
2020-05-01
1
Khairul
done, jngn lupa feedback ya
2020-05-01
1
Ajmi
aku jadi gak sabar nunggu Bab selanjutnya... wah suka naik gunung ya.
Assalamuallaikum...
Halo kak aku udah mampir sampai sini ya...
membawa boom Like dan ret 5.
jangan Lupa feed back ya ... Semangat
2020-05-01
0